b. Untuk membatasi antara lapisan getah
bale
pertama dan selanjutnya. c. Untuk mem
packing
getah untuk jenis SWRINKWRAPE. 2. Pallet besi yang digunakan untuk alas peralatan getah
bale
yang mana 1 pallet terdiri 36
bale
. 3.
Bahan Penolong Bahan penolong adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperlancar
proses produksi dalam penyelesaian suatu produk tetapi tidak tampak di bagian akhir produk. Bahan penolong juga tidak mengurangi nilai tambah dari produk
yang dihasilkan. Bahan penolong yang digunakan adalah air yang digunakan dalam proses pencucian karet cacahan dan diproses distasiun
hammer mill
dan juga dalam proses gilingan.
2.6.2. Uraian Proses
PT. Asahan
Crumb Rubber
memproduksi produk akhir berupa karet setengah jadi. Proses produksi pembuatan karet setengah jadi yang terdiri dari
beberapa tahap proses yang harus dilalui yaitu: 1. Pencucian
Bahan baku yang telah diperoleh dari masyarakat berupa getah karet kering dimasukkan ke dalam bak pencucian terlebih dahulu untuk memisahkan
kotoran ataupun sampah-sampah yang melekat pada getah karet tersebut. Pencucian bak dilakukan satu kali sehari.
2. Pencacahan Getah karet yang sudah dicuci kemudian dibawa ke mesin breaker I
menggunakan
bucket conveyor
untuk dicacah pada mesin breaker I hingga memiliki diameter cacahan bongkahan yang kecil. Setelah dicacah getah
Universitas Sumatera Utara
tersebut dialirkan ke bak sirkulasi I untuk dicuci dengan cara penyemprotan air yang deras dan sirkulasi keluar masuk air yang lancar. Dari bak sirkulasi I
dimasukkan kedalam mesin breaker II untuk dicacah menjadi diameter yang lebih kecil. Kemudian hasil cacahan dari mesin breaker II dimasukkan ke
dalam bak sirkulasi II untuk dicuci dengan cara penyemprotan air yang deras dan sirkulasi keluar masuk air yang lancar. Selanjutnya hasil cacahan getah
tersebut dibawa ke mesin
hammer mill
menggunakan
conveyor
untuk dicacah menjadi cacahan-cacahan yang berdiameter lebih kecil lagi dan kemudian hasil
cacahan dialirkan kembali kedalam bak sirkulasi III dan IV untuk memisahkan kotoran-kotoran yang menempel pada hasil akhir cacahan menjadi lebih bersih.
3. Penggilingan Hasil cacahan karet setelah dari bak sirkulasi IV dibawa ke mesin gilingan I
menggunakan
bucket conveyor
untuk dilakukan proses penggilingan pertama. Selanjutnya hasil penggilingan pertama dibawa ke mesin gilingan II
menggunakan
conveyor
ban untuk dilakukan penggilingan kedua. Hasil penggilingan kedua selanjutnya dibawa ke mesin
cutter
menggunakan
conveyor
ban untuk dipotong sebanyak 20 petak dengan berat 16-17 kg. Setelah itu karet selendang dicuci kembali di dalam bak
cutter
untuk menghilangkan kotoran. Bahan tersebut dibawa ke mesin gilingan III dengan
menggunakan
conveyor
untuk proses penggilingan ketiga dimana karet selendang yang dimasukkan ke dalam mesin gilingan III sebanyak 2 buah karet
selendang dengan memperhatikan ketebalan karet selendang. Proses penggilingan dilakukan sampai pada penggilingan keenam pada mesin gilingan
VI. Hasil gilingan karet selendang kemudian digulung oleh operator dengan
Universitas Sumatera Utara
alat penggulungan secara manual. Kemudian hasil gulungan ditimbang dengan menggunakan timbangan duduk dengan berat gulungan 16-17 kg .
4. Penjemuran Melalui proses penggilingan hasil karet selendang kemudian dijemur selama 14
hari atau lebih untuk mendapatkan kualitas karet kering yang baik. Pada proses penjemuran ini dilakukan pemeriksaan tanggal pengiriman, jenis produksi SIR,
type
kemasan,
costumer
dan ukuran nomor lot oleh bagian
quality control. Blangket
yang telah dijemur selama 17 hari diturunkandiangkat dari tempat penjemuran, dimana penurunan
blangket
berdasarkan instruksi mandor
crumb
dan diperiksa kebersihannya secara visual. Selanjutnya
blangket
yang sudah diturunkan dipotong kembali sesuai standar lalu dimasukkan ke dalam bak
cutter
untuk dicuci agar bersih dari kotoran-kotoran yang menempel pada
blangket
tersebut. 5. Pengeringan
Dryer Blangket
yang sudah dipotong dan dicuci kemudian disusun dalam
continer box
untuk dimasakdikeringkan di dalam
dryer
sampai kering.
Bale
yang sudah kering di dalam
dryer
dibongkar lalu diletakkan di atas meja bongkar. Lalu
bale
diperiksa kualitasnya secara visual. 6. Penimbangan
B
ale
ditimbang seberat 35 ± 0,05Kg. Kemudian dipress untuk membentuk bandalabalok. Lalu bandala ditimbang dan diperiksa kerataan permukaannya
dengan permukaan atas kemasan oleh operator
finish good.
7.
Packing
Pengemasan
Universitas Sumatera Utara
Proses selanjutnya yaitu mengemas
crumb
yang dilakukan oleh operator
packing
. Dimana selama proses pengemasan juga diperhatikandiperiksa kerapiannya. Selanjutnya
crumb
yang sudah dikemas disusun pada
pallet
sesuai dengan
customer
di gudang penyimpanan sebelum dikirim ke para
customer.
Berikut dapat dilihat blok diagram uraian proses produksi PT. Asahan
Crumb Rubber
pada Gambar 2.2.
Universitas Sumatera Utara
Pencucian
Pengemasan Packing PengeringanDryer
Penimbangan Penjemuran
Penggilingan Pencacahan
Gambar 2.2. Diagram Proses Produksi
Crumb Rubber
PT. Asahan
Crumb Rubber
Universitas Sumatera Utara
2.7. Utilitas