Karakterisasi gugus fungsional dengan FTIR Fourier Transform Infrared

secara kunatitatif dari persentase masing – masing elemen. materialcerdas.wordpress.com

2.5.2. Karakterisasi gugus fungsional dengan FTIR Fourier Transform Infrared

Spektrofotometri infra-merah merupakan alat rutin dalam penemuan gugus fungsional, pengenalan senyawa, dan analisa campuran. Kebanyakan gugus, seperti C-H, O-H, C=N, dan C=N, menyebabkan pita absorpsi infra-merah, yang berbeda sedikit dari satu molekul ke yang lain tergantung pada substituen yang lain Day dan Underwood,1990. Pancaran infra-merah pada umumnya mengacu pada bagian spektrum elektromagnet yang terletak di antara daerah tampak dan daerah gelombang mikro. Bagi kimiawan organik, sebagian besar kegunaannya terbatas di antara 4000 cm -1 dan 666 cm -1 2,5 – 15,0 μm. Akhir-akhir ini muncul perhatian pada daerah infra-merah dekat, 14.290 – 4000 cm -1 0,7 – 2,5 μm dan daerah infra- merah jauh, 700 – 200 cm -1 14,3 – 50 μm Silverstein, dkk., 1986 . Spektrofotometri infra-merah juga digunakan untuk penentuan struktur, khususnya senyawa organik dan juga untuk analisis kuantitatif, seperti analisa kuantitatif pencemaran udara, misalnya karbon monoksida dalam udara dengan teknik non-dispersive Khopkar, 2003. Pada dasarnya Spektrofotometri FT-IR Fourier Trasform Infra Red adalah sama dengan spektrofotometri IR dispersi, yang membedakannya adalah pengembangan pada sistim optiknya sebelum berkas sinar infra-merah melewati sampel. Cara Kerja Alat Spektrofotometer FTIR Sistem optik Spektrofotometer FT-IR seperti pada gambar dibawah ini dilengkapi dengan cermin yang bergerak tegak lurus dan cermin yang diam. Dengan demikian radiasi infra-merah akan menimbulkan perbedaan jarak yang ditempuh menuju cermin yang bergerak M dan jarak cermin yang diam F. Perbedaan jarak tempuh radiasi tersebut adalah 2 yang selanjutnya disebut sebagai retardasi δ . Hubungan antara intensitas radiasi IR yang diterima detektor Universitas Sumatera Utara terhadap retardasi disebut sebagai interferogram. Sedangkan sistem optik dari Spektrofotometer IR yang didasarkan atas bekerjanya interferometer disebut sebagai sistem optik Fourier Transform Infra Red . Gambar 2.8. Skema sistem kerja dari FTIR Sumber:http:persembahanku.wordpress.com Pada sistem optik FT-IR digunakan radiasi LASER Light Amplification by Stimulated Emmission of Radiation yang berfungsi sebagai radiasi yang diinterferensikan dengan radiasi infra merah agar sinyal radiasi infra-merah yang diterima oleh detektor secara utuh dan lebih baik. Detektor yang digunakan dalam Spektrofotometer FT-IR adalah TGS Tetra Glycerine Sulphate atau MCT Mercury Cadmium Telluride . Detektor MCT lebih banyak digunakan karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan detektor TGS, yaitu memberikan respon yang lebih baik pada frekwensi modulasi tinggi, lebih sensitif, lebih cepat, tidak dipengaruhi oleh temperatur, sangat selektif terhadap energi vibrasi yang diterima dari radiasi infra-merah http:id.wikipedia.orgwikiSpektrofotometer_FTIR .

2.5.3. Karakterisasi