Gaya dan tone

3) Gaya dan tone

Pandangan pengarang mengenai karakter seorang tokoh, biasanya hadir melalui tone (nada) atau bisa juga melalui sarana-sarana sastra yang lain. Dalam sastra, gaya adalah cara pengarang dalam menggunakan bahasa. Bahasa yang digunakan maksudnya mengenai kerumitan, apakah cerbung DIP rumit atau tidak, ritme atau irama dalam cerbung DIP berirama atau tidak, panjang pendek kalimat, detail, humor, kekonkritan, imaji, dan metafora. Campuran dari berbagai aspek di atas akan menghasilkan gaya.

Dalam cerbung DIP, bahasa yang ditulis oleh Sartono Kusumaningrat adalah bahasa yang terus terang, mudah dipahami, tidak rumit, dan lugas. Mengenai pengarang, ritme (irama) pada cerbung DIP menggunakan ritme yang secara umum datar, tetapi kadang-kadang ada juga kejutan-kejutan, ada hal-hal yang menegangkan, ada hal-hal yang wajar terjadi. Mengenai panjang pendek kalimat yang digunakan Dalam cerbung DIP, bahasa yang ditulis oleh Sartono Kusumaningrat adalah bahasa yang terus terang, mudah dipahami, tidak rumit, dan lugas. Mengenai pengarang, ritme (irama) pada cerbung DIP menggunakan ritme yang secara umum datar, tetapi kadang-kadang ada juga kejutan-kejutan, ada hal-hal yang menegangkan, ada hal-hal yang wajar terjadi. Mengenai panjang pendek kalimat yang digunakan

Bengi terus mrambat lumaku. Rembulan sing mung katon separo kaya wis wegah gumandhul ing langit, selak kepengin leren, banjur ganti ndhelik ing waliking bumi. Ananging sanadyan mangkono, Nanok durung bisa ngeremake mripate. Kedayan saka pikirane sing terus sing terus kaya munyer kebak perkara. (Epsd 10 : 36) Terjemahan:

Malam terus berjalan. Rembulan yang hanya kelihatan separuh sepertinya sudah tidak mau tampak di langit, keburu ingin istirahat, yang kemudian berganti bersembunyi di balik bumi. Tetapi meskipun begitu, Nanok belum bisa memejamkan matanya. Disebabkan karena pikirannya yang terus seperti berputar banyak perkara. (Epsd 10 : 36)

Pengarang dalam cerbung DIP menggambarkan segala sesuatu hal dengan detail dan jelas. Misalnya bentuk tubuh Tante Tina, bau wangi Tante Tina, cara berpakaian Tante Tina, suasana hati Nanok, keadaan keluarga Nanok, teman-teman Nanok, dan lain-lain. Humor dalam cerbung DIP bisa dikatakan hampir tidak ada. Kekonkritan tentang alur pengiriman barang (narkoba) disampaikan secara konkrit seperti yang biasa disampaikan atau yang digambarkan oleh polisi, seperti yang diterangkan oleh media elektronik atau media cetak surat kabar, dan sebagainya. Terdapat pula imagi yang ditemukan dalam cerbung DIP terutama Tatnte Tina dan Nanok yang mereka berdua bersedia manjalani pekerjaan sampingan sebagai tukang pijat dimana tukang pijat yang diterangkan dalam cerbung ini bukanlah tukang pijat biasa. Namun di sini diterangkan bahwasanya tukang pijat yang dilakukan mereka berdua yaitu tukang pijat plus-plus dan anehnya lagi di sini yang dipijat adalah lawan Pengarang dalam cerbung DIP menggambarkan segala sesuatu hal dengan detail dan jelas. Misalnya bentuk tubuh Tante Tina, bau wangi Tante Tina, cara berpakaian Tante Tina, suasana hati Nanok, keadaan keluarga Nanok, teman-teman Nanok, dan lain-lain. Humor dalam cerbung DIP bisa dikatakan hampir tidak ada. Kekonkritan tentang alur pengiriman barang (narkoba) disampaikan secara konkrit seperti yang biasa disampaikan atau yang digambarkan oleh polisi, seperti yang diterangkan oleh media elektronik atau media cetak surat kabar, dan sebagainya. Terdapat pula imagi yang ditemukan dalam cerbung DIP terutama Tatnte Tina dan Nanok yang mereka berdua bersedia manjalani pekerjaan sampingan sebagai tukang pijat dimana tukang pijat yang diterangkan dalam cerbung ini bukanlah tukang pijat biasa. Namun di sini diterangkan bahwasanya tukang pijat yang dilakukan mereka berdua yaitu tukang pijat plus-plus dan anehnya lagi di sini yang dipijat adalah lawan

Ora. Nitik wonge wis rada umur nanging isih katon besus, kamangka sandhangane katon larang. Kathik wonge ya isih katon ayu. Isih rada weweg. (Epsd 3 : 36) Terjemahan:

Tidak. Melihat orangnya masih terlihat tua tapi masih terlihat terawat, padahal pakaiannya juga terlihat mahal. Kok orangnya masih terlihat cantik. Masiih agak singset. (Epsd 3 : 36)

Itulah salah satu kutipan metafor yang terdapat pada cerbung DIP. Kutipan yang lainnya yaitu sebagai berikut: Tante Tina ngguyu. Untune katon putih resik tharik-tharik. Nanok gumun.

Geneya wong wis cukup umur kaya ngono kok ya isih awet temen ayune. Isih resep lan sedhep yen disawang mata. Bola-bali Nanok nglirik sepione. Nyolong-nyolong nyawang panumpange lelantaran kaca secuwil sing cumanthel ing taksine. (Epsd 4 : 36) Terjemahan:

Tante Tina tertawa. Giginya terlihat putih bersih rapi. Nanok kagum. Seseorang yang sudah cukup usia seperti itu kok juga masih awet benar cantiknya. Masih enak dan sedap jika dilihat mata. Berulang kali Nanok melirik sepionnya. Mencuri-curi pandang melihat penumpangnya melalui secuil kaca yang menggantung di taksinya. (Epsd 4 : 36)

Satu elemen yang terkait dengan gaya adalah tone. Tone adalah sikap emosional pengarang yang ditampilkan dalam cerita. Didalam cerbung DIP karya Sartono Kusumaningrat ini pengarang ingin menceritakan bahwa setiap manusia mempunyai sifat yang berbeda-beda. Sikapnya dalam menghadapi suatu

hanya pas-pasan lagi, namun kemudian dia bekerja sebagai dopir taksi dan mendapatka seorang pelanggan yang baik juga derma. Namun belum lama kenal dengan pelanggannya tersebut, kehidupannya hancur ke lembah hitam akibat kesalahannya dalam mamilih teman yang salah dan akhirnya membawanya ke dalam penjara. Sedangkan seseorang yang menjatuhkan dia ke dalam penjara justru melarikan diri dan belum bisa ditemukan hingga akhir cerita. seseorang yang belum ditemukan tersebut tidak lain adalah Tante Tina yang tidak diketahui keberadaannya. Padahal Tante Tina adalah seseorang yang membuat Nanok diseret ke penjara yang pada awal hubungannya dikenal baik. Tapi tak taunya dia adalah Bandar narkoba.