v. Konstipasi
Apabila tumor meluas sampai pada dinding rektum, kemudian terjadi keluhan konstipasi dan fistula rectoingional Thomas, R.,2002.
vi. Inkontinensia Urin
Gejala ini sering dijumpai pada stadium lanjut yang merupakan komplikasi akibat terbentuknya fistula dari kandung kemih ke vagina ataupun fistula dari
rektum ke vagina karena proses lanjutan metastase kanker serviks Thomas, R., 2002
vii. Gejala-gejala lain
Semakin lanjut dan bertambah parahnya penyakit, penderita akan menjadi kurus, anemis karena perdarahan terus-menerus, malaise, nafsu makan hilang,
syok dan dapat sampai meninggal dunia Rahmat, Y, 2001.
2.2.6. Diagnosa Kanker Serviks
Kanker serviks pada masa prakanker atau stadium awal tidak menimbulkan gejala sehingga dengan membuat diagnosis sedini mungkin dan
memulai pengobatan yang sesuai, hasil yang diperoleh akan lebih baik sehingga jumlah wanita yang meninggal akibat kanker serviks dapat berkurang.
i. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan serviks merupakan prosedur mutlak yang perlu dilakukan untuk melihat perubahan portio vaginalis dan mengambil bahan apusan untuk
pemeriksaan sitologi ataupun biopsi. Setelah biopsi, pemeriksaan dilanjutkan dengan palpasi bimanual vagina dan rektum untuk mengetahui luas massa tumor
pada serviks dan rektum.
ii. Tes Paps smear
. Tes Pap merupakan salah satu pemeriksaan sel serviks untuk mengetahui
perubahan sel, sampai mengarah pada pertumbuhan sel kanker sejak dini. Apusan
Universitas Sumatera Utara
sitologi pap diterima secara universal sebagai alat skrining kanker serviks. Metode ini peka terhadap pemantauan derajat perubahan pertumbuhan epitel serviks.
Pemeriksaan Tes Pap dianjurkan secara berkala meskipun tidak ada keluhan terutama bagi yang berisiko 1-2 kali setahun. Berkat teknik Tes Pap, angka
kematian turun sampai 75 Rasjidi Imam, 2008.
iii. Kolposkopi
Kolposkopi adalah alat ginekologi yang digunakan untuk melihat perubahan stadium dan luas pertumbuhan abnormal epitel serviks. Metode ini
mampu mendeteksi pra karsinoma serviks dengan akurasi diagnostik cukup tinggi Erich B., 1991. Kolposkopi hanya digunakan selektif pada sitologi Tes Pap
abnormal yaitu displasia dan karsinoma in situ atau kasus yang mencurigakan maligna. Kombinasi kolposkopi dan tes Pap memberikan ketepatan diagnostic
lebih kuat. Sensitivitas tes Pap dan kolposkopi masing-masing 55 dan 95 dan spesifisitas masing-masing 78,1 dan 99,7 Erich B.,1991.
iv. Konisasi
Jika pemeriksaan kolposkopi tidak memuaskan maka konisasi harus dilakukan yaitu pengawasan endoserviks dengan serat asetat selulosa di mana
daerah abnormal ternyata masuk ke dalam kanalis servikalis Erich B., 1991.
v. Biopsi
Biopsi memerlukan prosedur diagnostik yang penting sekalipun sitologi apusan serviks menunjukkan karsinoma. Spesimen diambil dari daerah tumor
yang berbatasan dengan jaringan normal. Jaringan yang diambil diawetkan dengan formalin selanjutnya diproses melalui beberapa tahapan hingga jaringan
menjadi sediaan yang siap untuk diperiksa secara mikroskopis Aziz, M.F., 2002
Universitas Sumatera Utara
2.2.7. Klasifikasi Histopatologi dan Stadium Klinik Kanker Serviks.