Reaksi polimerisasi Manipulasi Resin Akrilik

b. Proses pencampuran polimer dan monomer Bubuk dan cairan dengan rasio yang tepat dicampurkan didalam wadah yang bersih, kering dan tertutup lalu di campurkan hingga homogen. Selama proses pencampuran ada beberapa tahapan yang terjadi yaitu: 1,21,22 1. Sandy stage adalah tahap terbentuknya campuran yang menyerupai pasir basah. Pada tahap ini polimer secara bertahap bercampur dengan monomer. 2. Sticky stage adalah tahap ketika bubuk mulai larut dalam cairan sehingga akan terlihat seperti berserabut saat ditarik. Pada tahap ini monomer sudah berpenetrasi dengan polimer. 3. Dough stage adalah tahap saat monomer sudah berpenetrasi seluruhnya ke dalam polimer yang ditandai dengan konsistensi adonan mudah diangkat dan tidak lengket lagi. Tahap ini merupakan waktu yang tepat memasukkan adonan ke dalam mould. 4. Rubbery elastic stage adalah tahap saat monomer sudah tidak dapat bercampur dengan polimer lagi. Pada tahap ini, akrilik akan berwujud seperti karet dan tidak bisa lagi dimasukkan dalam mold. 5. Stiff stage adalah tahap sewaktu akrilik sudah kaku dan tidak dapat dibentuk lagi. c. Proses pengisian dalam mold Pengisian dalam mold dilakukan pada fase dough stage yaitu setelah pengisian di dalam mould, kemudian ditutup dengan plastik selopan dan kuvet atas dipasangkan. Selanjutnya di press dengan alat press manual . Kuvet di buka kembali dan kelebihan resin akrilik polimerisasi panas dibuang dengan menggunakan instrumen tumpul. Kedua bagian kuvet sekali lagi di press dengan menggunakan press manual . Baut kuvet dipasang untuk mempertahankan kuvet atas dan kuvet bawah agar beradaptasi dengan baik. 1,19 d. Proses kuring Proses kuring dilakukan dengan cara mengaplikasikan panas dengan merendam kuvet dalam waterbath pada suhu ruang lalu suhu dinaikkan sampai suhu 74 C selama 1,5 jam dan dilanjutkan dengan perebusan akhir pada suhu 100 C selama 1 jam. 19 e. Proses pendinginan dan penyelesaian Setelah proses kuring selesai, kuvet didinginkan hingga suhu ruang setelah itu dikeluarkan dari waterbath . Resin akrilik dikeluarkan dari mould kemudian dirapikan dengan menggunakan bur dan dipoles. 23

2.1.4 Sifat Mekanik

Sifat mekanik adalah salah satu sifat terpenting karena sifat mekanik menyatakan kemampuan suatu bahan untuk menerima beban tanpa menimbulkan kerusakan pada bahan tersebut. Sifat mekanik tersebut yaitu kekuatan strength, kekerasan hardness, kekakuan stiffness dan kelelahan fatique . 24 Kekuatan ada beberapa yaitu kekuatan tarik, kekuatan impak, kekuatan transversal, kekuatan tekan dan fatik. 7 Akibat yang dapat ditimbulkan dari bahan basis gigitiruan resin akrilik dengan sifat mekanis yang rendah adalah : 18 a. Retak : pada permukaan resin akrilik dapat terjadi retak karena adanya daya tarik yang menyebabkan terpisahnya molekul-molekul primer. b. Fraktur : gigitiruan resin akrilik dapat mengalami fraktur yang disebabkan karena benturan impact misalnya terjatuh pada permukaan yang kasar, fatique yang terjadi karena gigitiruan mengalami pembengkokan yang berulang-ulang selama pemakaian, kekuatan transversal dan kekuatan tekan yang diterima basis gigitiruan selama proses pengunyahan.

2.1.5 Keuntungan dan Kerugian

Keuntungan pemakaian bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas adalah sebagai berikut: 2,7,15 1. Mudah digunakan dan diperbaiki. 2. Estetik yang baik karena warnanya yang menyerupai jaringan rongga mulut. 3. Harga yang lebih murah . 4. Biokompatibel yaitu tidak toksik dan tidak bersifat iritasi. 5. Tidak larut dalam cairan rongga mulut dan tidak mengabsorpsi saliva. 6. Stabilitas warna yang baik. 7. Mudah dipoles. 8. Proses pembuatannya mudah dan hanya memerlukan peralatan sederhana. Resin akrilik polimerisasi panas memiliki beberapa kekurangan, yaitu : 2,12,14,19 1. Mudah fraktur. 2. Ketahanan terhadap fatique yang rendah. 3. Ketahanan terhadap abrasi yang rendah. 4. Konduktivitas termal yang rendah. 5. Apabila proses polimerisasinya tidak sempurna, monomer sisa yang berlebihan dapat menyebabkan reaksi alergi. 6. Working time yang lama apabila dibandingkan dengan resin akrilik polimerisasi sinar dan resin akrilik swapolimerisasi.

2.2 Resin Akrilik Polimerisasi Panas dengan Penambahan Serat Kaca

Serat kaca adalah salah satu jenis serat yang dapat ditambahkan ke dalam resin akrilk untuk memperbaiki sifat fisik dan mekanik resin akrilik. Serat kaca merupakan material yang terbuat dari serabut-serabut yang sangat halus dari kaca. Serat kaca dapat beradhesi dengan matriks polimer di dalam resin akrilik sehingga memiliki kekuatan ikatan yang baik dengan resin akrilik, oleh karena itu serat kaca menjadi pilihan untuk ditambahkan ke dalam resin akrilik sebagai bahan penguat. 3 Penelitian mengenai pengaruh bahan penguat serat terhadap sifat mekanis polimer telah dilakukan. Penambahan serat telah diakui dapat meningkatkan sifat mekanis resin akrilik terutama untuk memperkuat basis gigitiruan resin akrilik namun penggunaannya belum umum di kedokteran gigi. 25-28

2.2.1 Komposisi Serat Kaca

Serat kaca mengandung komposisi sebagai berikut : 22 a. Silicone dioxide SiO 2 52-56 b. Calcium oxide CaO 16-25 c. Aluminium oxide Al 2 O 3 12-16 d. Magnesium oxide MgO 0-5 e. Boron trioxide B 2 O 3 5-10