2. Bubuk Polimer a. Polimetil metakrilat dan co-polimer 5 sebagai unsur utama dalam bubuk
resin akrilik polimerisasi panas. b.
Benzoil peroksida sebagai
initiator.
c. Gabungan merkuri sulfit dan cadmium sulfit sebagai pigmen.
d. Zink atau titanium oxide sebagai
opacifiers
atau bahan membuat terlihat lebih radiopak.
e. Dibutil pthalat sebagai
plasticizer.
f. Partikel organik dan inorganik, seperti serat kaca, zirconium silikat sebagai
estetik untuk resin akrilik polimerisasi panas.
2.1.2 Reaksi polimerisasi
Polimerisasi adalah proses bereaksinya molekul monomer bersama dalam reaksi kimia untuk membentuk rantai polimer, resin akrilik ketika berpolimerisasi akan menjadi padat.
3,20
Proses polimerisasi dicapai dengan menggunakan panas dan tekanan. Secara ringkas reaksinya sebagai berikut:
5
Bubuk Polimer + Cairan monomer +
Heat
eksternal
Polimer
+
Heat
reaksi.
2.1.3 Manipulasi
Resin akrilik polimerisasi panas dimanipulasi sehingga menghasilkan bentuk yang keras dan kaku dengan menggunakan teknik
compression moulding
molding- tekanan. Proses manipulasi resin akrilik polimerisasi panas dengan teknik molding-
tekanan antara lain:
1
a. Perbandingan monomer dan polimer Pencampuran bubuk polimer dan cairan monomer dilakukan dengan perbandingan
volume 2:1.
3
b. Proses pencampuran polimer dan monomer Bubuk dan cairan dengan rasio yang tepat dicampurkan didalam wadah yang
bersih, kering dan tertutup lalu di campurkan hingga homogen. Selama proses pencampuran ada beberapa tahapan yang terjadi yaitu:
1,21,22
1.
Sandy stage
adalah tahap terbentuknya campuran yang menyerupai pasir basah. Pada tahap ini polimer secara bertahap bercampur dengan monomer.
2.
Sticky stage
adalah tahap ketika bubuk mulai larut dalam cairan sehingga akan terlihat seperti berserabut saat ditarik. Pada tahap ini monomer sudah berpenetrasi
dengan polimer. 3.
Dough stage
adalah tahap saat monomer sudah berpenetrasi seluruhnya ke dalam polimer yang ditandai dengan konsistensi adonan mudah diangkat dan tidak
lengket lagi. Tahap ini merupakan waktu yang tepat memasukkan adonan ke dalam mould.
4.
Rubbery elastic stage
adalah tahap saat monomer sudah tidak dapat bercampur dengan polimer lagi. Pada tahap ini, akrilik akan berwujud seperti karet
dan tidak bisa lagi dimasukkan dalam mold. 5.
Stiff stage
adalah tahap sewaktu akrilik sudah kaku dan tidak dapat dibentuk lagi.
c. Proses pengisian dalam mold Pengisian dalam mold dilakukan pada fase
dough stage
yaitu setelah pengisian di dalam mould, kemudian ditutup dengan plastik selopan dan kuvet atas dipasangkan.
Selanjutnya di
press
dengan alat
press
manual
.
Kuvet di buka kembali dan kelebihan resin akrilik polimerisasi panas dibuang dengan menggunakan instrumen tumpul.
Kedua bagian kuvet sekali lagi di
press
dengan menggunakan
press
manual
.
Baut kuvet dipasang untuk mempertahankan kuvet atas dan kuvet bawah agar beradaptasi
dengan baik.
1,19
d. Proses kuring Proses kuring dilakukan dengan cara mengaplikasikan panas dengan merendam
kuvet dalam
waterbath
pada suhu ruang lalu suhu dinaikkan sampai suhu 74 C