Karakterisasi Karakterisasi kapasitas baterai

terhadap retardasi disebut sebagai interferogram. Sedangkan sistem optik dari Spektrofotometer IR yang didasarkan atas bekerjanya interferometer disebut sebagai sistem optik Fourier Transform Infra Red . Gambar 2.8. Skema sistem kerja dari FTIR Sumber:http:persembahanku.wordpress.com Pada sistem optik FT-IR digunakan radiasi LASER Light Amplification by Stimulated Emmission of Radiation yang berfungsi sebagai radiasi yang diinterferensikan dengan radiasi infra merah agar sinyal radiasi infra-merah yang diterima oleh detektor secara utuh dan lebih baik. Detektor yang digunakan dalam Spektrofotometer FT-IR adalah TGS Tetra Glycerine Sulphate atau MCT Mercury Cadmium Telluride . Detektor MCT lebih banyak digunakan karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan detektor TGS, yaitu memberikan respon yang lebih baik pada frekwensi modulasi tinggi, lebih sensitif, lebih cepat, tidak dipengaruhi oleh temperatur, sangat selektif terhadap energi vibrasi yang diterima dari radiasi infra-merah http:id.wikipedia.orgwikiSpektrofotometer_FTIR .

2.5.3. Karakterisasi

Cyclic Voltamettry Dalam teknik voltametri siklik, pemindaian potensial dilakukan dalam arah bolak- balik mengikuti pola reaksi oksidasi dan reduksi. Voltamogram siklik reaksi redoks reversible diperlihatkan pada Gambar 2.9. Universitas Sumatera Utara Pada voltamogram siklik tersebut, pemindaian kearah potensial negatif menghasilkan reaksi reduksi dengan arus puncak katodik pada potensial , sedangkan pemindaian kea rah sebaliknya menghasilkan arus puncak anodik pada potensial puncak . Gambar 2.9. Profil voltamogram siklik suatu reaksi redoks. Untuk reaksi redoks yang berlangsung secara reversibel, karakteristik voltametri siklik yang dapat diamati adalah: 1. Pemisahan potensial antara dua arus puncak ∆ E adalah mV. 2. Posisi potensial puncak tidak dipengaruhi oleh laju pemindaian potensial. 3. Rasio arus puncak, , sama dengan satu. 4. Arus puncak berbanding lurus dengan akar laju pindai. dan ∞ √ 5. Seperti yang terjadi pada LSV , variasi laju pindai berpengaruh pada variasi tinggi arus puncak, tetapi tidak menggeser potensial puncak. Bard, 2001

2.5.4. Karakterisasi kapasitas baterai

ChargeDischarge Untuk mendapatkan performasi sebuah baterai maka diperlukan pengujian chargedischarg e sehingga akan didapatkan besar kapasitas sel baterai. Baterai lithium sekunder memiliki pola pengisian yang agak berbeda dengan baterai lainnya. Dipergulungn charger dengan profil I-V yang memenuhi karakteristik sebagai sumber arus dan sekaligus diakhir tahap pengisian berkarakteristik Universitas Sumatera Utara sebagai sebuah sumber tegangan. Gambar 2.10 menunjukkan profil I-V pengisian baterai lithium ion rechargeable . Gambar 2.10 Profil tegangan yang harus dipenuhi selama mengisi ulang sebuah baterai lithium. Terdiri dari 3 tahapan. Stage 1 baterai diisi dengan sumber arus tetap, stage 2-3 dengan sumber tegangan tetap. Achmad, 2011 Universitas Sumatera Utara BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian