Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berwawasan Multikultural di SMA Negeri 2 Batu.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berwawasan Multikultural di SMA Negeri 2 Batu.

Proses pembelajaran dalam pendidikan agama Islam selalu memperhatikan individu peserta didik serta menghormati harkat, martabat dan kebebasan berpikir, mengeluarkan pendapat, dan menetapkan pendiriannya, sehingga bagi peserta didik belajar merupakan hal yang menyenangkan dan sekaligus mendorong kepribadiannya berkembang secara optimal. Sedangkan bagi guru, proses pembelajaran merupakan kewajiban yang bernilai ibadah, yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.

Mengenai pelaksanaan pembelajaran PAI ini, peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Batu, dan hasilnya adalah: ”..........dan telah disepakati bila proses pembelajaran PAI berlangsung

siswa yang beragama selain Islam, diperkenankan mengikuti atau meninggalkan kelas dan belajar atau baca-baca buku di ruang

perpustakaan.........” 94

Peneliti juga melakukan wawancara dengan Wakasek Bagian Kurikulum SMA Negeri 2 Batu, dan hasilnya adalah sebagai berikut: ”...........dalam pembelajaran pendidikan agama Islam yang siswanya ada

selain Islam, boleh ikut di dalam kelas asal tidak mengganggu yang lain atau tidak ikut dan di suruh belajar di perpustakaan, pendidikan agama Kristen dan Katholik dilaksanakan pada hari Jum’at sedangkan pendidikan

agama Hindu dan Budha dilaksanakan pada hari Sabtu..........” 95

Wawancara dengan Drs. Suprayitno, M. Pd, Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Batu, tanggal 3 Maret 2009, pukul 09.00-09.40.

95 Wawancara dengan Anto Dwi Cahyono, S. Pd., MM, Wakasek Bagian Kurikulum SMA Negeri 2 Batu, tanggal 28 Februari 2009, pukul 10.00-10.20.

Artinya telah ada kesepakatan atau ketetapan dari Kepala Sekolah dan guru pendidikan agama Islam yang ada, bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam yang siswanya ada non Muslim maka siswa tersebut diperkenankan mengikuti atau meninggalkan kelas dan belajar atau baca-baca buku di ruang perpustakaan.

Dalam hal ini peneliti juga melakukan wawancara dengan 3 (tiga) guru pendidikan agama Islam di SMA Negeri 2 Batu, dan hasilnya adalah sebagai berikut: ”.........dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam yang

siswanya ada selain non Islam, biasanya materi yang disampaikan dikaitkan dengan kondisi lingkungan/kejadian/fenomena yang ada dan berhati-hati dalam pengucapan/penyampaian materi agar murid yang non Islam tidak tersinggung. Kalau di kelas saya, yang ikut di dalam kelas biasanya hanya satu atau dua murid non Islam, dan karena seringnya ikut di dalam pelajaran, sehingga terkadang saya lupa kalau ia beragama non

Islam.........” 96

”...........dalam pembelajaran pendidikan agama Islam yang siswanya ada selain Islam berjalan sebagaimana biasanya, apa yang telah direncanakan kita sampaikan apa adanya, dan siswa yang non Islam ternyata mereka

lebih memilih ikut di dalam kelas meskipun sebagai peserta pasif.........” 97

”...........pembelajaran pendidikan agama Islam terkadang dilakukan di dalam kelas atau mushola, sedangkan untuk siswa yang beragama non Islam mayoritas mereka ikut di dalam pembelajaran yang ada meskipun

sebagai peserta pasif...........” 98

Wawancara dengan Machfud Effendi, S. Ag, Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 2 Batu, tanggal 13 Februari 2009, pukul 10.30-11.20.

97 Wawancara dengan Fiatin Ainiyah, S. Ag, Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 2 Batu, tanggal 16 Februari 2009, pukul 08.10-08.30.

98 Wawancara dengan Djamari, BA, Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 2 Batu, tanggal 16 Februari 2009, pukul 11.00-11.30.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan salah satu murid SMA Negeri 2 Batu, hasilnya adalah sebagaimana berikut: ”...........pembelajaran pendidikan agama Islam yang ada sangat

menyenangkan sekali, karena dengan adanya pelajaran agama di sekolah dapat menambah dan mempertebal keimanan saya. Pesertanya yang ada di dalam kelas bukan hanya siswa yang beragama Islam saja akan tetapi siswa yang beragama non Islam boleh ikut, sehingga dengan adanya pembelajaran seperti ini dapat menambah rasa toleransi dan sikap saling

menghargai sesama antar pemeluk agama yang berbeda..........” 99

Selain itu peneliti juga melakukan wawancara dengan salah satu murid yang beragama Katholik, dan hasilnya adalah sebagai berikut: ”...........Guru pendidikan agama Islam memberi saya kebebasan untuk

mengikuti pelajarannya atau tidak dan saya kemarin juga sempat minta bimbingan secara individu kepada beliau karena permasalahan yang terjadi pada diri saya, dan beliau membimbing dan menerima kedatangan saya dengan baik tidak pilih kasih dan penuh kekeluargaan...........” 100

Dari hasil wawancara di atas ternyata menunjukkan bahwa di dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMA Negeri 2 Batu berjalan seperti apa yang telah direncanakan oleh GPAI yang ada, tempat pelaksanaan pembelajaran biasanya dilakukan di dalam kelas atau mushola, GPAI menerapkan nilai-nilai multikultural dalam metode pembelajarannya dan di dalam menyampaikan materi selalu dikaitkan dengan kejadian/fenomena yang ada sehingga murid dapat lebih peduli terhadap lingkungan di sekitarnya. Selanjutnya siswa yang beragama non Islam ternyata mereka lebih memilih ikut dalam pelaksanaan pembelajaran

Wawancara dengan Rifki Nur Ardian Firmansyah, Murid SMA Negeri 2 Batu Kelas X-5, tanggal 16 Maret 2009, pukul 10.00-10.10.

Wawancara dengan Leonardus Andri Himawan, Murid SMA Negeri 2 Batu Kelas X-3, tanggal 16 Maret 2009, pukul 11.45-12.00.

PAI yang ada meskipun hanya sebagai peserta pasif, dari sinilah muncul pembelajaran pendidikan agama Islam berwawasan multikultural.

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

2 5 46

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA DI KELAS III SD NEGERI I MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

21 126 83

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKADAN MOTIFBERPRESTASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

8 74 14

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62

JUDUL INDONESIA: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA METRO\ JUDUL INGGRIS: IMPLEMENTATION OF INCLUSIVE EDUCATION IN METRO CITY

1 56 92