Interferensi Bahasa

2.4.4 Dampak Interferensi Bahasa

Sebuah bahasa dapat terbentuk dari seperangkat aturan yang dikonvensi. Akan tetapi, dalam proses penggunaannya, sebuah bahasa terkadang hanya

diucapkan dengan dasar “tahu sama tahu” dan mengesampingkan seperangkat aturan bakunya. Untuk seseorang yang memiliki bahasa ibu selain bahasa Indonesia misalnya, dirinya tentu akan terbiasa menggunakan dwi bahasa sehingga dalam kesehariannya, akan banyak melakukan interferensi bahasa.

Pada kenyataannya, interferensi bahasa memang sulit sekali dihilangkan. Akan tetapi, intensitas penggunaannya dapat berkurang seiiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan seseorang. Jika tingkat interferensinya Pada kenyataannya, interferensi bahasa memang sulit sekali dihilangkan. Akan tetapi, intensitas penggunaannya dapat berkurang seiiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan seseorang. Jika tingkat interferensinya

Menurut Weinreich (1979: 66) interferensi sering dianggap sebagai peristiwa yang negatif, karena masuknya unsur-unsur bahasa pertama atau bahasa kedua atau sebaliknya menyimpang dari kaidah bahasa masing- masing. Interferensi adalah penyimpangan kaidah salah satu bahasa pada seorang dwibahasawan akibat pemakaian lebih dari satu bahasa. Lebih lanjut interferensi juga menyebabkan struktur bahasa (Samsuri, 1991: 59). Akan tetapi, peristiwa interferensi dapat diterima. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah penyampaian dan menjadikan proses pembicaraan lebih komunikatif.