Pengertian Pajak Penghasilan KESIMPULAN DAN SARAN

Sri Anggraini Putri : Analisa Penentuan Laba Menurut Standar Akuntansi Keuangan Dan Undang-Undang Pajak Nomor 17 Tahun 2000 Pada PT Cahaya Gunung Sakti, 2009. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pajak Penghasilan

Menurut Rochmat Soemitro 2005:1 pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal kontraprestasi yang langsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk pengeluaran umum. Ciri-ciri pengertian pajak adalah sebagai berikut : 1. Pajak merupakan peralihan kekayaan dari rakyat kepada Negara. 2. Pajak dipungut berdasarkandengan ketentuan Undang-undang serta peraturan pelaksanaannya. 3. Pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah. 4. Pajak dipungut oleh Negara baik oleh pemerintah pusat maupun daerah. 5. Pajak diperuntukan untuk pengeluaran pembayaran pemerintah, yang bila dari pemasukannya masih terdapat surplus dipergunakan untuk membiayai publik investment. Terdapat 3 tiga fungsi penting pajak yang diterima oleh Negara, yaitu : 1. Sebagai sumber penerimaan negara Sri Anggraini Putri : Analisa Penentuan Laba Menurut Standar Akuntansi Keuangan Dan Undang-Undang Pajak Nomor 17 Tahun 2000 Pada PT Cahaya Gunung Sakti, 2009. Penerimaan pajak dimasukan dapam APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, dalam sisi penerimaan, dan dipakai untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Sejak dasawarsa 80-an, peranan pajak jauh diatas pos-pos penerimaan yang lain seperti migas dan PNBP Penerimaan Negara Bukan Pajak. Dividen atau keuntungan BUMN Badan Usaha Milik Negara yang dimasukkan ke kas pemerintah, tergolong sebagai PNBP. 2. Sebagai alat pemerataan pendapatan Untuk mewujudkan keadilan sosial, dibutuhkan instrumen- instrumen yang menjamin pemerataan sosial-ekonomi. Pajak sebagai alat pemerataan pendapatan dilakukan dengan menerapkan tarif pajak progresif tarif pajak lebih tinggi untuk golongan masyarakat yang berpendapatan tinggi. Akan tetapi, secara de facto, tarif pajak progresif hanya bisa efektif sebagai instrumen pemerataan apabila dana yang dikumpulkan kemudian dialokasikan betul-betul untuk kepentingan golongan masyarakat berpendapatan menengah ke bawah. Pengalokasian pajak untuk memperbaiki fasilitas pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu, merupakan contoh betapa pajak progresif efektif sebagai instrumen pemerataan. Sri Anggraini Putri : Analisa Penentuan Laba Menurut Standar Akuntansi Keuangan Dan Undang-Undang Pajak Nomor 17 Tahun 2000 Pada PT Cahaya Gunung Sakti, 2009. 3. Alat mendorong investasi Apabila realisasi penerimaan pajak dalam APBN ternyata lebih besar dari anggaran pengeluaran rutin, maka ada saldo yang dapat digunakan untuk membiayai investasi pemerintah. Menurut teori ekonomi, investasi akan meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pelipatan multiplying effect. Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, saldo tersebut bisa dialokasikan langsung untuk menambah proyek-proyek pembangunan. Akan tetapi, dapat juga saldo anggaran disimpan lebih dahulu dalam tabungan pemerintah government saving untuk dialokasikan pada periode anggaran berikutnya. Salah satu jenis pajak yang dipungut pemerintah dari masyarakat adalah Pajak Penghasilan Pph. Menurut Siti Resmi 2005:74 Pajak Pengahasilan Pph adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam suatu tahun pajak. Pengertian subjek pajak meliputi : 1. Orang Pribadi Orang pribadi sebagai Subjek Pajak dapat bertempat tinggal atau berada di Indonesia ataupun di luar negeri. 2. Warisan Warisan yang belum di bagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak. Sri Anggraini Putri : Analisa Penentuan Laba Menurut Standar Akuntansi Keuangan Dan Undang-Undang Pajak Nomor 17 Tahun 2000 Pada PT Cahaya Gunung Sakti, 2009. 3. Badan Badan yang terdiri dari perseroan terbatas, perseroan komanditier, perseroan lainnya, badan usaha milik Negara dan badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis, lembaga, dana pensiun, dan bentuk badan usaha lainnya. 4. Bentuk Usaha Tetap Bentuk usaha tetap adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada Indonesia tidak lebih dari 183 hai dalam jangka waktu 12 bulan, atau badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia. Sedangkan yang tidak termasuk subjek pajak adalah : 1. Badan perwakilan negara asing ; 2. Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan knsulat atau pejabat-pejabat lain dari negara asing, dan orang-orang yang dipebantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama-sama mereka, dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar Sri Anggraini Putri : Analisa Penentuan Laba Menurut Standar Akuntansi Keuangan Dan Undang-Undang Pajak Nomor 17 Tahun 2000 Pada PT Cahaya Gunung Sakti, 2009. jabatannya di Indonesia, serta negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik ; 3. Organisasi-organisasi internasional yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dengan syarat tidak menjalankan usaha atau melakukan kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan di Indonesia ; 4. Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau melakukan kgiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan di Indonesia. Dalam PSAK No. 46 2007:46.2 pajak pengasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan pajak ini dikenakan atas penghasilan kena pajak perusahaan. Menurut Undang-undang perpajakan Nomor 17 Tahn 2000, pajak penghasilan dipungut berdasarkan tarif. Lapisan Penghasilan Kena Pajak yang dikenakan tarif untuk badan usaha yaitu : 1. Rp. 0 sd Rp 50.000.000,- dikenakan tarif 10 . 2. Rp. 50.000.000,- sd Rp.100.000.000,- dikenakan tarif 15 . 3. Rp.100.000.000,- dikenakan tarif 30 . Sri Anggraini Putri : Analisa Penentuan Laba Menurut Standar Akuntansi Keuangan Dan Undang-Undang Pajak Nomor 17 Tahun 2000 Pada PT Cahaya Gunung Sakti, 2009. Sedangkan menurut Undang-undang perpajakan Nomor 36 tahun 2008, tarif pajak yang diterapkan atas penghasilan kena pajak untuk badan adalah sebahai berikut : 1. Wajib pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebesar 28 . 2. Wajib pajak badan dalam negeri berbentuk perseroan terbuka yang paling sedikit 40 dari jumlah keseluruhan saham yang disetor diperdagangkan di bursa efek di Indonesia dan memenuhi persyaratan tertentu lainnya dapat memperoleh tarif sebesar 5 lebih rendah dari 28 . 3. Dan mulai tahun 2010, tarif pajak yang dikenakan pada wajib pajak badan akan berubah menjadi 25

B. Pengertian dan Fungsi Akuntansi