Tabel. 1 Nilai kekuatan tekan resin akrilik polimerisasi panas tanpa serat kaca, resin akrilik polimerisasi panas penambahan serat kaca dengan metode perendaman, dan metode
penambahan serat kaca tanpa perendaman. Sampel
Kekuatan Tekan MPa Kontrol Penambahan serat kaca dengan
metode perendaman metode 1 Penambahan
serat kaca
dengan metode tanpa perendaman metode 2
1.
98.37 111.4
112.09
2.
102.46 108.5
109.9
3.
99.19 114.68
108.87
4.
102.85 112.95
107.63
5.
105.89 113.9
110.89
6.
108.75 107.68
109.89
7
103.52 113.08
113.94
8
103.31 108.68
111.45
9
107.33 112.79
108.54
10
102.6 110.5
114.62
�
103.42
111.41 110.78
SD 3.25
2.46 2.28
Nilai kekuatan tekan dapat dilihat pada tabel 1. Nilai rerata ± SD kekuatan tekan kelompok kontrol adalah 103,42 ± 3,25 MPa, nilai rerata ± SD kekuatan tekan kelompok metode 1
adalah 111,41 ± 2,46 MPa dan nilai rerata ± SD kekuatan tekan kelompok metode 2 adalah 110,78 ± 2,28 MPa.
4.2 Analisis Penelitian
Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan uji
Shapiro-Wink
lampiran 2 dari hasil uji terlihat bahwa data terdistribusi dengan normal p
≥ 0,05. Pada penelitian ini, pengaruh penambahan serat kaca potongan kecil terhadap kekuatan tekanan resin akrilik
polimerisasi panas dianalisis dengan menggunakan uji anova satu arah lampiran 5.
Tabel 2. Hasil uji anova satu arah pada kekuatan tekan resin akrilik polimerisasi panas tanpa serat kaca, resin akrilik polimerisasi panas penambahan serat kaca dengan metode
perendaman, dan metode penambahan serat kaca tanpa perendaman. Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Between Groups 394.407
2 197.204
27.053 .000 Within Groups
196.816 27
7.289 Total
591.223 29
Pada tabel 2 dinilai signifikansi p=0001. Hal ini menunjukan ada pengaruh penambahan serat kaca pada resin akrilik polimerisasi panas terhadap kekuatan tekan p
≤ 0,05 . Untuk mengetahui lebih lanjut perbedaan kekuatan tekan antara kelompok kontrol,
kelompok metode 1 dan metode 2, maka dilakukan uji
post hoc
dengan menggunakan uji
Least Significant Difference
lampiran 6. Tabel 3. Hasil uji LSD pada kekuatan tekan resin akrilik polimerisasi panas tanpa serat kaca
kontrol, metode penambahan serat kaca perendaman metode 1, dan metode penambahan serat kaca tanpa perendaman metode 2
Kelompok Signifikansi p
Kontrol – Metode 1
0,000 Kontrol
– Metode 2 0,000
Metode 1 – Metode 2
0,604 Untuk mengetahui pasangan kelompok perlakuan mana yang berbeda makna, dilakukan
uji Least Significant Different LSD. Hasil dapat dilihat pada tabel 3 menunjukan adanya perbedaan yang bermakna p
≤ 0,05 antar kelompok kontrol dengan kelompok penambahan serat kaca dengan p=0, namun tidak ada perbedaan yang signifikan p
≥ 0,05 pengaruh pada kelompok penambahan serat kaca dengan metode perendaman dan metode tanpa perendaman
dengan p= 0.604 Pada penelitian ini terlihat bahwa nilai rata-rata kekuatan tekan resin akrilik polimerisasi
panas yang ditambakan serat kaca memiliki nilai rata-rata kekuatan tekan yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol Gambar. 21.
Gambar 21. Grafik kekuatan tekan kelompok kontrol, kelompok resin akrilik penambahan serat kaca dengan metode perendaman metode 1, dan kelompok resin akrilik penambahan
serat kaca dengan metode tanpa penambahan metode 2 Pada gambar 21 dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan nilai kekuatan tekan antara
kelompok kontrol dengan rerata 103,42 ± 3,25 MPa dan kelompok penambahan serat kaca, dimana resin akrilik dengan penambahan serat kaca metode perendaman metode 1
memiliki nilai yang lebih tinggi yaitu 111,41 ± 2,46 MPa dibanding dengan tanpa perendaman metode 2 yang memiliki rerata nilai kekuatan tekan adalah 110,78 ± 2,28
MPa.
98 100
102 104
106 108
110 112
114
Kontrol Metode 1
Metode 2 N
il ai
K e
k u
at an
T e
k a
n Mp
a
Grafik Kekuatan Tekan Resin Akrilik Polimerisasi Panas