2. Selain bendaharawan pemerintah dilaporkan selambat-lambatnya 20 hari setelah masa pajak berakhir.
3.Direktorat jenderal Bea Cukai atas impor harus dilaporkan selambat-lambatnya 7 hari setelah batas waktu penyetoran pajak
berakhir. 4. Untuk penyerahan gula pasir dan tepung terigu oleh BULOG maka
pajak pertambahan nilai PPN dihitung sendiri oleh penghasilan kena pajak harus dilaporkan dalam SPT masa dan disampaikan
kepada Kantor Pelayanan Pajak setempat selambat-lambatnya 20 hari setelah masa pajak berakhir.
F. TATA CARA PEMBAYARAN dan PELAPORAN PAJAK
PERTAMBAHAN NILAI PPN dan PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH PPnBM
Orang pribadi atau badan yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaanya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha
perdagangan, memanfaatkan barang yang tidak berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usaha jasa atau memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean wajib
mendaftarkan diri kepada kantor pelayanan pajak di mana orang atau badan itu bertempat tinggal atau berkedudukan dengan cara mengisi formulir pendaftaran.
Formulir pendaftaran harus diisi dengan jelas, benar, dan legkap serta dilengkapi
Universitas Sumatera Utara
dengan syarat-syarat yang telah ditentukan untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. Pajak Pertambahan Nilai dipungut oleh penghasilan kena pajak dan
atau pemungut pajak pertambahan nilai kemudian harus disetorkan ke kas Negara sesuai tanggal yang telah ditetapkan dan wajib pajak dapat menyetorkan ke kantor
pos dan giro, Bank pemerintah, kemudian melaporkan SPT masa PPN untuk masa pajak, terjadi penyetoran SPT masa tersebut diberlakukan sebagai pemungutan
pajak dan atau jasa kena pajak baik yang berwujud maupun tidak berwujud.
a. Tata Cara Pembayaran dan Pelaporan Bendaharawan
1. Pajak Pertambahan Nilai PPN atau Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
PPnBM yang dipungut bendaharawan selaku pemungut pajak wajib disetorkan ke Bank atau ke kantor pos paling lambat 7 hari setelah bulan
terjadinya tagihan, bila hari ke tujuh bertepatan dengan hari libur maka penyetoran harus dilakukan pada hari kerja berikutnya.
2. Pembayaran pajak pertambahan nilai atau pajak penjualan atas barang
mewah dilakukan dengan Surat Setoran Pajak dibuat rangkap 5 atas rekanan pemerintah dan ditanda tangani oleh bendaharawan.
- Lembar ke-1 untuk PKP rekanan - Lembar ke-2 untuk KPP melalui KPKN
Universitas Sumatera Utara
- Lembar ke-3 untuk PKP rekanan guna dilampirkan kepada SPT masa PPN
-Lembar ke-4 untuk Bank persepsi atau kantor pos -Lembar ke-5 untuk arsip bendaharawan
3. Pada setiap lembar faktur pajak wajib dibubuhi cap disetor tanggal dan
ditandatangani oleh bendaharawan.
b. Tata Cara Pelaporan PPN dan PPnBM
1. Pemungutan pajak pertambahan nilai atau penjualan atas barang mewah
yang dilakukan oleh bendaharawan pemerintah harus dilaporkan di kantor pelayanan pajak tempat bendaharawan terdaftar paling lambat 14 hari
setelah bulan dilakukan pembayaran dan tagihan. 2.
Pelaporan dilakukan dengan menggunakan formulir Surat Pemberitahuan masa bagi pemungut pajak pertambahan nilai khusus untuk :
1. Lembar ke-1, dilampiri faktur pajak
2. Lembar ke-2 , untuk KPKN
3. Lembar ke-3, untuk arsip bendaharawan
3. Bila Bank pemerintah atau Bank pembangunan daerah bertindak sebagai
kasir dari bendaharawan pemerintah PROYEK INPRES maka faktur
Universitas Sumatera Utara
pajak dan Surat Setoran Pajak ditentukan ke Bank yang bersangkutan melalui bendaharawan yang diwajibkan untuk memungut dan melapor
adalah Bank yang bersangkutan. 4.
Apabila dalam satu bulan tidak ada pemungutan, penyetoran laporan harus tetap dibuat dengan menggunakan laporan nihil.
5. Faktur pajak pertambahan nilai yang tidak dipungut misalkan disebabkan
harga jualnya tidak lebih dari Rp 1.000.000 atau PPN ditanggung pemerintah dilaporkan dengan mengisi catatan pada bagian yang kosong
pada formulir laporan pemungutan PPN dan PPnBM.
c. Sarana PembayaranPenyetoran PPN terutang
Untuk membayar atau menyetor PPN dan PPnBM digunakan formulir surat setoran Pajak SSP yng tersedia di kantor-kantor pelayanan pajak dan
kantor-kantor penyuluhan dan pengamatan potensi perpajakan di seluruh Indonesia. SSP menjadi sah dan lengkap apabila jumlah PPN dan PPnBM
yang disetorkan telah sesuai dengan yang tercantum didalam daftar nominative wajib pajak DNWP yang dibuat oleh Bank penerima
pembayaran, kantor pos dan Giro, atau kantor Direktorat Jenderal Bea dan Cukai penerima setoran.
Sebagai sarana pelaporan bagi pengusaha kena pajak untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah PPN dan
Universitas Sumatera Utara
PPnBM yang sebenarnya terutang dapat digunakan SPT masa PPN . SPT ini juga berfungsi untuk melaporkan tentang pengkreditan pajak masukan
terhadap pajak keluaran dan untuk melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan atau atas nama pihak lain. SPT
meliputi data- data tambahan sebagai berikut : 1. Untuk SPT masa PPN
- jumlah penyerahan - jumlah pajak keluaran
- jumlah pajak yang dapat diperhitungkan - jumlah kekurangan atau kelebihan pajak
- tanggal penyetoran 2. Untuk SPT masa PPN bagi pemungut
- Jumlah dasar pengenaan pajak - jumlah pajak yang dipungut
- jumlah pajak yang disetor - Tanggal penyerahan
- Tanggal penyetoran
Universitas Sumatera Utara
3. Untuk SPT masa PPN bagi pengusaha kena pajak pedagang eceran yang menggunakan nilai lain sebagai dasar pengenaan pajak.
- Jumlah penyerahan barang dagangan - Jumlah kekurangan atau kelebihan pajak
- Jumlah penyetoran 4. Untuk SPT masa PPnBM
- Jumlah penyetoran - Tarif
- Jumlah pajak yang terutang - Jumlah pajak yang disetor dan tanggal penyetoran
Pengisian SPT harus diisi dengan lengkap, karena jika SPT tidak lengkap tidak dapat diterima dan harus dikembalikan kepada wajib pajak, SPT yang lengkap
adalah SPT yang semua elemen SPT induk dan semua lampiran yang disyaratkan telah diisi dan dilampirkan secara lengkap serta telah ditandatangani oleh wajib pajak
atau kuasanya.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI
Pada bab ini, penulis melakukan analisa dan evaluasi terhadap hasil-hasil penelitian yang diperoleh di Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota. Dalam bab ini,
penulis akan membandingkan teori-teori yang diuraikan pada bab III dengan kenyataan yang ada dalam lapangan sehingga penulis dapat melihat dan menilai
sampai sejauh mana teori-teori yang ada tersebut diterapkan oleh wajib pajak dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun masalah-masalah yang akan dianalisa dan dievaluasi oleh penulis adalah sebagai berikut.
a. Pelaksanaan kepatuhan PKP dalam melakukan pembayaran dan pelaporan SPT PPN untuk tahun 2008-2009
b. Kendala-kendala yang dihadapi wajib pajak dalam melaksanakan pembayaran dan pelaporan PPN dan PPnBM
A. Pelaksanaan Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Melakukan
Pembayaran Dan Pelaporan SPT Pajak Pertambahan Nilai Untuk Tahun 2008 2009.
Untuk melihat pelaksanaan kepatuhan pengusaha kena pajak di bawah ini
disajikan. laporan data statistik penerimaan SPT.
53
Universitas Sumatera Utara