Contoh Hasil Penelitian

III. Contoh Hasil Penelitian

Setiap manusia pasti pernah mengalami kesalahan dalam berbahasa, baik dalam berucap maupun dalam bentuk tulisan. Sebagai salah satu penyebab terjadinya hal demikian adalah karena adanya kondisi kedwibahasaan orang tersebut. Bahasa pertama mempengaruhi penggunaan Bahasa kedua, begitupun sebaliknya sehingga penggunaan antarbahasa yang satu dengan Bahasa yang lainnya sering terjadi interferensi atau saling mempengaruhi antar Bahasa.

Judul penelitian “Interferensi Bahasa Betawi pada Karangan Narasi Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Miftahul Falah Cipulir-Kebayoran Lama Jakarta Selatan ” adalah yang dijadikan sebagai tinjauan pustaka atau sumber data dalam makalah ini sebagai contoh penelitian interferensi yang terjadi pada masyarakat Indonesia terhadap bahasanya. Penelitian ini dilakukan oleh Lieza Yanti Fikrulloh, mahasiswi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2011. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui interferensi morfologis bahasa Betawi pada karangan narasi siswa kelas XI SMK Miftahul Falah di kelurahan Cipulir, kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, yang berlatar belakang bahasa betawi. Penelitian ini dilakukan pada bulan 19 Agustus sampai dengan 29 September 2011. Penelitian terhadap karangan narasi dilakukan untuk mengetahui adanya interferensi terhadap siswa yang berlatar belakang bahasa Betawi terhadap bahasa Indonesia sebanyak 45 buah karangan. Metode yang digunakan dalam penulisan laporan penelitian adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi. Analisis digunakan untuk mengetahui bentuk-bentuk interferensi bahasa Indonesia yang terinterferensi bahasa Betawi.

Data yang dijadikan penelitian didapatkan dengan cara penyebaran angket kepada seluruh siswa kelas XI SMK Miftahul Falah untuk mengetahui latar Data yang dijadikan penelitian didapatkan dengan cara penyebaran angket kepada seluruh siswa kelas XI SMK Miftahul Falah untuk mengetahui latar

Setelah dilakukan analisis, ternyata banyak siswa yang belum memahami tentang karangan narasi. Hal ini dapat dilihat masih adanya siswa yang menulis diary, tidak memiliki rangkaian peristiwa atau konflik dan tidak mencantumkan waktu dan tempat peristiwa terjadi. Ada pula yang menulis teks eksposisi atau karangan deskriptif. Oleh karena itu, peneliti melakukan ulang penelitian dan meminta siswa kembali membuat karangan narasi. Setelah penelitian kedua dilakukan, ternyata masih terdapat 4 orang yang belum dapat mengarang karangan narasi dengan baik. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian ulang terhadap

4 siswa tersebut. Setelah menyelesaikan penelitian ketiga, barulah peneliti mendapatkan hasil yang memuaskan dan melakukan analisis terhadap karangan tersebut.

Dalam menganalisis, peneliti menganalisis seluruh karangan siswa dan menggarisbawahi unsur yang terinterferensi bahasa Betawi. Setelah menggarisbawahi semua unsur yang terinterferensi bahasa Betawi, penulis mengelompokkannya berdasarkan bentuknya ke dalam tabel bentuk interferensi morfologis.

Hasil analisis didapatkan bahwa adanya bentuk interferensi pada karangan narasi siswa kelas XI SMK Miftahul Falah Cipulir-Kebayoran Lama, Jakarta

Selatan. Bentuk-bentuk interferensi pada karangan narasi siswa terjadi pada bentuk kata, afiks kategori prefiks, sufiks, dan konfiks. Sedangkan pada afiks kategori infiks dan pengulangan tidak terjadi. Bentuk yang paling sering terinterferensi adalah bentuk kata, sedangkan pada bentuk afiks paling sering terinterferensi adalah konfiks. Dari 45 karangan siswa SMK Miftahul Falah Jakarta Selatan, karangan yang terinterferensi bahasa Betawi sebanyak 33 atau 73,30% karangan. Karangan yang tidak terinterferensi bahasa Betawi sebanyak 12 atau 26,70% karangan. Jadi, sebagian besar siswa melakukan interferensi bahasa Betawi dalam karangan narasinya. Untuk lebih jelas dan lengkap, hasil penelitian terhadap interferensi karangan narasi siswa kelas XI SMK Miftahul Falah Jakarta Selatan terlampir .