mendapatkan tabel normalisasi, tabel normalisasi terbobot, tabel solusi ideal positif dan negatif, tabel separasi positif dan negatif, dan tabel kedekatan relatif. Disamping
tabel kedekatan relatif, pengguna dapat mengurutkan nilai kedekatan relatif pegawai secara berurut dari nilai paling tinggi ke nilai paling rendah secara spesifik disiplin
harian atau Tupoksi dan secara keseluruhan dengan bobot Tupoksi 60 dan disiplin harian 40. Format tampilan urutan nilai dapat dilihat pada Gambar 3.17.
Gambar 3.17 Tampilan urutan TOPSIS disiplin harian dan Tupoksi
3.5. Perancangan algoritma
Algoritma merupakan urutan dari baris – baris langkah atau intruksi dalam
menyelesaikan suatu masalah. Algoritma haruslah mempunyai sebuah hasil keluaran yang efektif, jumlah langkah yang terhitung, memiliki struktur yang baik dan
memiliki kondisi akhir kerja. Salah satu cara menyajikan algoritma adalah dengan menggunakan
flowchart
atau diagram alir yang berfungsi untuk menjelaskan arah alur program dalam menyelesaikan masalah.
Proses yang digunakan dalam implementasi TOPSIS tentunya adalah metode TOPSIS pada disiplin harian, Tupoksi dan hasil akhir dimana terdapat jumlah poin
kriteria yang berbeda – beda. Arsitektur umum diagram alir metode TOPSIS adalah
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.18. Informasi Pegawai
Nilai Rekomendasi
Pegawai 1 Nilai C
+
tertinggi Rekomendasi
Pegawai 2 Nilai C
+
Rekomendasi Pegawai 3
Nilai C
+
Rekomendasi
Pegawai N Nilai C
+
terendah Rekomendasi
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.18 Arsitektur umum
Perhitungan metode TOPSIS dimulai dengan memasukkan bobot nilai tiap kriteria. Diagram alir penentuan jumlah bobot yang digunakan pada TOPSIS dapat
dilihat pada Gambar 3.19.
Gambar 3.19
flowchart
penentuan jumlah kriteria
Tahap
flowchart
penentuan jumlah bobot dimulai dengan menghitung kolom poin dari tabel Tupoksi atau disiplin harian yang memiliki isi nilai kriteria dari
Mulai
selesai array = row[kriteria] = NULL
jmlpoin = countarray
jumlah_kriteria = jmlpoin Mulai
Input bobot
Bobot = NULL
Tabel matriks nilai dan
pegawai Tabel Matriks
normalisasi Tabel
normalisasi terbobot
Tabel solusi ideal
Tabel nilai separasi
Urutan nilai relatif
selesai yes
no
Universitas Sumatera Utara
database
, kriteria tersebut dijadikan sebuah
array
yang kemudian dihitung jumlahnya dikarenakan jumlah kriteria = jumlah bobot nilai. Setelah jumlah kriteria dan jumlah
bobot didapat, kemudian dibuat tabel normalisasi nilai dan tabel normalisasi terbobot. Diagram alir pembuatan tabel normalisasi dapat dilhat pada Gambar 3.20.
Gambar 3.20
flowchart
tabel normalisasi
Setelah tabel normalisasi terbentuk, kemudian dibentuk sebuah tabel normalisasi terbobot dengan melakukan perkalian tiap nilai bobot poin kriteria ke
masing – masing nilai poin kriteria ternormalisasi yang berada didalamnya. Diagram
alir pembuatan tabel normalisasi terbobot dapat dilihat pada Gambar 3.21.
Mulai
Normi,j = poini,j sqrt total_poin i
selesai Nilai_pegawai j = poin0.j , poin 1.j, poin2.j, .... , poin i,j
Jumlah_kriteria = i Jumlah_pegawai = j
total_poin i = poini,0
2
+ poini,1
2
+ poini,2
2
+...+ poini,j
2
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.21
flowchart
tabel normalisasi terbobot
Pada saat memasukkan nilai bobot, dilakukan pengecekan dimana bila terdapat satu bobot kriteria yang nilainya tidak di isi NULL maka pengguna diminta ulang
untuk mengisi kembali nilai bobot kriteria. Setelah didapat tabel normalisasi terbobot, maka dicarilah tabel nilai solusi
ideal positif dan negatif. Nilai solusi ideal positif dan negatif didapat dengan melakukan perbantingan antara setiap nilai yang berada di kriteria yang sama. Nilai
solusi ideal positif adalah nilai yang terbesar di kriteria tersebut dan nilai solusi ideal negatif adalah nilai yang terkecil di kriteria tersebut. Pencarian nilai solusi ideal
positif dan negatif dilakukan secara berulang sampai kondisi dimana didapatnya nilai solusi ideal positif dan negatif tiap kriteria didapatkan. Diagram alir pencarian nilai
solusi ideal positif dapat dilihat pada Gambar 3.22.
