Analisis Pengaruh Teori Lima Besar (Big Five Model) Terhadap Kinerja Karyawan Pada Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan
MEDAN
ANALISIS PENGARUH TEORI LIMA BESAR (BIG FIVE MODEL)
TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR WILAYAH
PERUM PEGADAIAN MEDAN
DRAFT SKRIPSI
Oleh:
RINI METIA 060521141 MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Medan
(2)
ABSTRAK
Rini Metia, (2009). Analisis Pengaruh Teori Lima Besar (Big Five Model) Terhadap Kinerja Karyawan Pada Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan, dibawah bimbingan DR. Prihatin Lumban Raja, SE, Msi, Ketua Departemen Manajemen: Prof. DR. Ritha F. Dalimunthe, SE, Msi, Penguji I: Dra. Lucy Anna, Ms, Penguji II: DR. Elisabeth Siahaan, SE, Mec.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor Teori Lima Besar/ Big Five Model (Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness,
Neuroticism, Openness) yang mempengaruhi kinerja karyawan pada Kantor Wilayah
Perum Pegadaian Medan. Teknik pengambilan sampel ditentukan dengan metode sensus, dengan membagikan kuesioner pada seluruh karyawan di Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan.
Metode analisis yang dipergunakan adalah metode analisis deskriptif, metode analisis statistik yang terdiri dari Analisis Faktor dan Analisis Regresi Linier Berganda., pengujian Signifikan Simultan, pengujian Signifikan Parsial dan pengujian Determinasi.
Hasil penelititan ini menunjukkan adanya dua variabel bebas yaitu
extraversion dan conscientiousness yang dominan dan penting dengan nilai KMO
0,500 dan secara serentak berpengaruh terhadap variabel terikat Kinerja Karyawan dengan nilai koefisien sebesar 0,249. Nilai koefisien 0,249 menunjukkan bahwa
extraversion dan conscientiousness mampu menjelaskan kinerja karyawan sebesar
24,90% pada Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan, sedangkan sisanya sebesar 75,10% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Diketahui angka thitung sebesar 3,066 > ttabel sebesar 2,024 dan angka signifikansi sebesar 0,004 < 0,05, secara parsial adanya pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas Extraversion terhadap variabel terikat Kinerja Karyawan.
Kata kunci: Teori Lima Besar/ Big Five Model (Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness, Neuroticism, Openness) dan Kinerja Karyawan
(3)
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas kasih dan anugerahNya yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang dapat membangun untuk menjadikan skripsi ini lebih baik lagi. Dengan segala kerendahan hati, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.
Penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, nasihat, dan dorongan dari berbagai pihak selama perkuliahan hingga penulisan skripsi ini. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Drs. John Tafbu Ritonga, Mec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. DR. Ritha F. Dalimunthe, SE, Msi, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. DR. Prihatin Lumban Raja, SE, Msi, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis.
5. Dra. Lucy Anna, Ms, selaku Penguji I yang telah banyak memberikan arahan untuk memperbaiki skripsi ini.
(4)
6. DR. Elisabeth Siahaan, SE, Mec, selaku penguji II yang juga memberikan arahan untuk memperbaiki skripsi ini.
7. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama perkuliahan.
8. Bapak Manajer Sumber Daya Manusia dan Humas Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan yang telah banyak membantu penulis memperoleh data-data yang diperlukan untuk penulisan skripsi ini.
9. Bapak Lintong Panjaitan selaku Humas Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan penelitian di perusahaan tersebut.
10. Seluruh staff setiap divisi di Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan atas kerjasamanya dalam pengisian kuesioner dan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh penulis untuk penulisan skripsi ini.
11. Orangtuaku yang terkasih St. T. Hutagalung dan R. br. Sinurat, kakak- kakakku Revina Rehulina Hutagalung dan Decy Pitauli Hutagalung, abangku Rocky Billy Hutagalung dan adikku Theresya Renata Hutagalung, yang telah memberikan dukungan dana, semangat dan doa, aku sangat mengasihi kalian semua.
12. Sahabatku Mentiar Manurung yang setia berdoa buatku.
13. Teman-temanku Tery, Elme, Landi, Aan, Lidia, Liza, Mita, Monica, Betrix, dan semua teman-teman di Fakultas Ekonomi, terimakasih buat semangat dan
(5)
Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga Tuhan Yang Maha Besar memberikan anugerah dan KasihNya atas cinta kasih, jerih payah, dan jasa-jasa mereka.
