Latar Waktu
2. Latar Waktu
Latar Waktu adalah kapan terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam cerita fiksi. Latar waktu bisa meliputi jam, hari, minggu atau bulan. Latar waktu yang terdapat pada cerbung DIP karya Sartono Kusumaningrat antara lain adalah sebagai berikut:
1) Langit esuk (langit pagi) Latar waktu yang ada dalam DIP dideskripsikan saat pagi-pagi di kota Yogya langitnya cerah, bersih namun itu tidak mampu menyibak hati Nanok yang sedang muram. Semua pikiran itu menyelimuti Nanok karena dia teringat sejarah hidupnya yang tidak mulus. Hal itu terdapat pada kutipan berikut ini:
Langit esuk ing kutha Yogya sing sumilak resik kaya-kaya ora kuwawa nyumilakake buthege pikirane Nanok. Saben pikirane butheg ngene iki, Nanok mesthi banjur kelingan sejarah uripe sing ora mulus. (Epsd 1 : 36)
Terjemahan:
Langit pagi di Kota Jogja yang cerah sepertinya tidak mampu menyingkirkan ruwetnya pikiran Nanok. Setiap pikirannya ruwet seperti ini Nanok selalu teringat sejarah hidupnya yang tidak mulus. (Epsd 1 : 36)
Latar waktu yang ada dalam DIP dideskripsikan saat waktu menunjukkan pukul setengah satu siang. Saat itu Nanok sedang memarkirkan taksinya bersama teman-temannya sambil nongkrong di warung kecil. Hal itu terdapat pada kutipan sebagai berikut:
Jam setengah sijinan Nanok markir taksine ana kulon lapangan SMU N 80. Ing kana wis akeh kancane sing padha lungguhan ana dhingklik dawa sinambi jegang lan wedhangan. (Epsd 1 : 38)
Terjemahan: Sekitar pukul setengah satu Nanok memarkirkan taksinya di sebelah barat SMU
N 80. Di sana sudah banyak temannya yang pada duduk-duduk di kursi panjang sambil menyilangkan kaki dan sambil minum. (Epsd 1 : 38)
3) Sewayah-wayah (Sewaktu-waktu) Latar waktu yang ada dalam DIP dideskripsikan saat Nanok dan Tante Tina sedang negosiasi tentang apa yang ditawarkan Tante Tina untuk Nanok. Saat itu Tante Tina menerangkan bahwa menjadi seorang tukang pijat itu tidak terikat waktu, namun waktunya bisa kapan saja dan dimana saja. Hal itu terdapat pada kutipan sebagai berikut:
“Lha mulane dipikir dhisik. Pokoke iki ora ketlikung wektu lan papan tertamtu kok Dhik. Bisa sewayah- wayah” (Epsd 4 : 38)
Terjemahan: “Lha makanya difikir dulu. Pokoknya ini tidak terikat waktu dan tempat kok
Dhik. Bisa sewaktu- waktu.” (Epsd 4 : 38)
Latar waktu yang ada dalam DIP dideskripsikan saat Nanok hendak mapan tidur. Pada saat itu pikiran Nanok ke sana kemari dan tidak merasa tenang. Dia ingin bercerita tentang apa yang terjadi kepada istrinya namun di sisi lain dia khawatir jika istrinya marah dan menyebabkan kisruhnya keadaan dalam rumah tangga. Hal itu terdapat pada kutipan berikut ini:
Nalika Nanok mapan turu, pikirane wiwit nglambrang. Sejatine dheweke kepingin walaka marang bojone, nanging dheweke kuwatir yen ing mengkone malah gawe susah lan kisruhe bale somahe. (Epsd 5 : H-)
Terjemahan: Ketika Nanok hendak tidur, fikirannya mulai kemana-mana. Sebenarnya dia
berkeinginan cerita kepada istrinya, tetapi dia khawatir jika nantinya justru menbuat susah dan membuat kisruh rumah tangganya. (Epsd 5 : H-)
5) Bengi (malam) Latar waktu yang ada dalam DIP dideskripsikan saat Nanok tiduran di atas kasur. Ketika itu Nanok dan istrinya sedang tidur di atas kasur dan sepertinya istrinya meminta haknya untuk dimesra oleh suaminya. Namun suaminya tidak responsif karena dia terlalu capek akibat pekerjaannya di siang hari. Hal itu dapat di lihat pada kutipan sebagai berikut:
Bengi, nalika Nanok turonan ana kasur, Ningsih nyaketi. Dhepel-dhepel. Nanok apal. Ningsih kepingin dimesrani dening sing lanang. Embuh ngapa Nanok rumangsa ora greget. Kanthi mripat merem, Ningsih dikekepi. (Epsd 6 : 36)
Terjemahan: Malam hari, ketika Nanok tiduran di atas kasur, Ningsih mendekat. Terus
mendekatinya. Nanok hafal, Ningsih ingin dimesra oleh sang suami. Entah mendekatinya. Nanok hafal, Ningsih ingin dimesra oleh sang suami. Entah
6) Esuk (pagi) Latar waktu yang ada dalam DIP dideskripsikan saat seluruh tubuh Nanok terasa lemas dan pegal-pegal. Nanok bertanya-tanya entah mengapa pagi itu dia merasa lain pada badannya. Dia merasa hari itu tidak seperti biasanya dan mengingat-ingat apa yang telah dia perbuat di hari kemarin. Kemudian dia juga ingat bahwa tenaganya kemarin telah habis dipakai bersama Tante Tina. Hal itu terdapat pada kutipan sebagai berikut:
Esuk, nalika Nanok tangi turu awake krasa pegel lan lemes kabeh. Kanthi aras- arasen dheweke mudhun saka dhipane. Ora kaya adate, Nanok rumangsa lungkrah tenan awake dina kuwi. Dheweke ngeling-eling apa sing dilakoni dina wingi. Dheweke eling menawa tenagane kaya wis dientek-entekake kanggo Tante Tina. (Epsd 6 : 36)
Terjemahan: Pagi, ketika Nanok bangun tidur badannya terasa pagal dan lemas semua.
Dengan bermalas-malasan dia turun dari ranjangnya. Tidak seperti biasanya, Nanok merasa benar-benar tidak enak hari itu. Dia mengingat-ingat apa yang dilakukan hari kemarin. Dia ingat bahwa tenaganya sudah dihabis-habiskan untuk Tante Tina. (Epsd 6 : 36)
7) Dina wingi (hari kemarin) Latar waktu yang ada dalam DIP dideskripsikan saat Nanok mengingat- ingat apa yang dilakukan dengan Tante Tina pada hari kemarin. Memang pada saat itu Nanok merasa mendapat kepuasan batin. Semuanya puas, yaitu puas jiwa- raganya dan juga puas materiil. Hal itu terdapat pada kutipan berikut ini: 7) Dina wingi (hari kemarin) Latar waktu yang ada dalam DIP dideskripsikan saat Nanok mengingat- ingat apa yang dilakukan dengan Tante Tina pada hari kemarin. Memang pada saat itu Nanok merasa mendapat kepuasan batin. Semuanya puas, yaitu puas jiwa- raganya dan juga puas materiil. Hal itu terdapat pada kutipan berikut ini:
Terjemahan: Dia mengingat-ingat apa yang telah dijalani hari kemarin. Dia ingat jika
tenaganya sepertinya sudah dihabiskan untuk Tante Tina. Memang dia merasa mendapat kepuasan. Ya puas jiwa-raganya, ya puas karena mendapatkan uang. (Epsd 6 : 36)
8) Dina kuwi (hari itu) Latar waktu pada kalimat Dina kuwi (hari itu) yang terdapat dalam DIP dideskripsikan tokoh tidak hanya pada satu latar (setting). Tetapi ada beberapa latar yang menerangkannya. Diantara latar waktu pada kalimat dina kuwi, yaitu saat Nanok merasa khawatir ketika dia bersama Tante Yenti dan yang dikhawatirkan adalah parfum Tante Yenti jika menempel di baju Nanok lalu Nanok dicurigai istrinya. Pada keterangan yang lain yang menerangkan kalimat yang sama yaitu ketika Nanok pada hari itu mengantarkan bungkusan kepada Tante Yenti. Hal itu terdapat pada kutipan berikut ini:
a. Kuwatir yen ambu parfume Tante Yenti nemplek ana sandhangane. Bareng wis yakin menawa ora ana sing perlu dikuwatirake, dheweke miwiti sikatan. Dina kuwi anggone sikatan ambal bola-bali. (Epsd 7 : 37)
Terjemahan: Kawatir jika bau parfum Tante Yenti menempel di pakaiannya. Setelah yakin
jika tidak ada yang perlu dikawatirkan, dia memulai gosok gigi. Hari itu dia gosok gigi hingga berulang kali. (Epsd 7 : 37)
b. Dina kuwi Nanok ngeterake wungkusan sing memper kaya wungkusan sing nate dieterake menyang nggone Tante Yenti kae. Ananging dina kuwi
Kaliurang. (Epsd 7 : 38)
Terjemahan: Hari itu Nanok mengantar bingkisan yang mirip seperti bingkisan yang pernah
diantar ke tempat Tante Yenti itu. Tetapi hari itu bingkisane lebih besar. Sedang tempat yang dituju adalah perumahan Bukit Elok, Kaliurang. (Epsd 7 : 38)
c. Ora kaya adate, Nanok rumangsa lungkrah tenan awake dina kuwi. Dheweke ngeling-eling apa sing dilakoni dina wingi. Dheweke eling menawa tenagane kaya wis dientek-entekake kanggo Tante Tina. (Epsd 6 : 36)
Terjemahan: Tidak seperti biasanya, Nanok merasa benar-benar tidak enak hari itu. Dia
mengingat-ingat apa yang dilakukan hari kemarin. Dia ingat bahwa tenaganya sudah dihabis-habiskan untuk Tante Tina. (Epsd 6 : 36)
9) Dina-dina keri iki (hari-hari akhir ini) Latar waktu yang ada dalam DIP dideskripsikan saat Ningsih yang merasa kagum terhadap tingkah suaminya yang bernama Nanok dimana pada hari- hari sebelumnya suaminya tidak pernah melakukan hal-hal apapun terhadap istrinya, akan tetapi pada akhir-akhir ini tingkah laku suaminya lain dari pada yang lain. Hal itu bisa dilihat pada kutipan sebagai berikut:
Ningsih sing dina-dina keri iki rada gumun karo solah-bawane bojone, sansaya migatek-gatekake marang solah-bawane bojone , sansaya migatek-gatekake marang solah bawane bojone. Ora biasa Nanok adus nganggo koak-kaek. Ora biasa Nanok mulih kerja nganggo nyikep lan mesra marang bojone. (Epsd 7 : 37)
Ningsih yang akhir-akhir ini agak terkejut dengan kelakuan suaminya, semakin memperhatikan tingkah laku suaminya, apalagi memperhatikan (dengan serius) pada tingkah laku suaminya. Tidak biasanya Nanok mandi dengan batuk-batuk untuk membersihkan kotoran yang ada pada tenggorokannya. Tidak biasa Nanok pulang kerja kemudia mendekap dengan mesra pada istrinya. (Epsd 7 : 37)
10) Dina iki, dina kuwi (hari ini, hari itu, atau yang berkaitan dengan hari ini, hari
itu) Dalam keterangan pada cerbung DIP , setting waktu “dina iki” terdapat beberapa setting waktu yang sama namun dengan penjelasan dan episode yang berbeda. Latar waktu tersebut dideskripsikan ketika Ningsih melihat tingkah laku suaminya yang setiap hari semakin aneh. Berikut ini kutipannya:
a. Dina iki bojone kok sansaya nganeh-anehi. Pletik rasa kasujanan sing sadina- dina wingi tansah disirep dhewe ana njeron ati saiki tuwuh maneh. (Epsd 7 : 37)
Terjemahan: Hari ini suaminya semakin aneh. Timbul rasa curiga yang sehari-hari kemarin
selalu disimpan di dalam hati sekarang tumbuh lagi. (Epsd 7 : 37)
b. Dina iki dheweke mung entuk dhuwit seket ewu saka Tante Tina. Seket ewu? Kamangka mung dikongkon ngeterake barang tekan Kaliurang. (Epsd 8 : 36)
Terjemahan: Hari ini dia hanya dapat uang lima puluh ribu dari Tante Tina. Lima puluh
ribu? Padahal hanya disuruh mengantar barang sampai Kaliurang. (Epsd 8 : 36)
c. Nok, aku ora preduli kowe mau mentas ngapa. Sing baku, tak jaluk kowe ora serik merga wiwit dina iki kowe ora tak idini kerja ana kene maneh. Kowe wis kaping bola-bali nglanggar disiplin perusahaan. (Epsd 9 : 36) c. Nok, aku ora preduli kowe mau mentas ngapa. Sing baku, tak jaluk kowe ora serik merga wiwit dina iki kowe ora tak idini kerja ana kene maneh. Kowe wis kaping bola-bali nglanggar disiplin perusahaan. (Epsd 9 : 36)
d. Aku dina iki entuk penumpang sing rada blaba, Bu. (Epsd 3 : 36)
Terjemahan: Aku hari ini mendapat penumpang yang agak dermawan, Bu. (Epsd 3 : 36)
