Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dinul Islam sebagai ajaran agama adalah tetap, sejak diwahyukan kepada Nabi Besar Muhammad SAW sampai berakhirnya kemanusiaan nanti. Ajaran Islam ini tertuang dalam kitab suci Al-Qur’an dan penjabarannya dalam Sunnatul Rasul yang disampaikan kepada umatnya agar semampu mungkin untuk melaksanakan ajaran Islam baik di waktu mendapat kesenangan maupun di waktu mendapat kesulitan 1 . Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan umatnya untuk menyebarkan dan mensiarkan Islam kepada seluruh umat manusia. Sebagai Rahmat bagi seluruh alam, Islam dapat menjamin terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia, bilama ajaran Islam yang mencakup segenap aspek kehidupan itu dijadikan sebagai pedoman hidup dan dilaksanakan dengan sungguh- sungguh 2 . Aktivitas Dakwah Islam biasa berjalan dengan baik apabila didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai, salah satunya adalah dengan adanya bangunan sebuah masjid. Fungsi utama masjid adalah tempat sujud kepada Allah SWT, tempat sholat, dan tempat beribadah kepada-Nya. Lima kali sehari semalam umat Islam dianjurkan mengunjungi masjid guna melaksanakan sholat berjama’ah. Masjid juga merupakan tempat yang paling banyak dikumandangkan nama Allah melalui azan, 1 M. Syafa’at Habib, Buku Pedoman Dakwah, Jakarta: PT.Bumi Restu, 1982, Cet.ke-1,h.45 2 Abdur Rasyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam Jakarta:PT. Bulan Bintang, 1933,Cet.ke- 3,h.1 qamat, tasbih, tahmid, tahlil, istigfar, dan ucapan lain yang dianjurkan dibaca di masjid sebai bagian dari lapaz yang berkaitan dengan pengagungan asma Allah 3 . Dalam masyarakat yang selalu berpacu dengan kemajuan zaman, dinamika masjid-masjid sekarang ini banyak menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Artinya, masjid tidak hanya berperan sebagai tempat ibadah shalat, tetapi sebagai wadah beraneka kegiatan Jama’ahummat Islam. Sebab, masjid merupakan integritas dan identitas umat Islam yang mencerminkan tata nilai keislamannya dengan demikian, peranan masjid tidak hanya menitik beratkan pada pola aktibitas yang bersifat akhirat, tetapi memperpadukan antara aktivitas ukhrowi dan aktivitas duniawi 4 . Aktivitas yang diadakan di masjid-masjid sekarang ini sedang mengalami peningkatan, hal ini dibuktikan dengan berbagai kegiatan yang sifatnya ibadah mahdoh maupun ghairu mahdoh yang diselenggarakan oleh pengurus masjid. Kegiatan tersebut diadakan semata-mata untuk mengajak manusia kejalan yang diridhoi oleh Allah SWT. Masjid sebagai sentral kegiatan umat Islam sudah di contohkan oleh Rasulullah saw dan para sahabat pada masanya. Menurut Dr. Muchlis Bahar, Masjid pada masa Rasul biasa digunakan sebagai tempat ibadah, pengaturan tata negara, mengatur siasat perang, pengembangan pendidikan, tempat pengobatan para korban perang, tempat mendamaikan dan menyelesaikan sengketa, tempat menerima utusan delegasi atau tamu, sebagai pusat penerangan, dan pembelaan agama. Masjid juga merupakan tempat kegiatan ekonomi. Di masjid di bangun baitul maal, tempat menghimpun dana dari orang-orang kaya yang kemudian di distribusikan kepada fakir miskin dan 3 Moh. E. Ayub, dkk. Manajemen Masjid, Jakarta: Gema Insani Press. 1996, Cet.ke-1,h.7 4 Ibid. h.10 orang yang membutuhkan uluran dana lainnya. “Dari pembinaan yang dilakukan Rasulullah di masjid, lahirlah tokoh-tokoh yang berjasa dalam pengembangan Islam ke seantero dunia, seperti Abu Bakar Shiddiq, Umar Bin Khattab, Utsman Bin Affan, dan Ali Bin Abi Thalib 5 . Peran dan fungsi masjid pada massa Rasul dan para Sahabatnya memberikan contoh kepada kita bagaimana memakmurkan masjid sebagai tempat aktivitas umat. Jangan lagi menganggap tabu untuk membicarakan masalah-masalah yang berkaitan dengan keduniaan di dalam masjid. Pada massa sekarang, apabila masjid hanya difungsikan sebagai tempat ibadah “ritual” saja, maka kemakmuran dari sebuah masjid akan hilang. Ada ungkapan “orang Indonesia biasanya bias membangun tetapi tidak bias memelihara 6 ”. Ketika masjid hendak kita maksimalkan peran dan fungsinya sebagai pusat pembinaan umat, maka ada sisi aktivitas yang harus dikembangkan. Apalagi aktivitas masjid itu semestinya tidak hanya menyentuh atau melibatkan sekelompok orang dan aktivitasnyapun tidak hanya berupa ibadah tertentu yang bersifat ritual. Oleh kerena itu, semestinya aktivitas masjid menyentuh dan melibatkan semua sekelompok jama’ah, mulai dari kanak-kanak, remaja, pemuda, orang dewasa sampai orang tua yang sudah lanjut usia sekalipun 7 . Sebagaimana Allah SWT berfirman : ☺ ☺ 5 Masjid Sebagai Pusat Kegiatan Umat. Dialog Jum’at Republika, 4 Maret 2005, h.4 6 Ibid 7 Ahmad Yani, Panduan Memakmurkan Masjid, Jakarta: Dea Press, 1988,h. 24 ☺ Artinya: Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, emnunaikan zakat dan tidak takut kepada siapapun selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. At-Taubah: 18 8 Salah satu masjid yang telah berjalan dalam melaksanakan aktivitas dakwah adalah Masjid Islamic Centre yang terletak di wilayah Jalan Kramat Jaya, Tugu Utara-Koja, Jakarta Utara. Masjid ini berfungsi sebagai sarana dakwah Islam. Ini dapat dilihat dari berbagai bentuk aktivitas yang diselenggarakan oleh Masjid Islamic Centre, yang berhubungan dengan dakwah Islam. Masjid ini berdiri seiring dengan kebutuhan jama’ah untuk beraktivitas, karena letaknya secara geografis jauh dari masjid lain dan semakin banyaknya jama’ah. Maka aktivitas dakwahnyapun terus ditingkatkan sebagai wujud nyata dari sarana dakwah Islam. Dalam menjalankan fungsinya sebagai fusat kegiatan dakwah, Masjid Islamic Centre Jakarta menyelenggarakan banyak kegiatan, diantaranya pengajian Tafsir Tematik. Dalam pelaksanaanya pengajian ini mendapat perhatian yang cukup baik dari para jama’ah. Hal ini terlihat dari perkembangan jama’ah yang semakin lama semakin bertambah banyak. 8 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Juz 1-30, Semarang: Karya Toha Putra Semarang, 1998, h. 280 Dari uraian di atas maka, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Respon Jama’ah Terhadap Pengajian Tafsir Tematik Di Masjid Islamic Centre Jakarta”

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah