Tahapan implementasi TOPSIS Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Mutu Kepegawaian Menggunakan Metode Pendekatan Topsis

3.3. Tahapan implementasi TOPSIS

Seperti teori yang dijelaskan pada bab sebelumnya. implementasi metoda TOPSIS dibagi menjadi 6 tahapan, yaitu: 1. Penentuan bobot Tahap ini merupakan penentuan bobot nilai tiap – tiap poin penilaian yang ada didalam penilaian yang digunakan. Nilai bobot tiap poin ini ditentukan oleh pakar SDM atau oleh pengambil keputusan dengan skala prioritas. Contoh terdapat 3 poin penilaian dalam suatu Tupoksi seperti yang terlihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Contoh tabel bobot yang telah ditentukan Bobot Penilaian Total Poin penilaian Mendata dan Menjaga alat Mengontrol Pemakaian Listrik Mendata peminjaman alat Bobot poin 5 3 2 10 2. Normalisasi matriks Tahap ini adalah dimana data nilai poin disiplin harian atau Tupoksi dari tiap pegawai yang dinilai dijadikan sebuah tabel matriks. Data nilai diambil dari tabel disiplin harian atau tabel nilai Tupoksi beserta nama pegawai dari tabel pegawai. Contoh terdapat 4 pegawai dengan 3 poin penilaian Tupoksi seperti pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Contoh tabel poin nilai Tupoksi No Nama Nilai Mendata dan Menjaga alat Mengontrol Pemakaian Listrik Mendata peminjaman alat 1 Ahmad Yazid 3 4 2 2 Arpan 2 4 3 3 Soan 3 5 2 4 Budi P 4 2 5 Universitas Sumatera Utara Dari data Tabel 3.2. maka dibuatlah satu tabel matriks keputusan ternormalisasi dengan rumus yang telah dijelaskan di Bab 2 pada bagian metode TOPSIS yaitu seperti yang terlihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Contoh perhitungan normalisasi poin A No Nama Nilai ternormalisasi Mendata dan Menjaga alat 1 Ahmad Yazid √ √ Dengan didapatnya nilai ternormalisasi, maka didapatlah sebuah tabel matriks keputusan normalisasi seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Contoh tabel matriks ternormalisasi No Nama Mendata dan Menjaga alat Mengontrol Pemakaian Listrik Mendata peminjaman alat 1 Ahmad Yazid 0.4866642 0.5121475 0.3086066 2 Arpan 0.3244428 0.5121475 0.4629100 3 Soan 0.4866642 0.6401843 0.3086066 4 Budi P 0.6488856 0.2560737 0.7715167 3. Pembobotan matriks Tahap ini adalah dimana matriks normalisasi dari data disiplin harian dan Tupoksi dikalikan dengan bobot tiap poin disiplin harian atau Tupoksi yang sebelumnya ditentukan dan mendapatkan matriks nilai terbobot. Contoh seperti yang terlihat pada Tabel 3.5. Tabel 3.5 Contoh pembobotan pegawai Ahmad Yazid Poin Pegawai Ahmad Yazid Mendata dan Menjaga alat Mengontrol Pemakaian Listrik Mendata peminjaman alat Universitas Sumatera Utara Dengan melakukan pembobotan tiap nilai didalam tabel sesuai dengan bobot nilai yang telah ditentukan, maka didapatlah tabel matriks ternormalisasi terbobot seperti yang terlihat pada Tabel 3.6. Tabel 3.6 Contoh tabel matriks ternormalisasi terbobot No Nama Mendata dan Menjaga alat Mengontrol Pemakaian Listrik Mendata peminjaman alat 1 Ahmad Yazid 2.4333213 1.5364425 0.6172133 2 Arpan 1.6222142 1.5364425 0.9258200 3 Soan 2.4333213 1.9205531 0.6172133 4 Budi P 3.2444284 0.7682212 1.5430334 4. Penentuan solusi ideal Dengan didapatnya tabel matriks terbobot, kemudian dicarilah nilai solusi ideal positif dan negatif. Nilai solusi ideal positif adalah nilai terbesar di poin kriteria positif dan nilai terkecil di poin kriteria negatif, sedangkan nilai solusi ideal negatif adalah nilai terkecil di poin kriteria positif dan nilai terbesar di poin kriteria negatif. Dengan contoh diatas, maka didapatlah seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.7. Tabel 3.7 Contoh tabel solusi ideal No Poin Mendata dan Menjaga alat Mengontrol Pemakaian Listrik Mendata peminjaman alat 1 Solusi Ideal Positif A + 3.2444284 1.9205531 1.5430334 2 Solusi Ideal Negatif A - 1.6222142 0.7682212 0.6172133 5. Pencarian separasi Setelah didapat nilai solusi ideal positif dan negatif, maka dicarilah nilai separasi positif dan negatif dengan rumus seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.8. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.8 Contoh perhitungan nilai separasi positif Ahmad Yazid No Nama Pegawai Ahmad Yazid 1 Separasi Positif S + √ 2 Separasi Negatif S - √ 1. 222142 0.7 82212 0. 172133 Dengan didapatnya nilai separasi positif dan negatif, maka tabel nilai separasi positif dan negatif setiap pegawai didapat dan dapat dilihat pada Tabel 3.9. Tabel 3.9 Contoh tabel nilai separasi No Nama S + S - 1 Ahmad Yazid 1.2894101 1.1171654 2 Arpan 1.7776592 0.8278901 3 Soan 1.2308686 1.4091712 4 Budi P 1.1523319 1.8678120 6. Penghitungan kedekatan relatif Pada tahap terakhir ini, dicari kedekatan relatif antara nilai pegawai dengan nilai solusi yang ideal dengan rumus seperti pada Tabel 3.10. Tabel 3.10 Contoh nilai C + No Nama Kedekatan relatif C + 1 Ahmad Yazid Setelah nilai kedekatan relatif setiap pegawai dihitung, maka nilai kedekatan relatif pegawai dapat diurutkan untuk mendapatkan siapa pegawai yang memiliki nilai kedekatan relatif terdekat dengan nilai pegawai yang ideal seperti pada Tabel 3.11. Rekomendasi yang diberikan oleh sistem akan sesuai dengan nilai yang didapat oleh tiap pegawai dan ditentukan oleh pengambil keputusan ataupun pakar SDM. Rekomendasi yang diberikan pada penelitian dapat dilihat pada lampiran. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.11 Contoh pengurutan nilai solusi ideal Nama C + Budi P 0.6184513 Soan 0.5337689 Ahmad Yazid 0.4642137 Arpan 0.3177410

3.4. Perancangan sistem