Masalah Moral

b. Masalah Moral

Masalah moral merupakan salah satu masalah inti dalam ketenteraman sebuah rumah tangga maupun dalam masyarakat. Moral bisa juga disebut perilaku atau tingkah laku manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Ada beberapa masalah moral yang terdapat pada cerbung DIP. Diantaranya adalah terdapat pada kutipsn berikut ini:

1. Seorang sopir yang bernama Suparno (Nanok) itu bertemu dengan seorang wanita yang bernama Tante Tina yang menawarkan sebuah pekerjaan yang menjerumuskan Nanok ke jalan gelap di dunia. Sehingga dia menjadi terjerumus ke jalan gelap juga. Pada awalnya, Nanok adalah berprofesi sebagai sopir taksi yang akhirnya Nanok menerima tawaran dari seorang pelanggannya yang bernama Tante Tina, yaitu dengan bekerja sampingan sebagai tukang pijat. Tukang pijat yang ditawarkan oleh Tante Tina adalah bukan tukang pijat biasa. Melainkan adalah tukang pijat plus-plus. Semua itu sebenarnya tidak langsung diterima oleh Nanok, namun akhirnya Nanok juga menyetujuinya dengan tidak menolak apa yang disuruh oleh Tante Tina dengan memijat Tante Tina dan langsung diberi jasa yang cukup banyak. Hal itu, terdapat pada kutipan berikut ini:

“Lho?” Jantunge Nanok rada kebat-kebit. “Wis ta. Iki mujudake perangane ujian.”

Nanok jumangkah nutup pintu kamar nomer 25 A kuwi. Banjur bali lungguh ana kursi cilik ing sandhing kasur. “Saiki Tante pijetana Dhik.”

“Tante niku pripun ta?” “Wis ta. Manut wae. Aku ngetes Dhik Nanok, nanging uga bakal mbayar Dhik

Nanok supaya ing mengkone ora wigah-wigih maneh tarik tarip marang pasien.” (Epsd 5 : -)

Terjemahan:

“Sudah sekarang pintu kamar tutuplah Dhik.” “Lho?” Jantungnya Nanok agak deg-degan. “Sudahlah. Ini mewujudkan sebuah ujian.” Nanok melangkah menutup pintu kamar nomor 25 A itu. Lalu kembali duduk di kursi kecil di dekat kasur.

“Sekarang Tante Pijatlah Dhik.” “Tante itu gimana sih?” “Sudahlah. Turuti saja.” Aku hanya mengetes Dhik Nanok, tetapi juga akan mbayar Dhik Nanok supaya nantinya tidak ragu-ragu dalam tarik tarif kepada

pasien.” (Epsd 5 : -)

2. Ketidakjujuran/kejujuran yang telah dirasakan mahal harganya:

Dadi pejabat dhuwur sing bisa korupsi saakeh-akehe. (Epsd 1 : 38)

Terjemahan: Jadi pejabat tinggi yang bisa korupsi sebanyak-banyaknya. (Epsd 1 : 38)

3. Masalah tokoh utama yang bernama Nanok seorang suami yang sudah punya istri tetapi dia masih juga mengagumi sosok wanita paruh baya yang menjadi pelanggan taksinya. Berikut ini kutipannya:

Nanok gumun, geneya wong wis cukup umur kaya ngono kok ya isih awet temen ayune. (Epsd 4 : 36)

Terjemahan: Terjemahan:

4. Masalah moral, yaitu masalah Nanok yang berbuat dengan perbuatan terlarang tersebut kemudian dia membandingkan antara Ningsih (istrinya), dengan Tante Tina (wanita pelanggan taksinya):

Ing batin, Nanok banjur mbanding-mbandingake. Mbandingake antarane Ningsih lan Tante Tina. (Epsd 4 : 36)

Terjemahan: Dalam batin, Nanok lalu membanding-bandingkan. Membandingkan antara

Ningsih dan Tante Tina. (Epsd 4 : 36)

5. Masalah ketidakjujuran / kejujuran, yang terdapat pada kutipan berikut ini:

1. Lha iya, nanging sing ditiru mung tumindake sing ala-ala wae. Sing becik- becik malah ora tau dieling-eling. Kepara malah ora tau ditepungi. (Epsd 2 : 36)

Terjemahan: Lha iya, tapi yang ditiru hanya yang buruk-buruk saja. Yang baik- justru tidak

pernah diingat-ingat. Justru malah tidak pernah dikenal. (Epsd 2 : 36)

2. Karang kepepet butuh kok, Nok. Sekali-sekali narik rada larang karo ra sah nyusuki rak ya ora apa-apa. Ora saben dina wae kok. (Epsd 2 : 36)

Terjemahan:

Karena kepepet butuh kok, Nok. Sekali-kali narik agak mahal dan juga tidak usah mengembalikan kembalian uang juga tidak apa-apa. (Epsd 2 : 36)

6. Masalah hormat-menghormati dari yang muda pada yang tua. Masalah hormat- menghormati dalam cerbung DIP tersebut terdapat pada SATU kutipan berikut ini: 6. Masalah hormat-menghormati dari yang muda pada yang tua. Masalah hormat- menghormati dalam cerbung DIP tersebut terdapat pada SATU kutipan berikut ini:

Terjemahan: Lha ya belum. Karena kata-kata saya itu merupakan sebuah kata penghormatan

kepada Anda kok…(Epsd 2 : 36)

7. Masalah kasih sayang, yang terdapat pada kutipan: Nanok nglliling anake sedhela. Ya yen pinuju ngliling anake kuwi atine Nanok

rumangsa ayem, seneng, kaya-kaya kabeh rasa kesel, rasa mumet lan bungele ilang blas (Epsd 3 : 36)

Terjemahan: Nanok nyapa anaknya sebentar. Jika di saat nyapa anaknya itu hatinya Nanok

merasa tenang, senang, seperti semua rasa capek, rasa pusingnya hilang blas tidak dirasa. (Epsd 3 : 36)

8. Masalah keharmonisan suami-istri yang mulai pudar karena kedatangan orang ketiga, yang terdapat pada kutipan berikut: Ora. Nitik wonge wis rada umur nanging isih katon besus, kamangka

sandhangane katon larang. Kathik wonge ya isih katon ayu. (Epsd 3 : 36)

Terjemahan: Tidak. Jika dilihat orangnya sudah cukup umur tetapi masih terlihat cantik,

padahal pakaiannya terlihat mahal. Pantas orangnya terlihat cantik. (Epsd 3 : 36)

9. Masalah tanggung jawab seorang kepala rumah tangga, yaitu masalah seorang Nanok yang memikirkan kebutuhan rumah tangganya yang belum pernah tercukupi: yang terdapat pada kutipan berikut:

Lha ya mikir urip. Uripku, uripmu, uripe si Danang. Kapan awake dhewe bisa cukup ya? Sokur bage bisa torah. (Epsd 5 : -) Lha ya mikir urip. Uripku, uripmu, uripe si Danang. Kapan awake dhewe bisa cukup ya? Sokur bage bisa torah. (Epsd 5 : -)

10. Masalah Negara yang banyak sekali terjadi penyelewengan yang dikerjakan oleh oknum pemerintah sehingga dikritik oleh warganya, yang terdapat pada kutipan berikut:

Upamaa pinter nanging ora akeh kenalan, cekake ora akeh koneksi kanggo golek gaweyan kaya-kaya ya ora gampang. Sanadyan Koran lan televisi gembar-gambor brantas KKN, nyatane KKN tetep lumaku ing ngendi-endi. (Epsd 5 : -)

Terjemahan: Jika pandai tetapi tidak banyak kenalan, pendeknya tidak banyak koneksi untuk

mencari pekerjaan sepertinya juga tidak mudah. Walaupun Koran dan televisi selalu berteriak berantas KKN, kenyataannya KKN tetap berjalan di mana- mana. (Epsd 5 : -)

11. Masalah kesusilaan, yaitu terdapat keterangan bahwa si tokoh utama yang bernama Nanok yang seakan tunduk dan takluk terhadap apa yang ditawarkan oleh Tante Tina yang statusnya hanya sebagai pelanggan taksi namun mereka berdua berbuat hal-hal yang tidak diinginkan dan hal yang merupakan larangan, yaitu si Nanok patuh dan tunduk pada perintah Tante Tina yang menyuruhnya memijat tubuh Tante Tina dengan pijatan yang tidak sewajarnya:

“Getun pa dhik?”, pitakone Tante Tina. Nanok ora bisa wangsulan. Dheweke ora ngerti rasa apa sing saiki ana njeron atine. Apa rasa getun, rasa seneng, utawa rasa marem, dheweke ora bisa maca.

(Epsd 5 : -)

Terjemahan: “Nyesal ya dik?” pertanyaan Tante Tina.

di dalam hatinya. Apa rasa nyesal, rasa senang, atau rasa puas, dirinya tidak bisa membaca keadaan dirinya. (Epsd 5 : -)

12. Masalah kesusilaan, yaitu Tante Tina ternyata bukan merupakan wanita baik-baik. Nanok muak melihat Tante Tina yang ternyata dia tidak hanya minta dipijat dan dilayani oleh satu orang. Tetapi dia dilayani oleh lebih dari satu orang. Hal itu dapat dilihat pada kutipan berikut ini:

Ing sadalan-dalan tumuju Hotel Kembang kuwi atine Nanok krasa mrongkol lan seneb. Jebul Tante Tina kuwi pancen ora mung njaluk ditulungi lan dipijeti dening wong siji. Nanging wong akeh. (Epsd 7 : 36)

Terjemahan: Di jalan-jalan menuju Hotel Kembang Kuning itu hatinya Nanok merasa sangat

kesal. Ternyata Tante Tina itu memang tidak hanya minta ditolong, dipijat oleh satu orang saja. Tetapi orang banyak.” . (Epsd 7 : 36)

13. Masalah ketidak disiplinan seorang yang bekerja di sebuah perusahaan taksi yang menyebabkannya mendapa peringatan oleh pemilik perusahaan tersebut. Nanok merasa bersalah karena dia telah didibukkan oleh satu pelangga taksinya yang menyebabkan dia dan menjadikannya lupa terhadap kewajiban setoran taksi kepad bosnya, sehingga dia dipanggil bosnya serta mendapatkan peringatan pertamanya, Yang terdapat pada kutipan berikut ini:

Mas Nanok, taksi iki dudu mobil pribadine sampeyan. Mula kanggo peringatan pertaman, Mas Nanok kudu ngeling-eling kedadeyan iki. Aku ora seneng marang karyawan kang ora disiplin. (Epsd 7 : 37)

Terjemahan: Mas Nanok, taksi ini bukan mobil pribadi Anda. Maka untuk peringatan

pertama, Mas Nanok harus mengingat-ingat kejadian ini. Saya tidak suka

Apa yang tertera di atas adalah beberapa jenis masalah-masalah sosial di bidang moral yang terdapat pada cerbung Dalane Isih Peteng karya Sartono Kusumaningrat yang diulas dengan tinjauan sosiologi sastra. Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi kalangan pembaca dan juga untuk meperkaya khasanah pengetahuan dan wawasan karya sastra. Dalam hal ini yaitu karya sastra Jawa.