laten serta mampu menyebabkan serangan secarasporadis yang serius terutama pada varietas rentan
Anonim, 2007
d
.
Pengendalian
Pengendalian dapat dilakukan dengan pergiliran tanaman hendaknya selalu dilakukan guna menekan meluasnya cendawan, mekanis dengan mengatur
kelembaban lahan agar kondisi lahan tidak lembab, kimiawi dengan pestisida antara lain; Daconil 75 WP, Difolatan 4 F. Penanaman jagung dilakukan bila
curah hujan rata-rata 10 hari kurang dari 55 mm, menanam varietas tahan Semangun, 1993.
3. Penyakit Karat Daun
Biologi Penyebab Penyakit
Sistematika jamur penyebab penyakit ini adalh sebagai berikut: Kingdom :
Myceteae Divisi
: Eumycota
Class :
Basidiomyetes Ordo
: Uredinales
Family :
Pucciniaceae Genus
: Puccinia
Species : Puccinia sp
Dwidjosaputro, 1978. Urediospora bulat telur sampai bulat telur memanjang,seringkali agak
bersudut-sudut 28-38 μm x 22-30 μm, berdinding agak tebal, berwarna
enas,dengan duri-duri halus yang jarang, tebal 1-2 μm;pori 4-5. Teliospora jorong,
Sinda Maroganda Saragih : Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Penyakit Pada Beberapa Varietas Tanaman Jagung Zea Mays L Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008
berbentuk tabung atau gada. Aesiospora bulat atau jorong, bergaris tengah 12-24 μm, berdinding hialin Semangun, 1993.
Gambar 3 :
Basidia dan basidiospores Puccinia Sumber: Pengamatan di Mikroskop Perbesaran 40X
Puccinia membentuk ureidiosorus bulat atau jorong. Di lapangan kadang- kadang epidermis tetap mnutupi ureidiosorus sampai matang. Tetapi ada kalanya
epidermis pecah dan masa spora dalam jumlah besar menjadi tampak. Setelah terbuka ureidiosorus berwarna jingga atau jingga tua. Jamur membentuk banyak
oreisorus pada daun dan kadang-kadang juga pada upih daun. Karena adanya sorus ini permukaan atas daun menjadi kasar. Pada tingkatan yang jauh penyakit
karat menyebabkan mengeringnya bagian-bagian daun Semangun, 1993. Gejala Serangan Penyakit
Tanaman jagung yang terserang cendawan ini memperlihatkan gejala bercak kuning kemerahan seperti karatan pada daun, bunga dan kelobot buah.
Jika serangan berat maka tanaman dapat mengalami kematian Tjahjadi, 1989.
Sinda Maroganda Saragih : Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Penyakit Pada Beberapa Varietas Tanaman Jagung Zea Mays L Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008
Gambar 5: Tanaman Jagung Terserang Karat Puccinia Sumber: Foto langsung
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Penyakit
Jamur karat tidak dapat hidup sebagai saprofit, sehingga tidak mempertahankan pada sisa tanaman jagung. Puccinia mempertahankan diri pada
tanaman jagung yang hidup dan dipencarkan oleh urediospora. Spora ini dapat diterbangkan jauh oleh angin dengan tetap hidup, karena kering dan mempunyai
dinding yang cukup tebal Semangun, 1993.
Penyakit dibantu oleh suhu 16 – 23 C. Uresiospora terdapat di udara
palang banyak di waktu siang, pada tengah hari dan setelah tengah hari. infeksi terjadi melalui mulut kulit, pada umumnya dengan pembentukan apresorium
Semangun, 1993.
Pengendalian
Pengendalian dapat dilakukan dengan mengatur kelembaban pada areal tanam, menanam varietas unggul atau varietas yang tahan terhadap penyakit,
melakukan sanitasi pada areal pertanaman jagung, kimiawi dengan menggunakan pestisida seperti Daconil 75 Wp, Difolatan 4 Semangun, 1993.
Pengaruh Pemberian Bahan Organik Pada Tanaman Jagung
Hara mempengaruhi laju pertumbuhan dan tingkat kesiapan untuk bertahan terhadap serangan patogen. Kelebihan unsur hara menyebabkan
Sinda Maroganda Saragih : Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Penyakit Pada Beberapa Varietas Tanaman Jagung Zea Mays L Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008
pertumbuhan muda dan sekulen, dan mungkin memperpanjang lama stadium vegetatif dan menunda kematangan tumbuhan. Kelebihan unsur hara
menyebabkan tumbuhan menjadi lebih rentan terhadap patogen, sebaliknya tumbuhan yang mengalami kekurangan nitrogen akan tumbuh lebih lemah, lebih
lambat, dan lebih cepat tua dan rentan terhadap patogen yang menyerang tumbuhan yang lemah dan tumbuh lebih lambat Agrios, 1996.
Ketersediaan unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat produksi suatu tanaman. Macam dan
jumlah unsur hara yang tersedia di dalam tanah bagi pertumbuhan tanaman pada dasarnya harus berada dalam keadaan yang cukup dan seimbang agar tingkat
produksi yang diharapkan akan dapat tercapai dengan baik. jadi kesuburan tanah adalah suatu keadaan tanah dimana tata air, udara dan unsur hara dalam keadaan
cukup seimbang Adianto,1993. Secara umum, tumbuhan yang mendapatkan hara yang seimbang, yaitu
semua kebutuhan tersedia dengan jumlah yang cukup, akan lebih mampu melindungi dirinya sendiri dari infeksi baru dengan membatasi infeksi yang
terjadi dibanding dengan bila salah satu hara dalam keadaan lebih atau kekurangan, tetapi keadaan hara yang seimbang mungkin mempengaruhi
perkembangan penyakit jika melebihi dosis Agrios, 1996. Unsur hara yang diserap oleh tanaman berasal dari 3 sumber sebagai
berikut: 1.
Bahan organik. Sebagian besar unsur hara terkandung di dalam bahan organik. Sebagian dapat langsung digunakan oleh tanaman, sebagian lagi
disimpan untuk jangka waktu yang lebih lama. Bahan organik harus
Sinda Maroganda Saragih : Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Penyakit Pada Beberapa Varietas Tanaman Jagung Zea Mays L Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008
mengalami dekomposisi atau pelapukan terlebih dahulu sebelum tersedia bagi tanaman.
2. Mineral alami. Setiap jenis batuan mineral yang membentuk tanah
mengandung bermacam-macam unsur hara. Mineral alami ini berubah menjadi unsur hara yang tersedia bagi tanaman setelah mengalami
penghancuran oleh cuaca. 3.
Unsur hara yang terjerap atau terikat. Unsur hara ini terikat di permukaan atau di antara lapisan koloid tanah dan sebagai sumber utama dari unsur
hara yang dapat diatur oleh manusia. Novizan, 2005.
Penimbunan dari sisa-sisa tumbuhan atau hewan yang telah mati serta hasil-hasil buangan hewan yang sebagian besar telah mengalami dekomposisi
dinamakan bahan organik tanah. Bahan organik tanah yang berada dalam proses pelapukan akan menjadi bahan nutrisi jasad renik dan akan menggunakannya
sebagai sumber energi. Bahan- bahan akan mengalami dekomposisi dan terangkut kelapisan yang lebih dalam dari tanah Adianto, 1993.
Pada umumnya tanaman menghendaki tanah dengan struktur yang gembur atau remah. Pada kondisi tanah memiliki ruang-ruang pori yang cukup untuk
menyimpan air an udara yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan akar tanaman. Struktur tanah yang gembur juga dapat menciptakan temperatur dan
kelembabanyang ideal bagi kehidupan mikroorganisme tanah yang sangat membantu proses dekomposisi mineral dan bahan organik untuk bahan makanan
tanaman di atasnya Marsono dan Sigit, 2002.
Sinda Maroganda Saragih : Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Penyakit Pada Beberapa Varietas Tanaman Jagung Zea Mays L Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008
Struktur tanah yang mengandung bahan organik bersifat lebih terbuka sehingga aerase tanah lebih baik dan tidak mudah mengalami pemadatan dari
pada tanah yang mengandung bahan organik yang rendah, keuntungan struktur tanah yang demikian ialah udara dan air tanah berjalan lancar, temperaturnya
stabil. Tanah yang kaya bahan organik mempunyai warna yang lebih kelam sehingga menyerap sinar matahari lebih banyak. Sinar yang diserap tanah maka
lebih banyak hara, oksigen, dan air yang diserap tanaman melalui perakaran Marsono dan Lingga, 2005 : Sutanto, 2002
b
. Senyawa tumbuhan yang terdapat dalam bahan organik sangat banyak dan
bervariasi, terdiri dari karbohidrat, lemak, lilin, tannin, dan protein. Karbohidrat terdiri dari karbon, oksigen,
dan hidrogen
yang merupakan
senyawa sederhana seperti gula, hingga yang kompleks seperti sellulosa. Lemak dan minyak merupakan gliserida asam lemak, seperti butirat, stearat, oleat
dan sebagainya. Penambahan bahan organik dalam tanah dapat menyebabkan terjadinya serangkaian reaksi yang kompleks dan hasil dekomposisi yang
kompleks pula Adianto, 1993. Adapun Nisbah Karbon-Nitrogen dari jerami padi adalah 50-70 dan daun
jagung adalah 60. Foth, 1994. Tabel 1: Kandungan Bahan Organik Jerami dan Daun Jagung
Bahan Organik C
N CN
P2O5 K2O
Jerami 26,91 1,90 14,16 0,538 1,462
Daun jagung 33,15
1,46 22,71
0,584 0,810
Sumber: Hasil Analisa Laboratorium Sentral FP-USU
Sinda Maroganda Saragih : Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Penyakit Pada Beberapa Varietas Tanaman Jagung Zea Mays L Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian direncanakan dilaksanakan di Lahan Pertanian Kampung Susuk dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl. Penelitian direncanakan dilaksanakan mulai
bulan September 2007 sampai dengan bulan Januari 2008.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah benih Jagung dengan Varietas lokal Arjuna, Varietas Hibrida C-7, Varietas Pioner 12, Bahan Organik
dari jerami, Bahan Organik dari daun jagung, EM
4, .
gula pasir dan air. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah cangkul, gembor, papan
sampel, papan nama, tugal, timbangan, mikroskop, lup kaca pembesar, meteran, handsprayer, alat-alat tulis, dan buku data dan alat pendukung lainnya.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok RAK faktorial yang terdiri dari 2 faktor perlakuan dan 3 ulangan. Dengan
perlakuan sebagai berikut: Faktor I : Bahan Organik B dengan 3 taraf perlakuan
B : Kontrol Tanpa Bahan Organik
B
1
: Bahan organik dari jerami 3 Kgpetak B
2
: Bahan organik dari batang dan daun jagung 3 Kgpetak
Sinda Maroganda Saragih : Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Penyakit Pada Beberapa Varietas Tanaman Jagung Zea Mays L Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008
Faktor II : Varietas Tanaman Jagung dengan 3 taraf V
1
: Varietas Arjuna V
2
: Varietas Pioner 12 V
3
: Varietas Hibrida C-7 Penelitian dianalisis dengan menggunakan model linier yaitu:
Yijk : μ + ρi + j + k + jk +Eijk
Dimana : Yijk = Data yang dihasilkan dari pengaruh ulangan pada taraf
ke i dan perlakuan ke j dan perlakuan ke k. μ
= Rataan nilai tengah ρi
= Efek blok ke i j
= Efek perlakuan ke j k
= Efek perlakuan ke k jk
= Efek interaksi perlakuan ke j dan perlakuan ke k Eijk
= Efek error dari ulangan pada taraf ke i dan perlakuan ke j dan perlakuan ke k.
Bangun, 1981. Ulangan dilakukan sebanyak 3 kali diperoleh dari:
t-1 r-1
≥ 15 9-1
r-1 ≥ 15
8 r-1 ≥ 15
8r ≥ 23
r ≥ 2.8
Dibulatkan r = 3
Sinda Maroganda Saragih : Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Penyakit Pada Beberapa Varietas Tanaman Jagung Zea Mays L Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008
Untuk analisa data secara statistik digunakan Uji Jarak Duncan taraf 5 . Sastrosupadi, 2000.
Pelaksanaan Penelitian
Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan dimulai dengan pembersihan areal dari gulma dan sisa- sisa tanaman, setelah areal bersih dilakukan pencangkulan tanah sedalam
20 cm-30 cm untuk menghancurkan bongkahan tanah. Selanjutnya dilakukan penggemburan tanah kembali dengan membalik tanah sekaligus membuat petak-
petak percobaan plot dengan ukuran 2,2 m x 2 m. jarak antar petakplot adalah 30 cm, dan jarak antar blokulangan adalah 50 cm
Pembuatan Bahan Organik
Bahan organik dari jerami padi
Jerami padi dikumpulkan, kemudian dipotong-potong sepanjang 5-10 cm, setelah itu siram dengan EM
4
dan gula yang telah dilarutkan dengan air 10 ml : 20 gr : 1 ltr secara perlahan dan merata. Aduk potongan jerami hingga seluruhnya
tercampur dengan larutan EM
4
, kemudian timbun dan ditutup dengan plastik, diusahakan agar kelembaban bahan organik tetap terjaga. Setelah itu biarkan
selama 1 bulan sampai bahan organik terurai dan dapat digunakan. Bahan organik dari daun jagung
Daun jagung dikumpulkan, kemudian dipotong-potong sepanjang 5-10 cm, setelah itu siram dengan EM
4
dan gula yang telah dilarutkan dengan air 10 ml : 20 gr : 1 l secara perlahan dan merata. Aduk potongan batang dan daun
Sinda Maroganda Saragih : Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Penyakit Pada Beberapa Varietas Tanaman Jagung Zea Mays L Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008
jagung hingga seluruhnya tercampur dengan larutan EM
4
, kemudian timbun dan ditutup dengan plastik, diusahakan agar kelembaban bahan organik tetap terjaga.
Setelah itu biarkan selama 1 bulan sampai bahan organik terurai dan dapat digunakan.
Perlakuan Bahan Organik
Bahan Organik diberikan dua kali yaitu pada saat tanah diolah dan pada saat tanaman jagung berumur satu minggu setelah tanam Bahan Organik dari
jerami dan Bahan Organik dari daun jagung disebar merata di permukaan tanah pada setiap plot sesuai dengan perlakuan, banyak bahan organik yang diberikan
pada aplikasi pertama yaitu 1,5 kg per plot. Setelah itu tanah digemburkan dan dicampur dengan bahan organik secara merata. Pemberian bahan organik
berikutnya dilakukan pada waktu 1 minggu setelah tanam. Dosis pemupukan yang dibutuhkan yaitu sebanyak 3 tonha untuk
pemakaian bahan organik.
Penanaman Benih
Benih yang ditanam adalah benih yang sehat dan seragam, rendam benih dengan air. Sebelum benih ditanam, dibuat lubang tanam pada setiap plot
percobaan dengan menggunakan tugal. Kedalaman lubang tanam antara 3 – 5 cm dengan jarak tanam 60 cm x 30 cm, setiap lubang tanam diisi dengan 2 benih
jagung perlubang, penanaman dilakukan pada pagi atau sore hari.
Sinda Maroganda Saragih : Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Penyakit Pada Beberapa Varietas Tanaman Jagung Zea Mays L Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008
Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan Tanaman meliputi penyiraman, penyulaman , penjarangan, penyiangan gulma, pembumbunan tanaman dan pengendalian hama.
Penyiraman dilakukan 2 kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari, jika terjadi hujan penyiraman cukup dilakukan disekitar akar tanaman.
Penyulaman dilakukan apabila tanaman mati, persentase pertumbuhan kurang dari 100. Waktu penyulaman dilakukan pada waktu tanaman berumur
7 – 14 hari. Penjarangan dilakukan setelah tanaman berumur 14 hari. Hal ini dilakukan
apabila disetiap lubang tanam, tanaman tumbuh lebih dari satu dan tanaman yang tumbuh adalah tanaman yang lebih baik.
Pembumbunan dilakukan dengan cara mengumpulkan tanah disekitar barisan tanaman yang bertujuan untuk menutup akar yang terbuka dan membuat
tanaman menjadi tegak. Dilakukan
pengaplikasian insektisida alami dari daun nimba untuk
mengendalikan hama yang terdapat di areal pertanaman. Daun nimba diambil sebanyak 100 gram kemudian dicuci hingga bersih setelah itu dihaluskan bisa
dengan menggunakan blender, disaring dan ditambah 1 liter air secukupnya dan dimasukkan kedalam handsprayer untuk diaplikasikan bila terdapat hama.
Penetapan Sampel dan Pengambilan Data
Karena tanaman berjumlah 24 tanaman perplot maka penetapan sampel yaitu
≥ 10 , maka ditetapkan menjadi 5 tanaman sampel per plot dengan
Sinda Maroganda Saragih : Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Penyakit Pada Beberapa Varietas Tanaman Jagung Zea Mays L Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008
memberi tanda pada tiap-tiap sampel dengan pacak sampel. Bagan contoh sampel dapat dilihat pada lampiran.
Parameter Pengamatan Intensitas Serangan
Pengamatan Intensitas serangan dilakukan pada saat tanaman terinfeksi pertama kali di lapangan dan diamati satu minggu sekali sebanyak enam kali
pengamatan, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
100 x
NxZ nxv
I
∑
=
Dimana: IS
: Intensitas Serangan Penyakit n
: Jumlah bagian tanaman yang terserang helai V
: Nilai skala daun yang terserang N
: Jumlah seluruh daun yang diamati Z
: Skala tertinggi dari kategori skala serangan Kategori Skala Serangan :
Skala Keterangan Tidak terdapat gejala serangan sehat
1 1 -
≤ 15 luas permukaan daun terserang 2
15 - ≤ 25 luas permukaan daun terserang
3 25 -
≤ 50 luas permukaan daun terserang 4
50 - ≤ 75 luas permukaan daun terserang
5 75 -
≤ 100 luas permukaan daun terserang Anonim, 1994.
Sinda Maroganda Saragih : Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Penyakit Pada Beberapa Varietas Tanaman Jagung Zea Mays L Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008
Persentase serangan penyakit bulai digunakan rumus : P = a N x 100
Dimana: P
= Persentase Serangan a
= Jumlah tanaman atau bagian tanaman yang terserang N
= Jumlah tanaman atau bagian tanaman yang diamati Anonim, 1994.
Panen
Panen dilakukan setelah tanaman berumur ± 3 – 4 bulan. Ciri jagung yang siap dipanen yaitu umur panen adalah 86-96 hari setelah tanam, tongkol atau
kelobot mulai mengering yang ditandai dengan adanya lapisan hitam pada biji bagian lembaga dan biji kering, keras, dan mengkilat, apabila ditekan tidak
membekas.
Sinda Maroganda Saragih : Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Penyakit Pada Beberapa Varietas Tanaman Jagung Zea Mays L Di Lapangan, 2008
USU Repository © 2008
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian pengaruh pemberian beberapa jenis bahan oraganik terhadap perkembangan penyakit penting pada tanaman Jagung Zea mays L. di
lapangan adalah sebagai berikut:
1. Persentase Serangan Peronosclerospora maydis