BAB 1 PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pada saat sekarang, dunia telah mengalami krisis energi dan masalah lingkungan
akibat  penggunaan  energi  fosil  untuk  kendaraan  konvensional,  sehingga
penggunaan  kendaraan  listrik  sangat  diperhitungkan  untuk  mengatasi  masalah
tersebut Lu, 2013 ; Hu, 2010. Menurut perkiraan seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 1.1, pada tahun 2020, penjualan HEVs, PHEVs dan EVs akan mencapai sekitar 40 juta kendaraan, yang mewakili kira-kira setengah dari total pasar. HEVs
akan terus  memimpin  jalan, membuat  sebagian besar penjualan kendaraan listrik meningkat  dan  menunjukkan  pergeseran  dari  NiMH  ke  baterai  ion  lithium.
Perkiraan ini jelas menyatakan bahwa setidaknya selama 10 tahun ke depan, pasar mobil  akan  terdiri  dari  beberapa  jenis  kendaraan  ICES,  HEVs,  PHEVs,  EVs
serta  berbagai  jenis  baterai  NiMH,  lithium-ion,  lead-acid.  Sumber  industri  lain setuju bahwa semua kemungkinan akan berkembang secara bersama, bertahap dan
pada  lokasi  yang  berbeda,  sehingga  mungkin  tidak  ada  pemenang  tunggal  yang jelas Wise, 2010.
Gambar 1.1. Perkiraan global pada kendaraan listrik , 2010-2020 PRTM, 2010 Beberapa  perkiraan  pasar  yang  lebih  sederhana.  Menurut
Total  Battery Consulting
TBC,  misalnya  pasar  kendaraan  untuk  EV  dan  PHEV  akan meningkat  200.000    pada  tahun  2015  dan  satu  juta  pada  tahun  2020,  jauh  lebih
rendah  dari  perkiraan  PRTM.  TBC  menyimpulkan,  bahkan  dari  perkiraan  yang
Universitas Sumatera Utara
lebih sederhana, bahwa penanaman modal dan ekspansi yang didukung oleh dana Arra  akan  menyebabkan  kelebihan  kapasitas  mulai  tahun  2013  Farley,  2010.
Demikian pula, strategi perusahaan konsultan Roland Berger memprediksi bahwa pada  awal  2015,  kapasitas  global  untuk  baterai  lithium-ion  akan  dua  kali  lipat
jumlah  peningkatannya  untuk  memenuhi  proyeksi  permintaan  2016  Roland Berger Strategy Consultants, 2010.
Baterai lithium ion dianggap sebagai salah satu bagian yang paling penting dalam  masalah  ini  Lu,  2013  ;  Hu,  2010.
Battery  Management  System
BMS sangat  penting  untuk  membuat  penggunaan  baterai  dalam  EVs  lebih  baik.
Dikarenakan  kapasitas  baterai  menurun  seiring  meningkatnya  waktu  siklus baterai,  maka
State  Of  Healt
SOH  memprioritaskan  estimasi  pada  BMS. Kapasitas baterai baru di dapat dengan mudah, tetapi kapasitas dari usia sel harus
diperkirakan  sesuai  dengan  karakteristik  siklus  hidup  dari  baterai.  Selain  itu, penggunaan
Remaining  Useful  Life
RUL  dapat  dianalisis  berdasarkan  siklus hidup baterai Chen, 2013.
Baterai lithium ion terdiri  lebih dari satu sel. Setiap sel terdiri dari empat komponen, yaitu: Elektroda positif katoda, Elektroda negatif anoda, Separator
dan  Elektrolit.  Katoda  terbuat  dari  bahan  yang  disisipkan  pada  aluminium  foil. Pasta katoda mengandung bahan katoda, termasuk oksida logam lithium, pengikat
Polivinilidena  fluoride
PVDF, bahan karbon karbon  black, bubuk grafit,  dan serat  karbon,  dll  dan  pelarut  N-methyl-2-pirolidon  NMP.  Pasta  dilapiskan
pada  aluminium  foil,  kemudian  dikeringkan  dan  ditekan  dengan  ketebalan  yang sesuai  METI,  2009b.  Ada  empat  jenis  katoda  yang  digunakan  dalam  baterai
lithium-ion  untuk  kendaraan.  LMO
Lithium  Mangan  Oxide
adalah  yang  paling umum  digunakan  sebagai  katoda  untuk  HEVs,  PHEVs,  dan  EVS.  Deutsche
Bank, 2009 Anoda terbuat  dari bahan  yang  disisipkan pada  tembaga  foil. Bahan aktif
anoda,  seperti  grafit,  yang  dicampur  dengan
binder
PVDF  atau  karet  stirena butadiena SBR, pelarut NMP atau air, dan karbon tabung karbon dan karbon
hitam METI, 2009b. Setelah terbentuk lapisan, anoda dikeringkan dan di
press
. Separator  adalah  membran  mikro-pori,  yang  mencegah  kontak  antara
anoda  dan  katoda.  Separator  terbuat  dari  polietilena  atau  polypropylene.  Selain
Universitas Sumatera Utara
itu,  separator  memiliki  fungsi  keamanan  yang  disebut
shutdown
.  Jika  sel sengaja dipanaskan, maka separator mencair karena suhu tinggi dan mengisi pori-
pori  mikro  untuk  menghentikan  aliran  lithium-ion  antara  anoda  dan  katoda METI, 2009b .
Elektrolit  yang  digunakan  dalam  baterai  lithium-ion  adalah  campuran garam  litium  dan  pelarut  organik.  Beberapa  pelarut  organik  dicampur  untuk
mengurangi  viskositas  elektrolit  dan  meningkatkan  kelarutan  garam  litium METI, 2009b. Hal ini akan meningkatkan mobilitas ion lithium dalam elektrolit,
sehingga kinerja baterai lebih tinggi. Saat  ini,  semua  studi  untuk  siklus  hidup  baterai  didasarkan  pada  baterai
lithium ion dengan anoda berbasis grafit. Namun, siklus hidup baterai lithium ion dengan  anoda  grafit  terbatas  karena  terbentuknya  lapisan  pasif
Solid  Electrolyte Interphasa
SEI  dan  penebalan  pada  anoda  grafit,  terjadi
lithium  plating
saat pengisian  di  bawah  suhu  rendah,  dan  terjadi  reaksi  samping  lainnya.  Saat  ini,
anoda  lithium  titanium  oksida  LTO,  biasanya  Li
4
Ti
5
O
12
dianggap  sebagai pilihan  yang  lebih  baik  daripada  anoda  grafit  konvensional  Scrosati,  2010,
karena  bersifat  zero-strain,  tidak  ada  pembentukan  lapisan  SEI,  tidak  terjadi
lithium  plating
sehingga  pengisian  cepat  meskipun  di  bawah  suhu  rendah,  dan stabilitas termal di bawah suhu tinggi Belharouak, 2011. Jadi baterai ion lithium
dengan anoda LTO menunjukkan siklus hidup yang sangat panjang. Hasil ini juga diverifikasi  dalam  banyak  literatur  Lu,  2013  ;  Scrosati,  2010  ;  Zaghib,  2011  ;
Han,  2013.  Kemungkinan  penurunan  kapasitas  baterai  biasanya  sangat  kecil dalam kondisi siklus biasa, terutama di bawah suhu kamar Han, 2013.
Dalam  pembuatan  sel  baterai,  hal  yang  paling  penting  adalah  membuat lembaran.  Lembaran  harus  memiliki  komposisi  bahan  yang  tepat,  memiliki  daya
rekat  yang  baik,  memiliki  konduktifitas  tinggi  dan  ketebalan  yang  sesuai. Lembaran  dibuat  dengan  mencampurkan  material  aktif  dengan  binder  PVDF,
Super P, dan pelarut DMAC. Dalam proses pembuatan lembaran elektroda ada beberapa  parameter  yang  harus  diperhatikan  seperti  komposisi  bahan,  lama
pencampuran,  suhu  pemanasan,  kecepatan  pencampuran,  viskositas  slurry, ketebalan,  kecepatan  coating,  suhu  dan  lama  pengeringan.  Parameter-parameter
ini  yang  mempengaruhi  karakteristik  lembaran  elektroda  baterai  yang  pada
Universitas Sumatera Utara
akhirnya  mempengaruhi  performa  sel  baterai.  Ketepatan  dalam  mencampurkan bahan  pada  komposisi  yang  pas  sangat  perlu  diperhatikan  dalam  hal  ini,  karena
komposisi  bahan  akan  menentukan  morfologi  lembaran  anoda  dan  efeknya berpengaruh  terhadap  kinerja  elektroda.  Dalam  penelitian  ini  akan  dibuat
lembaran  anoda  dengan  berbahan  dasar  serbuk  LTO  yang  fokus  pada  komposisi bahan.
1.2  Rumusan Masalah