Latar Belakang

1.2.2. Ikhtisar Sistem Pendidikan Indonesia

Sistem Pendidikan Nasional mencakup pendidikan formal, nonformal dan informal. Pendidikan formal pra-lanjut memiliki dua tingkatan: dasar (SD dan SMP) dan sekolah menengah.Pendidikan nonformal mencakup anak usia dini yang ditawarkan oleh lembaga non-sekolah dan pendidikan kesetaraan (dikenal dengan Paket A, B, dan C). Pendidikan informal dapat diajarkan dalam lingkup lingkungan keluarga maupun dalam kelompok masyarakat, termasuk pengajaran agama yang bersifat informal.

Sistem pendidikan nasional mengakui tiga kategori pendidikan, yaitu: akademik, pendidikan profesional dan kejuruan. Semua jenis dan kategori pendidikan dijalankan oleh pemerintah dan swasta. Secara keseluruhan pengelolaan dan pengawasan pendidikan formal dan nonformal dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dan Kementerian Agama (Kemenag).

Program sembilan tahun pendidikan dasar bersifat wajib; Namun, pendidikan 12 tahun kemungkinan akan diamanatkan dalam waktu dekat. Pendidikan saat ini berfokus pada pendidikan kejuruan menengah yang terutama diberikan untuk periode tiga tahun (Kelas X, XI, dan XII). Pada tahun akademik 2013/2014 ada sekitar 12.000 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

dengan jumlah pendaftar sekitar 4 juta siswa. 8 Kemenag tidak menerbitkan data terpisah untuk Madrasah Aliyah (MA) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK); namun, penelitian tersebut menemukan bahwa Kemenag saat ini mengakui enam MAK dan bermaksud untuk membuka lebih banyak di masa mendatang. Saat ini sebagian besar pelatihan keterampilan di MA dilakukan di non-MAK.

Pendidikan kejuruan tersier dilakukan oleh politeknik, sekolah tinggi, dan akademi yang menawarkan Program Diploma di tingkat D2, D3, dan D4, (angka setelah "D" menunjukkan rentang tahun pembelajaran). Program Diploma juga ditawarkan oleh beberapa universitas. Selain itu ada program spesialisasi profesi yang ditawarkan oleh universitas untuk pelatihan lebih lanjut, biasanya untuk pemegang setidaknya gelar Sarjana.

Gambar 1.1 di bawah ini adalah gambaran tentang Sistem Pendidikan Nasional sebagaimana didefinisikan dalam UU No. 20/2003.

Di Indonesia terdapat banyak institusi dan lembaga lain yang memberikan pelatihan keterampilan kejuruan. Beberapa contohnya adalah: Balai Latihan Kerja (BLK) di bawah Kementerian Tenaga Kerja; Pelatihan pertanian dan pusat demonstrasi di bawah Kementerian Pertanian; Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di bawah Kementerian Kesehatan.

8 Biro Pusat Statistik (BPS)

Banyak pelaku sektor swasta yang menyediakan program pelatihan keterampilan seperti: bank, yang menawarkan program literasi keuangan dan manajemen bisnis untuk klien usaha kecil dan menengah (UKM); Kursus pelatihan keterampilan swasta skala kecil yang diatur oleh Direktorat Pendidikan Non-formal Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah; Perusahaan kendaraan bermotor, yang menawarkan pelatihan dalam layanan perawatan dan perbaikan kendaraan, kemudian memberikan mensertifikasi lulusan yang berhasil dari kursus tersebut dengan bengkel perawaran dan perbaikan resmi.

Gambar 1.1 Ringkasan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Indonesia No. 20/2003

1.2.3. Organisasi Pelatihan Keterampilan Kejuruan

Institusi pendidikan SMK tunduk pada kerangka peraturan yang sama dengan institusi pendidikan menengah atas umum. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Standar Nasional Pendidikan melalui Keputusan Menteri, dan Badan Akreditasi Nasional untuk Sekolah/Madrasah (Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah/BAN-S/M)berdasarkan pencapaian standar. Akreditasi ulang diperlukan setiap 5 tahun. BAN-S/M memiliki paket laporan data akreditasi untuk SMK dan MAK.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga menetapkan kurikulum untuk institusi menengah kejuruan, seperti halnya untuk semua jenis dan tingkat pendidikan pra-lanjutan, melalui Peraturan Menteri. Dasar kurikulum adalah daftar kompetensi yang harus dicapai oleh para lulusan. Dalam hal pendidikan menengah kejuruan, kompetensi ini didasarkan pada standar kompetensi yang dibutuhkan didunia kerja. Kurikulum berubah setiap 10 tahun. Keputusan Menteri Pendidikan yang terakhir untuk Kurikulum di lembaga pendidikan menengah kejuruan adalah Peraturan Menteri (Permen) No. 60/2014.

Berdasarkan peraturan ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan surat keputusan

bidang keahlian yang diajukan sebagai program di tingkat SMK.Spesialisasi disusun secara hirarki ke dalam beberapa bidang, program dan paket yang dapat dibagi kedalam beberapa konsentrasi. Paket adalah unit dasar kurikulum dan didasarkan pada keterampilan yang dibutuhkan untuk jabatan

“spektrum” 9 dari

tertentu 10 d engan pemusatan perhatian pada produksi produk tertentu. Program adalah kelompok paket dengan karakteristik serupa, dan bidang adalah kelompok program dengan dasar kajian serupa.

Keputusan terbaru adalah SK Dirjen Kemendikdasmen 7013 / D / KP / 2013. 11 Spektrum terdiri dari

9 bidang, 46 program dan 128 paket. Sembilan bidang studi kejuruan yang diizinkan oleh Spektrum tercantum di bawah ini. Simbol * menunjukkan bahwa beberapa MA saat ini menawarkan pelatihan keterampilan di bidang ini.

1. Teknologi dan Teknik *

2. Teknologi Informasi dan Komunikasi *

3. Kesehatan

4. Agribisnis dan Agroekonomi *

5. Sumberdaya Perikanan dan Kelautan *

6. Manajemen Bisnis *

7. Pariwisata

8. Seni dan Kerajinan *

9. Pertunjukan Seni *

1.2.4. Ikhtisar Kerangka Pengaturan untuk Pelatihan Keterampilan Kejuruan

Baru-baru ini tiga peraturan telah dikeluarkan yang mempengaruhi pelaksanaan pelatihan keterampilan kejuruan di MA.Pertama, Peta Jalan Revitalisasi SMK yang dikeluarkan oleh Direktorat sebagai Pandauan untuk SMK yang diterbitkan pada bulan Agustus 2016 penting untuk penelitian ini karena, di antara banyak kebijakan lainnya, kebijakan tersebut memasukkan peran "Penjembatanan Pelatihan " pada SMA/MA untuk meningkatkan kemampuan kerja lulusan. Kedua, Instruksi Presiden No. 9/2016 yang dikeluarkan pada bulan September 2016 penting untuk penelitian ini karena dua alasan: ini menciptakan hubungan formal antara kompetensi yang dikeluarkan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk pelatihan kerja dan penilaian keterampilan dan kompetensi keterampilan dalam kurikulum SMK; juga menginstruksikan Kemendikbud untuk membentuk Kelompok Kerja Revitalisasi SMK. Ketiga, Keputusan Dirjen Pendidikan Islam Kemenag yang diterbitkan pada bulan Desember 2016 merupakan hal penting penting karena menetapkan mata pelajaran keterampilan intrakurikuler sebagai pendekatan peningkatan keterampilan di MA. Peraturan-peraturan ini dan yang lainnya dibahas di bawah ini dipertimbangkan dalam pengembangan lima model pelatihan keterampilan MA yang dijelaskan pada Bab 4.

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dibentuk melalui Undang-Undang 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi dan selanjutnya ditetapkan melalui Keputusan Presiden (PP) 8/2012 yang membahas peran KKNI dalam mengimplementasikan TVET di sekolah menengah dan atas. KKNI memberikan dasar untuk menilai hasil belajar atau kompetensi keterampilan siswa

9 Dalam bahasa Inggris adalah decree 10 Dalam bahasa Inggris adalah decree, yang menyatakan khusus untuk membedakan pendidikan kejuruan dari disiplin akademik/ilmiah. 11 Keputusan ini menggantikan SK Dirjen Kemendikdasmen No.251/C/KEP/MN/2008

Menurut Kemendikbud, KKNI adalah salah satu standar nasional di sektor pendidikan dimana lulusan lembaga pendidikan dan pelatihan yang berada di bawah wewenang Kemendikbuddapat memperoleh hasil belajar mereka dan mendapatkan sertifikat kemampuan berdasarkan salah satu tingkat kualifikasi yang ditentukan dalam KKNI.

Pemerintah Indonesia melihat persetujuan hukum KKNI dalam konteks peraturan perundang- undangan lainnya: misalnya UU 13/2003 tentang Pengembangan Tenaga Kerja, Peraturan Pemerintah 31/2006 tentang Sistem Kerja Praktek Nasional, dan UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. KKNI juga sejalan dengan peraturan yang berlaku yang disahkan oleh kementerian lain dan lembaga pelatihan kejuruan yang berwenang. Kualifikasi tenaga kerja Indonesia menurut standar KKNI dapat dicapai dengan gelar akademis (pendidikan), prestasi kerja, keterampilan mandiri, dan juga melalui sertifikasi profesional.

Penilaian formal kompetensi keterampilan siswa penting untuk:

1. Pengakuan atas keberhasilan menyelesaikan pelatihan

2. Pengakuan atas keterampilan yang didapat melalui pembelajaran informal dan pekerjaan

3. Pengakuan keterampilan secara nasional dan internasional

4. Akses terhadap kesempatan pekerjaan

5. Persiapan untuk melanjutkan pendidikan dan pelatihan. KKNI terdiri dari sembilan tingkat kualifikasi, dimulai dengan Kualifikasi - 1 sebagai yang terendah

dan Kualifikasi - 9 sebagai yang tertinggi. Gambar 1.2 menggambarkan cara KKNI digunakan untuk mengidentifikasi kompetensi keterampilan pada tingkat pendidikan dan pasar kerja.

Gambar 1.2 Representasi Diagram KKNI dalam Hubungan Tingkat Sekolah dan Prospek Karir

Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan pengembangan keterampilan kejuruan MA karena BNSP secara resmi memberi wewenang kepada beberapa institusi untuk menilai kompetensi keterampilan kejuruan tertentu melalui Tempat Uji Kompetensi di institusi tersebut. Lembaga-lembaga ini juga bisa memberikan sertifikat kompetensi kepada para siswa yang berhasil lulus uji. Instansi yang berwenang tersebut disebut Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). Beberapa SMK dan beberapa MA telah ditunjuk sebagai LSP. BNSP memainkan peran penting dalam menerapkan beberapa model pelatihan keterampilan kejuruan MA yang dijelaskan pada Bab 4.