Medan, Desember 2009
` Penulis
(6)
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK...i KATA PENGANTAR...ii DAFTAR ISI...iv DAFTAR TABEL...vi DAFTAR GAMBAR………...………...…..viii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian………..………...…..1
B. Rumusan Masalah………...…6
C. Kerangka Konseptual………...6
D. Hipotesis………...9
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian………...9
F. Metode Penelitian………...10
1. Batasan Operasional………...10
2. Definisi Operasional Variabel………...10
3. Skala Pengukuran Variabel………...12
4. Waktu dan Lokasi Penelitian………....…13
5. Populasi dan Sampel………...13
6. Jenis Data………...…...14
7. Teknik Pengumpulan Data………....14
8. Uji Validitas dan Reliabilitas………...15
9. Teknik Analisis Data……….…...21
BAB II. URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu………...…..25
B. Teori Lima Besar/Big Five Model………...….26
1. Sejarah Teori Lima Besar/Big Five Model………...…26
2. Penggolongan Trait (sifat) dalam Big Five Model………...…27
3. Kuesioner Kepribadian dalam Teori Lima Besar………...30
C. Kinerja Pegawai………...….31
1. Pengertian Kinerja………...31
2. Indikator Kinerja………...32
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja………....33
4. Hubungan Teori Lima Besar/Big Five Model dengan Kinerja Karyawan..35
BAB III. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Berdirinya Perum Pegadaian………...36
B. Fungsi, Kedudukan dan Status Perum Pegadaian………....40
C. Visi dan Misi Perum Pegadaian………...…41
D. Sifat, Tujuan dan Usaha Perum Pegadaian………...42
E. Makna Logo dan Motto Perum Pegadaian………..43
F. Struktur Organisasi Perum Pegadaian………45
(7)
Halaman BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Deskriptif………..50
1. Karakteristik Responden……….50
2. Distribusi Jawaban Responden………....53
B. Analisis Faktor………...84
C. Pengujian Hipotesis……….88
1. Uji Koefisien Determinasi (KD)………..89
2. Uji F……….90
3. Uji t………..90
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………..93
B. Saran………94
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(8)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Rekapitulasi Absensi Karyawan……….………....3
Tabel 1.2 Definisi Operasional Variabel……….…...11
Tabel 1.3 Validitas Instrumen Penelitian Variabel Bebas………..…16
Tabel 1.4 Validitas Instrumen Penelitian Variabel Bebas………..…17
Tabel 1.5 Validitas Instrumen Penelitian Variabel Terikat………....18
Tabel 1.6 Validitas Instrumen Penelitian Variabel Terikat………..…..19
Tabel 1.7 Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Bebas………..20
Tabel 1.8 Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Terikat………....20
Tabel 4.1 Distribusi Usia Responden Penelitian……….……...50
Tabel 4.2 Distribusi Tingkat Pendidikan Responden Penelitia………..……51
Tabel 4.3 Distribusi Lama Bekerja Responden Penelitia……….…..52
Tabel 4.4 Distribusi Jenis Kelamin Responden……….….53
Tabel 4.5 Pernyataan Responden Terhadap Variabel Extraversion…………..….53
Tabel 4.6 Pernyataan Responden Terhadap Variabel Extraversion…………..….54
Tabel 4.7 Pernyataan Responden Terhadap Variabel Extraversion………...55
Tabel 4.8 Pernyataan Responden Terhadap Variabel Extraversion………...56
Tabel 4.9 Pernyataan Responden Terhadap Variabel Agreeableness………..…..57
Tabel 4.10 Pernyataan Responden Terhadap Variabel Agreeableness…………..58
Tabel 4.11 Pernyataan Responden Terhadap Variabel Agreeableness…………..58
Tabel 4.12 Pernyataan Responden Terhadap Variabel Agreeableness………..…59
Tabel 4.13 Pernyataan Responden Terhadap Variabel Agreeableness………...60
Tabel 4.14 Pernyataan Responden Terhadap Variabel Conscientiousness…...….61
Tabel 4.15 Pernyataan Responden Terhadap Variabel Conscientiousness………62
Tabel 4.16 Pernyataan Responden Terhadap Variabel Conscientiousness………63
Tabel 4.17 Pernyataan Responden Terhadap Variabel Conscientiousness………64
Tabel 4.18 Pernyataan Responden Terhadap Variabel Neuroticism………..65
Tabel 4.19 Pernyataan Responden Terhadap Variabel Neuroticism………..66
Tabel 4.20 Pernyataan Responden Terhadap Variabel Neuroticism………..67
Tabel 4.21 Pernyataan Responden Terhadap Variabel Openness………..68
Tabel 4.22 Pernyataan Responden Terhadap Variabel Openness….……….69
Tabel 4.23 Pernyataan Responden Terhadap Variabel Openness………..70
Tabel 4.24 Pernyataan Responden Terhadap Variabel Openness………..71
Tabel 4.25 Pernyataan Responden Terhadap Variabel Openness………..72
Tabel 4.26 Pernyataan Responden Terhadap Variabel Kuantitas Kerja…...……..73
Tabel 4.27 Pernyataan Responden Terhadap Variabel Kuantitas Kerja...………..74
Tabel 4.28 Pernyataan Responden Terhadap Variabel Kuantitas Kerja...………..74
Tabel 4.29 Pernyataan Responden Terhadap Variabel Kualitas Kerja…………...76
Tabel 4.30 Pernyataan Responden Terhadap Variabel Kualitas Kerja…………...77
(9)
Halaman
Tabel 4.35 Pernyataan Responden Terhadap Kerjasama………..82
Tabel 4.36 Pernyataan Responden Terhadap Kerjasama………..83
Tabel 4.37 KMO dan Tes Bartlett……….85
Tabel 4.38 Anti Image Matrices………86
Tabel 4.39 KMO dan Tes Bartlett……….87
Tabel 4.40 Anti Image Matrices………88
Tabel 4.41 Model Summary………...89
Tabel 4.42 Annova………...90
(10)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual………8 Gambar 1.2 Skala Interval...12 Gambar 3.1 Logo Perum Pegadaian………..43
(11)
ABSTRAK
Rini Metia, (2009). Analisis Pengaruh Teori Lima Besar (Big Five Model) Terhadap Kinerja Karyawan Pada Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan, dibawah bimbingan DR. Prihatin Lumban Raja, SE, Msi, Ketua Departemen Manajemen: Prof. DR. Ritha F. Dalimunthe, SE, Msi, Penguji I: Dra. Lucy Anna, Ms, Penguji II: DR. Elisabeth Siahaan, SE, Mec.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor Teori Lima Besar/ Big Five Model (Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness,
Neuroticism, Openness) yang mempengaruhi kinerja karyawan pada Kantor Wilayah
Perum Pegadaian Medan. Teknik pengambilan sampel ditentukan dengan metode sensus, dengan membagikan kuesioner pada seluruh karyawan di Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan.
Metode analisis yang dipergunakan adalah metode analisis deskriptif, metode analisis statistik yang terdiri dari Analisis Faktor dan Analisis Regresi Linier Berganda., pengujian Signifikan Simultan, pengujian Signifikan Parsial dan pengujian Determinasi.
Hasil penelititan ini menunjukkan adanya dua variabel bebas yaitu
extraversion dan conscientiousness yang dominan dan penting dengan nilai KMO
0,500 dan secara serentak berpengaruh terhadap variabel terikat Kinerja Karyawan dengan nilai koefisien sebesar 0,249. Nilai koefisien 0,249 menunjukkan bahwa
extraversion dan conscientiousness mampu menjelaskan kinerja karyawan sebesar
24,90% pada Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan, sedangkan sisanya sebesar 75,10% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Diketahui angka thitung sebesar 3,066 > ttabel sebesar 2,024 dan angka signifikansi sebesar 0,004 < 0,05, secara parsial adanya pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas Extraversion terhadap variabel terikat Kinerja Karyawan.
Kata kunci: Teori Lima Besar/ Big Five Model (Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness, Neuroticism, Openness) dan Kinerja Karyawan
(12)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
Peranan sumber daya manusia bagi perusahaan tidak hanya dapat dilihat dari hasil Sumber daya manusia merupakan salah satu aset terpenting bagi perusahaan. produktivitas kerja tetapi juga dapat dilihat dari kinerja yang dihasilkan. Keunggulan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh keunggulan daya saing manusianya bukan ditentukan lagi oleh sumber daya alamnya. Semakin baik kinerja karyawan suatu perusahaan semakin kuat daya saing perusahaan tersebut.
Kinerja merupakan suatu potensi yang harus dimiliki oleh setiap karyawan untuk melaksanakan setiap tugas dan tanggung jawab yang diberikan perusahaan kepada karyawan. Dengan kinerja yang baik, maka setiap karyawan dapat menyelesaikan segala beban atau masalah yang dihadapi perusahaan secara efektif dan efisien.
Kinerja pada dasarnya adalah aktivitas yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan kontribusi kepada organisasi. Perbaikan kinerja baik untuk individu maupun kelompok menjadi pusat perhatian dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi (Mathis, 2002:78).
Kinerja seorang karyawan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor dan salah satunya adalah karakteristik kepribadian yang dimiliki karyawan tersebut. Teori kepribadian yang terkenal adalah Teori lima besar (big five model) merupakan teori
(13)
kepribadian yang terdiri dari 5 (lima) faktor dan telah dirangkum guna menganalisis kepribadian seseorang.
Menurut ahli psikologi McCrae & Costa dalam Pervin (2005:256), kepribadian adalah asosiasi dari berbagai latar belakang yang manusia pilih dan bagaimana mereka menggunakannya dalam pekerjaan. Pendapat bahwa seseorang dengan suatu karakter tertentu akan memilih pekerjaan yang sesuai dengan karakternya dan menghasilkan yang lebih baik apabila sesuai dengan karakter tertentu dibandingkan karakter lain dan berguna untuk menentukan performa kerja. Hal ini telah dibuktikan oleh beberapa ahli psikologi dan bagian personalia/HRD di hampir semua perusahan di dunia, salah satunya adalah perusahan besar Microsoft Company bahwa big five model sangat berguna dalam menentukan performa kerja (Robin:2001).
Menurut Costa dan McCrae dalam Pervin (2005:256) ada beberapa istilah dalam Big Five Model, yang digunakan untuk menggolongkan trait (sifat), yaitu
Neuroticsm (N), Extraversion (E), Openness (O), Agreeableness (A),
Conscientiousness (C). Big five Model merupakan teori kepribadian yang sederhana
dan sering digunakan untuk mengukur kepribadian seseorang. Melalui Teori Lima besar (Big five Model) dapat dilihat kepribadian seseorang yang mampu mempengaruhi kinerjanya bagi perusahaan.
Perum Pegadaian Medan merupakan Perusahaan Umum Milik Negara yang merupakan lembaga keuangan non bank di Indonesia dengan beragam jasa yang terus dikembangkan. Lembaga keuangan non bank Perum Pegadaian berfungsi untuk mengelola dana yang ada kepada masyarakat dengan penyaluran atau pemberian
(14)
kredit gadai dengan tingkat bunga (sewa modal) relatif rendah guna membantu masyarakat yang mengalami kesulitan keuangan. Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan memiliki kinerja dan pertumbuhan yang baik. Hal ini tentunya didukung pula oleh kinerja karyawan yang tinggi.
Perum Pegadaian dalam pertumbuhan dan pengembangan perusahaan, membutuhkan kemampuan karyawan dalam memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah dan kinerja karyawan adalah hal penting yang mendukung pencapaian target perusahaan. Kinerja karyawan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor dan salah satunya adalah karakteristik kepribadian karyawan. Dari hasil pra survei bahwa Divisi SDM (Sumber Daya Manusia) Perum Pegadaian belum memperhatikan teori lima besar (big five model) secara spesifik dalam hal rekrutmen. Namun secara umum, dalam hal rekrutmen Perum Pegadaian melihat kepribadian karyawan yang akan direkrut dari karakteristik kedisiplinan dan semangat kerja yang tinggi dalam memberikan pelayanan terbaik bagi nasabah.
Menurut Mathis (2002:78): kinerja karyawan mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi yang antara lain adalah kuantitas kerja, kualitas kerja, pemanfaatan waktu dan kerjasama. Menurut Mathis, pemanfaatan waktu adalah penggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan kebijaksanaan perusahaan. Adapun kebijaksanaan Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan dalam pemanfaatan waktu adalah dengan meminimalisir tingkat ketidakhadiran karyawan.
(15)
Untuk menunjang penelitian ini, berikut adalah rekapitulasi absensi karyawan mulai dari bulan Agustus 2008 hingga Agustus 2009.
Tabel 1.1
Rekapitulasi Absensi Karyawan Bulan Agustus 2008 – Desember 2009
Bulan STK I A Terlambat Jumlah %
Agustus 3 - 4 2 9 10
September 1 5 3 - 9 10
Oktober - 5 - 9 14 16
November 2 2 - - 4 5
Desember 3 7 7 - 17 20
Januari 3 2 2 - 9 10
Februari - - 1 - 1 1
Maret - 1 - - 1 1
April 1 1 2 - 4 5
Mei - 2 2 - 4 5
Juni 2 1 1 - 4 5
Juli 1 - - - 1 1
Agustus 3 4 3 - 10 11
Jumlah 19 30 25 11 87 100 Sumber: Divisi SDM Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan, diolah, 2009
Keterangan:
STK : Sakit Tanpa Keterangan I : Izin
(16)
Pada Tabel 1.1 dapat dilihat rekapitulasi absensi karyawan yang menunjukkan ketidakhadiran karyawan pada saat jam kantor yang telah ditetapkan perusahaan, dengan atau tanpa alasan yang jelas. Jumlah karyawan yang tidak hadir dengan persentase paling tinggi adalah pada bulan desember yaitu sebesar 20%. Hal ini menunjukkan bahwa para karyawan tidak memanfaatkan waktu sesuai dengan kebijakan perusahaan.
Ketidakhadiran karyawan pada saat jam kantor dapat mengurangi aktivitas yang seharusnya dilakukannya di tempat ia bekerja dan akan mempengaruhi kontribusi yang diberikan kepada perusahaan. Ketidakhadiran karyawan pada saat jam kantor dengan atau tanpa alasan yang jelas dapat dipengaruhi oleh karakteristik kepribadian karyawan tersebut.
Perum Pegadaian dalam merekrut karyawannya lebih memperhatikan pada kepribadian karyawannya yang memiliki displin dan semangat kerja yang tinggi dalam melayani masyarakat. Salah satu teori lima besar yaitu Conscientiousness merupakan salah satu karakteristik kepribadian yang mendeskripsikan perilaku tugas, arah tujuan dan secara sosial membutuhkan impulse control. Individu yang memiliki karakteristik kepribadian conscientiousness dengan nilai tinggi adalah individu yang teratur, dapat dipercaya, pekerja keras, disiplin, tepat waktu, teliti, rapi dan tekun.
Dari teori yang di paparkan diketahui bahwa karyawan yang memiliki karakteristik kepribadian conscientiousness dengan nilai tinggi akan bekerja secara teratur, disiplin, tepat waktu, teliti, rapi, pekerja keras, dapat dipercaya dan tekun.
(17)
kinerja yang baik. Adapun kinerja karyawan yang baik akan memberikan kontribusi yang baik pula bagi perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Teori Lima Besar (Big Five Model) Terhadap
Kinerja Karyawan pada Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan”
B. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. ”Variabel teori lima besar (big five model) apa yang dominan dimiliki oleh karyawan Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan”
2. ”Apakah Variabel teori lima besar (big five model) yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan”
C. Kerangka Konseptual
Menurut Costa dan McCrae dalam Pervin (2005:256) ada beberapa istilah yang digunakan untuk menggolongkan trait (sifat) seseorang adalah Big Five Factors
Model (Teori Lima Besar). Teori lima besar yang dikemukan oleh Costa dan McCrae
sering digunakan karena dibangun dengan beberapa pendekatan yang sederhana. Dalam Big Five Factor Models (Teori Lima Besar), Big diartikan untuk menyatakan setiap faktor menggolongkan sejumlah kepribadian khusus, factor menyatakan luas dan abstrak dalam teori kepribadian Eysenck yaitu superfactors.
(18)
Ada lima istilah yang digunakan dalam Big Five Model(Teori Lima Besar) untuk mengukur kepribadian khusus, yaitu:
1. Neuroticsm (N), merupakan penyesuaian diri dengan ketidakstabilan emosi.
Faktor ini mengenal individu yang mudah tertekan secara psikologis, ide-ide yang tidak realistic, idaman atau dorongan yang berlebihan dan respon yang mal adaptif.
2. Extraversion (E), merupakan taksiran kuantitas dan intensitas interaksi
interpersonal, tingkat aktivitas, kebutuhan untuk stimulasi dan kapasitas untuk kesenangan.
3. Openness (O), mendeskripsikan luas, kedalaman, kerumitan mental individu
dan pengalaman hidup.
4. Agreeableness (A), mendeskripsikan kualitas orientasi interpersonal seseorang
secara berkesinambungan dari perasaan terharu sampai perasaan menentang dalam pikiran, perasaan dan tindakan.
5. Conscientiousness (C), mendeskripsikan perilaku tugas dan arah tujuan, dan
(19)
Menurut Mathis (2002:78): kinerja pegawai mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi yang antara lain temasuk:
1. Kuantitas kerja : Volume kerja yang dihasilkan di atas kondisi normal.
2. Kualitas kerja : Kerapian, ketelitian, dan keterkaitan hasil dengan tidak mengabaikan volume pekerjaan. 3. Pemanfaatan Waktu : Penggunaan masa kerja yang disesuaikan
dengan kebijaksanaan perusahaan.
4. Kerjasama : Kemampuan menangani hubungan dalam pekerjaan.
Berdasarkan teori pendukung dan perumusan masalah yang dikemukakan, maka dibuat kerangka konseptual Gambar 1.1:
Sumber:Pervin (2005:256); Mathis (2002:78), diolah, 2009 Gambar 1.1, Kerangka Knseptual
Teori Lima Besar (Big Five Model)
(X)
(X1) Extraversion (X2) Agreeableness (X3) Conscientiousness (X4) Neuroticism
(X5) Openness to Experience
Kinerja Karyawan (Y)
(Y1) Kuantitas Kerja (Y2) Kualitas Kerja (Y3) Pemanfaatan Waktu (Y4) Kerjasama
(20)
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2005:51).
Berdasarkan perumusan masalah maka, hipotesis penelitian ini adalah:
Variabel Teori Lima Besar (Big Five Model) yang dominan berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis variabel teori lima besar (big five model) yang dominan dimiliki oleh karyawan Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan dan pengaruh variabel teori lima besar (big five
model) yang dominan terhadap kinerja karyawan pada Kantor wilayah
Perum Pegadaian Medan.
2. Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan
Memberikan masukan bagi Kantor Wilayah Perum Pegadaian
Medan tentang teori lima besar (big five model) dan kinerja karyawan sehingga pelaksanaan dan tujuan perusahaan bisa tercapai
(21)
c. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan memperluas pola pikir tentang teori lima besar (big five model) dan kinerja karyawan.
b. Bagi Pihak Lain
Sebagai pedoman atau referensi dalam melakukan penelitian
mengenai pengaruh teori lima besar (big five model) terhadap kinerja karyawan.
F. Metodologi Penelitian 1. Batasan Operasional
Penelitian ini dibatasi pada variabel teori lima besar (big five model) yang akan diteliti terhadap kinerja karyawan pada Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan.
2. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.
(22)
Dalam penelitian ini definisi operasional variabel adalah sebagai berikut: Tabel I.2
Definisi Operasional Variabel
Variabel Indikator Skala
Pengukuran Teori lima Besar (Big Five Model) (X)
a. Neoroticism: merupakan penyesuaian diri dengan ketidakstabilan emosi.
b. Extraversion: merupakan taksiran kuantitas dan intensitas interaksi interpersonal, tingkat aktivitas, kebutuhan untuk stimulasi dan kapasitas untuk kesenangan.
c. Openness: mendeskripsikan luas, kedalaman, kerumitan mental individu dan pengalaman hidup.
d. Agreeableness: mendeskripsikan kualitas orientasi interpersonal seseorang secara berkesinambungan dari perasaan terharu sampai perasaan menentang dalam pikiran, perasaan dan tindakan.
e. Conscientiousness: mendeskripsikan perilaku tugas dan arah tujuan, dan secara
sosial membutuhkan impulse kontrol.
Skala Interval
Kinerja (Y)
a. Kuantitas kerja: volume kerja yang dihasilkan di atas kondisi normal.
b. Kualitas kerja: kerapian, ketelitian, dna keterkaitan hasil dengan tidak mengabaikan volume pekerjaan.
c. Pemanfaatan waktu: penggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan kebijaksanaan perusahaan.
d. Kerjasama: kemampuan menangani hubungan dalam pekerjaan.
Skala Interval
(23)
3. Skala Pengukuran Variabel
Penelitian ini menggunakan skala interval yaitu skala yang mempunyai karakteristik skala nominal dan ordinal dengan ditambah karakteristik lain berupa interval yang tetap. Dengan skala interval peneliti dapat melihat besarnya perbedaan karakteristik antara satu idnividu atau obyek dengan obyek yang lainnya. Skala interval merupakan pengukuran yang benar-benar angka.dan angka-angka yang digunakan dapat dikenai operasi aritmatika, misalnya dijumlahkan atau dikalikan (Sarwono, 2006:63).
Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:
a. Variabel Teori Lima Besar (big five model) dan kinerja ditanyakan kepada seluruh karyawan Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan yang menjadi responden dengan jumlah pernyataan untuk masing-masing variabel teori lima besar (big five model) adalah 5 pernyataan (totalnya menjadi 25 pernyataan) dan kinerja 12 pernyataan.
b. Untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian maka peneliti memberikan angka pilihan untuk pernyataan dengan menggunakan skala 1 sampai 9 yang dapat dilihat pada interval berikut ini:
Tidak Sesuai Sesuai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sumber: Sarwono (2005:203), diolah, 2009
(24)
4. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini direncanakan dari bulan Juni 2009 hingga September 2009. Lokasi penelitian adalah Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan, yang beralamat di Jalan Pegadaian No. 112 Medan.
5. Populasi dan Sampel a. Populasi
Menurut Sugiyono (2005:89) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Populasia pada penelitian ini adalah seluruh jumlah karyawan pada Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan yang berjumlah 41 orang karena merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dan harus saling mendukung dalam pencapaian tujuan perusahaan.
b. Sampel
Prosedur penarikan sampel menggunakan metode sensus artinya seluruh populasi yang ada digunakan sebagai sampel penelitian hal ini dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil (Sugiyono; 2005:78). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 41 orang.
(25)
6. Jenis Data
Menurut cara memperolehnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh dari responden dengan memberikan kuesioner/daftar pertanyaan kepada karyawan pada Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen dan laporan-laporan tertulis perusahaan, literatur-literatur yang ada di perusahaan, internet, buku-buku dan tulisan-tulisan lain yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti.
7. Teknik Pengumpulan Data a. Kuesioner
Kuesioner adalah seperangkat pertanyaan tertulis yang disusun oleh peneliti yang berisikan pertanyaan-pertanyaan tentang teori lima besar (big five model) dan kinerja karyawan.
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi dengan melakukan tanya jawab secara lisan dan tatap muka dengan responden.
(26)
c. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu mengadakan pencatatan langsung terhadap dokumen atau arsip yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
8. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan oleh peneliti untuk mengukur data yang telah didapat setelah penelitian yang merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner. Uji validitas dilakukan terlebih dahulu dengan memberikan kuesioner kepada 30 orang responden yang diambil dari luar sample yaitu pada beberapa Unit Pelayanan Cabang (UPC) Perum Pegadaian Medan yang berlokasi di padang bulan, pringgan dan petisah. Responden yang dipilih adalah karyawan Perum Pegadaian yang bekerja di UPC yang telah dipillih oleh peneliti. Masing-masing pertanyaan diuji dengan menggunakan product moment correlation dengan ketentuan menghubungkan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya. Masing-masing skor butir dilihat harga korelasinya dan dapat diambil keputusan sebagai berikut:
Jika thitung > ttabel maka pertanyaan tersebut valid Jika thitung < ttabel maka pertanyaan tersebut tidak valid
Jika ada butir pertanyaan yang tidak valid maka dihilangkan, kemudian dilakukan pengujian ulang sampai akhirnya semua pertanyaan dinyatakan valid.
(27)
Pada tahap penelitian lapangan, kuesioner yang berisikan 37 pertanyaan yang terdiri atas 25 pertanyaan untuk variabel bebas (teori lima besar/big five model) dan 12 pertanyaan untuk variabel terikat (kinerja karyawan) pada Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan. Berikut dapat dijelaskan 25 pertanyaan untuk variabel bebas (teori lima besar/big five model):
Tabel 1.3 Validitas Instrumen Penelitian Variabel Bebas (Teori Lima Besar/Big Five Model)
Item-Total Statistics
161,1000 506,852 ,337 ,850
160,7667 491,357 ,502 ,844
160,6333 533,551 ,084 ,857
160,3667 482,516 ,592 ,840
160,9667 475,482 ,678 ,837
160,2333 487,082 ,667 ,839
160,2667 505,926 ,685 ,842
161,5667 499,151 ,478 ,845
160,3333 488,575 ,629 ,840
160,4667 506,464 ,572 ,844
161,0667 502,616 ,438 ,846
159,7667 550,254 -,141 ,858
160,6667 514,230 ,299 ,851
161,0333 511,551 ,367 ,848
160,5000 518,397 ,302 ,850
163,0667 505,306 ,353 ,849
162,8667 511,085 ,272 ,852
162,2000 523,269 ,157 ,857
161,5000 513,569 ,252 ,853
161,2333 519,151 ,188 ,856
160,5667 493,357 ,510 ,843
160,6667 492,161 ,526 ,843
159,8333 508,351 ,493 ,845
160,7000 501,114 ,377 ,848
160,8333 490,971 ,545 ,842
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025
Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted
(28)
Kolom Corrected Item-Total Correlation pada tabel di atas merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item yang akan digunakan untuk menguji validitas instrumen. Pada signifikansi 5% dengan derajat kebebasan df=30, rtabel sebesar 0,25. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa hasil uji validitas menunjukkan bahwa pertanyaan 3, 12, 18 dan 20 tidak valid karena rhitung < rtabel. Jadi pertanyaan yang valid berjumlah 21, sedangkan pertanyaan yang gugur sebanyak 4.
Tabel 1.4 Validitas Instrumen Penelitian Variabel Bebas (Teori Lima Besar/Big Five Model)
Item-Total Statistics
134,4000 460,593 ,307 ,873
134,0667 438,961 ,550 ,864
133,6667 428,782 ,662 ,860
134,2667 427,789 ,682 ,859
133,5333 434,395 ,732 ,859
133,5667 456,806 ,692 ,864
134,8667 452,809 ,450 ,867
133,6333 442,585 ,603 ,863
133,7667 458,047 ,564 ,865
134,3667 450,102 ,485 ,866
133,9667 458,033 ,383 ,870
134,3333 463,678 ,350 ,871
133,8000 466,855 ,330 ,871
136,3667 459,344 ,321 ,872
136,1667 468,695 ,202 ,877
134,8000 469,407 ,198 ,877
133,8667 449,430 ,459 ,867
133,9667 440,102 ,572 ,863
133,1333 458,189 ,511 ,866
134,0000 445,586 ,450 ,868
134,1333 444,464 ,525 ,865
VAR00001 VAR00002 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00019 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025
Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted
(29)
Tabel 1.4 merupakan tabel hasil uji ulang validitas dari 21 pertanyaan yang valid pada uji validitas pertama. Dapat dilihat bahwa semua pernyataan telah valid, dimana rhitung > rtabel (0,25) dan layak untuk diujikan kepada responden.