Nilai_bobot i Mulai
Nilai_bobot i = NULL
yes
no
selesai Jumlah bobot = i
jumlah pegawai = j
Terboboti,j = Normi,j Nilai_bobot i
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.22
flowchart
nilai solusi ideal positif
Setelah didapat nilai solusi ideal positif satu kriteria yang merupakan nilai terbesar didalam kriteria tersebut sistem akan langsung melakukan pencarian nilai
solusi ideal negatif. Pada pencarian nilai solusi ideal negatif, aliran data pencarian nilai solusi ideal
negatif memiliki kesamaan aliran data dengan aliran data pencarian nilai solusi ideal positif dimana perbedaan hanya terletak pada pencarian nilai yang paling kecil
diantara nilai normalisasi terbobot didalam satu kriteria. Diagram alir pencarian nilai solusi negatif adalah seperti dengan yang ditunjukkan diagram alir
flowchart
nilai solusi ideal negatif pada Gambar 3.23.
Mulai Nilai_max i = Terboboti,0
i = 0
i jumlah_kriteria
j = 0
j jumlah_pegawai
Nilai_max i = Nilai_max i Nilai_max i Terboboti,j
yes
yes
yes j = j + 1
no i = i + 1
Solusi_positif i = Nilai_maxi,j
selesai no
no
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.23
flowchart
nilai solusi ideal negatif
Setelah didapat nilai solusi ideal positif dan negatif tiap kriteria, proses TOPSIS dilanjutkan dengan pencarian nilai separasi positif dan negatif. Diagram alir
pencarian nilai separasi positif dapat dilihat pada Gambar 3.24.
Mulai Nilai_min i = Terboboti,0
i = 0
i jumlah_kriteria
j = 0
j jumlah_pegawai
Nilai_min i = Nilai_min i Nilai_min i Terboboti,j
yes
yes
yes j = j + 1
no i = i + 1
Solusi_negatif i = Nilai_mini,j
selesai no
no
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.24
flowchart
nilai separasi positif
Diagram alir pencarian nilai separasi negatif adalah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.25.
Gambar 3.25
flowchart
nilai separasi negatif
Dengan didapatnya nilai separasi positif dan negatif, nilai relatif atau nilai kedekatan dengan nilai solusi ideal pegawai dapat dicari. Diagram alir pencarian nilai
relatif dapat dilihat pada Gambar 3.26.
Mulai
j jumlah_pegawai j = 0
positif j = sqrt Terbobot0,j-Solusi_positif 1
2
+ Terbobot1,j-Solusi_positif 2
2
+ ................................................... +
Terboboti,j-Solusi_positif i
2
j = j + 1 selesai
yes no
Mulai
j jumlah_pegawai j = 0
negatif j = sqrt Terbobot0,j-Solusi_negatif 1
2
+ Terbobot1,j-Solusi_negatif 2
2
+ ................................................... +
Terboboti,j-Solusi_negatif i
2
j = j + 1 yes
no selesai
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.26
flowchart
nilai kedekatan relatif
Nilai kedekatan relatif merupakan nilai yang dicari oleh TOPSIS yang dimana nilai kedekatan relatif dengan nilai tertinggi merupakan nilai yang paling mendekati
nilai sempurna.
Mulai
j jumlah_pegawai j = 0
Relatif j = negatif j negatif j + positif j j = j + 1
yes no
selesai
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas hasil implementasi sistem pendukung keputusan penilaian mutu pegawai dengan metode TOPSIS dalam menilai hasil penilaian disiplin harian dan
Tupoksi. Pembahasan ini berupa hasil penerapan pemrograman terhadap sistem yang dirancang.
4.1. Implementasi