Laporan pemeriksaan pajak menyajikan penilaian serta pengujian atas ketaatan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak yang diperiksa,
yang disarikan dari kertas kerja pemeriksa. Laporan pemeriksaan pajak digunakan sebagai dasar untuk penerbitan Surat Ketetapan Pajak SKP.
2.3. Pemeriksaan PPh Pasal 2529 Badan
2.3.1. Kriteria Pemeriksaan PPh Pasal 2529 Badan
Pada prinsipnya pemeriksaan dapat dilakukan terhadap semua Wajib Pajak, namun karena keterbatasan sumber daya manusia atau tenaga
pemeriksa di Direktorat Jenderal Pajak, maka pemeriksaan tidak dapat dilakukan terhadap semua Wajib Pajak. Pemeriksaan hanya dilakukan
terutama terhadap Wajib Pajak yang SPT-nya menyatakan lebih bayar karena hal ini telah diatur dalam UU KUP. Selain itu pemeriksaan dilakukan
juga terhadap Wajib Pajak tertentu dan Wajib Pajak yang tingkat kepatuhannya dianggap rendah. Pada masa yang akan datang dengan kuasa
Pasal 17 c UU KUP, pemeriksaan terhadap Wajib Pajak yang SPT-nya menyatakan lebih bayar akan dikurangi jumlahnya, selanjutnya pemeriksaan
dapat lebih diarahkan kepada Wajib Pajak yang tingkat kepatuhannya rendah atau Wajib Pajak yang memenuhi kriteria tertentu.
Kriteria pemeriksaan yang dilakukan Direktorat Jenderal Pajak SE- 28PJ2013,Tentang Kebijakan Pemeriksaan Pajak adalah terdapat 2 dua
kriteria yang merupakan alasan dilakukannya pemeriksaan, yaitu: 1. Pemeriksaan Rutin,merupakan pemeriksaan yang dilakukan sehubungan
dengan pemenuhan hak danatau pelaksanaan kewajiban perpajakan
Universitas Sumatera Utara
Wajib Pajak dan, 2. Pemeriksaan Khusus atau pemeriksaan berdasarkan analisis risiko risk
based audit, merupakan pemeriksaan yang dilakukan terhadap Wajib Pajak yang berdasarkan hasil analisis risiko secara manual atau secara
komputerisasi menunjukkan adanya indikasi ketidakpatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan.
2.3.2. Materi Pemeriksaan PPh Pasal 2529 Badan
Dalam pelaksanaan pemeriksaan PPh Pasal 25 Badan terdapat materi – materi pemeriksaan yang harus diperiksa sesuai dengan prosedur pemeriksaan,
antara lain : 1. Laporan Keuangan
Pemeriksa melakukan analisis terhadap laporan keuangan dan dokumen - dokumen pembukuan Wajib Pajak dan membuat catatan mengenai perkiraan -
perkiraan yang berdasarkan hasil analisis menunjukkan adanya gambaran atau perubahan yang cukup materil. Perkiraan tersebut merupakan prioritas dalam
pemeriksaan untuk melakukan koreksi fiskal. 2. Daftar Pembayaran Wajib Pajak Badan
Mendapatkan daftar pembayaran bulanan PPh Pasal 25 Badan dengan rincian sebagai berikut :
a. Pembayan angsuran untuk bulan Januari sampai Desember Tahun pajak
yang diperiksa. b.
Jumlah Pembayaran. c.
Tanggal pembayaran.
Universitas Sumatera Utara
d. Nomor dan Tanggal STP Surat Tagihan Pajak.
e. Pembayaran PPN
f. Faktur Pajak
3. Besarnya Angsuran Meyakinkan bahwa besarnya angsuran pajak dalam Tahun berjalan PPh Pasal
25 Badan untuk setiap bulan adalah sebesar pajak yang terhutang pada Tahun Pajak yang lalu dikurangi dengan pemotongan dan pemungutan pajak ,Pasal
22, Pasal 23, sebagai kredit pajak dibagi dengan banyaknya masa pajak. 4. Bukti Pembayaran
Mencocokkan seluruh jumlah yang tercantum dalam daftar pembayaran angsuran dengan bukti asli pembayaran PPh Pasal 25 Badan arsip Wajib
Pajak. 5. Jumlah Kredit Pajak
Meyakinkan bahwa jumlah yang dikreditkan dengan hutang pajak penghasilan Wajib Pajak untuk Tahun berjalan sesuai dengan jumlah daftar pembayaran
angsuran.
6. Alket Alat Keterangan
Memanfaatkan data alketalat keterangan yang ada di master file Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan dan memperhitungkannya terhadap pajak yang
terhutang. 7.
Dokumen Lain Memanfaatkan data atau dokumen lain yang diperoleh dari instansi eksternal
Universitas Sumatera Utara
yang berkaitan dengan transaksi keuangan wajib pajak badan seperti dokumen PEB, akte perubahan perusahaan, dan sebagainya.
2.3.3.Laporan Pemeriksaan PPh Pasal 2529 Badan
Setiap pemeriksaan selalu diakhiri dengan pertanggungjawaban yaitu dengan menyusun laporan pemeriksaan. Dalam pemeriksaan pajak,
pembuatan laporan pemeriksaan itu menjadi keharusan. Laporan ini akan mencerminkan watak dan profesionalisme pemeriksa. Selain itu, dalam
laporan ini akan diketahui kekurangan yang ditemui oleh pemeriksa dalam pembukuan atau diri Wajib Pajak yang berkaitan dengan Ketetapan Pajak.
Atas dasar hal itu, maka pemerintah perlu mengatur pedoman laporan pemeriksaan. Sophar 1999:393 Pedoman laporan pemeriksaan
adalah sebagai berikut : ”1. Laporan pemeriksaan pajak disusun secara rinci, ringkas, jelas,
memuat ruang lingkup sesuai dengan tujuan pemeriksaan, memuat kesimpulan pemeriksaan pajak yang didukung bukti yang kuat tentang
ada atau tidak adanya penyimpangan terhadap peraturan perundang- undangan perpajakan, dan memuat pula pengungkapan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan. 2. Laporan pemeriksaan pajak yang berkaitan dengan pengungkapan
penyimpangan Surat Pemberitahuan harus memperhatikan : a.
Berbagai faktor perbandingan. b.
Nilai absolut dari penyimpangan. c.
Sifat dari penyimpangan.
Universitas Sumatera Utara
d. Bukti atau petunjuk adanya penyimpangan.
e. Pengaruh penyimpangan.
f. Hubungan dengan permasalahan lainnya.
3. Laporan pemeriksaan pajak harus didukung oleh daftar yang lengkap dan rinci sesuai dengan tujuan pemeriksaan.”
Pembuatan Laporan Pemeriksaan Pajak dilakukan melalui beberapa tahap sebagai berikut Bambang,1999 :
” 1.Cara Penyusunan Laporan Pemeriksaan Pajak. 2. Pengesahan Laporan Pemeriksaan Pajak.
3. Pembuatan Nota Perhitungan dan DKHP. 4. Pengiriman LPP, Nota Penghitungan dan DKHP”
Berikut ini penulis akan menjelaskan keempat tahap pembuatan laporan pemeriksaan pajak.
1. Cara Penyusunan Laporan Pemeriksaan Pajak. Laporan Pemeriksaan Pajak disusun dengan sistematika sebagai berikut :
a. Umum.
Memuat keterangan-keterangan mengenai identitas Wajib Pajak, pemenuhan kewajiban perpajakan, gambaran kegiatan Wajib Pajak, penugasan dan
alasan pemeriksaan, datainformasi yang tersedia dan daftar lampiran. b.
Pelaksanaan pemeriksaan.
Universitas Sumatera Utara
Memuat penjelasan secara lengkap mengenai pos-pos yang diperiksa, penilaian pemeriksaan atas pos-pos yang diperiksa dari temuan-temuan
pemeriksaan. c.
Hasil pemeriksaan. Merupakan ikhtisar yang menggambarkan perbandingan antara laporan
Wajib Pajak SPT dengan hasil pemeriksaan dan penghitungan mengenai besarnya pajak-pajak yang terhutang.
d. Kesimpulan dan usul pemeriksaan.
Menggambarkan hasil pemeriksaan dalam bentuk perbandingan antara pajak-pajak yang terhutang berdasarkan laporan Wajib Pajak dengan hasil
pemeriksaan, datainformasi yang diproduksi dan usul-usul pemeriksaan. 2. Pengesahan LPP.
Konsep LPP yang telah ditandatangani oleh pemeriksa harus disampaikan bersama-sama dengan lembar pengawasan Laporan Pemeriksa
Pajak kepada Ketua Tim Pemeriksa dan Supervisor untuk ditelaah. Setiap konsep LPP yang diserahkan untuk ditelaah harus selalu disertai dengan berkas
LPP. Bila telah disetujui, penelaah akan membubuhkan parafnya pada konsep LPP tersebut.
Setelah konsep LPP yang bersangkutan selesai ditelaah, maka konsep tersebut diteruskan untuk mendapatkan persetujuan dan ditandatangani oleh pejabat yang
berwenang, yaitu : 1
Kepala Kantor Pelayanan Pajak bagi pemeriksaan yang dilakukan oleh KPP.
Universitas Sumatera Utara
2 Direktur Pemeriksaan Pajak atau pejabat yang ditunjuk oleh Direktur
Pemeriksaan Pajak bagi pemeriksaan yang dilakukan oleh Direktorat Pemeriksaan Pajak.
Konsep yang telah disetujui oleh Kepala KPP diteruskan ke Bagian Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal berupa konsep dan SPHP untuk diberi
nomor selanjutnya dikembalikan ke pemeriksa untuk dibuatkan risalah pembahasan selanjutnya setelah disetujui kepala KPP dibuatkan SPHP final dan
Nota Penghitungan untuk ditandatangani Kepala KPP selanjutnya direkam dan dinomori kemabali oleh Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal.
3. Pembuatan Nota Penghitungan dan DKHP. Setelah LPP disetujui, selanjutnya pemeriksa membuat Nota Penghitungan
yang akan digunakan sebagai dasar untuk penerbitan Surat Ketetapan Pajak yang diparaf :
1 Kolom dihitung
: diparaf oleh Ketua Tim Pemeriksa dan anggota. 2
Kolom disetujui : diparaf oleh Kepala Unit Pemeriksaan dan Penyidikan
Pajak 3
Kolom ditetapkan : diparaf oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak.
Sedangkan kolom-kolom lainnya diparaf oleh petugas pada Kantor Pelayanan Pajak yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak. Kemudian pemeriksa
membuat DKHP yang merupakan lembar kesimpulan dari hasil pemeriksa. 4. Pengiriman LPP, Nota Penghitung dan DKHP.
LPP, Nota Penghitung dan berkas Wajib Pajak dikirim ke Kantor Pelayanan Pajak terkait.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian