3.5. Desain Eksperimen
9
Desain eksperimen, yaitu suatu rancangan percobaan dengan tiap langkah tindakan yang betul-betul terdefenisikan sedemikian sehingga informasi yang
berhubungan dengan atau diperlukan untuk persoalan yang sedang diselidiki dapat dikumpulkan sebanyak-banyaknya. Desain eksperimen perlu dimengerti prinsip-
prinsip dasar yang lazim digunakan dan dikenal yaitu: replikasi, randomisasi atau pengacakan dan kontrol lokal. Sebelum memberikan penjelasan ketiga prinsip
dasar diatas, terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian tentang perlakuan, kekeliruan eksperimen dan unit eksperimen.
1. Perlakuan
Perlakuan adalah sekumpulan daripada kondisi-kondisi eksperimen yang akan digunakan terhadap unit eksperimen dalam ruang lingkup desain yang
dipilih. Perlakuan ini bisa berbentuk tunggal atau terjadi dalam bentuk kombinasi.
2. Unit eksperimen
Unit terhadap perlakuan tunggal yang mungkin merupakan gabungan beberapa faktor dikenakan dalam sebuah replikasi eksperimen dasar.
3. Kekeliruan eksperimen
Kekeliruan eksperimen menyatakan kegagalan daripada dua unit eksperimen identik yang dikenai perlakuan untuk memberikan hasil yang sama. Ini bisa
terjadi karena, misalnya kekeliruan waktu menjalankan eksperimen, variasi antara unit eksperimen dan pengaruh gabungan dari semua faktor tambahan
9
Sudjana, Desain dan Analisi Eksperimen Bandung, 1994 hal 1-13
Universitas Sumatera Utara
yang mempengaruhi karakteristik yang sedang dipelajari. Prinsip dasar yang digunakan dan dikenal yaitu:
1. Replikasi
Replikasi diartikan dengan pengulangan dari eksperimen dasar. Replikasi diperlukan karena dapat:
a. Memberikan taksiran kekeliruan eksperimen yang dapat dipakai untuk
menentukan panjang interval konfidensi atau dapat digunakan sebagai satuan dasar pengukuran untuk penetapan taraf signifikansi daripada
perbedaan-perbedaan yang diamati. b.
Menghasilkan taksiran yang lebih akurat untuk kekeliruan eksperimen. c.
Memungkinkan kita untuk memperoleh taksiran yang lebih baik mengenai efek rata-rata daripada suatu faktor
2. Pengacakan atau Randomisasi
Tes atau uji signifikansi akan banyak dilakukan. Umumnya untuk setiap prosedur pengujian, asumsi-asumsi tertentu perlu diambil dan dipenuhi agar
pengujian yang dilakukan menjadi berlaku. Salah satu daripadanya ialah pengamatan-pengamatan juga kekeliruan-kekeliruan berdistribusi secara
independen. Asumsi ini sukar untuk dapat dipenuhi tetapi dengan jalan berpedomen kepada prinsip sampel acak random sampel yang diambil dari
sebuah populasi atau berpedoman pada perlakuan acak terhadap unit eksperimen, maka pengujian dapat dijalankan seakan-akan asumsi yang
diambil benar adanya. Pengacakan tidak menjamin terjadinya independensi, melainkan hanyalah memperkecil adanya korelasi antar pengamatan jadi juga
antar kekeliruan. Selain daripada keberhasilan untuk membuat korelasi antar
Universitas Sumatera Utara
kekeliruan sekecil-kecilnya, pengacakan juga merupakan suatu cara untuk ”menghilangkan” bias.
3. Kontrol lokal
Kontrol lokal merupakan sebagian daripada keseluruhan prinsip desain yang harus dilaksanakan. Biasanya merupakan langkah-langkah atau usaha-usaha
yang berbentuk penyeimbangan, pengkotakan atau pemblokan dan pengelompokan daripada unit-unit eksperimen yang digunakan dalam desain.
Jika replikasi dan pengacakan pada dasarnya akan memungkinkan berlakunya uji signifikansi, maka kontrol lokal menyebabkan desain lebih efisien, yaitu
menghasilkan prosedur pengujian dengan kuasa yang lebih tinggi.
3.6. Desain Eksperimen Dengan Metode Taguchi