Kadar Air moisture Kadar Lempung Clay Kadar Abu LOILoss On Ignition Distribusi Ukuran Butir Pasir G.N Grain Number

100 . 1 x W W W air K   3 Viskositas 100 sentipoise 4 Berat jenis 1,255 5 pH 13,0-13,5 6 Phenol yang lepas Max 0.2 7 Formadehid yang lepas Max 0.2 Proses ester phenol ini adalah teknik kotak dingin dengan didasarkan pada katalis basa resin phenol yang kemudian mengeras oleh uap dari ester volatil yaitu metil format. Keuntungan dari sistem ini adalah toksisitas yang rendah, bau yang rendah dan permukaan akhir yang sangat baik dalam pengecoran akhir. Proses ini terdiri dari jenis resin phenol basa dengan penambahan ester organic yang di formulasikan khusus. Lingkungan proses dengan emisi asap rendah yang dapat diterima pada proses pencampuran dan pengecoran. Sistem ini digunakan secara luas terutama pada pengecoran baja, dimana permukaan sangat baik setelah selesai produksi Burn, 1986.

2.9. Karakterisasi Pasir Silika Dan Pasir Cetak

Karakteristik fisik dari pasir silika yang diukur meliputi : uji sifat fisik yaitu dengan uji kadar air moisture, uji kadar lempung clay dan uji distribusi ukuran butir G.NGrain Number. Karakterisasi dilakukan dengan mengacu pada AFS American Foundry Society. Karakteristik dari pasir cetak yang diukur meliputi : uji sifat fisik dan mekanik yaitu dengan uji permeabilitas dengan mengacu pada standar AFS 1119- 00-S American Foundry Society dan uji kuat uji geser shear strength AFS 3301- 00-S American Foundry Society.

2.9.1 Kadar Air moisture

Untuk mengetahui besarnya kadar air pada pasir silika, dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai beikut : Universitas Sumatera Utara 100 . 1 x W W W lempung K   100 . 1 2 1 x W W W W abu K    ............................................................... Pers. 2.1 Dengan : W = Bobot contoh sebelum dikeringkan gr W 1 = Kehilangan bobot setelah dikeringkan gr

2.9.2 Kadar Lempung Clay

Lempung ialah partikel – partikel dari diameter kurang dari 20µ yang terdapat dalam pasir. Sedikitnya kadar lempung menyebabkan turunnya tekanan, sedangkan berlebihnya kadar lempung menyebabkan memburuknya permeabilitas dan membentuk gumpalan – gumpalan butir pasir, demikian juga kekuatan sisa yang tinggi menyebabkan cetakan sukar dibongkar Tata Surdia,2006. Untuk mengetahui besarnya kadar lempung pada pasir silika, dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : ....................................................... Pers. 2.2 Dengan : W = Bobot contoh sebelum dicuci dan dikeringkan gr W 1 = Kehilangan bobot setelah dicuci dan dikeringkan gr

2.9.3 Kadar Abu LOILoss On Ignition

Untuk mengetahui besarnya kadar abu LOI pada pasir silika, dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai beikut : ............................................................... Pers. 2.3 Universitas Sumatera Utara    X Y X N G . . Dengan : W = Bobot cawan kosong gr W 1 = Bobot cawan tambah sampel gr W 2 = Bobot cawan tambah sampel setelah dipanaskan gr

2.9.4 Distribusi Ukuran Butir Pasir G.N Grain Number

Pengujian distribusi ukuran butir pasir cetak adalah sebanyak 100 gram pasir dipergunakan sebagai specimen. Pasir itu dimasukkan ke dalam bagian atas dari ayakan yang disusun menurut ukuran mesh, ditutup dan digoyangkan selama 10 menit dengan pengguncang Ro-tap standar ASTM E-11 95. Kemudian pasir yang didapat dari tiap ayakan, menurut besar butir pasir, ditimbang dan presentase dari beratnya ditentukan. Gambar 2.5 Alat uji distribusi ukuran butir pasir Ro-Tap Untuk mengetahui besarnya distribusi ukuran butir pada pasir silika, dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : ........................................................................... Pers. 2.4 Universitas Sumatera Utara Dengan :  . Y X = Total persentase timbangan dikalikan dengan faktor pengali  X = Total persentase timbangan N G. = Grain size ukuran butir

2.9.5 Permeabilitas