Analisis Kinerja Keuangan Pada Perum Pegadaian Kantor Wilayah I Medan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S1 EKSTENSI MEDAN
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA
PERUM PEGADAIAN KANTOR
WILAYAH I MEDAN
DRAFT SKRIPSI OLEH
IKA EMBARINA SINURAYA 050521199
DEPARTEMEN MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
Medan
(2)
ABSTRAK
Ika Embarina Sinuraya (2008), Analisis Kinerja Keuangan Pada Perum Pegadaian Kantor Wilayah I Medan. Dibawah bimbingan; Dra Lisa Marlina, M.Si. Ketua Departemen Manajemen; Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, S.E, M.Si. Dosen Penguji I; Drs. Syahyunan, M.Si. Dosen Penguji II; Syafrizal Helmi, S.E, M,Si.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan Perum Pegadaian Kantor Wilayah I Medan berdasarkan analisis rasio. Analisis dan penafsiran berbagai rasio akan memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap prestasi dan kondisi keuangan yang dianalisis. Indikator yang digunakan dalam analisis rasio terdiri dari: Current Ratio, Cash Ratio, Quick Ratio, Total Debt to
Total Assets Ratio, Total Debt to Total Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Receivable Turn Over, Average Collection Period Ratio, Net Profit Margin, Gross Profit Margin, ROI, ROE.
Metode penulisan yang digunakan adalah melakukan analisis data secara deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan analisis rasio keuangan dapat diukur kinerja keuangan pada Perum Pegadaian.
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi yang telah dilakukan diambil beberapa kesimpulan dan selanjutnya dijadikan sebagai saran berupa bahan masukan yang mungkin bermanfaat bagi perusahaan dalm upaya meningkatkan kinerja keuangan pada masa yang akan datang.
Kata Kunci: Current Ratio, Cash Ratio, Quick Ratio, Total Debt to Total Assets Ratio, Total Debt to Total Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Receivable Turn Over, Average Collection Period Ratio, Net Profit Margin, Gross Profit Margin, ROI, ROE.
(3)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus atas kasih dan karunia-Nya yang melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Adapun judul skripsi ini adalah : “Analisis Kinerja Keuangan Pada Perum Pegadaian Kantor Wilayah I Medan”. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari kekurangan dan masih jauh dari sempurna karena keterbatasan penulis.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, S.E, M.Si, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan arahan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si, selaku Dosen Penguji I 6. Bapak Syafrizal Helmi, S.E, M.Si selaku Dosen Penguji II
7. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendidik dan membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
(4)
8. Bapak Mhd. Simba Sembiring, selaku Koordinator Administrasi Program Extension Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
9. Bapak Pimpinan dan seluruh karyawan/karyawati Perum Pegadaian Kantor Wilayah I Medan, yang telah banyak membantu dan memberikan izin kepada penulis untuk melakukan riset.
10.Kedua orang tuaku yang tercinta, ayahanda AIPTU M. Sinuraya dam Ibunda H. Tarigan yang telah membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang selama ini.
11.Untuk adik-adikku: Alexius Bintara, Adit dan Sari untuk semua dukungan dan semangat yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
12.Teristimewa buat P. E. Reinaldo Hutasoit yang telah menjadi sumber motivasi dan inspirasi yang sungguh berarti buat penulis. Semoga segala rencana dan cita-cita kita diberkati oleh Tuhan.
13.Seluruh teman-teman di Program Extensi Fakultas Ekonomi konsentrasi keuangan, khususnya : Nisrayni, Lasma, Marini, Elsa, Andi dan Joko thanks buat persahabatan yang manis.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca.
(5)
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya dan dapat menambah pengetahuan dan menjadi bahan pedoman dalam mengembangkan pengetahuan ekonomi.
Medan, September 2008 Penulis,
(6)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3
D. Kerangka Konseptual... 4
E. Metode Penelitian ... 5
1. Batasan Operasional... 5
2. Definisi Operasional ... 5
3. Tempat dan Waktu Penelitian ... 7
4. Jenis dan Sumber Data ... 7
5. Teknik Pengumpulan Data ... 8
6. Metode Penelitian ... 8
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 9
B. Pengertian Laporan Keuangan ... 10
C. Tujuan Laporan Keuangan ... 12
D. Manfaat Laporan Keuangan ... 13
E. Jenis-jenis Laporan Keuangan ... 14
F. Pihak-pihak yang Berkepentingan Terhadap Laporan Keuangan ... 16
G. Pengertian Rasio Keuangan ... 18
(7)
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 27
B. Struktur Organisasi Perum Pegadaian ... 30
C. Pembagian Tugas pada Perum Pegadaian... 32
D. Laporan Keuangan yang Diperbandingkan... 37
E. Rasio-rasio Keuangan Perum Pegadaian ... 43
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI A. Analisis Perkembangan Rasio-rasio Keuangan Perum Pegadaian ... 52
B. Analisis Kinerja Keuangan Perum Pegadaian berdasarkan Rasio-rasio Keuangan ... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 61
B. Saran ... 63
DAFTAR PUSTAKA lAMPIRAN
(8)
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkiraan Total Aktiva, Pendapatan, Beban dan Laba Bersih ... 2
Tabel 3.1 Neraca Perum Pegadaian ... 37
Tabel 3.2 Laporan Laba Rugi ... 40
Tabel 3.3 Rasio-rasio Keuangan Perusahaan ... 50
Tabel 4.1 Analisis Perkembangan Rasio-rasio Keuagan ... 52
Tabel 4.2 Rasio Likuiditas ... 54
Tabel 4.3 Rasio Solvabilitas ... 56
Tabel 4.4 Rasio Aktivitas ... 57
(9)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Rasio Keuangan secara Kategorik ... 5 Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perum Pegadaian Kantor Wilayah I Medan ... 31
(10)
ABSTRAK
Ika Embarina Sinuraya (2008), Analisis Kinerja Keuangan Pada Perum Pegadaian Kantor Wilayah I Medan. Dibawah bimbingan; Dra Lisa Marlina, M.Si. Ketua Departemen Manajemen; Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, S.E, M.Si. Dosen Penguji I; Drs. Syahyunan, M.Si. Dosen Penguji II; Syafrizal Helmi, S.E, M,Si.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan Perum Pegadaian Kantor Wilayah I Medan berdasarkan analisis rasio. Analisis dan penafsiran berbagai rasio akan memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap prestasi dan kondisi keuangan yang dianalisis. Indikator yang digunakan dalam analisis rasio terdiri dari: Current Ratio, Cash Ratio, Quick Ratio, Total Debt to
Total Assets Ratio, Total Debt to Total Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Receivable Turn Over, Average Collection Period Ratio, Net Profit Margin, Gross Profit Margin, ROI, ROE.
Metode penulisan yang digunakan adalah melakukan analisis data secara deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan analisis rasio keuangan dapat diukur kinerja keuangan pada Perum Pegadaian.
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi yang telah dilakukan diambil beberapa kesimpulan dan selanjutnya dijadikan sebagai saran berupa bahan masukan yang mungkin bermanfaat bagi perusahaan dalm upaya meningkatkan kinerja keuangan pada masa yang akan datang.
Kata Kunci: Current Ratio, Cash Ratio, Quick Ratio, Total Debt to Total Assets Ratio, Total Debt to Total Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Receivable Turn Over, Average Collection Period Ratio, Net Profit Margin, Gross Profit Margin, ROI, ROE.
(11)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan keuanganya. Laporan keuangan adalah laporan yang menyediakan informasi tentang posisi keuangan pada saat tertentu yang ditujukan bagi pengguna laporan didalam maupun diluar perusahaan untuk menilai dan mengambil keputusan yang berhubungan dengan perusahaan. Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi serta laporan-laporan keuangan lainnya. Neraca menggambarkan seberapa besar harta, kekayaan, hutang maupun modal perusahaan pada saat tertentu. Sedangkan laporan laba rugi menggambarkan hasil operasi perusahaan pada periode tertentu. Salah satu tujuan perusahaan adalah mendapatkan laba maksimal dengan pengorbanan yang optimal. Hal ini sangat penting untuk menjamin pertumbuhan dan kelanjutan hidup dari perusahaan. Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan dapat dipakai sebagai tolak ukur dalam penilaian kinerja perusahaan. Adapun salah satu alat yang dapat digunakan dalam menilai kinerja keuangan adalah analisis terhadap rasio-rasio keuangan.
Penggunaan analisis rasio keuangan dapat memberikan informasi bagi manajemen tentang tingkat likuiditas, aktivitas, solvabilitas dan profitabilitas perusahaan. Hasil yang telah dianalisis tersebut dapat juga digunakan untuk mengetahui penyimpangan dan kelemahan yang terdapat dalam perusahaan serta dapat digunakan untuk menjaga atau memperbaiki kondisi keuangan perusahaan sehingga kerugian yang mungkin terjadi dapat dihindari. Selain itu laporan
(12)
keuangan juga menjadi hal yang penting bagi manajemen karena dapat digunakan sebagai pertanggungjawaban kepada pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan.
Perum Pegadaian merupakan badan usaha yang bergerak dibidang pelayanan jasa pegadaian kepada rakyat. Dalam menjalankan aktivitasnya Perum Pegadaian Kantor Wilayah I Medan menggunakan dana yang cukup besar dimana dalam pengelolaannya diperlukan data yang lengkap sebagai dasar pengambilan keputusan yang baik terutama untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan selama melakukan kegiatan operasinya.
Pada Tabel 1.1 akan disajikan beberapa data keuangan dari Perum Pegadaian selama tahun 2003 sampai dengan 2006.
Tabel 1.1
Total Aktiva, Pendapatan, Beban dan Laba Bersih dari tahun 2003 sampai dengan 2006
Keterangan
Tahun
2003 2004 2005 2006
Total Aktiva
134,077,858,716 137,997,778,906 185,183,102,395 249,578,161,145
Pendapatan
45,488,535,737 41,972,853,720 52,299,637,371 76,567,445,580
Beban 37.449.826.093 31.708.163.039 38.529.430.792 52.385.721.977
Laba Bersih
8,244,430,157 10,083,407,428 14,963,335,158 26,287,993,873
Sumber : Perum Pegadaian (Diolah)
Berdasarkan Tabel 1.1 kita dapat mengetahui bahwa total aktiva dari tahun 2003 sampai dengan 2006 mengalami peningkatan, namun pendapatan tidak selalu mengalami peningkatan, hal ini terjadi pada tahun 2004 dimana pendapatan mengalami penurunan walaupun terjadi peningkatan total aktiva. Demikian juga halnya dengan beban usaha yang mengalami penurunan pada tahun 2004. Akan tetapi penurunan pendapatan pada tahun 2004 tidak mempengaruhi tingkat laba perusahaan dimana laba mengalami peningkatan. Data pada Tabel 1.1
(13)
menunjukkan bahwa total aktiva dan laba mengalami perkembangan yang searah sedangkan pendapatan dan laba mengalami fluktuasi. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai kinerja keuangan Perum Pegadaian Kantor Wilayah I Medan berdasarkan rasio-rasio keuangan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka penulis memberikan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan rasio-rasio keuangan Perum Pegadaian Kantor Wilayah I Medan dari tahun 2003 sampai dengan 2006?
2. Bagaimana kinerja keuangan pada Perum Pegadaian Kantor Wilayah I Medan dari tahun 2003 sampai dengan 2006 berdasarkan analisis rasio?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis perkembangan rasio-rasio keuangan Perum Pegadaian Kantor Wilayah I Medan dari tahun 2003 sampai dengan 2006.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan Perum Pegadaian Kantor Wilayah I Medan berdasarkan rasio dari tahun 2003 sampai dengan 2006.
(14)
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Sebagai dasar untuk mengevaluasi kinerja keuangan dan sebagai dasar pertimbangan dalam membuat perencanaan dan mengelola keuangan serta dapat dilakukan secara terpadu oleh seluruh bagian dalam Perum Pegadaian Kantor Wilayah I Medan.
2. Bagi penulis, menambah dan memperluas pengetahuan penulis dalam bidang keuangan khususnya mengenai kinerja keuangan perusahaan
3. Sebagai bahan referensi bagi para peneliti lain yang ingin meneliti objek yang sama.
D. Kerangka Konseptual
Rasio keuangan adalah angka-angka yang diperoleh dari hasil perbandingan antara satu pos yang terdapat dalam laporan keuangan dengan pos lainnya yang memiliki hubungan yang relevan. Misalnya antara laba bersih dengan penjualan, penjualan dengan modal, kas dengan total aktiva dan sebagainya.
Rasio keuangan ini hanya bertujuan untuk menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos yang satu dengan yang lainnya. Sehingga kita dapat memperoleh informasi dan melakukan penilaian.
(15)
Gambar 1.1 : Kerangka rasio keuangan secara kategorik Sumber : Harahap (2000 : 293)
E. Metode Penelitian
1. Batasan operasional
Batasan penelitian yang penulis tetapkan yaitu terbatas pada analisa kinerja keuangan yang menggunakan rasio keuangan dan faktor-faktor penyebab kekuatan dan kelemahan rasio keuangan dari Perum Pegadaian Kantor Wilayah I Medan dengan memakai data laporan keuangan yaitu neraca dan laporan laba rugi dari tahun 2003 sampai dengan 2006.
2. Definisi Operasional
Definisi operasional dari ratio-ratio yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah (Syahyunan, 2004 : 84) :
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Rasio likuiditas terdiri atas:
a. x100%
s Liabilitie Current
Asset Current Ratio
t
Curren =
SOLVABILITAS
AKTIVITAS
PROFITABILITAS LIKUIDITAS
RASIO KEUANGAN
SEBAGAI SUMBER INFORMASI DALAM MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
(16)
b. Re x100% s Liabilitie Current ceivable Account Cash Ratio
Quick = +
c. & x100%
s Liabilitie Current Bank Cash Ratio Cash =
2. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh hutang-hutangnya atau dengan kata lain rasio ini dapat pula digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan usahanya. Rasio solvabilitas terdiri dari:
a. x100%
Equity Total s Liabilitie Total Ratio Equity To Debt =
b. x100%
Assets Total s Liabilitie Total Ratio Debt =
3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas digunakan untuk mengetahui seberapa efektif manajemen perusahaan menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam melaksanakan kegiatan perusahaan. Rasio aktivitas terdiri dari:
a. x ceivable Account Income Over Turn ceivable ... Re
Re = =
b. x Assets Total Income Over Turn Assets
Total = =...
c. Day per Sales Average ceivable Account Over Turn Collection
(17)
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen. Rasio profitabilitas terdiri dari:
a. Pr arg Pr x100%
Income ofit Net in M ofit
Net =
b. Pr arg Pr x100%
Income ofit Gross in
M ofit
Gross =
c. Pr x100% Assets
Total ofit Net ROI =
d. Pr x100%
Worth Net
ofit Net ROE =
3. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Perum Pegadaian Kantor Wilayah I Medan yang berlokasi di Jalan Pegadaian No. 112 Medan. Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari 2008 sampai dengan September 2008.
4. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu: a. Sejarah berdirinya perusahaan Perum Pegadaian Kantor Wilayah I
Medan
b. Struktur organisasi Perum Pegadaian Kantor Wilayah I Medan c. Neraca Perum Pegadaian Kantor Wilayah I Medan per 31 Desember
(18)
d. Laporan laba rugi Perum Pegadaian Kantor Wilayah I Medan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2003 sampai dengan 2006
e. Buku-buku dan literature lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini
5. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: a. Wawancara
Mengadakan wawancara langsung dengan bagian keuangan untuk memproleh data yang berkaitan dengan penelitian yang berguna untuk memperjelas data sekunder.
b. Studi Dokumentasi
Memperoleh data melalui dokumentasi yang telah disusun oleh perusahaan.
6. Metode Analisis
Metode analisis data yang dipergunakan untuk menganalisis data yang dikumpulkan oleh peneliti adalah Metode Deskriptif. Metode ini merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang nyata mengenai laporan keuangan dan kegiatan perusahaan, sehingga akan diketahui gambaran umum keuangan perusahaan.
(19)
BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Penulis juga memaparkan beberapa karya ilmiah yang berasal dari:
1. Sriwati (2005) dengan judul "Analisis Ratio Keuangan Sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Mengukur Kinerja Keuangan pada PT. Indosat (Persero) Tbk Divisi Regional Wilayah Barat-Medan." Rumusan masalah "Apakah analisis rasio keuangan sebagai alat bantu manajemen dapat mengukur kinerja keuangan pada PT. Indosat (Persero) Tbk Divisi Regional Wilayah Barat-Medan?" Dan menggunakan metode deskriptif. Dengan hasil penelitian bahwa tingkat likuiditas dan sovabilitas perusahaan cukup baik. Tingkat aktivitas perusahaan juga cukup baik walaupun ada sedikit masalah pada persediaan dimana persediaan mengalami penumpukan tetapi hal tersebut tidak terlalu beresiko terhadap perusahaan karena tingkat pengumpulan piutang dapat dengan cepat dilakukan. Tingkat profitabilitas perusahaan juga cukup baik karena net profit margin dan ratio of return net worth mengalami peningkatan akibat dari peningkatan pengumpulan piutang.
2. Siagian (2005) dengan judul "Analisis Kinerja Keuangan pada PT. Telkom Divisi Regional I Sumatera." Adapun metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Rumusan masalah “Bagaimana kinerja keuangan pada PT. Telkom Divisi Regional I Sumatera selama tahun 2001 dan 2002?" Disini peneliti mengamati rasio-rasio keuangan (likuiditas, profitabilitas,
(20)
solvabilitas dan likuiditas) untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan dalam kurun waktu dua tahun.
Hasil penelitian itu mengemukakan bahwa likuiditas perusahaan kurang baik karena dibawah standar perusahaan jasa. Aktivitas perusahaan dinilai cukup baik karena sesuai dengan standar perusahaan jasa. Solvabilitas atau leverage perusahaan dinilai cukup baik. Dan profitabilitas perusahaan sangat baik untuk ukuran perusahaan jasa.
3. Johan (2000) dengan judul "Analisis Laporan Keuangan pada PT. Cipta Mebelindo Lestari." Rumusan masalah "Bagaimanakah kinerja keuangan PT. Cipta Mebelindo Lestari?" Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif. Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah likuiditas perusahaan secara keseluruhan tergolong cukup baik ditinjau dari angka-angka pada rasio ini cukup tinggi sehingga parusahaan dapat dengan segera membayar seluruh hutang-hutang jangka pendeknya. Tingkat solvabilitas perusahaan cukup baik karena perusahaan memiliki modal yang cukup besar yang dapat menjamin hutang-hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjangnya. Sedangkan tingkat aktivitas perusahaan secara keseluruhan dapat digolongkan sedang karena angka persentase yang didapat menunjukan bahwa perusahaan belum melakukan efisiensi secara maksimal.
B. Pengertian Laporan Keuangan
Setiap perusahaan yang telah menerapkan manajemen pengelolaan perusahaan menuangkan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan dalam bentuk laporan. Diantara laporan yang dibuat adalah laporan keuangan yang berisi informasi keuangan perusahaan yang memungkinkan manajer atau analisis untuk
(21)
menelaah kinerja dari perusahaan tersebut. Bentuk paling umum dari informasi keuangan suatu perusahaan adalah seperangkat laporan keuangan yang dikeluarkan menurut pedoman profesi akuntan publik (prinsip-prinsip akuntansi yang lazim).
Rasio keuangan merupakan alat yang paling populer untuk menganalisis laporan keuangan sehingga dapat diketahui kondisi atau kinerja keuangan perusahaan. Dari hasil analisis dapat diketahui likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas, karena analisis rasio menggunakan data keuangan yang diambil dari neraca dan laporan laba rugi perusahaan. Berikut pengertian laporan keuangan menurut Riyanto (2000:9) yaitu: “Laporan Keuangan (Financial Statement), memberikan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan, dimana neraca (balance sheet) mencerminkan nilai aktiva, hutang, dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan laba rugi (income statement) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama suatu periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun”.
Laporan keuangan dirancang untuk pihak-pihak pembuat keputusan,baik didalam maupun diluar perusahaan. Isi laporan adalah mengenai posisi keuangan perusahaan dalam periode tertentu. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses keuangan dan merupakan bagian terpenting dalam menyampaikan informasi ekonomis suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang memerlukan.
Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari neraca dan perhitungan laba rugi serta laporan perubahan posisi keuangan. Neraca menunjukan jumlah aktiva, hutang dan modal dari persediaan pada tanggal tertentu. Laporan perhitungan laba rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan serta
(22)
biaya-biaya yang terjadi selama periode tertentu dan laporan perubahan posisi keuangan menunjukkan sumber dan penggunaan dana atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan posisi modal perusahaan. Tetapi dalam prakteknya sering diikut sertakan kelompok lain yang sifatnya membantu untuk memperoleh penjelasan lebih lanjut. Misalnya laporan perubahan modal kerja, laporan sumber penggunaan kas atau laporan arus kas, laporan sebab perubahan laba kotor, laporan biaya produksi serta daftar-daftar lainnya.
Penyusunan laporan keuangan dilakukan secara periodik dan periode yang biasa digunakan adalah tahunan, yang dimulai pada tanggal 1 Januari dan berakhir pada tanggal 31 Desember. Istilah periode akuntansi sering juga disebut dengan istilah tahun buku. Meskipun periode akuntansi yang digunakan adalah tahunan namun manajemen masih bisa menyusun laporan keuangan dalam periode yang lebih pendek yang sering juga disebut dengan istilah laporan interim.
C. Tujuan Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan yang dilakukan dimaksudkan untuk menambah informasi yang ada dalam suatu laporan keuangan. Secara lengkap kegunaan analisis laporan keuangan dapat dikemukakan sebagai berikut (Harahap, 2000:106):
1. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata dari suatu laporan keuangan.
2. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. 3. Dapat menentukan peringkat perusahaan menurut kriteria tertentu yang
(23)
4. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lainnya yang sejenis dalam periode tertentu.
5. Memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan dan sebagainya.
6. Dapat juga digunakan untuk memprediksi potensi apa yang mungkin dialami oleh perusahaan dimasa yang akan datang.
D. Manfaat Laporan Keuangan
Manfaat laporan keuangan sangat terkait dengan tujuan laporan keuangan itu sendiri. Manfaat laporan keuangan itu sendiri adalah (Harahap, 2000:107):
1. Laporan keuangan dapat digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen terhadap pemilik, karena laporan keuangan bermanfaat untuk melihat kondisi keuangan serta gambaran mengenai hasil atau perkembangan perusahaan.
2. Laporan keuangan dapat digunakan oleh manajemen sebagai sarana untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi. Meminimalisasikan biaya-biaya yang tidak seharusnya dikeluarkan tanpa harus mengurangi kinerja perusahaan dan mutu produk yang dihasilkan sehingga laba dapat ditingkatkan dengan adanya peningkatan penjualan dan efisiensi ditiap-tiap bagian perusahaan.
3. Bermanfaat untuk melakukan penilaian terhadap kinerja tiap-tiap individu dalam perusahaan yang telah melaksanakan wewenang dan tanggung jawabnya. Laporan keuangan dapat dijadikan sebagai alat perubahan agar perusahaan dapat mencapai hasil yang diinginkan.
(24)
4. Laporan keuangan dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingna terhadap perusahaan.
E. Jenis-jenis Laporan Keuangan
Dari semua definisi mengenai laporan keuangan diatas, yang akan dibahas adalah mengenai neraca dan laporan laba rugi (Harahap, 2000:109).
1. Neraca
Neraca merupakan salah satu bagian utama dari laporan keuangan yang disusun secara sistematis, tentang posisi keuangan pada saat tertentu. Dari neraca dapat diketahui sejauhmana perusahaan dapat membiayai segala aktivitas usahanya melalui modal dan hutang dalam wujud aktiva. Dengan demikian neraca terdiri atas:
a. Aktiva b. Hutang c. Modal
Dalam penyajiannya neraca dapat dibagi dalam dua bentuk (Harahap 2000:112) yaitu:
a. Bentuk Neraca Staffel atau Report Form
Neraca ini dilaporkan satu halaman vertikal. Disebelah atas dicantumkan total aktiva dan dibawahnya disajikan pos kewajiban dan pos modal.
b. Bentuk Neraca Skontro atau Account Form
Aktiva disajikan disebelah kiri dan kewajiban serta modal ditempatkan disebelah kanan sehingga penyajiannya sebelah menyebelah.
(25)
2. Laporan Laba Rugi
Laporan Laba/Rugi merupakan laporan yang menggambarkan hasil operasi kegiatan usaha selama satu periode waktu. Unsur-unsur penting dari laporan laba rugi (Harahap, 2000:115) adalah terdiri dari:
a. Penjualan atau penghasilan utama
Penghasilan utama dari perusahaan dagang, perusahaan jasa atau perusahaan industri adalah berupa hasil penjualan barang dan jasa kepada pembeli atau langganan.
b. Biaya usaha
Biaya usaha timbul sehubungan dengan penjualan atau pemasaran barang atau jasa dari perusahaan tersebut.
c. Harga Pokok Penjualan
Pada perusahaan industri harga pokok penjualan meliputi ongkos bahan baku, tenaga kerja dan ongkos pabrik tidak langsung dalam proses pembuatan barang. Sedangkan harga pokok jasa terdiri dari biaya bahan, tenaga kerja dan bahan lain yang digunakan untuk menghasilkan jasa. d. Penghasilan dan biaya non operasi
Penghasilan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan yang tidak ada hubungannya dengan usaha pokok perusahaan. Misalnya : penghasilan bunga, penghasilan dividen, penghasilan komisi, biaya bunga, biaya sewa dan lain-lain.
e. Beban keuangan dalam menjalankan bisnis, contohnya bunga yang dibayar pada kreditur dan pembayaran deviden pada pemegang saham preferen.
(26)
F. Pihak-pihak yang Berkepentingan Terhadap Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan bermanfaat untuk mengetahui posisi keuangan yang telah dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu. Banyak pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan untuk digunakan sebagai acuan dalam membuat kebijakan ekonomi. Para pemakai laporan keuangan beserta kegunaannya dapat dijelaskan sebagai berikut (Syahyunan, 2004:30) :
1. Pemilik Perusahaan
Bagi pemilik/pemegang saham perusahaan laporan keuangan dimaksudkan untuk:
a. Menilai prestasi atau hasil yang diperoleh manajemen. b. Mengetahui hasil dividen yang akan diterima.
c. Menilai posisi keuangan perusahaan dan pertumbuhannya. d. Mengetahui nilai saham dan laba per lembar saham.
e. Sebagai dasar untuk memprediksikan kondisi perusahaan di masa datang. f. Sebagai dasar untuk mempertimbangkan menambah atau mengurangi
investasi.
2. Manajemen Perusahaan
Bagi manajemen perusahaan laporan keuangan degunakan untuk:
a. Alat untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan bagi pemilik atau pemegang saham.
b. Mengukur tingkat biaya dari setiap kegiatan operasi perusahaan, divisi, bagian atau segmen tertentu.
c. Mengukur tingkat efisiensi dan tingkat keuntungan perusahaan, divisi, bagian atau segmen.
(27)
d. Menilai hasil kerja individu yang diberi tugas dan tanggung jawab. e. Untuk menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan perlu tidaknya
diambil kebijaksanaan baru.
f. Memenuhi ketentuan dalam undang-undang, peraturan, anggaran dasar, pasar modal dan lembaga regulator lainnya.
3. Investor
Bagi investor laporan keuangan dimaksudkan untuk: a. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. b. Menilai kemungkinan menanamkan dana dalam perusahaan. c. Menilai kemungkinan menarik dana/investasi dari perusahaan.
d. Menjadi dasar memprediksi kondisi keuangan perusahaan di masa mendatang.
4. Karyawan Perusahaan
Bagi para karyawan laporan keuangan berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk memberikan upah dan gaji serta jaminan sosial lainnya kepada mereka, terutama dalam kebijakan intensif dan bonus yang dapat mereka terima sebagai imbalan dari partisipasi mereka terhadap pencapaian tujuan perusahaan.
5. Kreditur dan Banker
Bagi kreditur laporan keuangan digunakan untuk:
a. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
b. Menilai kualitas jaminan kredit/investasi untuk menopang kredit yang akan diberikan.
(28)
c. Melihat dan memprediksi prospek keuangan yang mungkin diperoleh dari perusahaan atau menilai rate of return perusahaan.
d. Menilai kemampuan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas perusahaan sebagai dasar dalam pertimbangan keputusan kredit.
e. Menilai sejauh mana perusahaan mengikuti perjanjian kredit yang sudah disepakati.
6. Pemerintah dan Regulator
Bagi pemerintah atau regulator laporan keuangan dimaksudkan untuk: a. Menghitung dan menetapkan jumlah pajak yang harus dibayar. b. Sebagai dasar dalam penetapan-penetapan kebijaksanaan baru. c. Menilai apakah perusahaan memerlukan bantuan atau tindakan lain. d. Menilai kepatuhan perusahaan terhadap aturan yang ditetapkan.
e. Bagi lembaga pemerintah lainnya bisa menjadi bahan penyusunan data dan statistik.
7. Analis Pasar Modal
Bagi pasar modal selalu melakukan analisis yang tajam dan lengkap terhadap laporan keuangan perusahaan yang go public maupun yang berpotensi masuk pasar modal. Analis ingin mengetahui nilai perusahaan, kekuatan dan posisi keuangan perusahaan. Apakah layak disarankan untuk dibeli sahamnya, dijual atau dipertahankan. Informasi ini akan disampaikan kepada investor baik individual maupun lembaga.
G. Pengertian Rasio Keuangan
Analisis rasio merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menganalisa laporan keuangan perusahaan. Analisis rasio adalah cara analisis
(29)
dengan menggunakan perhitungan-perhitungan perbandingan atas data kuantitatif yang ditunjukkan dalam neraca maupun laba rugi. Pada dasarnya perhitungan rasio-rasio keuangan adalah untuk menilai kinerja keuangan perusahaan pada masa lalu, sekarang dan memberikan gambaran pada masa depan.
Menurut Syahyunan (2004:81) analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling populer untuk mengidentifikasi kondisi keuangan atau kinerja keuangan perusahaan. Pada dasarnya untuk menghitung rasio keuangan suatu perusahaan diperlukan angka-angka yang ada dalam neraca dan laporan laba rugi atau kombinasi antara keduanya. Disebut rasio karena pada dasarnya yang dilakukan adalah membandingkan/membagi antara satu item tertentu dengan item lainnya.
Menurut Irawan (2005:22) rasio keuangan merupakan teknis analisis dalam bidang keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu, ataupun hasil-hasil usaha dari suatu perusahaan pada satu periode tertentu dengan jalan membandingkan dua buah variabel yang diambil dari laporan keuangan perusahaan, baik daftar neraca maupun laba rugi.
Menurut Riyanto (2000:329) rasio itu sebenarnya hanyalah alat yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antar dua macam data finansiil. Data finansial yang dimaksud disini adalah data finansial yang diteliti, yang diperbandingkan dengan data finansial lain sebagai standar. Standar ini dapat diambil dari rasio yang lalu dan rasio perusahaan lain yang terjadi dalam waktu yang sama.
(30)
H. Jenis-jenis Rasio Keuangan
Terdapat banyak jenis rasio yang digunakan dalam menganalisis laporan keuangan sebuah perusahaan. Rasio-rasio tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu : rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas yang dapat dirincikan sebagai berikut (Harahap, 2000:78) :
1. Rasio Likuiditas
Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban keuangan yang harus dipenuhi atau dengan kata lain kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo. Apabila perusahaan memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajibannya yang segera harus dipenuhi maka perusahaan tersebut dapat dikatakan likuid dan sebaliknya jika perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya yang harus segera dipenuhi maka perusahaan tersebut dikatakan ilikuid. Berikut beberapa rasio likuiditas :
a. Current Rasio (Rasio Lancar)
Rasio lancar merupakan perbandingan antara harta lancar atau aktiva lancar (aktiva yang dianggap bisa dicairkan segera atau dalam waktu setahun atau kurang) dengan kewajiban jangka pendek (jatuh tempo setahun atau kurang). Rasio ini bersifat umum, artinya seluruh aktiva lancar yang terdiri dari uang tunai, piutang dan persediaan dijadikan jaminan untuk membayar kewajiban segeranya. Namun seringkali persedian barang tidak ada kepastian dapat cepat dicairkan dan piutang dagang juga mempunyai waktu tempo untuk dapat dijadikan uang kas sehingga likuiditas yang disajikan dalam current ratio belum mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
(31)
Current Ratio/Rasio Lancar dapat dihitung dengan rumus :
% 100 x s Liabilitie Current
Asset Current Ratio
Current =
Rasio lancar yang digunakan sebagai standar biasanya adalah 100% atau 2:1, artinya setiap Rp 2,- aktiva lancar digunakan untuk menjamin hutang lancar Rp 1,-. Standar ini tidak mutlak untuk dipenuhi, tergantung dari tipe atau jenis perusahaan disesuaikan dengan kebutuhan modal kerja di masa mendatang dan distribusi atau proporsi dari pada aktiva lancar.
b. Quick Rasio/Acid Test Rasio (Rasio Cair)
Rasio Cair dapat dihitung dengan rumus:
% 100 Re
x s Liabilitie Current
ceivable Account
Cash Ratio
Quick = +
Rasio cair digunakan untuk mengukur kemampuan mengembalikan/mengangsur hutang lancar dengan jaminan aktiva lancar tetapi tidak termasuk persediaan. Persediaan tidak diperhitungkan karena dipandang memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisasikan menjadi uang kas. Dengan demikian rasio cair dapat memberikan gambaran yang lebih cermat tentang keadaan likuiditas perusahaan, karena lebih mendekati kebenaran dibandingkan dengan menggunakan rasio lancar yang bersifat umum.
Demi keamanan perusahaan, banyak pendapat mengatakan bahwa bila rasio lancar sebaiknya ditargetkan dua banding satu (2:1) maka untuk rasio cair sama dengan satu banding satu (1:1), artinya perusahaan dapat merasa aman jika memiliki aktiva lancar di luar persediaan dan
(32)
pembayaran dimuka, minimal sebesar kewajiban jangka pendeknya. Akan tetapi standar rasio ini tidak mutlak, tergantung dari jenis perusahaan.
c. Cash Rasio (Rasio Tunai)
Rasio kas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan surat berharga (efek) yang segera dapat diuangkan. Rasio kas dirumuskan sebagai berikut:
% 100 &
x s Liabilitie Current
Bank Cash
Ratio
Cash =
Pengertian kas adalah termasuk simpanan di bank dalam bentuk giro dan deposito yang sewaktu-waktu dapat digunakan (demand deposit), jika tidak termasuk deposito berjangka lebih dari satu bulan (time deposit).
2. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas mengukur seberapa jauh kegiatan perusahaan dibiayai oleh hutang. Perusahaan yang baik mestinya memiliki komposisi yang berimbang antara modal sendiri dengan hutang. Rasio-rasio solvabilitas/leverage diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Debt To Equity Ratio
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:
% 100 x Equity Total
s Liabilitie Total
Ratio Equity To
(33)
Rasio ini merupakan perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin besar hutang perusahaan dibanding dengan modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Dengan kata lain semakin berat hutang yang dijamin dengan modal yang dimiliki perusahaan.
b. Debt To Assets Ratio
Rasio ini mengukur kamampuan perusahaan dalam menjamin hutangnya dengan sejumlah aktiva yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar jumlah modal pinjaman (hutang) yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan dibandingkan aktiva yang dimiliki.
Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:
% 100 x Assets Total
s Liabilitie Total
Ratio Assets To
Debt =
3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas sering juga disebut dengan rasio efisiensi yang merupakan indikator untuk menunjukkan kemampuan manajemen dalam menggunakan aktiva secara efisien, yaitu dengan melihat kecepatan perputaran yang berarti semakin efektif penggunaan aktiva dan semakin tinggi pula penghasilan yang akan diperoleh perusahaan. Rasio aktivitas bertujuan menganalisis hubungan antara laporan laba rugi, khususnya penjualan, dengan unsur-unsur yang ada pada neraca,
(34)
Beberapa rasio utama yang tercakup dalam rasio efisiensi ini sehubungan dengan jenis perusahaan yang diteliti antara lain:
a. Receivable Turn Over
Merupakan kemampuan dana yang tertanam dalam piutang untuk berputar dalam suatu periode tertentu. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah:
x ceivable
Account Income Over
Turn
ceivable ...
Re
Re = =
b. Average CollectionTurn Over
Merupakan periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang. Semakin kecil tingkat hari pengembalian maka akan semakin baik. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah:
x x
Income ceivable Account
Over Turn Collection
Average = Re 360=...
c. Total Assets Turn Over
Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan bersih dengan aktiva tetap yang menunjukkan rasio berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap telah berputar dalam satu periode. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah:
x Assets
Total Income Over
Turn Assets
Total = =...
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen (Syahyunan, 2004:85). Bagi perusahaan pada umumnya masalah
(35)
prifitabilitas lebih penting daripada masalah lainnya, karena laba yang besar merupakan ukuran bahwa perusahaan tersebut telah dapat bekerja dengan efisien. Semakin besar tingkat profitabilitas maka semakin baik manajemen dalam mengelola perusahaan. Efisien dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan modal yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Adapun rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas perusahaan diantaranya:
a. Net Profit Margin (Sales Margin)
Rumus dari rasio ini adalah:
% 100 Pr
arg
Pr x
Income ofit Net in M ofit
Net =
Besarnya laba bersih setelah pajak yang diperoleh dibandingkan dengan hasil penjualan merupakan petunjuk kemampuan perusahaan. Karena perbedaan nilai antara nilai penjualan dengan laba bersih adalah total biaya/beban. Dengan demikian rasio ini depat mengukur seberapa efektif perusahaan telah mengelola pengeluaran-pengeluaran. Semakin tinggi angka rasio ini maka semakin baik bagi perusahaan. Upaya mempertinggi profit margin dapat dilakukan dengan menekan biaya-biaya dalam kaitannya dengan hasil penjualan.
b. Gross Profit Margin
Analisis rasio ini memberikan informasi seberapa jauh efektivitas pengelolaan biaya dalam rangka untuk memproduksi barang dagangannya. Dalam hal ini pengaruh biaya umum dan administrasi serta biaya penjualan tidak disertakan dalam perhitungan rasio. Dengan demikian hanya rasio perbandingan antara laba kotor (gross profit)
(36)
dengan penjualan bersih. Bertambah tinggi hasil rasio berarti bertambah baik bagi perusahaan dalam menekan biaya produksi dan memperbesar jumlah penjualan.
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
% 100 Pr
arg
Pr x
Income ofit Gross in
M ofit
Gross =
c. ROI (Return On Invesment)
Rasio ini mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan perusahaan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih. Rasio ini menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah:
% 100 Pr
x Assets Total
ofit Net ROI =
d. ROE (Return On Equity)
Rasio ini mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan keuntungan bersih. Rasio ini sangat berguna bagi penanam modal atau pemilik perusahaan. Rasio ini menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah:
% 100 Pr
x Equity Total
ofit Net ROE =
(37)
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
Perusahaan Umum (PERUM) Pegadaian pada mulanya dikenal dengan nama Perusahaan Jawatan (PERJAN) Pegadaian yang berfungsi sebagai lembaga perkreditan rakyat yang memberikan pinjaman uang kepada rakyat dengan jaminan barang-barang bergerak maupun tidak bergerak. Pegadaian merupakan perusahaan yang memberikan pinjaman (kredit) dengan hukum gadai. Sejak zaman VOC tahun 1746 sampai sekarang pegadaian sudah mengalami lima zaman pemerintahan yaitu :
a. Masa Penjajahan Belanda – VOC (1746 -1811)
Pada waktu Indonesia dibawah kekuasaan Verenige-Oest Indische Comania (VOC), bank Van Leerning pun ikut di bawa ke Indonesia. Dengan Surat Keputusan Gubernur Jenderal Van Inhoff tertanggal 20 Agustus 1746 dengan resmi didirikan suatu Bank Van Leening yang pertama di Jakarta sampai dengan tahun 1752, usaha dari Bank Van Leening ini berjalan dengan lancer dan menguntungkan. Karena itu diusahakan Bank ini dapat sepenuhnya dikuasai oleh VOC. Pada tahun 1800 VOC dibubarkan sehingga pengurusan Indonesia pun beralih ke tangan pemerintah Belanda sendiri.
b. Masa Penjajahan Inggris (1811 – 1816)
Pemerintah Inggris (1811) tidak menyetujui adanya Bank Van Leening, kemudian membubarkannya,karena menurut keputusan Reffles yang berpendapat
(38)
bahwa tidak wajar bagi suatu bank diusahakan oleh pemerintah dan sebagai gantinya diadakan Lecentie Stelsel yang menetapkan bahwa setiap orang berhak memerima gadai asalkan mempunyai izin. Tetapi pemegang Licentie (izin) menggunakan kesempatan ini mengadakan praktek riba yang sangat merugikan rakyat kecil. Pada tahun 1814 Licentie Stelsel diganti dengan Pacht Stelsel, dimana swasta menyewa hak pemerintah untuk menjalankan uasaha pegadaian.
c. Masa Penjajahan Belanda (1816 – 1942)
Tahun 1918 pemerintah Belanda kembali menguasai Indonesia. Usaha Pegadaian diteruskan oleh Belanda dan diserahkan sepenuhnya kepada pihak swasta atas izin pemerintah Belanda.
Agar rakyat terhindar dari kecurangan-kecurangan, pemerintah Belanda mengadakan pengawasan ketat tetapi hal ini membawa akibat orang menjadi enggan melaksanakan usaha dibidang gadai secara legal, dan para pemegang Pacht mangadakan pemboikotan. Melihat keadaan semakin merugikan rakyat maka disarankan bahwa kredit untuk memberantas lintah darat dan renternir harus diselenggarakan pemerintah Indonesia.
Maka pada tahun 1901 pemerintah Indonesia membuka sebuah Pegadaian Nagara di Sukabumi yang dinamakan “Slandspandhuis” yang merupakan pegadaian Negara yang pertama dan berhasil dengan baik. Melihat keberhasilan ini pemerintah Belanda mendirikan pegadaian di tempat-tempat lain menjadi monopoli pemerintah Indonesia. Dengan demikian sejak tahun 1921 pegadaian diselenggarakan di seluruh Indonesia hingga akhir pemerintahan Belanda di Indonesia.
(39)
d. Masa Penjajahan Jepang (1942 – 1945)
Setelah Jepang menduduki Indonesia pada tanggal 8 Maret 1942, maka pada pertengahan tahun 1942 Kantor Pusat Jawatan Pegadaian dipindahkan dari Jl. Kramat No. 162 ke Jl. Kramat No. 132 dengan alasan akan dijadikan tempat tawanan perang. Barang-barang yang digadaikan pada saat itu adalah barang-barang emas, intan dan berlian yang harus dijual kepada tentara atau Nippon. Dengan alasan untuk kepentingan perang, maka lelang terhadap barang-barang seperti emas, intan dan berlian dihapuskan. Barang-barang yang tidak tertebus menjadi milik pemerintah Jepang. Akibatnya rakyat semakin melarat dan tidak mempunyai barang-barang berharga lagi, sehingga pegadaian pada masa itu praktis hampir tidak berfungsi lagi.
e. Masa Kemerdekaan sampai sekarang
Pada zaman kemerdekaan, pemerintah Republik Indonesia mengambil alih usaha pegadaian dan mengubah status pegadaian menjadi Perusahaan Negara (PN), pegadaian berdasarkan UU No. 19 Prp 1960 perkembangan selanjutnya pada tanggal 1 Mei 1969 berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 07 tahun 1969 Perusahaan Negara pegadaian diubah menjadi Perusahaan Jawatan (PERJAN) Pegadaian. Selanjutnya pada tanggal 10 April 1990 berdasarkan peraturan pemerintah No. 10 tahun 1990 perusahaan Jawatan pegadaian diubah menjadi Perusahaan Umum (PERUM) Pegadaian.
Untuk mengatur kembali peraturan tentang Perusahaan Umum Pegadaian dengan Peraturan Pemerintah, maka diterbitkanlah Peraturan Pemerintah No. 103 tahun 2000 tanggal 10 November 2000 tentang Perusahaan Umum Pegadaian.
(40)
Dan Perum Pegadaian Kantor Wilayah I Medan ini berdiri pada tahun 1967 yanng berlokasi di Jl. Pegadaian No. 112 Medan dan telah beroperasi selama 39 tahun sampai sekarang. Sampai saat ini lembaga yang melakukan usaha berdasarkan hukum gadai adalah Perum Pegadaian.
B. Struktur Organisasi Perum Pegadaian
Perum Pegadaian Medan sama halnya dengan perusahaan lain yang dalam menjalankan aktivitasnya memerlukan organisasi. Adapun bentuk organisasi padanPerum Pegadaian Kantor Wilayah I Medan adalah membentuk line dan staf line dan staff. Pimpinan tertinggi terletak di tangan Kepala Kantor Wilayah dan garis pemandu dari tingkat yang paling atas hinggatingkat yang paling bawah.
Bentuk dari struktur organisasi Perum Pegadaian adalah berbentuk garis, dimana pendelegasian wewenangdari manajemen tingkat atas hingga manajemen tingkat bawah dilakukan secara horizontal, yaitu pimpinan perusahaan dalam hal ini Kepala Kantor Wilayah memberikan tugas dan tangung jawab kepada bagian yang dibawahinya yaitu para seksi yang kemudian para seksi menurunkan kembali tugas dan wewenang tersebut kepada bagian yang dibawahinya, demikian pula seterusnya hingga bagian yang terakhir dari struktur organisasi tersebut.
Kepala Kantor Wilayah dibantu staff Inspektorat Daerah (IRDA) sebagai pemberi saran atau edvice terhadap penilaian kinerja kegiatan operasional. Kepala Wilayah juga dibantu oleh empat seksi (seksi operasi dan pemasaran, seksi keuangan, seksi kepegawaian dan seksi umum) yang bertugas untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok organisasi.
(41)
C. Pembagian Tugas pada Perum Pegadaian Kantor Wilayah
Kantor Wilayah dipimpin oleh seorang kepala yang diangkat dan bertanggung jawab kepada Dewan Direksi melalui Direktur Utama. Kantor Wilayah mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan kegiatan erusahaan di daerah serta membantu tugas-tugas pusat sesuai dengan kewenangan yang dilimpahkan Direksi.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut maka kantor wilayah mempunyai fungsi:
a. Mengurus, mengelola dan mengawasi kegiatan perusahaan yang ada di cabang,
b. Mengurus dan memelihara kekayaan perusahaan yang ada di daerah dan di cabang,
c. Mewakili kepentingan perusahaan daerah dan cabang, baik ke dalam maupun ke luar berdasarkan kewenangan yang dilimpahkan Direksi, d. Menyelenggarakan pembukuan, penyusunan anggaran, pembinaan
kepegawaian serta pelaporan kegiatan perusahaan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Dereksi.
Kantor Wilayah terdiri dari:
1. Seksi Operasi dan Pemasaran
Seksi Operasi dan pemasaran mempunyai tugas mengawasi dan memantau kegiatan operasi jasa pegadaian dan usaha lain serta melakukan kegiatan pemasaran. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, seksi operasi dan pemasaran mempunyai fungsi:
(42)
a. Mengurus dan memantau pelaksanaan pemberian kredit gadai dan jasa lain di cabang
b. Mengawasi dan membantu kegiatan operasi jasa pegadaian dan usaha lain serta melakukan pemasaran
c. Melaksanakan dan mengembangkan kegiatan pemasaran
d. Mengelola dan menyusun statistik kegiatan usaha cabang serta penyajian laporan.
2. Seksi Keuangan
Seksi keuangan mempunyai tugas melaksanakan dan mengatur penganggaran, pembukuan dan perbendaharaan di kantor wilayah dan kantor cabang. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, seksi keuangan mempunyai fungsi:
a. Menyusun anggaran kantor wilayah dan kantor cabang serta mengatur penyediaan dan alokasi dananya
b. Melaksanakan dan mengatur penganggaran pembukuan dan perbendaharaan kantor wilayah dan kantor cabang,
c. Melakukan verifikasi dokumen keuangan, menyelenggarakan pembukuan serta menyajikan laporan keuangan kantor wilayah dan kantor cabang,
d. Mengurus perbendaharaan, penagihan dan perpajakan kantor wilayah dan kantor cabang.
3. Seksi Kepegawaian
Seksi kepegawaian mempunyai tugas mengurus administrasi kepegawaian, kesejahteraan pegawai dan proses pengangkatan pegawai.
(43)
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, seksi kepegawaian mempunyai fungsi:
a. Mengurus administrasi kepegawaian, gaji dan kesejahteraan pegawai kantor wilayah dan kantor cabang,
b. Mengurus dan memproses pengangkatan pegawai, kepangkatan dan kenaikan gaji berkala,
c. Mengurus dan memproses usul mutasi, promosi, pemberhentian dan pensiun pegawai
d. Mengurus dan memproses pembayaran gaji dan kesejahteraan pegawai. 4. Seksi Umum
Seksi umum mempunyai tugas mengurus tata usaha dan rumah tangga, bangunan dan sarana serta pengemasan di kantor wilayah dan cabang. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, maka seksi umum mempunyai fungsi:
a. Mengurus tata usaha, kebutuhan rumah tangga, perlengkapan dan keamanan kantor,
b. Mengurus kegiatan teknik bangunan, tata usaha tanah dan bangunan serta pemeliharaan,
c. Mengurus kegiatan pengemasan, protokol dan hukum. 5. Inspektorat Daerah (IRDA)
Inspektorat Daerah mempunyai tugas membantu kepala kantor wilayah dalam mengadakan penilaian atas sistem pengendalian manajemen yang telah ditetapkan oleh direksi, serta memberikan saran perbaikan dan penindakan. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, inspektorat daerah mempunyai fungsi:
(44)
a. Mengkoordinasikan penyusunan program dan penyelenggaraan pemeriksaan atas pelaksanaan kebijakan direksi dan kepala kantor wilayah dan pelaporannya,
b. Mengkoordinasikan pelaksanaan pemeriksaan di kantor cabang,
c. Memberikan pertimbangan penyelesaian kasus yang berakibat adanya tindakan disiplin/ganti rugi,
d. Membantu kegiatan kantor wilayah dalam penyampaian laporan tindak lanjut hasil temuan pemeriksa ekstern.
Kantor Cabang
Kantor Cabang dipimpin oleh seorang kepala cabang yang diangkat oleh direksi dan bertanggung jawab kepada direksi melalui kepala kantor wilayah. Kantor cabang mempunyai tugas melakukan kegiatan usaha yang langsung berhubungan dengan masyarakat (nasabah) dalam rangka pemberian kredit gadai atau usaha lain sesuai dengan peraturan yang berlaku dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh direksi dan kepala kantor wilayah. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, cabang mempunyai fungsi:
a. Menyalurkan uang pinjaman atas dasar hukum gadai dan melaksanakan usaha lain,
b. Mengurus penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran modal kerja cabang dalam bentuk uang kas atau bank,
c. Mengurus penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran barang jaminan, d. Mengurus dan memelihara kekayaan perusahaan yang ada di cabang, e. Menyelenggarakan pembukuan, penyusunan anggaran, pembinaan
(45)
f. Mewakili kepentingan perusahaan baik ke dalam maupun ke luar berdasarkan kewenangan yang dilimpahkan oleh direksi dan kepala Kantor Wilayah,
g. Memelihara dan membina hubungan baik dengan nasabah dan pihak lain dalam rangka pengembangan perusahaan.
D. Laporan Keuangan yang Diperbandingkan
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan serta hasil-hasil yang dicapai oleh perusahaan tersebut. Data keuangan yang disajikan akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan, apabila data keuangan tersebut diperbandingkan dalam dua periode atau lebih, serta dianalisis lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang akan mendukung pengambilan keputusan oleh pimpinan.
Laporan keuangan Perum Pegadaian Kantor Wilayah I Medan yang disajikan di sini meliputi neraca dan laporan rugi/laba untuk empat tahun berturut-turut yaitu tahun 2003 sampai dengan 2006.
Disajikan selama empat tahun berturut-turut dengan tujuan agar dapat dilihat perkembangan atau perubahan-perubahan yang terjadi berdasarkan perbandingan-perbandingan rasio likuiditas, aktivitas, solvabilitas dan profitabilitas.
Neraca dan laporan rugi/laba tahun 2003 sampai dengan 2006 dapat kita lihat sebagai berikut:
(46)
E. Rasio-rasio Keuangan Perum Pegadaian Kantor Wilayah I Medan
Pada uraian teoritis telah dijelaskan bahwa alat yang umum digunakan untuk mengukur dan menganalisis kenerja keuangan suatu perusahaan adalah dengan rasio.
Dengan demikian berdasarkan laporan keuangan Perum Pegadaian Kantor Wilayah I Medan dapat dihitung rasio-rasio keuangan yang relevan dengan elemen-elemen yang terdapat dalam laporan keuangan tersebut. Berikut ini adalah rasio-rasio tersebut.
1. Rasio Likuiditas terdiri dari: a. Rasio Lancar (Current Rasio)
% 100 x s Liabilitie Current Assets Current Rasio t Curren = % 100 833 . 244 . 964 . 31 786 . 239 . 625 . 115 2003 x Rasio Current =
= 361,73 %
% 100 494 . 133 . 392 . 32 050 . 100 . 687 . 120 2004 x Rasio Current =
= 372,58 %
% 100 798 . 890 . 398 . 34 856 . 529 . 018 . 164 2005 x Rasio Current =
= 476,81 %
% 100 583 . 820 . 999 . 35 956 . 699 . 522 . 229 2006 x Rasio Current =
(47)
b. Rasio Tunai (Cash Ratio) % 100 & x s Liabilitie Current Bank Cash Ratio Cash = % 100 833 . 244 . 964 . 31 997 . 529 . 499 . 3 2003 x Ratio Cash =
= 10,98 %
% 100 494 . 133 . 392 . 32 952 . 910 . 976 . 2 2004 x Ratio Cash =
= 9,19 %
% 100 798 . 890 . 398 . 34 832 . 569 . 599 . 3 2005 x Ratio Cash =
= 14,37 %
% 100 583 . 820 . 999 . 34 512 . 442 . 028 . 5 2006 x Ratio Cash =
= 121,40 % c. Rasio Cair (Quick Rasio)
% 100 Re x s Liabilitie Current ceivable Account Asset Current Rasio
Quick = −
% 100 833 . 244 . 964 . 31 398 . 819 . 485 786 . 239 . 625 . 115 2003 x Rasio
Quick = −
= 360,21 %
% 100 494 . 133 . 392 . 32 007 . 171 . 612 050 . 100 . 687 . 120 2004 x Rasio
Quick = −
= 370,69 %
% 100 798 . 890 . 398 . 34 083 . 021 . 661 856 . 529 . 018 . 164 2005 x Rasio
Quick = −
(48)
% 100 583 . 820 . 999 . 34 945 . 897 . 511 956 . 699 . 522 . 229 2006 x Rasio
Quick = −
= 654,32 %
2. Rasio Solvabilitas terdiri dari:
a. Rasio Total Hutang atas Modal (Total Debt To Total Equity Ratio)
% 100 x Equity Total s Liabilitie Total Ratio Equity To Debt = % 100 157 . 430 . 936 . 59 559 . 428 . 141 . 74 2003 x Ratio Equity To Debt =
= 123,70 %
% 100 428 . 407 . 775 . 61 478 . 371 . 222 . 76 2004 x Ratio Equity To Debt =
= 123,39 %
% 100 158 . 335 . 655 . 66 237 . 767 . 527 . 118 2005 x Ratio Equity To Debt =
= 177,82 %
% 100 873 . 993 . 979 . 77 689 . 346 . 598 . 171 2006 x Ratio Equity To Debt =
= 220,05 % b. Rasio Total Hutang atas Total Aktiva
% 100 x Assets Total s Liabilitie Total Ratio Debt = % 100 716 . 858 . 077 . 134 559 . 428 . 141 . 74 2003 x Ratio Debt =
(49)
% 100 906 . 778 . 997 . 137 478 . 371 . 222 . 76 2004 x Ratio Debt =
= 55,23 %
% 100 395 . 102 . 183 . 185 237 . 767 . 527 . 118 2005 x Ratio Debt =
= 64,01 %
% 100 145 . 161 . 578 . 249 689 . 346 . 598 . 171 2006 x Ratio Debt = = 68,76%
3. Rasio Aktivitas terdiri dari:
a. Rasio Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)
x ceivable Account Income Over Turn ceivable ... Re
Re = =
456 . 846 . 365 . 52 737 . 535 . 488 . 45 2003 ReceivableTurnOver =
= 0,87 x
107 . 052 . 042 . 55 720 . 853 . 972 . 41 2004
ReceivableTurnOver =
= 0,76 x
381 . 617 . 549 . 75 371 . 637 . 299 . 53 2005
ReceivableTurnOver =
= 0,69 x
218 . 007 . 514 . 105 580 . 445 . 567 . 76 2006 ReceivableTurnOver =
(50)
b. Rasio Perputaran Aktiva (Total Assets Turn Over) x Assets Total Income Over Turn Assets
Total = =...
716 . 858 . 077 . 134 737 . 535 . 488 . 45 2003= Over Turn Assets Total
= 0,34 kali
906 . 778 . 997 . 137 720 . 853 . 972 . 41 2004= Over Turn Assets Total
= 0,30 kali
395 . 102 . 183 . 185 371 . 637 . 299 . 52 2005= Over Turn Assets Total
= 0,28 kali
145 . 161 . 578 . 249 580 . 445 . 567 . 76 2006= Over Turn Assets Total
= 0,31 kali c. Jangka Waktu Pengumpulan Piutang
hari Day per Sales Average x ceivable Account Over Turn Collection
Average = Re 360 =...
360 737 . 535 . 488 . 45 456 . 846 . 365 . 52 2003 x Over Turn Collection Average =
= 414,43 hari
360 720 . 853 . 972 . 41 107 . 052 . 042 . 55 2004 x Over Turn Collection Average =
= 472,09 hari
360 371 . 637 . 299 . 52 381 . 617 . 549 . 75 2005 x Over Turn Collection Average =
(51)
360 580 . 445 . 567 . 76 218 . 007 . 514 . 105 2006 x Over Turn Collection Average =
= 496,10 hari
4. Rasio Profitabilitas terdiri dari:
a. Rasio Laba Operasi atas Pendapatan (Net Profit Margin)
% 100 Pr arg Pr x Income ofit Net in M ofit Net = % 100 737 . 535 . 488 . 45 157 . 430 . 244 . 8 2003 arg
ProfitM in x
Net =
= 18,12 %
% 100 720 . 853 . 972 . 41 428 . 407 . 083 . 10 2004 arg
ProfitM in x
Net =
= 24,02 %
% 100 371 . 637 . 299 . 52 158 . 335 . 963 . 14 2005 arg
ProfitM in x
Net =
= 28,61 %
% 100 580 . 445 . 567 . 76 873 . 993 . 287 . 26 2006 arg
ProfitM in x
Net =
= 34,33 %
b. Rasio Laba Kotor atas Pendapatan (Gross Profit Margin)
% 100 Pr arg Pr x Income ofit Gross in M ofit Gross = % 100 737 . 535 . 488 . 45 644 . 709 . 038 . 8 2003 arg
ProfitM in x
Gross =
(52)
% 100 720 . 853 . 972 . 41 681 . 690 . 264 . 10 2004 arg
ProfitM in x
Gross =
= 24,46 %
% 100 371 . 637 . 299 . 52 579 . 206 . 770 . 13 2005 arg
ProfitM in x
Gross =
= 26,33 %
% 100 580 . 445 . 567 . 76 603 . 723 . 181 . 24 2006 arg
ProfitM in x
Gross =
= 31,58 %
c. Rasio Laba Operasi atas Aktiva (Return On Invesment)
% 100 Pr x sets As Total ofit Net ROI = % 100 716 . 858 . 077 . 134 157 . 430 . 244 . 8 2003 x ROI =
= 6,15 %
% 100 906 . 778 . 997 . 137 428 . 407 . 083 . 10 2004 x ROI =
= 7,31 %
% 100 395 . 102 . 183 . 185 158 . 335 . 963 . 14 2005 x ROI =
= 8,08 %
% 100 145 . 161 . 578 . 249 673 . 993 . 287 . 26 2006 x ROI =
= 10,53 %
d. Rasio Laba atas Modal (Return On Equity)
% 100 Pr x Equity Total ofit Net ROE =
(53)
% 100 157 . 430 . 936 . 59 157 . 430 . 244 . 8 2003 x ROE =
= 13,76 %
% 100 428 . 407 . 775 . 61 428 . 407 . 083 . 10 2004 x ROE =
= 16,32 %
% 100 158 . 335 . 655 . 66 158 . 335 . 963 . 14 2005 x ROE =
= 22,45 %
% 100 873 . 993 . 979 . 77 673 . 993 . 287 . 26 2006 x ROE =
= 33,71 %
Tabel 3.3
Rasio-rasio Keuangan Perusahaan
RASIO
TAHUN
2003 2004 2005 2006 Likuiditas
Current Rasio 361,73 % 372,58 % 476,81 % 655,78 % Cash Rasio 10,95 % 9,19 % 10,46 % 14,37 % Quick Rasio 360,21 % 370,69 % 474,89 % 654,32 %
Solvabilitas
Debt to Equity Rasio 123,70 % 123,39 % 177,82 % 220,05 % Debt to Capital Rasio 55,30 % 55,23 % 64,01 % 68,76 %
Aktivitas
(54)
Total Asset Turnover 0,34 x 0,30 x 0,28 x 0,31 x Average Collection Periode 414,43 hari 472 09 hari 520,04 hari 496,10 hari
Profitabilitas
Net Profit Margin 18,12 % 24,02 % 28,61 % 34,33 % Gross Profit Margin 17,67 % 24,46 % 26,33 % 31,58 % ROI 6,15 % 7,31 % 8,08 % 10,53 % ROE 13,76 % 16,32% 22,45 % 33,71 %
(55)
BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI
A. Analisis Perkembangan Rasio-rasio Keuangan Perum Pegadaian
Pada bab sebelumnya penulis telah melakukan perhitungan rasio-rasio keuangan dari data laporan keuangan Perum Pegadaian Kantor Wilayah I Medan yaitu dari tahun 2003 sampai dengan 2006. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka pada bab ini penulis mencoba menganalisis dan mengevaluasi hasil-hasil perhitungan rasio keuangan tersebut.
Tabel 4.1
Jenis Rasio 2003 2004 Naik 2005 Naik 2006 Naik Rata-
Turun Turun Turun rata
2003-2004 2004-2005 2005-2006 Trend
Rasio Likuiditas
Current Ratio 361.73% 372.58% 3.00% 476.81% 27.98% 655.78% 37.53% 22.84% Cash Ratio 10.95% 9.19% -16.07% 10.46% 13.82% 14.37% 37.38% 11.71% Quick Ratio 360.21% 370.69% 2.91% 474.89% 28.11% 654.32% 37.78% 22.93%
Rasio Solvabilitas
Debt to Equity Rasio 123.70% 123.39% -0.25% 177.82% 44.11% 220.05% 23.75% 22.54% Debt to Asset Rasio 55.30% 55.23% -0.13% 64.01% 15.90% 68.76% 7.42% 7.73%
Rasio Aktivitas
Receivable Turnover 0.87 0.76 -12.64% 0.69 -9.21% 0.73 5.80% -5.35% Total Assets Turnover 0.34 0.3 -11.76% 0.28 -6.67% 0.31 10.71% -2.57% Average Coll.
Turnover 414.43 472.09 13.91% 520.04 10.16% 496.1 -4.60% 6.49%
Rasio Prifitabilitas
Net Profit Margin 18.12% 24.02% 32.56% 28.61% 19.11% 34.33% 19.99% 23.89% Gross Profit Margin 17.67% 24.46% 38.43% 26.33% 7.65% 31.58% 19.94% 22.00% ROI 6.15% 7.31% 18.86% 8.08% 10.53% 10.53% 30.32% 19.91% ROE 13.76% 16.32% 18.60% 22.45% 37.56% 33.71% 50.16% 35.44%
1. Rasio Likuiditas
Secara umum dapat dilihat bahwa current ratio setiap tahunnya mengalami kenaikan dan rata-rata kenaikan setiap tahun adalah sebesar 22,84%.
(56)
Rata-rata kenaikan untuk cash ratio adalah sebesar 11,71%. Sedangkan Rata-rata-Rata-rata kenaikan quick ratio setiap tahunnya adalah sebesar 22,93%.
2. Rasio Solvabilitas
Secara umum dapat dilihat bahwa debt to equity ratio setiap tahunnya mengalami kenaikan dan rata-rata kenaikan setiap tahun adalah sebesar 22,54%. Sedangkan rata-rata kenaikan debt to assets ratio setiap tahunnya adalah sebesar 7,73%.
3. Rasio Aktivitas
Secara umum dapat dilihat bahwa receivable turn over ratio setiap tahunnya mengalami penurunan dan rata-rata penurunan setiap tahunnya adalah sebesar -5,35%. Rata-rata penurunan untuk average collection turn over ratio adalah sebesar -2,57%. Sedangkan total assets turn over ratio setiap tahunnya mengalami kenaikan dan rata-rata kenaikannya adalah sebesar 6,49%.
4. Rasio Profitabilitas
Secara umum dapat dilihat bahwa net profit margin setiap tahunnya mengalami kenaikan dan rata-rata kenaikan setiap tahun adalah sebesar 23,89%. Rata-rata kenaikan untuk gross profit margin adalah sebesar 22,00%. Rata-rata kenaikan ROI adalah sebesar 19,91%. Sedangkan rata-rata kenaikan ROE setiap tahunnya adalah sebesar 35,44%.
(57)
B. Analisis Kinerja Keuangan Perum Pegadaian berdasarkan Rasio-rasio Keuangan
1. Rasio Likuiditas
Tabel 4.2
Keterangan
2003 2004 2005 2006
Rata-rata Trend
Current Rasio
361.73%
372.58%
476.81%
655.78%
466.73% Quick Rasio
360.21%
370.69%
474.89%
654.32%
465.03%
Cash Rasio 10.95% 9.19% 10.46% 14.37%
11.24%
a. Current Ratio pada tahun 2003 sebesar 361,73% dan mengalami peningkatan sebesar 3,00% menjadi 372,58% pada tahun 2004. Peningkatan current ratio pada tahun 2004 disebabkan oleh persentase kenaikan aktiva lancar sebesar 4,38% yang lebih besar dibandingkan dengan hutang lancar sebesar 1,34% dari tahun sebelumnya. Demikian juga halnya pada tahun 2005 dan 2006 current ratio mengalami peningkatan. Dimana peningkatan current ratio pada tahun 2005 sebesar 27,98% menjadi 476,81% dan tahun 2006 meningkat sebesar 37,53% menjadi 655,78 %. Peningkatan current ratio pada tahun 2005 disebabkan oleh persentase kenaikan aktiva lancar sebesar 35,90% yang lebih besar dibandingkan dengan hutang lancar sebesar 6,20%. Sedangkan peningkatan current ratio pada tahun 2006 disebabkan oleh persentase aktiva lancar yang mengalami peningkatan sebesar 39,94% sementara persentase hutang lancar mengalami penurunan sebesar 1,75% dari tahun sebelumnya. Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa current ratio dari tahun 2003 sampai dengan 2006 mengalami peningkatan.
(58)
Rata-rata trend current ratio dari tahun 2003 sampai dengan 2006 sebesar 466,73%.
b. Quick Ratio pada tahun 2003 sebesar 360,21% dan mengalami peningkatan sebesar 2,91% menjadi 370,69% pada tahun 2004. Peningkatan quick ratio pada tahun 2004 disebabkan oleh persentase kenaikan aktiva lancar dikurangi biaya dibayar dimuka sebesar 4,29% yang lebih besar dibandingkan dengan hutang lancar sebesar 1,34% dari tahun sebelumnya. Demikian juga halnya pada tahun 2005 dan 2006 quick ratio mengalami peningkatan. Dimana peningkatan quick ratio pada tahun 2005 sebesar 28,11% menjadi 474,89% dan tahun 2006 meningkat sebesar 37,78% menjadi 654,32%. Peningkatan quick ratio pada tahun 2005 disebabkan oleh persentase kenaikan aktiva lancar dikurangi biaya dibayar dimuka sebesar 36,05% yang lebih besar dibandingkan dengan hutang lancar sebesar 6,20%. Sedangkan peningkatan quick ratio pada tahun 2006 disebabkan oleh persentase aktiva lancar dikurangi biaya dibayar dimuka yang mengalami peningkatan sebesar 40,19% sementara persentase hutang lancar mengalami penurunan sebesar 1,75% dari tahun sebelumnya. Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa quick ratio dari tahun 2003 sampai dengan 2006 mengalami peningkatan. Rata-rata trend quick ratio dari tahun 2003 sampai dengan 2006 sebesar 465,03%. c. Cash Ratio pada tahun 2003 sebesar 10,95% dan mengalami penurunan
sebesar 16,06% menjadi 9,19% pada tahun 2004. Hal ini disebabkan oleh penurunan persentase total kas sebesar 14,93% dari tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2005 dan 2006 cash ratio mengalami peningkatan.
(1)
Tabel 3.1
PERUM PEGADAIAN KANTOR WILAYAH I MEDAN NERACA KOMPARATIF
PER 31 DESEMBER 2003-2006
POS-POS PERKIRAAN
TAHUN PERSENTASE
2003 2004 2005 2006
2004-2003
2005-2004
2006-2005
AKTIVA
Aktiva Lancar
115,625,239,786
120,687,100,050
164,018,529,856
229,522,699,956 4.38
35.90
39.94
Kas dan Bank
3,499,529,997
2,976,910,952
3,599,569,832
5,028,442,512
14.93-
20.92
39.70 Uang Muka
10,955,000
15,000,000
25,000,000
1,200,000 37
67
95- Piutang Usaha
101,180,782,327
104,733,202,356
146,160,382,222
208,774,122,055 3.51
39.55
42.84 Pendapatan YMH Diterima
6,897,242,479
6,998,913,877
8,633,704,180
12,953,145,064 1.47
23.36
50.03 Biaya Dibayar Dimuka
485,819,398
612,171,007
661,021,083
511,897,945 26.01
7.98
22.56- Piutang Lain-lain
3,550,910,585
5,350,901,858
4,938,852,539
2,253,892,380 150.69
7.70-
54.36-
Investasi Jangka Panjang
3,519,104,094
2,042,987,992
3,195,014,904
2,980,955,738
42-
56.39
6.70-
Penyertaan
3,519,104,094
2,042,987,992
3,195,014,904
2,980,955,738 100
56.39
6.70-
(2)
Tanah
5,135,408,839
5,194,127,070
5,460,448,901
5,557,949,901 1.14
5.13
1.79 Bangunan
9,962,050,421
10,374,317,854
11,847,302,500
13,530,229,881 4.14
14.20
14.21 Inventaris
4,402,908,058
4,156,712,597
4,375,304,947
5,002,696,768
5.59-
5.26
14.34 Kendaraan
1,279,919,307
1,476,868,771
1,754,951,771
1,955,873,771
15.39
18.83
11.45 Aktiva Dalam Penyelesaian
250,191,493
650,110,943
140,702,000
10,971,000 259.85
78.36-
92.20- Akm. Penyu. Bangunan
3,662,550,561-
3,403,691,579-
3,572,322,439-
4,192,973,951-
7.07-
4.95
17.37 Akm. Penyu. Inventaris
3,386,763,222-
3,319,764,728-
3,000,468,796-
4,521,926,398-
1.98-
9.62-
50.71 Akm. Penyu. Kendaraan
683,343,791-
840,125,080-
1,025,142,185-
1,258,367,323- 22.94
22.02
22.75
Aktiva Lain-lain
1,635,694,292
979,135,016
1,988,780,936
990,051,802
40.14-
103.12
50.22-
TOTAL AKTIVA
134,077,858,716
137,997,778,906
185,183,102,395
249,578,161,145 2.92
34.19
34.77
PASSIVA
Hutang Lancar
31,964,244,833
32,392,133,494
34,398,890,798
34,999,820,583 1.34
6.20
1.75
Hutang Bank
28,559,941,000
28,803,969,000
30,536,000,000
30,758,995,400 0.85 6.01 0.73
Hutang Usaha
518,101,244
654,431,915
727,088,575
971,363,967 26.31
11.10
33.60
(3)
Hutang Kepada Nasabah
676,368,846
720,088,995
877,326,614
1,032,837,389
6.46
21.84
17.73 Hutang Bea Lelang
45,641,738
56,161,703
64,016,907
42,584,630 23.05
13.99
33.48- Hutang Pajak
557,658,736
478,281,338
388,547,245
227,449,809
14.23-
18.76-
41.46- Biaya YMH Dibayar
145,471,470
64,370,478
80,299,511
39,635,658
55.75-
24.75
50.64- Pendapatan Diterima Dimuka
411,502,799
525,307,847
631,440,815
712,000,000
27.66
101.17
12.76 Hutang Lancar Lainnya
1,049,559,000
1,089,522,218
1,094,171,131
1,214,953,730 3.81
0.43
11.04
Hutang Jangka Panjang
42,177,183,726
43,830,237,984
84,128,876,439
136,598,346,689 3.92
91.94
62.37
Total Hutang
74,141,428,559
76,222,371,478
118,527,767,237
171,598,167,272 2.81
55.50
44.77
Modal
59,936,430,157
61,775,407,428
66,655,335,158
77,979,993,873 3.07
7.90
16.99
Modal Awal
45,000,000,000
45,000,000,000
45,000,000,000
45,000,000,000 - - -
Penyertaan Pemerintah
6,692,000,000
6,692,000,000
6,692,000,000
6,692,000,000 - - -
Laba Ditahan
8,244,430,157
10,083,407,428
14,963,335,158
26,287,993,873 22.31
48.40
75.68
TOTAL PASSIVA
134,077,858,716
137,997,778,906
185,183,102,395
249,578,161,145 2.92
34.19
34.77
(4)
PERUM PEGADAIAN KANTOR WILAYAH I MEDAN LAPORAN LABA RUGI
PER 31 DESEMBER 2003-2006 POS-POS PERKIRAAN
TAHUN Persentase
2003 2004 2005 2006 2004 2005 2006
Pendapatan Usaha
45,488,535,737
41,972,853,720
52,299,637,371
76,567,445,580 -7.73 24.60 46.40
Pend. Sewa Modal
42,228,166,329
39,009,023,140
46,790,881,791
68,806,021,640 -7.62 19.95 47.05 Pend. Bea Administrasi
3,260,369,408
2,963,830,580
5,508,755,580
7,761,423,940 -9.10 85.87 40.89
Beban Usaha
37,449,826,093
31,708,163,039
38,529,430,792
52,385,721,977 -15.33 21.51 35.96
Beban Bunga & Provisi
15,550,542,250
13,173,784,074
15,107,029,223
23,934,119,823 -15.28 14.67 58.43 Beban Pegawai
15,117,275,326
12,940,865,334
17,145,203,397
21,384,900,941 -14.40 32.49 24.73 Beban Adm. & Pemasaran
1,253,265,302
1,600,688,641
1,362,806,531
1,252,574,046 27.72 -14.86 -8.09 Beban Umum
4,004,838,268
2,890,888,667
3,137,398,631
4,122,825,468 -27.82 8.53 31.41 Beban Pelatihan & Pendidikan
35,506,246
84,858,010
135,068,200
21,309,400 138.99 59.17 -84.22 Beban Penyu. Bangunan
1,112,705,698
613,432,753
558,085,708
625,603,218 -44.87 -9.02 12.10 Beban Penyu. Inventaris
190,506,246
211,812,460
631,379,426
630,867,722 11.18 198.08 -0.08 Beban Penyu. Kendaraan
85,605,562
95,427,506
174,259,976
(5)
Beban Amortisasi 34,554,299
16,437,250
1,806,819
3,324,000 -52.43 -89.01 83.97 Beban Penyisihan Piutang
65,026,896
79,968,344
276,392,881
179,354,217 0.23 2.46 -0.35
Laba Usaha
8,038,709,644
10,264,690,681
13,770,206,579
24,181,723,603 27.69 34.15 75.61
Pendapatan (Beban) Lainnya
200,720,513
170,776,931-
1,190,564,006
2,102,270,270 -185.08 -797.15 76.58
Uang Kelebihan Nsbh Yg
Kadaluarsa
327,524,691
654,961,074
785,927,155 99.97 20.00
Pend. Jasa Giro
15,382,883
16,996,127
15,079,373
7,010,164 10.49 -11.28 -53.51 Selisih Perhitungan
113,000,000
605,840,721-
282,782,420
139,344,945 -636.14 -146.68 -50.72 Pend. Sewa
3,875,000
4,904,450
7,455,600
1,200,000 26.57 52.02 -83.90 Pend. Lainnya
95,730,000
22,712,200
118,177,398
216,105,045 -76.27 420.33 82.86 Laba Penj. Aktiva Tetap
26,616,999
139,999
76,024,493
119,989 -99.47 54203.60 -99.84 Laba Penj. Aktiva Lainnya
13,964,000
76,172,100
36,795,943
10,243,301 445.49 -51.69 -72.16 Laba Pertukaran Aktiva Tetap
2,000,000
2,186,750
2,843,256
944,053,451 9.34 30.02 33103.25 Beban Lainnya
69,848,369-
15,572,527-
3,555,551-
1,733,780- -77.71 -77.17 -51.24
Laba/Rugi Luar Biasa
5,000,000
10,506,322-
2,564,575
4,000,000 -310.13 -124.41 55.97
(6)
Laba Bersih Sebelum PPh Psl. 25
8,244,430,157
10,083,407,428
14,963,335,160
26,287,993,873 22.31 48.40 75.68
Laba Bersih Sebelum PPh Psl. 25
8,244,430,157
10,083,407,428
14,963,335,160
26,287,993,873 22.31 48.40 75.68
Pajak Penghasilan PPh Psl. 25 - - - -
Pajak Penghasilan PPh Psl. 25 - - - -
Laba Bersih Sesudah PPh Psl. 25
8,244,430,157
10,083,407,428
14,963,335,160
26,287,993,873 22.31 48.40 75.68
Laba Bersih Sesudah PPh Psl. 25
8,244,430,157
10,083,407,428
14,963,335,160
26,287,993,873 22.31 48.40 75.68