Penyakit Hawar Daun Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Penyakit Pada Beberapa Varietas Tanaman Jagung (Zea Mays L) Di Lapangan

- Pengendalian penyakit bulai perlu dilakukan secara terpadu, yang mencakup penanaman serentak, pencabutan tanaman sakit diikuti pembakaran atau pembenaman ke dalam tanah, pengaturan pola tanam, pemakaian fungisida, penggunaan varietas tahan. Varietas tahan bulai dapat diperoleh melalui seleksi plasmanutfah yang ada atau melalui persilangan antara tetua terpilih. - Pada permulaan musim hujan tanaman jagung tegalan ditanam agak awal secara serentak untuk suatu daerah yang luas. - Bila musim hujan datang, udara lembab dan serangan bulai banyak. Tanaman yang terserang segera dicabut kemudian selebihnya disemprot dengan fungisida Tembaga. - Melakukan rotasi tanaman, dimaksudkan untuk memutus siklus hidup penyakit. Rotasi tanaman dapat dilakuakan dengan tanaman palawija lainnya. - Pemupukan bersamaan saat tanam juga dapat membantu mencegah serangan penyakit. Melalui pemupukan, petani meyediakan unsur hara lebih awal bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman akan tumbuh sehat dan kokoh sehingga mempunyai kekuatan untuk menangkal penyakit Semangun, 1993 ; Anonim, 2007 d .

2. Penyakit Hawar Daun

Biologi Penyebab Penyakit Sinda Maroganda Saragih : Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Penyakit Pada Beberapa Varietas Tanaman Jagung Zea Mays L Di Lapangan, 2008 USU Repository © 2008 Sistematika jamur penyebab penyakit hawar daun dikalsifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Myceteae Divisi : Eumycota Class : Deutromyetes Ordo : Moniliales Family : Dematiaceae Genus : Helminthosporium Species : Helminthosporium maydis Dwidjosaputro, 1978. Konidiofor terbentuk dalam kelompok, sering dari stomata yang datar, berwarna coklat tua atau hitam. Konidiofor lurus atau lentur. Kadang-kadang mempunyai bengkokan seperti lutut. Konidium jelas bengkok seperti perahu, mempunyai 5-11 sekat palsu dan kebanyakan mempunyai panjang 70-160 μm Semangun, 1993. Gambar 3: Patogen Penyebab Penyakit Helminthosporium maydis Sumber: Pengamatan di Mikroskop Perbesaran 40X Gejala Serangan Penyakit Gejala visual yang menunjukkan ciri khas. Serangan Helminthosporium maydis adalah bercak agak memanjang, bagian tengah agak Sinda Maroganda Saragih : Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Penyakit Pada Beberapa Varietas Tanaman Jagung Zea Mays L Di Lapangan, 2008 USU Repository © 2008 melebar, makin ke pinggir makin kecil, berwarna cokelat keabuan, dikelilingi oleh warna kekuningan sejajar tulang daun bercak berkembang dan meluas dari ujung daun hingga ke pangkal daun, semula bercak tampak basah, kemudian berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan, kemudian berubah menjadi coklat tua. Akhirnya seluruh permukaan daun berwarna coklat Anonim, 2007 d . Gambar 4: Tanaman Jagung yang Terserang H. maydis Sumber: Foto langsung Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Penyakit Penyakit hawar daun yang disebabkan oleh Helminthosporium merupakan salah satu penyakit utama pada jagung setelah bulai. Patogen ini menular melalui udara sehingga mudah menyebar. Kehilangan hasil akibat bercak daun mencapai 59, terutama bila penyakit menginfeksi tanaman sebelum bunga betina keluar Poy, 1970. Perkembangan penyakit ditentukan oleh kondisi lingkungan. Suhu optimal untuk perkembangan penyakit adalah 20- 30 C. Keadaan suhu tersebut umum dijumpai pada areal pertanaman jagung di Indonesia sehingga Helminthosporium hampir selalu ditemukan pada setiap musim tanam. Patogen dalam bentuk miselium dorman juga mampu bertahan hingga satu tahun pada sisa tanaman jagung sehingga penyakit bersifat Sinda Maroganda Saragih : Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Penyakit Pada Beberapa Varietas Tanaman Jagung Zea Mays L Di Lapangan, 2008 USU Repository © 2008 laten serta mampu menyebabkan serangan secarasporadis yang serius terutama pada varietas rentan Anonim, 2007 d . Pengendalian Pengendalian dapat dilakukan dengan pergiliran tanaman hendaknya selalu dilakukan guna menekan meluasnya cendawan, mekanis dengan mengatur kelembaban lahan agar kondisi lahan tidak lembab, kimiawi dengan pestisida antara lain; Daconil 75 WP, Difolatan 4 F. Penanaman jagung dilakukan bila curah hujan rata-rata 10 hari kurang dari 55 mm, menanam varietas tahan Semangun, 1993.

3. Penyakit Karat Daun