4.5 Persentase kultur terkontaminasi
Data pengamatan persentase kultur terkontaminasi dapat dilihat pada Lampiran 4 hal. 39. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata persentase kultur terkontaminasi
adalah 10,67 yaitu sebanyak 8 botol dari 75 botol. Rata-rata kultur terkontaminasi terjadi setelah 3-4 minggu setelah penanaman yakni berkisar antara 21-30 hari setelah
penanaman. Dari hasil pengamatan menunjukkan penyebab kontaminasi lebih banyak disebabkan oleh jamur. Menurut Katuuk 1989, kontaminasi yang sering terjadi
disebabkan oleh spora jamur yang ada dimana-mana, karena massa yang ringan dan ukuran yang sangat kecil memungkinkan spora untuk berpindah hanya dengan
gerakan udara yang lambat.
Kontaminasi yang terjadi kemungkinan juga disebabkan karena adanya beberapa botol kultur lain yang telah terkontaminasi dan masih berada di dalam ruang
kultur. Apabila kultur sudah terkontaminasi, maka botol yang berisi eksplan tersebut harus segera dikeluarkan dari ruang inkubasi agar kultur yang terkontaminasi tidak
menular ke kultur lain yang steril Nugroho Sugito, 2000.
Sebagian besar kontaminasi yang terjadi pada kultur disebabkan karena eksplan yang digunakan berasal dari lapang. Eksplan yang digunakan pada penelitian
ini telah dibuat dalam ukuran yang kecil, namun kontaminasi pada kultur masih terjadi. Berkaitan dengan hal ini, Hartmann et al., 2002 menyatakan bahwa
walaupun ukuran eksplan sangat kecil, namun ukuran ini sudah memberikan kesempatan kehadiran virus serta patogen sistemik lain. Beberapa eksplan
mengandung patogen internal yang tidak muncul sampai kultur berumur berapa lama. Organisme mikro akan menyerang eksplan melalui luka-luka akibat pemotongan dan
penanganan waktu sterilisasi sehingga menyebabkan kematian jaringan eksplan Gunawan, 1995.
Katuuk 1989 menambahkan bahwa sumber kontaminan dari eksplan yang paling sulit untuk diatasi. Metode sterilisasi eksplan harus selektif dan pada prinsipnya
sterilisasi hanya mengeliminasi mikroorganisme yang tidak diinginkan dengan gangguan seminimal mungkin terhadap bahan tanamannya.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya Yusnita 2003 menambahkan bahwa selain komponen media dan faktor manusia, kontaminasi kebanyakan juga berasal dari eksplan yang ditanam.
Sterilisasi eksplan yang dilakukan hanya sebatas sterilisasi permukaan atau disinfestasi menghilangkan kontaminan dipermukaan eksplan bukan disinfeksi
menghilangkan infeksi kontaminan dalam eksplan. Dalam proses sterilisasi pada penelitian yang telah dilakukan eksplan pada bagian permukaan diatasi dengan
penambahan larutan pemutih dan juga larutan diktan, sedangkan untuk bagian dalam eksplan diatasi dengan penambahan HgCL
2
dan juga tween 80. Sterilisasi pada bagian dalam eksplan sulit diatasi dengan sterilisasi permukaan karena kontaminasi
disebabkan oleh mikroorganisme endofitik. Keadaan ini diakibatkan karena koloni bakteri sering tidak muncul pada eksplan yang baru dikultur pertama kali, tetapi
beberapa hari kemudian muncul koloni bakteri.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan