Ethyl Methane Sulphonate EMS

Halaman 42. Air kelapa sudah sejak dahulu digunakan sebagai campuran media. Ada yang melaporkan bahwa air kelapa muda lebih baik dari air kelapa tua, namun ada yang membuktikan sebaliknya. Konsentrasi air kelapa yang biasa digunakan adalah 7- 15 70-150 mll Katuuk, 1989, dapat juga sampai 200 mll Hendaryono Wijayani, 1994. Pada air kelapa selain mengandung bahan makanan seperti asam amino, asam organik, gula dan vitamin juga terkandung sejumlah hormon tumbuh seperti sitokinin 5,8 mgl, auksin 0,07 mgl dan giberelin serta senyawa lain yang dapat memacu proses perkecambahan biji Yusnida, 2006. Selain itu, air kelapa juga digunanakan untuk merangsang pertumbuhan tanaman karena mengandung sejumlah besar zat-zat biokimia yang berperan untuk pertumbuhan tanaman, juga berfungsi sebagai suplemen karena dapat memacu pertumbuhan sel, jaringan, maupun organ pada tanaman, seperti biji dan akar pada teknik kultur jaringan Katuuk, 1989. Pada penelitian sebelumnya Gautheret menemukan bahwa air kelapa dapat digunakan untuk mempertahankan pertumbuhan jaringan yang diisolasi dari sumber yang berlainan. Pada tahun 1948, Caplin Steward memperoleh pertumbuhan kalus yang lebih baik pada media dengan 5 air kelapa dan casein hydrolysate dari pada media dengan IAA. Penelitian yang lebih mendalam, menemukan bahwa efek air kelapa pada pertumbuhan menjadi lebih baik, bila dalam media juga diberikan auksin. Auksin tertentu dan air kelapa, dapat bersifat sinergis. Steward dan Caplin 1988 menemukan bahwa antara 2,4-D dan air kelapa terjadi reaksi sinergistik yang memacu pertumbuhan kalus Daucus carota.

2.7 Ethyl Methane Sulphonate EMS

Mutasi dapat terjadi secara spontan di alam spontaneous mutation dan dapat terjadi melalui induksi induced mutation. Secara mendasar tidak terdapat perbedaan antara mutasi yang terjadi secara alami dan mutasi hasil induksi. Keduanya dapat menimbulkan variasi genetik untuk dijadikan dasar seleksi tanaman. Mutasi induksi dapat dilakukan pada tanaman dengan perlakuan bahan mutagen tertentu terhadap Universitas Sumatera Utara organ reproduksi tanaman seperti biji, stek batang, serbuk sari, akar rizome, kalus dan sebagainya Soeranto, 2003. Aplikasi mutagen secara in vitro telah lazim digunakan dalam metode mutasi buatan seiring dengan keberhasilan aplikasi teknik perbanyakan in vitro pada berbagai jenis tanaman. Prinsip dasar mutasi in vitro adalah meningkatkan frekuensi variasi somaklonal dan meningkatkan efektifitas variasi somaklonal sehingga keragaman genetik tanaman diharapkan akan meningkat Priyono et al., 2002. Mutagen yang sering digunakan dalam pemuliaan tanaman yaitu mutagen kimia dan mutagen fisik. Mutagen kimia pada umumnya berasal dari senyawa alkyl seperti ethyl methana sulphonate EMS, diethyl sulphonate DES, methyl methana sulphonate MMS, hydroxylamine, nitrous acid dan sebagainya. Salah satu mutagen kimia yang secara bersama-sama dapat digunakan dalam kultur in vitro adalah ethyl methana sulphonate Soeranto, 2003. Ethyl Methana Sulphonate EMS merupakan sejenis mutagen kimiawi yang dapat menyebabkan proses alkilasi yang efektif dalam menginduksi permutasian berbagai jenis organisme Priyono et al., 2002. Mutasi dengan menggunakan mutagen kimia EMS telah banyak dilakukan pada berbagai spesies tanaman. EMS merupakan kelompok alkil yang dapat mengubah basa-basa DNA guanine dan timin menjadi basa lain dan akan berpasangan dengan basa yang berbeda sehingga terjadi transisi Purwati et al., 2008. Dibandingkan dengan mutagen kimia lainnya, EMS paling banyak digunakan karena mudah dibeli, murah harganya dan tidak bersifat mutagenik setelah terhidrolisis Van Harten, 1998. Peningkatan keragaman genetika tanaman dengan induksi EMS telah berhasil dilakukan pada berbagai spesies tanaman, seperti, tembakau, Arabidopsis Chen et al., 2000, dan kubis bunga Purwati et al., 2008. Universitas Sumatera Utara BAB 3 BAHAN DAN METODA

3.1 Waktu dan Tempat

Dokumen yang terkait

Efek Perlakuan Ekstrak Andaliman (Zanthoxyllum Acanthopodium) Pada Tahap Praimplantasi Terhadap Fertilitas Dan Perkembangan Embrio Mencit (Mus Musculus)

5 106 5

Pengaruh Penambahan Atonik dan BAP (Benzil Amino Purin) Pada Media ½ MS Terhadap Kultur Primordial Daun Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.)

2 13 57

Pengaruh Penambahan Atonik Dan Bap (Benzil Amino Purin) Pada Media ½ Ms Terhadap Kultur Primordial Daun Andaliman (Zanthoxylum Acanthopodium Dc.)

2 11 57

Pengaruh Penambahan Atonik dan BAP (Benzil Amino Purin) Pada Media ½ MS Terhadap Kultur Primordial Daun Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.)

0 1 13

Pengaruh Penambahan Atonik dan BAP (Benzil Amino Purin) Pada Media ½ MS Terhadap Kultur Primordial Daun Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.)

0 0 2

Pengaruh Penambahan Atonik dan BAP (Benzil Amino Purin) Pada Media ½ MS Terhadap Kultur Primordial Daun Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.)

0 0 5

Pengaruh Penambahan Atonik dan BAP (Benzil Amino Purin) Pada Media ½ MS Terhadap Kultur Primordial Daun Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.)

0 1 10

Pengaruh Penambahan Atonik dan BAP (Benzil Amino Purin) Pada Media ½ MS Terhadap Kultur Primordial Daun Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.)

0 0 4

Perkecambahan dan Pematahan Dormansi Benih Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) The Germination and Dormancy Breaking of Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Seed

0 0 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) 2.1.1. Sistematika Tanaman Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) - Pengaruh Pemberian Ekstrak N-Heksan Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Terhadap Perkembangan S

1 2 10