Untuk 12 pertanyaan variabel terikat (kinerja karyawan) dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 1.5 Validitas Instrumen Penelitian Variabel Terikat (Kinerja Karyawan)
Item-Total Statistics
81,7333 54,823 ,494 ,844
82,2333 55,082 ,536 ,841
82,2000 53,131 ,652 ,833
81,8333 54,351 ,632 ,836
82,1000 55,679 ,681 ,836
82,0667 52,685 ,707 ,830
82,3333 60,368 ,154 ,864
82,1667 52,006 ,734 ,828
82,5000 54,121 ,651 ,835
82,3333 51,057 ,461 ,852
82,0667 54,823 ,327 ,861
81,6667 52,092 ,593 ,836
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012
Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted
Sumber: Hasil pengolahan data melalui program SPSS 14.0, diolah, 2009
Kolom Corrected Item-Total Correlation pada tabel di atas merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item yang akan digunakan untuk menguji validitas instrumen. Pada signifikansi 5% dengan derajat kebebasan df=30, rtabel sebesar 0,25
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa hasil uji validitas menunjukkan bahwa hanya pertanyaan 7 yang tidak valid karena rhitung < rtabel. Jadi pertanyaan yang valid berjumlah 11, sedangkan pertanyaan yang gugur sebanyak 1.
(30)
Tabel 1.6 Validitas Instrumen Penelitian Variabel Terikat (Kinerja Karyawan)
Ite m-Total Sta tisti cs
74,5000 52,052 ,474 ,859
75,0000 52,138 ,528 ,855
74,9667 50,585 ,618 ,849
74,6000 51,076 ,653 ,848
74,8667 52,878 ,655 ,850
74,8333 49,799 ,700 ,844
74,9333 49,651 ,687 ,844
75,2667 51,237 ,640 ,848
75,1000 47,266 ,504 ,863
74,8333 50,902 ,372 ,872
74,4333 48,668 ,623 ,848
VA R00001 VA R00002 VA R00003 VA R00004 VA R00005 VA R00006 VA R00008 VA R00009 VA R00010 VA R00011 VA R00012
Sc ale Mean if Item Deleted Sc ale Variance if Item Deleted Correc ted Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Sumber: Hasil pengolahan data melalui program SPSS 14.0, diolah, 2009
Tabel 1.6 merupakan tabel hasil uji ulang validitas dari 11 pertanyaan yang valid pada uji validitas pertama. Dapat dilihat bahwa semua pernyataan telah valid, dimana rhitung > rtabel (0,25) dan layak untuk diujikan kepada responden.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrumen penelitian. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulang kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sarwono, 2006:218). Uji reliabilitas akan dapat menunjukkan konsistensi dari jawaban-jawaban responden yang terdapat pada kuesioner. Uji ini dilakukan setelah uji validitas dan yang diuji merupakan pertanyaan-pertanyaan yang sudah valid.
(31)
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap 30 orang karyawan Unit Pelayanan Cabang Perum Pegadaian Medan, pada lokasi yang telah ditentukan dengan menggunakan software SPSS 14.0 for windows.
Tabel 1.7 Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Bebas (Teori Lima Besar/Big Five Model)
Re liability Statistic s
,87 3 21
Cr onba ch's
Alp ha N of Ite ms
Sumber: Hasil pengolahan data melalui program SPSS 14.0, diolah, 2009
Tabel 1.7 menunjukkan bahwa 21 pertanyaan dengan tingkat signifikansi 5%, koefisien alpha sebesar 0,873 ini berarti alpha = 0,873 > rtabel 0,25 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden serta dapat dijadikan sebagai instrumen penelitian.
Tabel 1.8 Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Terikat (Kinerja Karyawan)
Re liability Statistic s
,86 4 11
Cr onba ch's
Alp ha N of Ite ms
Sumber: Hasil pengolahan data melalui program SPSS 14.0, diolah, 2009
Tabel 1.8 menunjukkan bahwa 11 pertanyaan dengan tingkat signifikansi 5%, koefisien alpha sebesar 0,864 ini berarti alpha = 0,864 > rtabel 0,25 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden serta dapat dijadikan sebagai instrumen penelitian.
(32)
9. Metode Analisis Data
Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Metode Analisis Deskriptif
Merupakan suatu metode dimana data yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dianalisis kemudian diinterpretasikan sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil perhitungan. Data diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden penelitian.
b. Metode Analisis Kuantitatif
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis Faktor dan analisis regresi linier berganda.
Metode analisis faktor yaitu untuk mencari hubungan interdependensi antar variabel teori lima besar (big five model) agar dapat mengidentifikasikan dimensi-dimensi atau faktor-faktor yang menyusunnya dan melakukan pengurangan data atau dengan kata lain melakukan peringkasan sejumlah variabel teori lima besar (big five
model)menjadi kecil jumlahnya. Pengurangan dilakukan dengan melihat
interdependensi beberapa variabel yang dapat dijadikan satu yang disebut faktor sehingga ditemukan varibel-variabel teori lima besar (big five
model) atau faktor-faktor yang dominan atau penting untuk dianalisis
(33)
Metode regresi linier berganda adalah untuk melihat adanya pengaruh dan hubungan antara variabel teori lima besar yang dominan atau penting untuk dianalisa lebih lanjut terhadap variabel terikat kinerja karyawan. Metode analisis regresi linier berganda yaitu untuk memprediksi nilai dari variabel terikat yaitu kinerja karyawan dengan ikut memperhitungkan nilai variabel bebas teori lima besar yang dominan (Neuroticsm, extraversion,
agreeableness, openness dan conscientiousness), sehingga dapat diketahui
pengaruh positif atau negatif teori lima besar (big five model) terhadap kinerja karyawan.
Adapun model regresi yang digunakan adalah: Y=a+b1X1+b2X2+... +e
Dimana:
Y : Kinerja Karyawan a : Konstanta
b : Koefisien Regresi
X : Skor dimensi variabel teori lima besar (big five model) yang dominan.
e : Standar error
Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada didalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima.
