Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Sikap Atas Produk

17 bagaimana tampilan handphone Samsung yang sangat menarik dan dilengkapi dengan berbagai fitur yang lengkap yang sangat bermanfaat bagi penggunanya. Sehingga tanpa disadari strategi penempatan handphone Samsung dalam drama korea mampu mempengaruhi persepsi penonton dan pada akhirnya persepsi ini akan secara langsung mempengaruhi sikap penonton. Jika persepsi penonton positif terhadap handphone samsung maka secara otomatis sikap penonton juga positif sehingga pada akhir para pecinta drama ingin sekali memiliki produk yang sama. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Product PlacementHandphone Samsung dalam Drama Korea terhadap persepsi Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. ApakahProduct PlacementHandphoneSamsung dalam Drama Koreaberpengaruhsecara langsung terhadap sikapMahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 2. ApakahProduct PlacementHandphoneSamsung dalam Drama Koreaberpengaruhterhadap sikap melalui persepsiMahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 18

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh product placement handphone Samsung dalam Drama Korea secara langsung terhadap Sikap Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh product placement handphone Samsung dalam Drama Korea melalui persepsi terhadap Sikap Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: 1. Perusahaan Sebagai bahan informasi bagi perusahaan untuk mengetahui seberapa efektifkah produk placement dapat mempengaruhi persepsi konsumen. 2. Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan peneliti tentang pemasaran, khususnya mengetahui pengaruh produk placementterhadap pesepsi konsumen. 3. Peneliti Lain Diharapkan dapat menjadi masukan, referensi, dan bahan perbandingan bagi yang memerlukannya 19 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Promosi 2.1.1 Pengertian Promosi Promosi merupakan usaha yang dilakukan pemasar untuk mempengaruhi pihak lain agar berpartisipasi dalam kegiatan pertukaran. Promosi merupakan usaha mengkomunikasi informasi yang bermanfaat tentang suatu perusahaan atau produk untuk mempengaruhi pembeli potensial Kismono, 2001:374 Konsep pemasaran 4p Product, Place,Price, dan Promotion promosi adalah tentang pesan-pesan komunikasi pemasaran Duncan, 2005:113. Oleh karena itu promosi dapat juga disebut dengan komunikasi pemasaran. Menurut Duncan 2005:8 komunikasi pemasaran sebagai “the selection of marketing comumunication function used at given times as a part of a marketing program. Dari defenisi tersebut, dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan bauran komunikasi pemasaran aadalah pemilihan fungsi-fungsi komunikasi