10.
Kuvet di
waterbath
dibiarkan hingga dingin hingga suhu ruang.
11.
Kuvet dikeluarkan dari
waterbath
setelah itu keluarkan sampel dari kuvet secara hati-hati.
19
Gambar 16. Proses Kuring
C. Pembuatan sampel resin akrilik polimerisasi panas dengan penambahan serat yang direndam dalam metil metakrilat monomer selama 15 menit Metode
I
1. Serat kaca bentuk potongan kecil 6 mm sebanyak 0,27 gr untuk 1 sampel direndam
dalam monomer cairan 15 ml selama 15 menit pada wadah yang kemudian ditiriskan pada kertas saring selama 5 detik.
Gambar 17. Perendaman serat kaca didalam monomer 2.
Kemudian polimer, monomer, dan serat kacadiaduk dalam pot porselen dengan perbandingan serat kaca : polimer : monomer adalah 0,27 gr : 18 gr : 9 ml menggunakan
spatula semen. 3.
Setelah adonan mencapai
dough stage
, adonan dimasukkan kedalam
mould.
4. Kuvet bawah ditutup dengan menggunakan plastik selopan
5. Kuvet atas dipasang dan kuvet ditekan menggunakan
press
manual secara perlahan hingga kencang dan sebagian besar kuvet berkontak rapat satu sama lain.
6. Kemudian kuvet atas dibuka dan akrilik yang berlebihan dibersihkan dengan lekron.
Setelah itu kedua bagian kuvet ditekan kembali dengan menggunakan
press
manual sampai bagian kuvet atas dan bawah berkontak rapat.
7. Baut kuvet dipasang dan dieratkan untuk mempertahankan kuvet atas dan kuvet
bawah agar beradaptasi dengan baik. 8.
Selanjutnya dilakukan proses kuring sama dengan kelompok kontrol
D. Pembuatan ampel resin akrilik polimerisasi panas setelah penambahan serat langsung dalam resin akrilik yang baru diaduk Metode II
1.
Serat kaca bentuk potongan kecil 6 mm ditimbang sebanyak 0,27 gr untuk 1 sampel
2.
Polimer dan serat kaca disatukan, kemudian monomer dimasukkan ke dalam adonan polimer dan serat kaca selanjutnya diaduk dalam pot porselen dengan perbandingan serat
kaca : polimer: monomer adalah 0,27gr : 18 gr : 9 ml.
3.
Setelah adonan mencapai
dough stage
, adonan dimasukkan kedalam
mould.
4.
Kuvet bawah ditutup dengan menggunakan plastik selopan
5.
Kuvet atas dipasang dan kuvet ditekan menggunakan
press
manual secara perlahan hingga kencang dan sebagian besar kuvet berkontak rapat satu sama lain.
6.
Kemudian kuvet atas dibuka dan akrilik yang berlebihan dibersihkan dengan lekron. Setelah itu kedua bagian kuvet ditekan kembali dengan menggunakan
press
manual sampai bagian kuvet atas dan bawah berkontak rapat.
7.
Baut kuvet dipasang dan dieratkan untuk mempertahankan kuvet atas dan kuvet bawah agar beradaptasi dengan baik.
8.
Selanjutnya dilakukan proses kuring sama dengan kelompok kontrol
E. Penyelesaian sampel
Setelah sampel akrilik dikeluarkan dari kuvet maka kelebihan akrilik dibuang dan dirapikan untuk menghilangkan bagian yang berlebih dengan bur fraser dengan kecepatan
500 rpm. Permukaan sampel dihaluskan dengan kertas pasir
waterproof
nomor 300 dan 600.
Gambar 18. Sampel resin akrilik yang telah selesai di poles baris pertama kelompok kontrol, baris kedua kelompok metode I, baris ketiga kelompok metode II
3.7.3 Pengukuran Compressive Strength
9-11,17
Pengujian kekuatan tekan adalah mengukur kekuatan tekan bahan sampel uji terhadap tekanan mekanisnya. Alat yang digunakan untuk menguji kuat tekan adalah
Microcomputer screen display hydraulic Universal Testing Machine, China
.
Kapasitas beban alat pengukuran
compressive strength
300 kN beban tekan N digerakaan dengan kecepatan 1.3 mmmin.
1. Alat penguji kekuatan tekan dan komputer yang terhubung dihubungkan dengan arus
listrik 2.
Sampel diletakkan diantara dua tumpuan lempengan penekan dalam posisi tegak 3.
Atur kecepatan
piston
menjadi 1.3 mmmin 4.
Tekan tombol
start
yang terdapat pada komputer sehingga tumpuan penekan bergerak menekan sampel hingga sampel hancur
5. Untuk menghentikan pergerakan ditekan tombol
stop
yang tertera pada komputer lalu tekan tombol
up
agar tumpuan penekan menjauhi sampel 6.
Data yang tertera dicatat kedalam buku catatan data.
Gambar 19. a. Alat uji kekuatan tekan
Microcomputer screen display hydraulic Universal Testing Machine, China
.
b. Sampel di letakan dalam posisi tegak diantara lempengan penekan
Gambar 20. Sampel yang hancur setelah dilakukan uji tekan
3.8Analisis Data
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah uji
Anova
dan LSD untuk melihat perbedaan kekuatan
Compressive Strength
kekuatan tekan resin akrilik polimerisasi panas tanpa penambahan serat kaca dan pengambahan serat kaca potongan kecil 1 dengan dua
metode yang berbeda dengan tingkat kemaknaan p ≤0.05
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian
Besar sampel pada penelitian ini adalah 10 buah untuk masing-masing kelompok resin akrilik polimerisasi panas tanpa penambahan serat kaca kontrol, resin akrilik polimerisasi
panas dengan penambahan serat kaca potongan kecil dengan metode perendaman metode 1, resin akrilik polimerisasi panas dengan penambahan serat kaca potongan kecil dengan
metode tanpa perendaman metode 2. Uji kekuatan tekan
compressive strength
dilakukan dengan menggunakan
Microcomputer screen display hydraulic Universal Testing Machine, China
dengan beban maksimal 300 kN. Ketika sampel selinder diberi tekanan kompresi terlihat sesuai dengan teori yaitu menghasilkan stress yang kompleks gambar 4
19
. Ketika resin akrilik berbentuk selinder pada penelitian ini diberi tekanan kompresi maka sampel
akan memendek dan bagian samping kiri dan kanan sampel mengembung lalu pecah fraktur dan bagian atas dan bawah sampel fraktur berbentuk menyerupai kerucut.
Tabel. 1 Nilai kekuatan tekan resin akrilik polimerisasi panas tanpa serat kaca, resin akrilik polimerisasi panas penambahan serat kaca dengan metode perendaman, dan metode
penambahan serat kaca tanpa perendaman. Sampel
Kekuatan Tekan MPa Kontrol Penambahan serat kaca dengan
metode perendaman metode 1 Penambahan
serat kaca
dengan metode tanpa perendaman metode 2
1.
98.37 111.4
112.09
2.
102.46 108.5
109.9
3.
99.19 114.68
108.87
4.
102.85 112.95
107.63
5.
105.89 113.9
110.89
6.
108.75 107.68
109.89
7
103.52 113.08
113.94
8
103.31 108.68
111.45
9
107.33 112.79
108.54
10
102.6 110.5
114.62
�
103.42
111.41 110.78
SD 3.25
2.46 2.28
Nilai kekuatan tekan dapat dilihat pada tabel 1. Nilai rerata ± SD kekuatan tekan kelompok kontrol adalah 103,42 ± 3,25 MPa, nilai rerata ± SD kekuatan tekan kelompok metode 1
adalah 111,41 ± 2,46 MPa dan nilai rerata ± SD kekuatan tekan kelompok metode 2 adalah 110,78 ± 2,28 MPa.
4.2 Analisis Penelitian
Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan uji
Shapiro-Wink
lampiran 2 dari hasil uji terlihat bahwa data terdistribusi dengan normal p
≥ 0,05. Pada penelitian ini, pengaruh penambahan serat kaca potongan kecil terhadap kekuatan tekanan resin akrilik
polimerisasi panas dianalisis dengan menggunakan uji anova satu arah lampiran 5.