Analisa Peran Wahid Institut dalam Mengkampanyekan Pemikiran

C. ANALISA

1. Analisa Peran Wahid Institut dalam Mengkampanyekan Pemikiran

Islam Program kampanye terhadap pemikiran Islam yang demokrat dirancang agar dapat memiliki dampak positif terhadap kelangsungan berbangsa. Dari program ini masyarakat diajak untuk bersama mengetahui dan memahami pemikiran-pemikiran Islam yang merepresentasikan Indonesia sebagai negara berpenduduk mayoritas Islam yang selalu mencirikan dakwah menggunakan metode hikmah dan contoh yang baik. Di negara yang berbhineka tunggal ika dan berasas Pancasila, negara menjamin keragaman suku ras dan agama terhadap ajaran keyakinannya masing-masing bersama catatan akan menghormati agama lain. Dari programnya lembaga mencoba memperjuangkan komitmen Gus Dur akan pemikiran moderat dalam Islam yang mendorong terciptanya demokrasi, pluralisme agama-agama, multikulturalisme dan toleransi di Indonesia maupun di seluruh dunia. Apabila dilihat lebih lanjut apa yang dilakukan Wahid Institut merupakan upaya sebuah lembaga yang mencoba mengakses, membuka wacana-wacana dan memberikan alternatif yang bersesuaian dengan jiwa pancasila dan demokrasi pada pemikiran Islam yang dianggap masih kurang diterima dalam masyarakat. Pemikiran yang tersebut diatas kadang terkesan tabu bahkan masih dalam pro kontra sehingga perlu kiranya melakukan tindakan-tindakan nyata agar pemahaman sosial dari pemikiran tersebut dikenal dan disadari, karena dalam pemikiran tersebut kadang masih di lihat sepotong-sepotong, dalam artian masyarakat dihadapkan pada sebuah pemikiran ditingkat penggenalan dan tidak diberikan wacana alternatif, sehingga masyarakat seolah hanya disuguhkan satu jalan di jalan bebas. Dalam kerangka seperti inilah yang coba di berikan oleh Wahid Institut yaitu membangun kesadaran akan adanya hak manusia dalam wacana keagamaan untuk berfikir dan menemukan nilai-nilai positif dalam masyarakat meskipun secara tidak langsung kerangka ini masih harus di dilihat dalam bingakai madzhab mayoritas berupa pemikiran ke NU an aliran Sunni dari Asy ariyah sehingga bersesuaian dengan jiwa agama bangsa. Tantangan besar bagi agama dewasa ini adalah globalisasi, karena berperan dalam peningkatan jumlah orang miskin di dunia. Dalam Islam kemiskinan itu bisa menghantarkan seseorang pada sikap tidak lagi dekat dengan agama. Untuk itu Direktur The Wahid Institute Yenny Zannuba Wahid menyampaikan penghargaan yang tinggi terhadap upaya membangun dialog antar agama, iman, dan kepercayaan. Di harapkan dialog semacam itu tidak hanya berhenti pada pencarian titik temu dalam hal pemikiran dan ajaran, tetapi berangkat Dari ajaran agama masing-masing dan harus mencoba memecahkn persoalan kongkrit bangsa ini, Ke depan perlu ada upaya-upaya yang lebih sistematis dan kongkrit terhadap adanya inisiatif semacam ini akan ada jawaban karena yang paling utama bagi menemukan solusi ialah adanya niatan untuk bergerak kearah hal ini, tuturnya 36 . Pebedaan merupakan sunatullah yang tidak akan bisa di rubah sampai kapanpun sepanjang zaman dunia ada. Kemajuan umat maupun rakyat sekarang ini adalah apabila setiap orang mampu untuk melihat perbedaan sebagai keniscayaan sehingga di sadari bahwa perbedaan bukanlah masalah sebenarnya namun bagaimana mengelola perbedaan itu sehingga pasal itu bukan lagi di pandang sebagai aspek mutlak yang negatif bahkan bagaimana dapat menjadikannya sesuatu yang lebih bermanfaat bagi orang lain. 36 Tim Wahid Institut, Warta The Wahid Institut, Seeding Plural and Peaceful Islam.jakarta: Penerbit Wahid Institut, No. 4 Th 1 November-Desember 2007, h.5. Sebuah teladan bagus dan merupakan kemajuan yang cukup bagus dalam bingkai proses pluralisme seperti dilakukan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama PCNU Bandung, Forum Kerukunan Umat Beragama FKUB kota Bandung dan para tokoh agama lainnya yaitu penandatanganan Deklarasi Sancang di bandung, 10 November 2007. Dinamakan deklarasi sancang karena komitmen umat beragama di bandung untuk menjaga tali persaudaraan. Deklarasi sancang ini berisi : 1. Kami umat beragama kota Bandung adalah bagian dari bangsa Indonesia yang senantiasa menjunjung tinggi kesatuan dan persatuan. 2. Kami umat beragama kota Bandung menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. 3. Kami umat beragama kota Bandung selalu berjuang untuk tegaknya hukum dalam mewujudkan kesejahteraan, keadilan, dan kerukunan hidup demi mencapai kebahagiaan bersama. 4. Kami umat beragama kota Bandung selalu mengembangkan sikap toleransi, tenggang rasa dan saling menghormati. 5. Kami umat beragama kota Bandung selalu bekerjasama untuk berperan dalam mengatasi masalah-masalah sosial dan lingkungan 37 . Menurut ketua tanfidziah PCNU kota Bandung KH. Maftuh Khalil terinspirasi oleh Piagam Madinah yang dibuat oleh Rasulallah Muhammad saw ketika datang ke Madinah 38 . Menghadapi realitas keragaman suku bangsa, agama dan keyakinan, Rasulallah membuat deklarasi, yang disebut Shahifah Madinah. Inti Shahifah madinah menyatakan nahnu ummatun wahidah, kami satu bangsa, maka harus membangun kerjasama untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada. Jelas Maftuh. Menutut kyai Maftuh, Qs.Ali Imran: 64 menamakan pemeluk agama luar Islam sebagai ahlul kitab. 37 Ibid, Warta No 4, h. 2 38 Ibid…, h. 2 Penghargaan seperti ini yang dijadikan inspirasi untuk direalisasikan dengan mencari titik-titik persamaan sepanjang sama-sama umat beriman yang mengesakan tuhan. Lebih dari itu niatan ini adalah untuk membumikan kerukunan umat beragama,tambah kyai Maftuh 39 . Adapun media yang di gunakan oleh lembaga dalam program ini diantaranya berupa penerbitan buku-buku karangan Abdurrahman Wahid dan penulis lain, penerbitan buletin setiap bulan, pengiriman opini Gus Dur pada berbagai media nasional maupun Internasional, suplemen-suplemen di majalah seperti GATRA dan sebagainya, pengadaan seminar-seminar terhadap isu-isu dalam masyarakat maupun diskusi ilmiah yang diadakan di seluruh wilayah Indonesia dan penggunaan media pers maupun internet untuk sosialisasi program pemikiran-pemikiran Islam yang sesuai dengan program. Berkaitan dengan diadakannya kegiatan ini Wahid Institut berharap agar masyarakat lebih mengetahui perkembangan wacana yang ada sehingga dampak negatifnya dapat di minimalisir, begitu juga apabila terdapat dampak yang positif dapat lebih di ketahui dan dipahami lebih lanjut.

2. Analisa Peran Wahid Institut dalam Mengkampanyekan Pluralisme.