pemasaran yang digunakan pada suatu waktu tertentu sebagai bagian dari program pemasaran. Adapun Fungsi –fungsi komunikasi pemasaran yang dapat dipilih terdiri dari delapan macam, yaitu: 1. Advertising atau iklan adalah pengumuman yang bersifat non personal dan dibayar oleh pihak sponsor tertentu. Advertising ini digunakan untuk menjangkau audience, menciptakan brand awareness, membantu mendiferensiasikan sebuah brand dari pesaingnya, dan membantu manciptakan brand image. 20 2. Direct Marketing atau pemasaran langsung yang merupakan proses komunikasi yang bersifat interaktif dan berdasarkan database yang menggunakan serangkaian media untuk memotivasi respon dari konsumen dan prospek. Sebagaimana artinya, pada direct marketing tidak ada intermediaries atau anggota saluran distribusi lain ynag terlibat dalam pengkomunikasiannya. 3. Publicit atau publisitas adalah cerita dan penyebutan brand oleh media massa tanpa dibayar, karena sifat publicity yang tidak dibayar, maka tujuannya adalah untuk meningkatkan brand awareness dan mengumumkan berita mengenai brand dan perusahaan. Metode yang sering dipaki dalam publicity adalah seperti press releases, press conferences, dan interviews. 4. Sales Promotion atau promosi penjualan personal adalah penawaran yangs bersifat jangka pendek yang dapat member nilai tambah yang dimaksudkan untuk memotivasi keputusan pembeli. Sales promotion dilakukan dengan memberikan nilai tambah, seperti melalui potongan harga atau free trial untuk merangsang konsumen membeli atau mencoba produk. 5. Personal Selling atau penjuaalan personal adalah bentuk komunikasi interpersonal, dimana penjual mendampingi dan membujuk calon pembeli untuk membeli produk, jasa atau bertindak sesuai ide yang dijual. 6. Packaging atau kemasan adalah sebuah pembungkus yang sekaligus berfungsi sebagai penyampai informasi. Kemasan ini dapat membantu 21 terciptanya brand building dengn menyajikan berbagai macam informasi tentang produk, mulai bahan-bahan yang terkandung dalam produk hingga resep yang menyarankan pemakaian lebih sering. 7. Event and Sponshorship. Events adalah aktivitas yang diasosiasikan dengan Brand yang dibuat untuk melibatkan konsumen dan prospek secara aktif, sekaligus untuk publikasi. Sponsorship adalah dukungan financial dari suatu organisasi, seseorang ataupun aktivitas sebagai pertukaran untuk publikasi brand dan asosiasi. 8. Customer Service atau pelayanan pelanggan adalah sikap dan perilaku perusahaan selama terjadi interaksi dengan komsumennya. Jika interaksi tersebut terjadi secara positif, maka akan memperkuat hubungan dengan konsumen. Namun jika interaksi tersebut terjadi secara negatif, maka akan memperlemah atau bahkan akan mematikan hubungan sebuah brand.

2. 2 Merek

Dalam proses pengembangan strategi pemasaran suatu mata produk pere penjual akan menghadapi masalah merek. Merek ini bias menambah nilai suatu produk sehingga ia merupakan satu aspek yang hakiki dalam suatu strategi produk. Berikut ini beberapa defenisi mengenai merek, yaitu: 1. Merek brand, suatu nama , istilah, tanda , lambing, atau disain, atau gabungan semua yang diharapkan mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual, dan diharapkan akan membedakan barang atau jasa dari produk-produk milik pesaing. 22 2. Nama merek brand name, sebagian dari merek, dan yang dapat diucapkan, misalnya Avon Chevrolet. 3. Tanda merek brand mark, sebagian merek dapat dikenali namun tidak dapat diucapkan, seperti misalnya lambing, desain huruf, atu warna khusus. 4. Tanda merek dagang trade mark, merek atau sebagian dari merek yang dilindungi oleh hukum karena kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu hal yang istimewa 5. Hak cipta Copyright , hak istimewa yang dilindungi oleh undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan, dan menjual karya tulis, karya musik, atau karya seni.

2. 3 Product placement

Dalam berbagai litetatur yang peneliti temukan, istilah product placement sering kali disebut juga dengan brand placement. Sehingga dalam penelitian ini peneliti akan memperlakukan istilah tersebut secara sama. Belch and Belch 2004: 450, “ Product placement is an increasingly common way to promote a product or service is by showing the actual product or an ad for it as part of a movie or TV show”, maksudnya Product placementsebuah cara untuk meningkatkan promosi sebuah produk atau jasa dengan menampilkan produknya dengan kesan bahwa keberadaan produk tersebut seolah- olah menjadi bagian dari cerita film dan acara televisi. Product placement digunakan untuk meningkatkan kan pengetahuan akan merek brand knowledge diantara konsumen dalam setiap 23 media beriklan yang digunakan Panda, 2004:9. Disebutkan juga bahwa keunikan sebuah medium dapat dilihat dari proses penampilan dan mengharmonisasikan menyesuaikan keberadaan merek atau produk di dalam suatu cerita atau media yang digunakan. Tidak ada kompetisi exposure dalam medium dan waktu yang sama, sehingga sangat berbeda dengan beriklan melaui televisi dan koran. Kondisi ini menjadi sangat penting karena dapat memperdalam tingkat brand knowledge Panda, 2004:9. D’astous Seguin dalam panda, 2004;11 mendefenisikan product placement dalam tiga jenis, yaitu : 1. Implicit Product Placement Jenis ini disebut implicit karena, perusahaan atau produk yang ditampilkan dalam program media tanpa ditekankan secara formal, dimana logo, nama merekperusahaan muncul tanpa menampilkan mendemonstrasikan product benefit 2. Integrated Explicit Product Placement Jenis product placement ini berupaya mengintegrasikan secara eksplisit dimana merek atau nama perusahaan secara formal disebutkan dan memainkan peran aktif, serta atribut dan manfaat produk juga secara jelas ditampilkan. 3. Non – Integrated Explicit product Placement Jenis ini menampilkan merek perusahaan secara formal tapi tidak terintegrasi dalam isi program media, umumnya ditampilkan di awal, di akhir atau dalam program title. 24 Menurut Panda 2004 : 11-12 product placementdapat dibedakandalam tiga dimensi, yaitu visual, auditory, dan plot conection. Dimensi visual terlihat papa menculnya merek produk pada tampilan layar yang bisa juga disebut sebagai screen placement. Dimensi auditory adalah pada saat merek produk disebutkan dalam dialog yang bisa juga disebut sebagai script placement. Dimensi plot conection sebgai dimensi ketiga digambarkan dengan seberapa merek produk tersebut terintegrasi dalam cerita story line. 2.3.1Media dalam Product placement Terdapat beberapa media untuk menerapkan product placemet, yaitu: 1. Films Menurut D’astous dan Chartier 2002, ada tiga alasan mengapa para pemasar ingin menerapkan product placement di film-film: a. Menonton sebuah film menyita sebuah perhatian yang tinggi dan melibatkan aktivitas. Menampilkan sebuah product placement dalam sebuah film kepada penonton yang sangat memperhatikannya dapat menghasilkan brand awareness yang sangat tinggi. b. Film-film yang sukses dapat menarik penonton dalam jumlah yang besar. Sebagai contoh, Terminator II selama pemutarannya di bioskop saja telah disaksikan oleh jutaan orang, dan ini belum termasuk pembelian dan penyewaan videonya, dan pemutarannya di televisi selama bertahun-tahun setelahnya. Karena itu, bila dilihat 25 dari cost per viewer, product placement dalam sebuah film akan sangat menguntungkan. c. Product placement mempresentasikan cara mempromosikan sebuah brand dengan cara alami, tidak agresif, dan tidak persuasif. Audience terekspos terhadap sebuah brand dengan cara yang sealami mungkin yaitu dengan melihat bagaimana produk tersebut terlihat, disebutkan ataupun dipakai oleh sang aktoraktris, tanpa adanya bujukan untuk memakai produk tersebut. 2. Program Televisi Product placement kini juga sering kali dapat kita lihat di acara-acara televisi. Sebagai contoh nyata terlihat pada program bedah rumah yang memang harus menggunakan bahan-bahan bangunan dan furniture dalam menjalankan misinyaVillafranco dan Zeltzer, 2006. Tidak jarang produk- produk tersebut mendapat sorotan khusus dalam penggunaannya. Product placement juga serig terlihat dalam program-program televisi seperti Empat mata dan Insert. Dalam acara gosip Insert tidak jarang artis yang ditampilkan akan membahas produk-produk perawatan kesehatan, kecantikan, dan lain-lain. Khusus program Empat Mata, product placement sering kali dilakukan dengan meletakkan suatu produk diatas meja, menempelkan stiker produk pada laptop, dan mengambil gambar para penonton studio yang mengenakan kaos bertuliskan nama produk tertentu, yang di setiap episodenya hampir selalu menampilkan produk-produk yang berbeda-beda. 26 3. Video Games Tidak ada batasan usia untuk dapat menikmati video games, anak- anak, remaja, dan bahkan dewasa, banyak yang menyukai video games sebagai hiburan. Beberapa diantara mereka bahkan tidak lepas dari permainan dunia maya ini sehari saja. Apa lagi saat ini, para penikmat video games telah dimanjakan dengan berbagai macam jenis permainan mulai dari ukuran yang besar, tipis ataupun kecil sehingga dinamakan portable. Mereknya pun beragam mulai sega, Nintendo, Wii, Play Station, Xbox, dll. Hal ini tentu sangat menarik perhatian pemasar yang ingin mempromosikan produknya melalui video game. Contohnya kini para penggemar video game dapat merasakan bagaimana mengemudikan mobil balap merek Ford, Chevloret, Nissan, BMW, dan lainnya lama permainan balapan, juga terekpos pada berbagai papan iklan disepanjang lintasan seperti yang ada dibalapan sesungguhnya. 4. Musik Product placement pada musik juga makin marak dilakukan oleh pemasar. Hal ini karena hampir semua orang pasti menyukai musik. Product placement melalui musik dilakukan mulai dari mensponsori pembuatan sebuah album sampai dengan tempat penjualan CD tersebut, seperti yang dilakukan oleh KFC untuk penyanyi Judika, Cinta Laura dan masih banyak band-band ternama lainnya. Bahkan masih banyak lagi penyanyi yang menggun hingga menampilkan produk mereka dalam video clip penyanyi 27 seperti yang dilakukan Coca-cola di video klip Ello dan kawan-kawan di tahun 2009. 5. Novel Novel juga menjadi salah satu media product placement yang menjanjikan. Novel-novel yang menjanjikan kisah-kisah fiksi pun sering kali menyebutkan produk-produk tertentu untuk membuat kisahnya semakin nyata. 6. Radio Seperti halnya televisi, program-program radio juga sarta dengan product placement. Suatu produk sering sekali dikait-kaitkan dengan suatu tema yang sedang di bahas oleh penyiar. 2.3.2Keunggulan Product Placement Menurut Belch dan Belch 2004,451-452 adapun yang menjadi keuntungan adventages product placement, yaitu: 1. Exposure. Jumlah penjualan tiket bioskop tahunnya mencapai lebih dari 1,4 milyar tiket. Rata-rata film yang memiliki rentang waktu yang peredarannya selama tiga setengah tahun, dengan penonton mencapai 75 juta orang, dan sebagian besar para penggemar film adalah penonton yang sangat serius ketika menonton. Ketika hal tesebut digabungkan dengan meningkatnya pasar rental film dan TV kabel sebagai contoh HBO, Showtime, Movie 28 Channel . Terlebih lagi bentuk exposure ini bebas dari zapping, setidaknya di bioskop.

2. Frequency.

Tergantung pada bagaimana produk digunakan dalam sebuah film atau program televisi, besar kemungkinan terjadinya exposure yang berulang- ulang bagi mereka yang suka menonton sebuah program TV datau film lebih dari sekali. Contohnya, jika anda penonton setia atau menonton acara TV Take Me Out Indonesia secara rutin setiap minggu di Indosiar, maka anda akan melihat beberapa produk yang di ekspos oleh para pengisi acara setiap episodenya. 3. Support for other media. Product Placement mungkin didukung peralatan promosi lainnya. Telah menjadi sebuah tren bagi industri perfliman mempunyai klien untuk mempromosikan produk dalam film tersebut secara bersama-sama dalam berbagai media. Dengan demikian ikatan antara produk dan film akan saling memperkuat upaya promosi satu sam lain dan makin diperkuat dengan adanya iklan. 4. Source association. Ketika konsumen melihat artis favorit mereka dalam sebuah film menggunakan sebuah produkbrand, asosiasi yang terbentuk dapat memacu terciptanya product image. Hampir semua bisnis dalam product placement percaya bahwa adanya asososiasi maka bisnis ini akan berhasil. 29

5. Cost

Dimana biaya penggunaan medium ini, mulai dari gratis sampai 1 juta per produk. Namun dengan biaya termahal sekalipun perusahaan pengiklan masih tetap mengalami keuntungan, dengan tingginya tingkat exposure yang dihasilkan. 6. Recall. Sejumlah badan atau lembaga melalukan pengukuran pengaruh product placement kepada audience di hari berikutnya. Dimana pengukuran recall ini menghasilkan rata-rata 38 persen audience nya masih ingat akan brand tersebut. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Gupta dan Kenneth Lord, mengatakan bahwa penampilan placement yang baik menghasilkan recall yang kuat. 7. Bypassing regulation di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya, beberapa produk tifak diijinkan untuk beriklan di televisi atau terhadap segmen pasar tertentu. Namun melalui product placement industri minuman keras dan rokok masih dapat menampilkan produknya. 8. Acceptance Sebuah penelitian oleh Gupta dan Stephen mengindikasi bahwa penonton dapat menerima product placement dan secara umum penilain mereka positif, walapun untuk beberapa produk seperti alcohol, senjata api, dan rokok kurang dapat diterima. 30 Menurut Fill 2006 : 799 adapun yang menjadi kelebihan strengths product placement, yaitu 1. Dengan menampilkan produk tersebut, dapat membangun meningkatkan awareness dan kredibilitas untuk memperkuat citra merek. Hampir semua bisnis dalam product placement percaya bahwa audience dalam hal ini dapat didampingi untuk mengidentifikasikan dan menghubungkan dirinya dengan lingkungan yang digamnbarkan atau dengan selebritis yang menggunakan produknya. 2. Mengurangi biaya produksi 3. Mencapai audience tertentu captive audience 4. Mempunyai jangkauan yang lebih luas daripada periklanan tradisional 5. Mendemontrasikan kegunaan produk dalam lingkup yang alami. 6. Menggambarkan setting yang lebih realistis, serta menawarkan peluang beriklan bagi produk-produk yang dibatasi media iklannya seperti rokok dan alkohol.

2.3.3 Kerugian Product Placement

Menurut Belch dan Belch 2004,451-452 adapun yang menjadi kerugian product placement, yaitu: 1. High absolute cost. Biaya absolut product placement bisa sangat tinggi. Walaupun hanya dengan persentase yang kecil dari placement harus dibayar secar langsung. 31 2. Time of exposure Dimana jalan untuk beberapa produk yang diekspos kepada audience mempunyai sebuah pengaruh. Tidak ada jaminan yang akan dilihat secara tertulis dari produk produk tersebut. 3. Limited appeal Tidak ada potensi dari pendiskusian laba produk atau tadak menyediakan informasi yang ditel. 4. Lack of control. Di dalam sejumlah film. Pengiklan tidak berkata lebih kapan dan seberapa sering produk tersebut akan ditampilkan. Banyak perusahaan menemukan bahwa bahwa placement mereka di film tidak bekerja dengan baik seperti yang diharapkan. Sedangkan Menurut Fill 2006 : 799 yang menjadi kekurangan weakness product placement yaitu: 1 Dengan menempatkan melakukan product placement di dalam sebuah film bukan berarti tidak ada risiko bahwa produk tersebut tidak akan terlihat unnoticed, khususnya dalam kondisi ini apabila placement dilakukan pada adegan yang tidak menyenangkan. 2 Tidak ada kendalinya dari pengiklan atas kapan, dimana, dan bagaimana produk tersebut akan ditampilkan. 3 Saat produk itu muncul dan diperhatikan, sejumlah kecilminoritas audience menyatakan bahwa bentuk komunikasi ini tidak etis. 32 4 Dapat disebut bentuk subliminal advertising dimana bentuk ini disebut legal.

2.4. Persepsi Komsumen

Dalam pengertian umum persepsi adalah tindakan menyusun, mengenali, dan menafsirkan informasi sensoris guna memberikan gambaran dan pemahaman tentang lingkungan. Pemahaman terhadap dan proses yang terkait sangat penting bagi pemasar dalam upaya membentuk persepsi yang tepat. Terbentuknya persepsi yang tepat pada konsumen menyebabkan mereka mempunyai kesan dan memberikan penilaian yang tepat. Berdasarkan persepsi inilah konsumen, tertarik dan membeli . Menurut setiadi 2010:87 persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi, dimana pengertian sensasi adalah aktivitas merasakan atau penyebab keadaan emosi yang menggembirakan.Sensation refers to the immediates response of our sensory receptors eye, ears, nose, mouth, fingers to basic stimuli such as light, color sound,odor, and texture. Perseption is the process by which people select, organize, and interpret these sensation Salomon,200:78. Stimulus merupakan setiap bentuk fisik, visual atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi tanggapan individu. Menurut kotler 2002:198, orang dapat memiliki persepsi yang berbeda atau objek yang sama karena tiga proses persepsi yaitu: 1. Perhatian selektif 33 Seseorang terlihat lebih dari 1.500 rangsangan per harinya karena seseorang tidak mungkin dapat menangani semua rangsangan itu, sebagian besar rangsangan akan disaring. Inilah yang disebut perhatian selektif, 2. Distorsi Selektif Merupakan kecenderungan orang untuk merubah informasi menjadi makna pribadi dan menginterprestasikan informasi itu dengan cara yang akan mendukung pra-konsepsi mereka. 3. Ingatan Retensi Selektif Kecenderungan seseorang untuk mengingat kebaikan dari produk yang kita sukai dan melupakan hal-hal baik dari produk pesaing. Menurut Setiadi 2010:90-91, ada dua kelompok karakteristik-karakteristik stimuli yang membuat pesan lebih dirasakan oleh konsumen seperti yang diharapkan pemasar, yaitu: a Elemen inderawi Sensory Element Faktor-faktor sensory mempengaruhi bagaimana suatu produk dirasakan dan hal itu sangat penting dalam desain produk. Adapun faktor sensory. 1. Warna Tanggapan yang berbeda atas penggunaan warna kemasan memungkinkan pemasar memperhatikan warna kemasan produk sedemikian rupa agar konsumen punya persepsi yang baik terhadap produk itu. 34 2. Bau Bau suatu produk turut menentukan persepsi konsumen terhadap produk tersebut. 3. Rasa Rasa akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu objek. b Elemen Struktural Structural Element Sejumlah hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor struktural dari iklan cetak, mempengaruhi persepsi konsumen. Beberapa hasil penelitian yang dikutip Assael 2001 yang menunjukkan hal itu sebagai berikut: 1. Ukuran Ukuran media yang lebih besar lebih memungkinkan untuk diperhatikan. 2. Posisi Akan ada perhatian yang lebih besar pada stimulus dalam 10 pertama suatu media . Melewati batas tersebut mempunyai pengaruh yang kecil. 3. Warna Warna suatu produk dapat menentukan perhatian dari konsumen, pemakaian warna yang mencolok terkadang dapat menghasilkan perhatian yang lebih. 35 4. Kontras Kontras memungkinkan untuk mendapatkan perhatian. Gambaran suatu produk di atas latar belakang putih mungkin akan mendapatkan perhatian, tetapi tidak menjamin pemahaman dan ingatan. Persepsi setiap orang terhadap suatu objek akan berbeda-beda. Persepsi yang dibentuk oleh seseorang dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungan sekitarnya . Selain itu suatu hal yang harus diperhatikan dari persepsi adalah bahwa persepsi secara substansi biasa sangat berbeda dengan realitas. Beberapa karakteristik konsumen yang mempengaruhi persepsi adalah sebagai berikut Setiadi,2010:92: a. Membedakan stimulus Pada kenyataannya terdapat banyak konsumen yang bisa membedakan merek produk berdasarkan rasa, tetapi terdapat juga konsumen yang agak sulit membedakan merek berdasarkan rasa dan bau. b. Tingkat ambang batas Kemampuan konsumen untuk mendeteksi perbedaan dalam suara, cahaya, bau atau stimuli lainnya, ditentukan oleh tingkat ambang batas threshold level . Ada dua jenis threshold level, yaitu absolute threshold dan differental threshold. c. Subliminial percepstion Persepsi bawah sadar Kemampuan konsumen memberikan tanggapan terhadap stimulus yang berada di bawah kesadaran atau berada dibawah ambang batas kesadarannya disebut persepsi sublimial. 36 d. Tingkat adaptasi Terjadi saat konsumen tidak lagi memperhatikan stimulus yang berulang- ulang. Jadi suatu stimulus yang diulang-ulang sebagai contoh iklan, akan membuat konsumen merasa bosan dan tidak memperhatikan lagi. e. Generalisasi stimulus Generalisasi terjadi ketika konsumen melihat dua stimulus atau lebih mempunyai kesamaan mempunyai hubungan yang dekat contiguity , dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya, oleh karena disubstitusikan.

2.4.1 Proses Persepsi

Menurut Setiadi 2010:98, proses persepsi terdiri dari: 1 Seleksi perseptual Seleksi perseptual terjadi ketika konsumen menangkap dan memilih stimulus berdasarkan pada Psikologikal set yang dimiliki. Psikologikal set, yaitu berbagai informasi yang ada dalam memori konsumen. Sebelum seleksi persepsi terjadi, terlebih dahulu stimulus harus mendapatkan perhatian dari konsumen. Oleh karena itu, dua proses yang termasuk ke dalam defenisi seleksi adalah: a. Perhatian attention b. Persepsi selektif selektif perception 2 Organisasi Persepsi 37 Organisasi persepsi berarti bahwa konsumen mengelompokkan informasi dari berbagai sumber ke dalam pengertian yang menyeluruh untuk memahami lebih baik dan bertindak atas pemahaman itu. Prinsip dasar dari organisasi persepsi ialah penyatuan yang berarti bahwa berbagai stimulus akan dirasakan sebagai suatu yang dikelompokkan secara menyeluruh.

2.5. Sikap Atas Produk

Menurut Robbins 2006:169 sikap adalah penilaian evaluatif berkaitan dengan obyek. Sikap memainkan peranan utama dalam membentuk perilaku, yaitu sikap berguna untuk menilai keefektifan kegiatan pemasaran, amembantu mengevaluasi tindakan pemasaran sebelum dilaksanakan di dalam pasar, berhasil dalam membentuk pangsa pasar dan memilih pangsa target. Pengertian lain mengenai sikap dikemukakan oleh Schiffman dan Kanuk 2007 yang menyatakan bahwa sikap merupakan ekspresi perasaan yang berasal dari dalam individu yang mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak senang, suka atau tidak suka dan setuju atau tidak setuju terhadap suatu obyek. Menurut Hawkins 1989 dalam Ferrinadewi 2008:94 sikap adalah proses pengorganisasi motivasi, emosi, persepsi dan kognitif yang bersifat jangka panjang dan berkaitan dengan aspek lingkungan sekitarnya.Menurut suryani 2008:162 ada dua model sikap yaitu model komponen sikap dan model multi atribut. Kedua model ini masing-masing dapat dibentuk melalui jalan yang berbeda- beda, yaitu: 1. Model tiga Komponen Sikap 38

a. Komponen kognitif, berkenaan dengan hal-hal yang diketahui individu

Dokumen yang terkait

Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Akuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2010

1 86 87

ANALISIS MANAJEMEN LABA SERTA KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGAKUISISI SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009-2012

0 14 47

ANALISIS MANAJEMEN LABA SEBELUM MERGER DAN AKUISISI DAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGAKUISISI SEBELUM DAN Analisis Manajemen Laba Dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indones

0 0 14

PENDAHULUAN Analisis Manajemen Laba Dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2011.

0 2 7

ANALISIS MANAJEMEN LABA DAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGAKUISISI SEBELUM DAN SESUDAH Analisis Manajemen Laba Dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2011.

1 4 16

BAB 1 PENDAHULUAN - Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Akuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2010

0 0 8

Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Akuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2010

0 0 10

Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Akuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2010

0 0 14

Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Akuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2010

0 0 10

ANALISIS MANAJEMEN LABA DAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGAKUISISI SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2006-2013

0 0 17