Pengertian Tafsir Tematik TINJAUAN TEORI TENTANG RESPON DAN TAFSIR TEMATIK

Didalam pengajian terdapat manfaat yang begitu besar positifnya, didalam pengajian pengajian manfaat yang dapat di ambilnya menambahnya dari salah satu orang yang biasa berbuat negative dengan memanfaatkannya menjadi positif. Hal yang seperti ini pada masyarakat muslim pada umumnya dapat memanfaatkan pengajian untuk merubah diri atau memperbaiki diri dari perbuatan yang keji dan mungkar.

D. Pengertian Tafsir Tematik

Tafsir Tematik adalah metode tafsir yang berusaha menggali isi Al-qur’an dengan cara mengumpulkan ayat-ayat tertentu yang mempunyai kesatuan maksud dan bersama-sana membahas topicjudul tertentu kemudian disusun secara sistematis sesuai dengan masa turunnya dan selaras dengan sebaba-sebab turunnya. Dengan memperhatikan ayat-ayat tersebut berikut penjelasannya, keterangan serta korelasinya dengan ayat-ayat yang lain, istinbat al-hukmitu dilakukan. Dari definisi diatas, Dr.Jum’at Ali Abdul Qadir mengungkapkan bahwa tafsir tematik tidak bias diartikan dengan menggunakan arti tafsir secara terminology. Sebab tafsir tematik tidak mencakup seluruh ayat-ayat yang ada dalam Al-qur’an, melainkan hanya mengambil pokok pembahasan tertentu untuk ditelaah lebih dalam. Pewujudan ide ini dalam bentuk satu kitab tafsir dipelopori oleh syeikh Al- azhar, Mahmud Syaltut. Pada tahun 1960, beliau berhasil menerbitkan kitab tafsirnya yang berjudul tafsir Al-qur’an Al-karim, disinilah beliau menerapkan metode tematik ini. Berawal dari sini pula, semakin lama metode ini semakin berkembang dengan cepat. Dengan mengambil satu tema, yang dilanjutkan dengan menelisik lebih jauh tentang masalah itu melalui himpunan ayat-ayat quraniyah yang mempunyai keterkaitan erat, metode ini dinilai mampu menampilkan sebuah materi yang lebih spesifik dan efisien. Metode tematik tidak hanya menginduksi makna-makna yang terkandung dalam teks saja, karena disana ada semacam pembacaan realita, sehingga konklusi yang dihasilkan tampak lebih mudh dicerna oleh kalangan masyarakat dari berbagai strata. Selain itu, metode ini bias digunakan oleh seseorang sebagai dalil atas argumentasi mereka bahwa Al-qur’an sejalan dengan ilmu pengetahuan dan masyarakat. Ada dua bentuk metode penafsiran tematik yaitu: 1. Penafsiran satu surat dalam Al-qur’an dengan menjelaskan tujuan-tujuannya secara umum dan khusus atau tema sentral surat tersebut, kemudian menghubungkan ayat-ayat yang beraneka ragam itu satu dengan lain dengan tema sentral tersebut 2. Menghimpun ayat-ayat Al-qur’an yang membahas masalah tertentu dari berbagai surat Al-qur’an sedapat mungkin diurut sesuai dengan masa turunnya, apalagi jika yang dibahas adalah masalah hokum sambil memperhatikan sebab nujul, munasabah masing-masing ayat, kemudian menjelaskan pengertian ayat- ayat tersebut yang mempunyai kaitan dengan tema atau pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh penafsiran dalam satu kesatuan pembahasan sampai ditemukan jawaban-jawaban Al-qur’an menyangkut tema persoalan yang dibahas. Dalam menghimpun ayat-ayat yang berhubungan dengan tema yang diajukan, beberapa ulama menekankan bahwa tidak harus mengumpulkan seluruh ayat Al-qur’an yang berkaitan dengan tema tersebut. Mereka berpendapat, ketika ayat-ayat yang terkumpul disinyalir keras bias mewakili maksud dari satu tema, maka tidak perluharur mengumpulkan ayat-ayat yang lain untuk menjelaskannya. BAB III PROFIL MASJID ISLAMIC CENTRE JAKARTA UTARA

A. Gambaran Umum Masjid Islamic Centre Jakarta