Tahap Perencanaan Eksperimen Desain Eksperimen Dengan Metode Taguchi

Inner noise Kemunduran kemerosotan part Kemunduran kemerosotan material Oksidasi Umur mesin Peralatan yang dipakai Kontrol Shift Antar produk Piece-to-piece variation ketika setiap itemnya diharapkan sama Process-to-process variation ketika proses seharusnya sama Faktor yang dapat dikontrol Seluruh parameter design seperti dimensi, material, konfigurasi, pengepakan, dll Seluruh parameter proses yang didesain Seluruh parameter proses yang diseting Sumber : Bagchi.P.Tapan. Taguchi Methid explained Practical Steps to Robust Design

3.6.1. Tahap Perencanaan Eksperimen

Perencanaan eksperimen merupakan tahap perumusan masalah, penetapan tujuan eksperimen, penentuan variabel tak bebas, identifikasi faktor-faktor variabel bebas, pemisahan faktor kontrol dan faktor gangguan, penentuan jumlah level dan nilai level faktor, letak dalam kolom interaksi, perhitungan derajad kebebasan, dan pemilihan matriks ortogonal. 1. Langkah pertama adalah merumuskanmendefenisikan masalah atau fokus yang akan diselidiki dalam eksperimen. 2. Tujuan yang melandasi eksperimen harus dapat menjawab apa yang telah dinyatakan pada perumusan masalah, yaitu mencari sebab yang menjadi Universitas Sumatera Utara akibat pada masalah yang kita amati. 3. Dalam merencanakan suatu eksperimen harus dipilih dan ditentukan dengan jelas variabel tak bebas mana yang akan diselidiki. Dalam eksperimen taguchi variabel tak bebas adalah karakteristik kualitas yang terdiri dari tiga ketegori, yaitu karakteristik yang dapat diukur contohnya temperatur, berat, tekanan, dan lain-lain. Karakteristik atribut contohnya retak, jelek, baik, dan lain-lain. Karakteristik dinamik merupakan fungsi representasi dari proses yang diamati. Proses yang diamati digambarkan sebagai signal dan output digambarkan sebagai hasil dari signal. Sebagai contoh adalah sistem transmisi otomatis dengan input putaran mesin dan output adalah perubahan getar. 4. Identifikasi Variabel bebas faktor adalah variabel yang perubahannya tidak tergantung pada variabel lain. Pada tahap ini akan dipilih faktor mana saja yang akan diselidiki pengaruhya terhadap variabel tak bebas yang bersangkutan. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang diteliti adalah brainstorming, flowchart dan diagram sebab- akibat. Diagram sebab akibat merupakan metode yang paling sering digunakan untuk mengidentifikasi penyebab-penyebab faktor-faktor potensial. 5. Faktor-faktor yang diamati terbagi atas faktor kontrol dan faktor gangguan. Dalam metode Taguchi keduanya perlu diidentifikasi dengan jelas sebab pengaruh antar kedua faktor tersebut berbeda. Faktor kontrol adalah faktor yang nilainya dapat diatur atau dikendalikan dan faktor gangguan adalah faktor yang tidak bisa diatur atau bila diatur akan membutuhkan biaya yang Universitas Sumatera Utara tinggi. 6. Pemilihan jumlah level penting artinya untuk ketelitian hasil eksperimen dan ongkos pelaksanaan eksperimen. Makin banyak level yang diteliti maka hasil eksperimen akan lebih teliti karena data yang diperoleh lebih banyak. Tetapi banyaknya level akan meningkatkan jumlah pengamatan sehingga menaikkan ongkos eksperimen. 7. Perhitungan derajad kebebasan Penghitungan derajad kebebasan dilakukan untuk menghitung jumlah minimum eksperimen yang harus dilakukan untuk menyelidiki faktor yang diamati. Bentuk umum persamaan umum dari derajad kebebasan matrik ortogonal Ortognal Array , V oa , dalam menentukan jumlah eksperimen yang akan diamati adalah sebagai berikut: V oa = banyaknya eksperimen – 1 Dimana: V oa = Derajad kebebasan matrik ortogonal Derajat kebebasan faktor dan level V lf untuk menghitung jumlah level yang harus diuji atau diadakan pengamatan pada sebuah faktor, bentuk persamaanya adalah sebagai berikut: V lf = banyaknya eksperimen – 1 Dimana: V lf = Derajat kebebasan faktor dan level Untuk mengetahui derajad kebebasan dari sebuah matriks eksperimen atau total derajat kebebasan adalah: Total V lf = banyaknya faktor x V lf Universitas Sumatera Utara Dimana: V lf = Derajat kebebasan faktor dan level 8. Pemilihan matriks ortogonal Bentuk umum dari model matriks ortogonal adalah: Lab c Dimana: L = Rancangan bujur sangkar latin a = Banyak bariseksperimen b = Banyak level c = banyak kolomfaktor Untuk memilih matriks ortogonal yang cocok atau sesuai dengan eksperimen dilakukan perhitungan derajat kebebasan untuk eksperimen yang akan dilakukan dan terhadap matrik ortogonal pada level tertentu dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Derajad kebebasan = banyaknya faktor x banyaknya level – 1 Matriks ortogonal standar dengan 2 level mempunyai beberapa pilihan matriks ortogonal seperti dalam Table 3.2. Tabel 3.2. Matriks Ortogonal Standar dengan 2 Level Matriks Ortogonal 2 level L 4 2 3 L 8 2 7 L 12 2 11 L 16 2 15 L 32 2 31 L 64 2 62 Sumber: Soejanto Irwan, Desain Eksperimen dengan metode Taguchi Dasar untuk mendesai eksperimen dengan menggunakan metodologi Taguchi adalah matriks ortogonal. Ortogonalitas berarti keseimbangan yang Universitas Sumatera Utara tidak bercampur. Pada Tabel 3.3, level 1 terjadi empat kali, dan level 2 terjadi empat kali juga. Matriks ortogonal L 8 2 7 dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3. Matriks Ortogonal L 8 2 7 Matriks Ortogonal L 8 2 7 Eksperimen KOLOMFAKTOR 1 2 3 4 5 6 7 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 3 1 2 2 1 1 2 2 4 1 2 2 2 2 1 1 5 2 1 2 1 2 1 2 6 2 1 2 2 1 2 1 7 2 2 1 1 2 2 1 8 2 2 1 2 1 1 2 Sumber: Soejanto Irwan, Desain Eksperimen dengan metode Taguchi Memilih matriks ortogonal yang cocoksesuai dengan eksperimen adalah derajad kebebasan pada matriks ortogonal standar harus lebih besar atau sama dengan perhitungan derajad kebebasan pada eksperimen. Pada Tabel 3.4. terlihat faktorial penuh yang terdiri dari dua faktor dan interaksi Tabel 3.4. Matriks Ortogonal L 4 2 3 Matriks Ortogonal L 4 2 3 Eksperimen 1 2 3 1 1 1 1 2 1 2 2 Universitas Sumatera Utara 3 2 1 1 4 2 2 1 Sumber: Soejanto Irwan, Desain Eksperimen dengan metode Taguchi Selain menentukan efek faktor secara individual, dengan menggunkan teknik yang sama kita dapat mengetahui efek yang disebabkan oleh interaksi. Pada tabel analisis orthogonal array terdapat interaksi faktor A dan B perhitungan efek dari interaksi dapat dilakukan seperti menghitung efek faktor secara individual. 12 Efek faktor A dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: A ̅̅̅̅ Y Y Y Y A ̅̅̅̅ 5 . 5 A ̅̅̅̅ Y 5 Y Y Y A ̅̅̅̅ .5 Efek faktor A= |A ̅̅̅̅-A ̅̅̅̅| | . 5- .5 |=5.75 Tabel orthogonal array yang melibatkan interaksi dapat dilihat pada Tabel 3.5. Tabel 3.5. Analisis Orthogonal Array L 8 2 7 Eksperimen Faktor Interaksi Respon A B AxB C D E F Y 1 1 1 1 1 1 1 1 Y 1 =12 2 1 1 1 2 2 2 2 Y 2 =15 12 Peace. Glen Stuart .Taguchi Methods Massachusetts, Addison-Weshley Publishing Company , 1993 hal 119-120 Universitas Sumatera Utara 3 1 2 2 1 1 2 2 Y 3 =10 4 1 2 2 2 2 1 1 Y 4 =14 5 2 1 2 1 2 1 2 Y 5 =18 6 2 1 2 2 1 2 1 Y 6 =22 7 2 2 1 1 2 2 1 Y 7 =20 8 2 2 1 2 1 1 2 Y 8 =14 Sumber: Glen Stuart, Taguchi Methods Untuk menghitung pengaruh interaksi maka perhatikan tabel 3.5 pada kolom 3 yaitu interaksi AxB. Kemudian hitung dengan cara yang sama untuk menentukan efek faktor A. Perhitungan interaksi AxB adalah sebagai berikut. ̅̅̅̅̅̅̅ Y Y Y Y ̅̅̅̅̅̅̅ 5 5. 5 ̅̅̅̅̅̅̅ Y Y Y 5 Y ̅̅̅̅̅̅̅ . Efek faktor A= | ̅̅̅̅̅̅̅- ̅̅̅̅̅̅̅| | 5. 5- . |=0.75 Tidak ada setingan level pada percobaan untuk interaksi. Interaksi merupakan hasil dari reaksi pengaturan faktor A dan B secara individual. Jika kita berpikir interaksi merupakan persilangan hasil faktor A dan B maka hal tersebut adalah mungkin. 9. Penempatan kolom untuk faktor dan interaksi ke dalam matriks ortogonal Taguchi menyatakan grafik linier dan tabel Triangular untuk memudahkan peletakan faktor dan interaksi untuk setiap matriks ortogonal. a. Grafik linier Universitas Sumatera Utara Grafik linier adalah representasi grafik dari informasi interaksi dalam suatu matriks eksperimen. Setiap titik pada grafik linier mewakili suatu faktor utama dan garis yang menghubungkan dua titik menggambarkan interaksi antar dua faktor utama yang bersangkutan. Grafik linier L 4 2 3 menunjukkan interaksi tunggal terlihat pada Gambar 3.1. 1 3 2 Gambar 3.1. Grafik linier L 4 2 3 Sumber: Soejanto Irwan, Desain Eksperimen dengan metode Taguchi Grafik linier L 8 2 7 menunjukkan interaksi tunggal terlihat pada Gambar 3.2. 1 3 5 6 4 2 1 3 5 6 2 4 7 I II Gambar 3.2. Grafik linier L 8 2 7 Sumber: Soejanto Irwan, Desain Eksperimen dengan metode Taguchi b. Tabel triangular Tabel triangular memuat seluruh kemungkinan dan kolom-kolom interaksi untuk setiap tabel matriks ortogonal.

3.6.2. Tahap Pelaksanaan Eksperimen