pengaruh kekeruhan sampel air baku, air reservoir dan air konsumen pada kadar logam besi dan mangan Gambar 4.1, 4.2 dan 4.3
Gambar 4.1 Pengaruh kekeruhan sampel air baku pada kadar logam besi dan
mangan
Gambar 4.2 Pengaruh kekeruhan sampel air reservoir pada kadar logam besi dan
mangan
0,5 1
1,5 2
2,5 3
3,5
kadar logam mangan kadar logam besi
58,0 275
Kekeruhan NTU
K ad
ar L
ogam B
es i d
an M
an gan
0,05 0,1
0,15 0,2
0,25
kadar logam mangan kadar logam besi
0,97 1,81
Kekeruhan NTU
K ad
ar L
ogam B
es i d
an M
an gan
Gambar 4.3 Pengaruh kekeruhan sampel air konsumen pada kadar logam besi
dan mangan
0,07 0,057
0,21
0,014 0,05
0,1 0,15
0,2 0,25
0,3
K ad
ar L
ogam B
es i d
an M
an gan
1,04 1,90
Kekeruhan NTU
4.2 Pembahasan
Air adalah substansi yang paling melimpah di permukaan bumi, merupakan komponen utama bagi semua mahluk hidup, dan merupakan kekuatan
utama yang secara konstan membentuk permukaan bumi. Air juga merupakan faktor penentu dalam pengaturan iklim di permukaan bumi untuk kebutuhan
manusia Indarto, 2010. Keberadaan besi dalam air bersifat terlarut, menyebabkan air menjadi
merah kekuning-kuningan, menimbulkan bau amis, dan membentuk lapisan seperti minyak. Beso merupakan logam yangn menghambatt proses desinfeksi.
Hal ini disebabkan karena daya pengikat klor DPC selain digunakan untuk mengikat zat organik, juga digunakan untuk mengikat besi, akibatnya sisa klor
menjadi lebih sedikit dan hal ini memerlukan desinfektan yang lebih banyak pada proses pengolahan air. Dalam air minum kadar maksimum besi yaitu 0,3 mgl,
sedanngkan untuk nilai ambang rasa pada kadar 2mgl. Besi dalam tubuh dibutuhkan untuk pembentukan hemoglobin namun dalam dosis yang berlebihan
dapat merusak dinding halus Pada kadar tertentu Mn dalam air minum akan mengakibatkan korosi pipa
penyalur air dan terjadi persipitasi yang hitam sebagai tempat perkembangbiakan bakteri sehingga air lebih keruh berwarna dan perubahan rasa Sitepoe, 1997
Pengeruhan terjadi disebabkan pada dasarnya oleh adanya zat-zat koloid yaitu zat yang terapung serta terurai secara halus sekali. Hal ini disebabkan pula oleh
kehadiran zat organik yang terurai secara halus, jasad-jasad renik, lumpur, tanah
liat dan zat koloid yang serupa atau benda terapung yang tidak megendap dengan segera Mahida, 1981.
Pada hasil pengujian di atas pengaruh parameter kekeruhan terhadap logam besi dan mangan sangat berpengaruh pada tabel 4.1 jelas terlihat pada air
baku pdam tirtanadi hamparan perak kekeruhan yang rendah yaitu 58,0 NTU menghasilkan kadar logam yang rendah yaitu 1,55 mgl untuk besi dan 0,104 mgl
untuk mangan sedangkan pada kekeruhan yang tinggi 275 NTU menghasilkan kadar logam yang tinggi juga yaitu 3,09 mgl untuk besi dan 0,164 mgl pada
mangan dengan menggunakan alat spektrofotometer, begitu juga dengan sampel air reservoir yakni kekeruhan yang rendah yaitu 0,97 NTU menghasilkan kadar
logam yang rendah yaitu 0.01 mgl untuk besi dan 0,012 mgl untuk mangan sedangkan pada kekeruhan yang tinggi 1,81 NTU menghasilkan kadar logam yang
tinggi juga yaitu 0,19 mgl untuk besi dan 0,046 mgl pada mangan dengan menggunakan alat spektrofotometer sedangkan pada air konsumen kekeruhan
yang rendah yaitu 1,04 NTU menghasilkan kadar logam yang rendah yaitu 0,07 mgl untuk besi dan 0,057 mgl untuk mangan sedangkan pada kekeruhan yang
tinggi 1,90 NTU menghasilkan kadar logam yang tinggi juga yaitu 0,21 mgl untuk besi dan 0,014 mgl pada mangan dengan menggunakan alat
spektrofotometer. Berdasarkan data literatur yang ada bahwa kadar logam yang terkandung
didalam air mempengaruhi kekeruhan air hal ini disebabkan karena sifat logam besi yang bersifat korosif pada air sehingga menimbulkan warna coklat pada air
jika logam besi pada air tinggi, begitu pula pada logam mangan didalam air dapat