Kajian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Terdahulu

Penelitian mengenai makna dalam Al-Qur’an sudah pernah diteliti sebelumnya dan memiliki kaitan dengan penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Ishaq Daulay 2001, menjelaskan tidak ditemukan secara pasti alasan para penerjemah yang keberatan menerjemahkan kata Rabb dan Ilah dengan kata Tuhan, menurut analisa penulis, ada beberapa faktor yang menyebabkan yaitu: adanya kekhawatiran tidak terpenuhi makna yang terkandung dalam kata Rabb dan Ilah bila diterjemahkan dengan kata “Tuhan”. Kata “Tuhan” bersifat umum yaitu digunakan oleh semua penganut agama di Indonesia. Kata Rabb kurang cocok diterjemahkan dengan kata “Tuhan” karena mengandung pengertian yang berbeda. Karena kata Ilah dan kata “Tuhan” mengandung pengertian yang identik maka kata Ilah cocok bila diterjemahkan dengan kata “Tuhan”. 2. Halomoan Noor Lubis 1999 menjelaskan terjemahan kata farada, kataba dan kutiba sebaiknya diterjemahkan dengan mengutamakan makna leksikal guna menghindarkan kemungkinan kesalahpahaman dan kebingungan para pembaca yang awam. Terjemahan dari sudut makna gramatikal dapat dipahami apabila hal itu memberikan pengertian yang lebih jelas dan mudah dipahami akan maksud dan pesan yang dikandung dari sudut ayat. 3. Helwati 2004 menjelaskan kata Ad-dinu. Kata Ad-dinu apabila berdiri sendiri memiliki makna agama akan tetapi apabila kata tersebut dirangkai dengan kata lain seperti yaumu,mukhlisina lahu dan lain-lain maka kata tersebut akan mengalami perubahan makna, bentuk seperti ini disebut komposisi dan dinamakan dengan makna gramatikal. Sementara penelitian tentang makna kontekstual dalam Al-Qur’an juga pernah diteliti sebelumnya antara lain sebagai berikut: 5 1. Andi Pratama Lubis 2003 meneliti makna leksikal dan kontekstual kata ﺔﻨﺘﻓ fitnatun dalam Al-Qur’an. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kata ﺔﻨﺘﻓ fitnatun ditemukan sebanyak 34 ayat dalam 23 surat, dan 24 kata ﺔﻨﺘﻓfitnatun yang mengandung makna kontekstual,dari 24 kata tersebut terdapat 9 makna yaitu: cobaan; kekacauan; ujian; ‘azab; syirik; kesesatan; bencana; siksaan; murtad. 2. Zikri Mahyar 2003, meneliti tentang makna kata ﺮﻛﺫ żikrun . Ia menerangkan bahwa kata ﺮﻛﺫ żikrun ditemukan 37 kata yang mengandung makna kontekstual ditemukan sebanyak delapan makna yaitu Al-Qur’an; pelajaran; Kitab; kemuliaan;menerangkan; wahyu; lauhul mahfuzh; dan cerita; tersebar dalam 18 surah dan 35 ayat. Adapun perbedaan yang akan peneliti uraikan dalam kajian ini yaitu peneliti menitikberatkan pada teori kontekstual Abdul Chaer dalam bukunya Linguistik Umum yang mengatakan bahwa makna kontekstual juga dapat berhubungan dengan situasinya yakni tempat, waktu, dan lingkungan penggunaan bahasa juga membandingkan makna kontekstual antara kata ﺔﻠﻣ millatun dan kata ﻦﻳﺩ dīnun sehingga terlihat alasan penggunaan kedua kata tersebut dalam Al- qur’an.

2.2 Pengertian Semantik