11) Nem taunan kepungkur (enam tahunan yang lalu) Latar waktu yang ada dalam DIP dideskripsikan saat Nanok berkelahi dengan seorang laki-laki yang badannya lebih besar. Pada saat itu Nanok kalah, padahal Nanok ingat bahwa enam tahun yang lalu dia sempat belajar dan berlatih bela diri. Namun mengapa saat dia berkelahi dia tidak sanggup melawan musuhnya dan justru dia sihajar habis-habisan. Hal itu dapat dilihat pada kutipan berikut ini:
Getih ndlewer metu saka cangkeme sing saiki katon ndomble. Kamangka pilingane ya katon menjoto sajambu kluthuk gedhene. Nanok eling, nem taunan kepungkur dheweke nate melu pencak silat. (Epsd 8 : 37)
Terjemahan: Darah keluar dari mulutnya yang sekarang kelihatan yebal(dower). Padahal
keningnya juga kelihatan memar sebesar jambu. Nanok ingat, enam tahun yang lalu dia pernah mengikuti sekolah bela diri. (Epsd 8 : 37)
12) Sore (sore hari) Latar waktu yang ada dalam DIP dideskripsikan saat Nanok pulang dari kerja dan keadaannya itu membuat sang istri kagum, kaget melihat keadaan sang suami yang kondisinya pada saat itu sangat berbeda dari biasanya dimana Nanok 12) Sore (sore hari) Latar waktu yang ada dalam DIP dideskripsikan saat Nanok pulang dari kerja dan keadaannya itu membuat sang istri kagum, kaget melihat keadaan sang suami yang kondisinya pada saat itu sangat berbeda dari biasanya dimana Nanok
Tekane ngomah Nanok sing wektune durung pati sore kuwi rada nggumunake Ningsih. Luwih nggumun maneh nalika weruh praupan lan lambene Nanok sing katon biru erem. (Epsd 9 : 36)
Terjemahan: Datang sampai di rumah Nanok yang waktunya belum begitu sore itu membuat
Ningsih manjadi kaget karena tidak biasanya.lebih kaget lagi ketika melihat raut muka dan bibir Nanok yamg terlihat biru-biru memar. (Epsd 9 : 36)
13) Bengi, bengine (malam hari, malam harinya, atau yang berkaitan dengan malam)
Latar waktu yang ada dalam DIP dideskripsikan saat Nanok yang keadaannya sedang kembali terpuruk karena masalah dengan seseorang sehingga kondisi fisiknya sangat berbeda dari biasanya. Selain itu, Nanok juga dikeluarkan dari perusahaannya sebagai sopir taksi karena memang Nanok sering kali melakukan pelanggaran terhadap aturan yang berlaku dan dia tidak diijinkan lagi masuk di tempat kerjanya yang dulu kemudian dia berkehendak untuk mencari Tante Tina dengan harapan Tante Tina bisa membantu meringankan beban atau bahkan Tante Tina bisa mencarikan pekerjaan kepada Nanok. Tapi apa yang terjadi, Tante Tina pada waktu itu sudah tidak bisa dihubungi lewat HP. Dalam cerbung Dalane Isih Peteng , setting waktu “Bengi, bengine, (malam hari, malam harinya, atau yang berkaitan dengan waktu malam )” ditemukan beberapa Latar waktu yang ada dalam DIP dideskripsikan saat Nanok yang keadaannya sedang kembali terpuruk karena masalah dengan seseorang sehingga kondisi fisiknya sangat berbeda dari biasanya. Selain itu, Nanok juga dikeluarkan dari perusahaannya sebagai sopir taksi karena memang Nanok sering kali melakukan pelanggaran terhadap aturan yang berlaku dan dia tidak diijinkan lagi masuk di tempat kerjanya yang dulu kemudian dia berkehendak untuk mencari Tante Tina dengan harapan Tante Tina bisa membantu meringankan beban atau bahkan Tante Tina bisa mencarikan pekerjaan kepada Nanok. Tapi apa yang terjadi, Tante Tina pada waktu itu sudah tidak bisa dihubungi lewat HP. Dalam cerbung Dalane Isih Peteng , setting waktu “Bengi, bengine, (malam hari, malam harinya, atau yang berkaitan dengan waktu malam )” ditemukan beberapa
a. Durung bengi banget (Belum larut malam) “Embuh, sajake iki HP-ne ora aktip.”
“Wis dipateni ayake.” “Kadingaren, durung bengi banget kok Hpne wis dipateni.” “Mbokmenawa pancen ora gelem diganggu, Mas.” “Ha’a sajake.” (Epsd 9 : 44)
Terjemahan: “Entah, sepertinya iki HP-nya tidak aktip.”
“Sudah dimatikan kali.” “Tumben, belum terlalu malam Hp-nya sudah dinon-aktifkan.” Siapa tau memang tidak mau diganggu, Mas.” (Epsd 9 : 44)
e. Bengine nalika Ningsih arep mapan turu, dheweke weruh Nanok metu saka kamar. Katon lakune Nanok sansaya megal-megol. Persis mentok dobol. (Epsd 9 : 38)
Terjemahan: Malam harinya, ketika Ningsih mau mapan tidur, dia melihat Nanok keluar
dari kamar. Terlihat cara berjalannya Nanok semakin megal-megol mirip seperti jalannya angsa. (Epsd 9 : 38)
c. Jam pitu bengi (pukul tujuh malam) Jam pitu bengi Nanok tekan ngomah. Ing tangane wis tinekem dhuwit blanjan
luwih saka selawe ewu. Atine bungah, sanajan awake kesel. Ing ngomah Ningsih karo anake sing umur karo tengah taun wis nunggu. (Epsd 2 : 38)
Terjemahan: Jam tujuh malam Nanok sudah sampai di rumah. Ditangannya sudah
menggenggam uang belanja lebih dari dua puluh lima ribu. Hatinya senang, meskipun badannya capek. Di rumah Ningsih dan anaknya yang berumur satu setengah tahun sudah menunggu. (Epsd 2 : 38)
Bengi terus mrambat lumaku. Rembulan sing mung katon separo kaya wis wegah gumandhul ing langit, selak kepengin leren, banjur ganti ndhelik ing waliking bumi. Ananging sanadyan mangkono, Nanok durung bisa ngeremake mripate. Kedayan saka pikirane sing terus sing terus kaya munyer kebak perkara. (Epsd 10 : 36)
Terjemahan: Malam terus berjalan. Rembulan yang hanya kelihatan separuh sepertinya
sudah tidak mau tampak di langit, keburu ingin istirahat, yang kemudian berganti bersembunyi di balik bumi. Tetapi meskipun begitu, Nanok belum bisa memejamkan matanya. Disebabkan karena pikirannya yang terus seperti berputar banyak perkara. (Epsd 10 : 36)
14) Sesok (besok) Latar waktu yang ada dalam DIP dideskripsikan saat Nanok sedang mengalami keterpurukan dan bergegas untuk mencari Tante Tina guna mencari bantuan, itulah yang disuruh istrinya. Istrinya menyuruh Nanok menemui Tante Tina di tempat tinggalnya. Hal itu dapat dilihat pada kutipan sebagai berikut:
Mbok sesok wae njenengan sowan mrana, mas. Sapa ngerti dheweke malah remen, yen disowani langsung. Muga-muga wae Tante Tina sing loma kuwi bisa paring gaweyan sing luwih becik. Wis, saiki ditinggal sreyan dhisik wae, supaya enggal mari. (Epsd 9 : 44)
Terjemahan: Besok saja kamu datang ke sana, Mas. Siapa tau dia justru malah suka, jika
didatangi secara langsung. Semoga saja Tante Tina yang derma itu bisa memberi pekerjaan yang lebih baik. Sudahlah, sekarang ditinggal tiduran dulu saja, supaya lekas sembuh. (Epsd 9 : 44)
15) Saiki (sekarang) Latar waktu saiki (sekarang) terdapat persamaan latar dengan latar sesok 15) Saiki (sekarang) Latar waktu saiki (sekarang) terdapat persamaan latar dengan latar sesok
a. Mbok sesuk wae njenengan sowan mrana, Mas. Sapa ngerti dheweke malah remen, yen disowani langsung. Muga-muga wae Tante Tina sing loma kuwi bisa paring gaweyan sing luwih becik. Wis, saiki ditinggal sareyan dhisik wae, supaya enggal mari. (Epsd 9 : 44)
Terjemahan: Besok saja Mas datang ke sana. Siapa tau dia justru malah senang, jika
didatangi langsung. Semoga saja Tante Tina yang dermawan itu bisa memberi pekerjaan yang lebih baik. Sudah, sekarang ditinggal tidur saja, supaya lekas sembuh. (Epsd 9 : 44)
b. Ya gene dheweke kembet perkara narkoba. Kamangka selawasing urip dheweke rumangsa durung nate nggepok senggol barang kuwi. Lha kok saiki malah dieret-eret menyang kantor polisi. (Epsd 9 : 44)
Terjemahan:
Kenapa dia terkena perkara narkoba. Padahal seumur hidup dia merasa belum pernah menyentuh barang tersebut. Lha kok sekarang malah diseret ke kantor polisi. (Epsd 9 : 44)
16) Awan, Sore, lan bengi (siang, sore, dan malam hari) Latar waktu yang ada dalam DIP dideskripsikan saat Nanok berusaha menghubungi Tante Tina melalui Hand phone namun ternyata tidak juga memuahkan hasil. Dalam usaha itu mencakup tida latar waktu dalam satu kalimat, yaitu siang, sore, dan malam. Hal itu dapat dilihat pada kutipan sebagai 16) Awan, Sore, lan bengi (siang, sore, dan malam hari) Latar waktu yang ada dalam DIP dideskripsikan saat Nanok berusaha menghubungi Tante Tina melalui Hand phone namun ternyata tidak juga memuahkan hasil. Dalam usaha itu mencakup tida latar waktu dalam satu kalimat, yaitu siang, sore, dan malam. Hal itu dapat dilihat pada kutipan sebagai
Terjemahan: Nanok tidak tau, makanya tadi siang, sore, dan malam ketika dia manelfon
Tante Tina, kok tidak bisa sambung. Siapa tau Tante Tina sedang tidak bisa diganggu. (Epsd 10 : 36)
17) Esuk (pagi) Latar waktu yang ada dalam DIP dideskripsikan saat pagi hari ketika Nanok habis mandi. Namun usaha itu juga belum membawa hasil yang menyenangkan. Lalu kemudian Nanok merasa menyesal dan bingung harus ke mana lagi dia minta bantuan. Hal itu terdapat pada kutipan sebagai berikut:
Esuk, bubar adus, Nanok mbaleni nyoba ngontak Tante Tina. Semonoa tetep durung bisa kasil. Nanok rumangas gela banget lan bingung. (Epsd 10 : 36)
Terjemahan: Pagi hari, setelah mandi, Nanok kembali mengontak Tante Tina. Begitu tetap
tiada hasil. Nanok merasa sangat menyesal, jengkel dan juga bingung. (Epsd 10 : 36)
18) Wingi (kemarin) Latar waktu yang ada dalam DIP dideskripsikan saat Nanok siang-siang berusaha mencari Tante Tina pada alamat yang kemarin dia tinggal di sana. Namun ternyata sudah tertinggal. Tante Tina terlanjur pergi tanpa pamit. Seperti hilang begitu saja. Hal itu terdapat pada kutipan sebagai berikut:
“Wingi, jam kalih siang.” Nanok mlenggong. Pangangen lan pangarep-arepe supaya entuk pitulungane Tante Tina dadi ilang ngono wae. (Epsd 10 : 36)
“Kemarin, jam dua siang.” Nanok kecewa. Angan-angan dan harapannya supaya mendapat pertolongannya
Tante Tina jadi sirna begitu saja. (Epsd 10 : 36)
19) Wingenane (kemarin lusa) Latar waktu yang ada dalam DIP dideskripsikan saat Nanok kemarin lusa dihajar Jegger akibat dia merusak bungkusan yang dititipkan ke pada dia yang katanya isi di dalamnya adalah perhiasan. Maka Nanok diminta pertanggung jawaban dan kemudian Jegger temannya Tante Tina menghajarnya. Hal ini terdapat pada kutipannya sebagai berikut:
Kosik, kosik, Nanok eling. Dhek wingenane kae dheweke diajar Jegger merga ngucel-ucel wungkusan sing manut ujare Tante Tina isine perhiasan. (Epsd 10 : 37)
Terjemahan: Sebentar, sebentar, Nanok ingat., kemarin lusa itu dia dihajar Jegger karena
megang-megang bungkusan yang kata Tante Tina isinya adalah perhiasan. (Epsd 10 : 37)