Polimer Berdasarkan Sifat Termalnya

2.4.1 Polimer Berdasarkan Sifat Termalnya

Apabila gaya antara molekul rantai polimer besar, maka polimer menjadi kuat dan suar meleleh. Rantai polimer yang bercabang banyak daya regangnya rendah dan lebih mudah untuk meleleh. Ikatan silang antar rantai menyebabkan terjadinya jaringan yang kaku dan membentuk bahan yang keras. Polimer yang memiliki ikatan silang bersifat termoset, artinya hanya dapat dipanaskan satu kali pada saat pembuatannya, selanjutnya apabila pecah, tidak dapat disatukan lagi dengan pemanasan, karena susunan molekulnya pada ikatan silang antar rantai akan rusak apabila dipanaskan kembali. Secara mendasar, thermosetting berbeda dari termoplastik dimana bahwa mereka dapat diatur tidak dapat dikembalikan lagi ke dalam bentuk akhir mereka dengan pemanasan lanjutan. Artinya, bahan baku memiliki plastisitas yang memungkinkan untuk menjadi terbentuk; selama pencetakan, perubahan kimia terjadi dalam plastik yang dipanaskan yang merusak properti penting dari plastisitas. Materi menjadi kaku, dan tidak akan lagi menjadi plastik. Contoh : poly urethane, urea formaldehyde, melamin formaldehyde, polyester, dll. Sebaliknya polimer yang tidak mempunyai ikatan silang bersifat termoplastik, artinya dapat dipanaskan berulang – ulang. Ketika dipanaskan, polimer yang bersifat termoplastik meleleh dan kembali mengeras ketika didinginkan. Jadi apabila pecah, polimer ini dapat disambungkan kembali dengan cara dipanaskan atau dengan kata lain dicetak ulang dengan cara pemanasan. Bahan termoplastik adalah bahan yang keras dan kaku pada suhu normal, tapi menjadi lunak dan apabila di dipanaskan. Sebuah termoplastik dapat melunak dan mengeras berulang kali dengan cara ini, pengambilan sampel dengan pemanasan dan pendinginan. Resin alami, penyegelan-lilin dan seluloid adalah contoh dari termoplastik. Mereka memenuhi dua persyaratan penting dari plastik dengan cara yang paling sederhana mungkin, dipanaskan, mereka melunak dan memperoleh plastisitas, didinginkan, mereka mengeras dan mempertahankan bentuk akhir mereka. Contoh : polietilen PE, polipropilena PP, polistirena PS, nylon, dll Cook, 1964. Universitas Sumatera Utara

2.4.2 Polimer Berdasarkan Sifat Asalnya