Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebelum menjadi presiden dan membentuk partai, Gus Dur selalu bercita-cita bagaimana di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam ini mempunyai sumbangan yang lebih kongkrit terhadap kepemimpinan di dunia di dalam proses dialog peradaban yang di katakan olehnya sebagai sebuah pusat study Asia Tenggara. Pusat study inilah yang dicita-citakan oleh Gus Dur bahwa disanalah nanti tokoh- tokoh Islam yang kemudian punya pemikiran masa depan bisa bertemu, berkumpuldan kemudian membuat Indonesia sebagai sebagai simpul dinamika agama di Asia Tenggara. Perkembagan warga NU dalam sangatlah luar biasa dan tatkala Gus Dur bilang NU harus kembali ke khittah, yang paling berhasil di letakan olehnya adalah tradisi pemikiran yang terbuka itu. Selain tradisi bahwa NU memiliki subkultur Islam yang damai karena berasal dari pedesaan, tetapi juga subkultur Islam yang terbuka dan fleksibel untuk perubahan. Dan itulah kira-kira sumbangan Gus Dur yang terbesar, selain juga Cak Nur dengan Paramadina-nya dan juga M. Syafii Maarif dalam Muhammadiyah dengan Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah JIMM- nya. Walau pun tidak sebesar NU 1 . Loyalitas serta konsistensi dalam membela pluralisme, demokrasi dan dalam memperjuangkan masyarakat dengan nilai Islami mendorong berbagai pihak untuk membentuk lembaga yang bertujuan untuk mewujudkan prinsip-prinsip Gus Dus 1 Dr. Muslim Abdurrahman, www.wahidinstitut.org iv yakni membangun lembaga dengan pemikiran Islam yang moderat agar tercipta demokrasi, pluralisme agama-agama, multikulturalisme dan toleransi dikalangan kaum muslim di Indonesia maupun dunia. Untuk itu maka, diluncurkanlah Wahid Institut yang dihadiri oleh tokoh dari dalam maupun luar negeri. Dari penjelasan diatas, penulis ingin membahas dan meneliti tentang Wahid Institut lebih mendalam untuk mendapatkan informasi yang mencukupi tentangnya. Sehingga penulis mengajukan sebuah skripsi yang berjudul : Peran Wahid Institut dalam Mengampanyekan Pemikiran Islam, Demokrasi dan Pluralisme di Indonesia.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah