2.1.2.5 Fungsi sinus paranasal
Beberapa teori yang dikemukakan sebagai fungsi sinus paranasal antara lain
a. Sebagai pengatur kondisi udara air conditioning
Sinus berfungsi sebagai ruang tambahan untuk memanaskan dan mengatur kelembaban udara inspirasi. Volume pertukaran udara dalam
ventilasi sinus kurang lebih 11000 volume sinus pada tiap kali bernafas sehingga diperlukan beberapa jam untuk pertukaran udara total dalam sinus
Mangunkusumo, 2001;Marks,2001.
b. Sebagai penahan suhu thermal insulators
Sinus paranasal berfungsi sebagai penahan buffer panas, melindungi orbita dan fosa serebri dari suhu rongga hidung yang berubah-ubah
Mangunkusumo, 2001; Marks ,2001.
c. Membantu keseimbangan kepala
Sinus membantu keseimbangan kepala karena mengurangi berat tulang muka. Akan tetapi bila udara dalam sinus diganti dengan tulang, hanya
akan memberikan pertambahan berat sebesar 1 dari berat kepala, sehingga teori ini dianggap tidak bermakna Mangunkusumo, 2001.
d. Membantu resonansi suara
Sinus mungkin berfungsi sebagai rongga untuk resonansi suara dan mempengaruhi kualitas suara. Akan tetapi ada yang berpendapat, posisi
sinus dan ostiumnya tidak memungkinkan sinus berfungsi sebagai resonator yang efektif Mangunkusumo, 2001.
Syahrizal : Perbandingan Waktu Transportasi Mukosiliar Hidung Pada Penderita Rinosinusitis Kronis Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Bedah Sinus Endoskopi Fungsional, 2009
USU Repository © 2008
e. Sebagai peredam perubahan tekanan udara
Fungsi ini berjalan bila ada perubahan tekanan yang besar dan mendadak, misalnya pada waktu bersin atau membuang ingus
Mangunkusumo, 2001.
f. Membantu produksi mukus
Mukus yang dihasilkan oleh sinus paranasal memang jumlahnya kecil dibandingkan dengan mukus dari rongga hidung, namun efektif untuk
membersihkan partikel yang turut masuk dengan udara inspirasi karena mukus ini keluar dari meatus medius Mangunkusumo, 2001.
2.1.2.6 Komplek osteomeatalKOM
Pada sepertiga tengah dinding lateral hidung yaitu di meatus medius, ada muara muara saluran dari sinus maksila, sinus frontal dan sinus etmoid
anterior. Daerah ini rumit dan sempit, dan dinamakan kompleks osteomeatal KOM. KOM adalah bagian dari sinus etmoid anterior. Pada potongan
koronal sinus paranasal, gambaran KOM terlihat jelas yaitu suatu rongga diantara konka media dan lamina papirasea. Isi dari KOM terdiri dari
infundibulum etmoid yang terdapat di belakang prosesus unsinatus, sel agger nasi, resesus frontalis, bula etmoid dan sel-sel etmoid anterior dengan
ostiumnya dan ostium sinus maksila. Ostium ini biasanya terbentuk dari membran. Umumnya, ostium adalah saluran yang panjangnya 3 mm atau
lebih. Serabut saraf dan pembuluh-pembuluh darah biasanya masuk ke
Syahrizal : Perbandingan Waktu Transportasi Mukosiliar Hidung Pada Penderita Rinosinusitis Kronis Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Bedah Sinus Endoskopi Fungsional, 2009
USU Repository © 2008
dalam sinus melalui ostium atau bagian dinding nasoantral yang terbentuk dari membran Ballenger, 1994.
a. Prosesus unsinatus
Prosesus unsinatus merupakan tulang tipis yang lokasinya di bagian sagital dan bentuknya menyurupai pengait. Prosesus uncinatus ini melekat dengan
struktur-struktur : inferior dan posterior berhubungan dengan prosesus etmoid dari konkha inferior, anterior dan superior berhubungan dengan
lamina papirasea, dasar otak dan konkha media dan lateral dengan lamina papirasea dan fontanelle area Kamel,2002
b. Bula etmoid