Latar tempat / dekor

1. Latar tempat / dekor

Latar dekor atau tempat adalah tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya satra. Latar tempat dalam cerbung DIP karya Sartono Kusumaningrat antara lain adalah sebagai berikut:

a. Ana njeron taksine (Di dalam taksinya) Latar tempat yang ada dalam DIP dideskripsikan saat Nanok berada di dalam taksinya sambil menunggu penumpang. Saat berada di dalam taksinya tersebut, Nanok merasa sampai pada titik kejenuhan, karena diantara para penumpang kereta ang turun di Stasiun Tugu seolah-olah tidak ada yang ingin menghampirinya untuk menumpang taksinya. Hal itu seperti terlihat pada kutipan sebagai berikut:

Nanok lungguh dheleg-dheleg ana njeron taksine. Lambene wis meniren nawakake taksine. Prasasat kabeh uwong sing mudhun ana stasiun Tugu ora gelem nunut taksine. (Epsd 1 : 36)

Terjemahan: Terjemahan:

b. Ana Stasiun Tugu (di Stasiun Tugu) Latar tempat yang ada dalam DIP dideskripsikan saat Nanok berada di Stasiun Tugu ketika Nanok juga hendak menunggu calon penumpang taksinya. Namun jika memang belum rejekinya, maka belum pula ada penumpang yang menghampirinya. Padahal di dalam ngetem / menunggu dia telah menghabiskan beberapa batang rokok untuk mengebuli bibirnya. Hal itu terdapat pada kutipannya sebagai berikut:

Prasasat kabeh uwong sing mudhun ana stasiun tugu ora gelem nunut taksine. Kamangka anggone ngetem sauwen-uwen. Embuh wis pirang lencer rokok sing entek diobong kanggo ngebuli lambene. (Epsd 1 : 36)

Terjemahan: Seolah-olah semua orang yang turun di Stasiun Tugu tidak mau menumpang

taksinya. Padahal sudah lama menunggu penumpang. Entah sudah berapa batang rokok yang habis dihisapnya. (Epsd 1 : 36)

c. Ing kutha Yogya (di Kota Yogya) Latar tempat yang ada dalam DIP dideskripsikan saat Nanok berada di kota Yogyakarta. Di situ diceritakan bahwa keadaan kota Yogyakarta yang langitnya terlihat cerah dan terang benderang. Namun di sisi lain, apa yang ada di pikirannya Nanok sedang gundah dan suram karena memikirkan kebutuhan hidup yang sedang kesulitan. Hal itu terlihat pada kutipannya sebagai berikut:

Langit esuk ing kutha Yogya sing sumilak resik kaya-kaya ora kuwawa nyumilakake buthege pikirane Nanok. Saben pikirane butheg ngene iki, Nanok

Terjemahan: Langit pagi di Kota Jogja yang cerah sepertinya tidak mampu menyingkirkan

ruwetnya pikiran Nanok. Setiap pikirannya ruwet seperti ini Nanok selalu teringat sejarah hidupnya yang tidak mulus. (Epsd 1 : 36)

d. Warung kulon SMU N 80 (warung sebelah barat SMU N 80) Latar tempat yang ada dalam DIP dideskripsikan saat Nanok berada di warung sebelah barat SMU N 80. Di situ Nanok berkumpul sama teman- temannya sesama sopir taksi di warung sambil makan serta menunggu calon penumpang. Lama-lama di dalam kumpul mereka pada bubar kemudian jalan dengan tujuannya masing-masing untuk mencari rejeki. Hal itu terdapat pada kutipan berikut ini:

Srengenge sansaya nglindhing mangulon. Sawise padha tutug anggone jagongan lan jajan ana warung kulon SMU 80, sopir-sopir taksi mau padha bubaran. Padha ngluru dalan ceceker golek rejeki. Semana uga Nanok. (Epsd 2 : 36)

Terjemahan: Matahari semakin condhong ke barat. Setelah puas bercakap-cakap dan makan

di warung sebelah barat SMU 80, sopir-sopir taksi saling membubarkan diri. Melintasi jalan mencari rejeki. Begitu juga Nanok. (Epsd 2 : 36)

e. Ana ing ngarep Monumen Jogya Kembali (di depan Monumen Jogya Kembali) Latar tempat yang ada dalam DIP dideskripsikan saat Nanok berada di depan Monumen Jogya Kembali. Di depan Monumen Jogya Kembali, Nanok tidak memangkalkan taksinya. Namun dia hanya sekedar lewat siapa tau ada penumpang yang menbutuhkan jasanya, dan ternyata dia bertemu dengan e. Ana ing ngarep Monumen Jogya Kembali (di depan Monumen Jogya Kembali) Latar tempat yang ada dalam DIP dideskripsikan saat Nanok berada di depan Monumen Jogya Kembali. Di depan Monumen Jogya Kembali, Nanok tidak memangkalkan taksinya. Namun dia hanya sekedar lewat siapa tau ada penumpang yang menbutuhkan jasanya, dan ternyata dia bertemu dengan

ringroad ngener Monumen Yogya kembali (MYK). Ana ing ngarep MYK dheweke entuk penumpang. Njaluk diterake menyang Pojok Beteng Kulon. (Epsd 2 : 36)

Terjemahan: Selesai bubar dari terminal Jombor, Nanok membelokkan taksinya ke timur

melewati ringroad menuju Monumen Yogya Kembali. Di depan MYK dia mendapat penumpang. Meminta diantar ke Pojok Beteng Kulon. (Epsd 2 : 36)

f. Menyang Malioboro (ke Malioboro) Latar tempat yang ada dalam DIP dideskripsikan saat Nanok berada di Malioboro. Dalam episode itu Nanok sudah bertemu dengan Tante Tina namun mereka berdua belum terlalu akrab. Pada saat itu Nanok disuruh Tante Tina untuk mangantarkannya ke Malioboro. Hal itu terdapat pada kutipan sebagai berikut:

Anu mas. Aku terna menyang Malioboro mas. Arep mlaku-mlaku sedhela. (Epsd 2 : 36)

Terjemahan: Anu mas. Aku minta diantar ke Malioboro mas. Mau jalan-jalan sebentar.

(Epsd 2 : 36)

g. Mlebu gerbange hotel Arumdalu (masuk gerbang Hotel Arumdalu)

Latar tempat yang ada dalam DIP dideskripsikan saat Nanok berada di dekat pintu gerbang Hotel Arumdalu. Di pintu gerbang itu Nanok melihat seseorang pria yang boncengan dengan seorang wanita memasuki gerbang Hotel Arumdalu, dan pria itulah yang kemarin dilihat Nanok yang menjemput Tante Latar tempat yang ada dalam DIP dideskripsikan saat Nanok berada di dekat pintu gerbang Hotel Arumdalu. Di pintu gerbang itu Nanok melihat seseorang pria yang boncengan dengan seorang wanita memasuki gerbang Hotel Arumdalu, dan pria itulah yang kemarin dilihat Nanok yang menjemput Tante

mlebu gerbange hotel Arumdalu. Nanok ora bakal sisip, wong mau ya penumpange wingi kae sing diboncengake bocah enom bagus sing wingi mapage tekane wong wadon setengah tuwa kuwi. (Epsd 3 : 37)

Terjemahan: Tidak berlangsung lama Nanok melihat ada seorang pria-wanita boncengan

masuk gerbang Hotel Arumdalu. Nanok tidak mungkin lupa, orang tadi juga penumpangnya kemarin yang diboncengin anak muda tampan yang kemarin menjemput datangnya seorang wanita setengah baya itu. (Epsd 3 : 37)

h. Di Kamar nomer 025A Latar tempat yang ada dalam DIP dideskripsikan saat Nanok berada di Kamar nomer 025A. Pada saat inilah Nanok mulai menjadi partner / mitra kerja dari seorang wanita yang bernama Tante Tina. Nanok telah mulai menjemput Tante Tina dan dikabari melalui HT-nya. Hal itu terdapat pada kutipan sebagai berikut:

Ora watara suwe Ht-ne Nanok muni maneh. Wose, Nanok dikon methuk penumpang ana Hotel Arumdalu. Nanok mesem ing njeron ati. Genah taksine uwis ana ing ngarep hotel! “Sudah di tempat,” Wangsulane Nanok. “Diharap menjemput di kamar no 025A.” (Epsd 3 : 37)

Terjemahan:

Tidak berlangung lama Ht-nya Nanok berbunyi lagi. Setelah itu, Nanok disuruh menemui penumpang di Hotel Arumdalu. Nanok tersenyum di dalam hati. Jelas taksinya sudah di depan hotel! “sudah di tempat, “ jawaban Nanok. “Diharap menjemput di kamar no 025 A.” (Epsd 3 : 37)

Latar tempat yang ada dalam DIP dideskripsikan saat Nanok berada di Perumahan Bukit Elok. Di Perumahan Bukit Elok itu Nanok sedang mengantarkan Tante Tina untuk mampir di rumah seorang temannya. Saat itu Tante Tina keluar dari taksinya untuk menemui seorang temannya dan meninggalkan Nanok sendirian di dalam taksi. Hal itu terdapat pada kutipan sebagi berikut:

Tekan Perumahan Bukit Elok, taksine Nanok diendhekake ana ngarep sawijining pomahan rada gedhe. Pomahan mau ngarepane kebak tanduran sing katon ngrembuyung ijo. Kaya-kaya tanduran mau kabeh tinandur lan tinata kanthi permati, katitik saka godhonge sing warna kuning luwih-luwih sing garing katon ora ana. (Epsd 4 : 36)

Terjemahan: Sampai di Perumahan Bukit Elok, taksinya Nanok diberhentikan di depan salah

satu romah agak besar. Rumah tadi di depannya banyak tanaman yang terlihat rimbun. Seolah-olah tanaman tadi ditanam dan ditata dengan rapi, terbukti dari daunnya yang berwarna kuning lebih-lebih yang kering tidak terlihat. (Epsd 4 : 36)

j. Jl Ardi Sekar, RM (Rumah Makan) Asmaradana Latar tempat yang ada dalam DIP dideskripsikan saat Nanok berada di Jl Ardi Sekar, RM Asmaradana. Di situ Nanok dan Tante Tina mampir di warung makan besar dan cukup mewah. Padahal seumur-umur Nanok belum pernah masuk ke rumah makan semegah itu. Mereka berdua makan di tempat tersebut karena mungkin lelah setelah perjalanannya. Itu dilakukan Tante Tina demi mengambil hati Nanok sebagai seorang sopir taksi supaya Tante Tina mendapatkan mitra kerja untuk antar jemput menuju tempat yang dituju oleh Tante

Dheweke malah ngajak Nanok mangan ana sawijining rumah makan gedhe lan kondang ing Jl Ardi Sekar, RM Asmaradana. (Epsd 4 : 37)

Terjemahan: Turun dari pakem, Tante Tina tidak minta diantar ke Hotel Arumdalu. Dia

justru mengajak Nanok makan di salah satu rumah makan besar dan terkenal di Jl Ardi Sekar, RM Asmaradana. (Epsd 4 : 37)

k. Ing kamar hotele (di Kamar mandi Hotel) Latar tempat yang ada dalam DIP dideskripsikan saat Nanok berada di Kamar mandi Hotel. Hal itu dilakukan Nanok karena Nanok telah menyetujui apa yang ditawarkan Tante Tina. Semua itu dilakukan Nanok karena Nanok berkeinginan mendapatkan tambahan penghasilan. Namun sayangnya apa yang dilakukan Nanok atas tawaran Tante Tina itu merupakan pekerjaan yang tidak halal dan ternyata Nanok pun mengikutinya. Hal itu terdapat pada kutipan berikut ini:

“Sesuk yen wis madeg dadi pemijat temenan dhik Nanok kudu ngowahi sandhangane. Yen saiki ya wis ora apa-apa. Becik dhik Nanok siram dhisik ana ing kamar mandi kana kuwi.” Tante Tina nuduhi kamar mandi ing kamar hotele. (Epsd 5 : -)

Terjemahan: “Besok jika sudah berdiri menjadi tukang pijat sebenarnya, dik Nanok harus

merubah penampilannya. Jika sekarang ini ya sudah tidak apa-apa. Lebih baik dik Nanok mandi dulu di kamar mandi situ.” Tante Tina memberitahu letak

kamar mandi di hotelnya. (Epsd 5 : -)

l. Ana njero kamar pinggiran kasur (di dalam kamar pinggir kasur) Latar tempat yang ada dalam DIP dideskripsikan saat Nanok berada di

Tina. Pada awalnya Nanok ragu, akan tetapi akhirnya Nanok melakukannya juga dengan suka sama suka dan didasari sebagai tukang pijat. Hal itu terdapat pada kutipan berikut ini:

Embuh ana pirang jam Nanok cumondhok ana kamar hotele Tante Tina kuwi. Sing cetha saiki Nanok kaya kentekan daya. Dheweke lungguh ana pinggiran kasur. Dene Tante Tina katon mesam-mesem ana sandhinge. (Epsd 5 : -)

Terjemahan: Entah berapa jam Nanok terpaku di kamar hotel Tante Tina itu. Yang jelas

sekarang Nanok kehabisan tenaga. Dirinya duduk di pinggiran kasur. Sedangkan Tante Tina terlihat senyum-senyum di dekatnya. (Epsd 5 : -)

m. Protelan Terban (pertigaan Terban) Latar tempat yang ada dalam DIP dideskripsikan saat Nanok berada di pertigaan Terban. Peristiwa dalam cerita itu terjadi ketika Nanok pulang dan keluar darii Hotel Arumdalu dan berjalan melintasi SMU 80 Jogya, kemudian dia bertemu dengan penumpang untuk diantar ke pertigaan terban. Hal itu terdapat pada kutipan sebagai berikut:

Metu saka Hotel Arumdalu Nanok banjur nuju marang warung emplek-emplek ing elor SMUN 80 Jogya kuwi. Nalika tekan ngarep stasiun Radio Kiko, dheweke entuk penumpang sing njaluk diudhunake ana ing protelan Terban. (Epsd 6 : 36)

Terjemahan:

Keluar dari Hotel Arumdalu, Nanok kemudian menuju ke warung emplek- emplek di sebelah utara SMUN 80 Jogja itu. Ketika sampai di depan stasiun radio Kiko dia mendapat penumpang yang meminta diturunkan di pertigaan Terban. (Epsd 6 : 36)

Latar tempat yang ada dalam DIP dideskripsikan saat Nanok berada di halaman rumah. Peristiwa itu terjadi ketika Nanok sedang berada di rumah dan sedang menggendong anaknya ke halaman rumahnya. Pada saat itu Nanok sangat suka melihat anaknya yang ceria. Hal itu terdapat pada kutipan sebagai berikut:

Nanok nglela-lela anake karo metu menyang latar. Anake bola-bali ngguyu krungu lan meruhi pangundange bapake. Sumringahe anake kuwawa gawe marem lan senenge atine Nanok. (Epsd 6 : 37)

Terjemahan: Nanok mengendhong anaknya keluar menuju halaman. Anaknya berkali-kali

tertawa terbahak-bahak, mendengar dan melihat panggilan ayahnya. Kegembiraan anaknya bisa membuat puas dan senang hatinya Nanok. (Epsd 6 : 37)

o. Pinggir dalan Magelang (Pinggir jalan Magelang) Latar tempat yang ada dalam DIP dideskripsikan saat Nanok berada di Pinggir jalan Magelang. Pada saat itu Nanok hendak bertemu dengan Tante Tina untuk disuruh mengantarkan sesuatu. Sesampai di Hotel Nanok langsung bertemu dengan Tante Tina, namun di dalam kamar hotel Nanok menemukan Tante Tina sedang bersama seorang laki-laki. Setelah itu, Nanok berpikir macam-macam karena Tante Tina memang tidak minta untuk ditemani oleh satu orang pemijat saja, melainkan oleh beberapa orang pemijat. Di situlah Nanok perutnya terasa mual-mual melihat seorang wanita yang pernah bersamanya sedang berdua dengan orang lain. Setelah Nanok keluar dari hotel, Nanok muntah karena ulah pelanggan

Hal itu terdapat pada kutipan sebagai berikut: Tekan pinggir dalan Magelang Nanok thingak-thinguk. Bubar kuwi dheweke

mlayu mengidul. Tekan sandhing tempat sampah, Nanok ngetokake rasa mungkug-mungkuge. Nanok mutah sanaalika. Praupane abang kabeh . (Epsd 7 : H36)

Terjemahan: Sesampai di pinggir jalan Magelang Nanok tolah-toleh. Setelah itu dirinya

berlari ke arah selatan.sesampai dekat tempat sampah, Nanok mengeluarkan rasa mual-mualnya. Nanok muntah seketika. Raut mukanya merah pucat. (Epsd

7 : H36)

p. Saka Kaliurang (dari Kaliurang) Latar tempat yang ada dalam DIP dideskripsikan saat Nanok berada di Kaliurang. Di situ Nanok berjalan pelan-pelan dengan taksinya dan habis mengantarkan sesuatu dari apa yang diperintahkan oleh Tante Tina dan dia mendapatkan upah sebesar Ro. 50.000,- dari Tante Tina. Dia merasa mendapatkan upah sebesar itu sebenarnya terlalu banyak. Hal itu terdapat pada kutipan sebagai berikut:

Mudhun saka Kaliurang, lakune Nanok alon-alon banget. Karepe kanggo mbeningake ati lan pikirane sing bureng. Dina iki dheweke mung entuk dhuwit seket ewu saka Tante Tina. Seket ewu? Kamangka mung dikongkon ngeterake barang tekan Kaliurang. Dudu barang abot. Yen dipijet-pijet ya ora krasa nggrenjel utawa atos. Apa isine ya perhiasan temenan kaya sing dikandhakake Tante Tina kae? Rasa penasaran lan sujanane Nanok dumadakan mungkat ngono wae. (Epsd 8 : 36)

Terjemahan: Turun dari Kaliurang, jalannya Nanok sangatlah pelan-pelan. Maksudnya untuk

menenangkan hati dan pikiran yang sedang kacau. Hari ini dia hanya dapat menenangkan hati dan pikiran yang sedang kacau. Hari ini dia hanya dapat

q. Kamar turu (kamar tidur) Latar tempat yang ada dalam DIP dideskripsikan saat Nanok berada di kamar tidur. Keadaan itu dilakukan Nanok saaat dia berada di rumahnya. Saat berada di tempat tidur, Nanok tidak segera bersiap-siap untuk tidur. Tetapi, dia hnaya melihat anaknya yang sedang tidur pulas yang seakan-akan tengah mengetahui apa beban yang dipikuloleh orang tuanya. Hal itu terdapat pada kutipan sebagai berikut:

Tekan tempat tidhur, Nanok ora age-age mapan turu. Dheweke mung pijer nyawang anake sing wis pules, kaya ora ngreteni bot-repot lan ruwete kahanane wong tuwane. (Epsd 9 : 44)

Terjemahan: Sesampai di tempat tidhur, Nanok tidaklah langsung tidur. Dirinya hanya

memandang anaknya yang sudah tertidur pulas, seolah tidak mengetahui tentang kesusahan dan ruwetnya keadaan orangtuanya. (Epsd 9 : 44)

r. Kantor Polisi Latar tempat yang ada dalam DIP dideskripsikan saat Nanok berada di Kantor Polisi. Peristiwa itu terjadi ketika Nanok sedang diseret oleh petugas kepolisian dan Nanok digiring ke kantor polisi. Pada saat itu Nanok sangat kawatir tentang apa yang telah menimpa dirinya dan Nanok juga belum tau pasti kenapa dua orang perugas itu menangkap dirinya. Hal itu terdapat pada kutipan berikut ini:

Ora krasa jangkahe dadi seret nalika meruhi kantor polisi. Lengene Nanok dicandhet, setengah diseret dening polisi loro mau. Nanok kepengen njola. Nanok kepengen bengok-bengok, nanging ora kuwawa. (Epsd 10 :37)

Terjemahan: Nanok keluar dari taksi. Hatinya semakin gentar. Takur, kecewa, menyesal, dan

sedih. Tidak terasa langkahnya menjadi lambat ketika melihat kantor polisi. Lengannya Nanok dipegang, setengah diseret oleh kedua polisi tadi. Nanok ingin memberontak. Nanok ingin berteriak, tetapi tidak berdaya. (Epsd 10 :37)