(34)
c. Pengujian Hipotesis
1) Uji Signifikan Individual/Uji Parsial (uji-t)
Uji-t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas yang dominan secara individual terhadap variabel terikat. Adapun Uji-t menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
H0:b1=0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas teori lima besar (big five model) yang dominan terhadap kinerja karyawan (Y).
Ho:b1≠0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas teori lima besar (big five model) yang dominan terhadap Kinerja Karyawan (Y).
Kriteria pengambilan keputusan adalah: Ho diterima Jika thitung < ttabel pada =5% Ha diterima jika thitung > ttabel pada =5% 2) Uji Signifikan Simultan/Uji Serentak (Uji-F)
Uji-F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas teori lima besar (big five model) yang dominan mempunyai pengaruh serentak terhadap variabel terikat kinerja karyawan. Uji-F digunakan untuk melihat secara bersama-sama variabel bebas teori lima besar (big five model) yang dominan terhadap kinerja karyawan (Y).
(35)
Ho : b1 ≠ b2 ≠ ... ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas teori lima besar (big five model) yang dominan terhadap Kinerja Karyawan (Y).
3) Koefisien Determinasi (R²) / Identifikasi Determinan (R²)
Identifikasi determinan (R²) digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Identifikasi determinan (R²) berfungsi untuk mengetahui signifikan variabel, maka harus dicari koefisien determinan (R²). Koefisien determinan menunjukkan besarnya kontribusi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Semakin besar nilai koefisien determinan, maka semakin baik kemampuan variabel terikat (Y).
Jika determinan (R²) semakin besar (mendekati satu) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh yang signifikan dari variabel bebas teori lima besar (big five model) yang dominan serta variabel terikat yaitu kinerja karyawan (Y) semakin besar. Sebaliknya jika determinan (R²) semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh yang signifikan dari variabel bebas teori lima besar (big five model) yang dominan serta variabel terikat yaitu Kinerja Karyawan (Y) semakin kecil.
Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan variabel bebas teori lima besar (big five model) yang dominan serta variabel terikat yaitu kinerja karyawan (Y).
(36)
BAB II
URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu
Sumbayak (2009) dengan judul skripsi “Pengaruh Tipe Kepribadian Big Five
Personality Terhadap Coping Stress Pada Polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan”.
Penelitian ini menggunakan metode analisis faktor dan analisis jalur satu persamaan jalur. Sehingga dari analisis faktor diperoleh hasil bahwa variabel tipe kepribadian
big five personality yang dominan adalah Neuroticsm, agreeableness dan
conscientiousness. Dan di analisis lanjut dengann menggunakan metode analisis jalur
satu persamaan jalur, dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa tipe kepribadian Neuroticsm, Agreeableness dan conscientiouness secara bersamaan memberi pengaruh sebesar 58,6% terhadap coping stress, dan tipe kepribadian
extraversion memberi pengaruh sebesar 20,4% terhadap coping stress (emotion
focused coping).
Yana (2005) dengan judul skripsi “Hubungan Antara tipe Kepribadian
Introvert/Ekstrovert Dengan Rasa Malu Pada Remaja akhir Yang Mendapat
Keringanan Tidak Membayar SPP di SMA Ar.Rahman Medan”. Penelitian ini menggunakan metode analsisi regresi linier berganda. Hasil utama penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara tipe kepribadian
introvert/ekstrovert dengan rasa malu pada remaja akhir dengan nilai korelasi 0,534.
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa semakin introvert kepribadian yang dimiliki individu, maka semakin kecil rasa malu yang dialami, sebaliknya semakin
(37)
ekstrovert tipe kepribadian individu maka rasa malu yang dialami akan semakin
besar.
Furnham, Adrian; Fudge Carl (2008) dalam Jurnal Of Individual Differences meneliti “The Five Factor Model of Personality and Sales Performance”. Dari hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa individu dengan nilai Conscientiousness tinggi, Extraversion, dan Neuroticism dengan nilai rendah, melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam penjualan. Conscientiousness and Openness menunjukkan hubungan yang positif dengan penjualan, sedangkan Agreeableness menunjukkan hubungan yang negatif dengan penjualan. Namun Extraversion dan Neuroticism secara statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan.
B. Teori Lima Besar (Big Five Factor Model) 1. Sejarah Teori Lima Besar (Big Five Model)
Francis Galton merupakan orang pertama yang menyadari adanya lexical
hypotesis (suatu bentuk sifat yang diungkapkan dalam kamus). Pada tahun 1936,
Goldon Allport dan H.S. Odbert mengembangkan hipotesis tersebut. Mereka menggunakan dua kamus bahasa inggris terlengkap saat itu dan mengambil 18000 kata yang menggambarkan kepribadian dan kemudian menyempitkannya menjadi 4500 kata sifat.
Raymon Catell (1957) mengambil daftar kata Allport-Odbert dan mengurangi sinonimnya menjadi 170 kata. Tahun 1961, tupes dan Chirstal menemukan 5 faktor dari penemuan Cattel. Data ini kemudian diambil oleh Norman yang menemukan 5
(38)
faktor utama dengan nama : surgency, agreeableness, conscientiousness, emotional,
stability dan culture.
Diantara ketiga tokoh pendekatan trait (sifat), Allport, Eysenck dan Catell, terdapat pandangan mengenai penggunaan faktor analisis, mengenai jumlah dan dimensi sifat dasar yang diperlukan untuk mampu mendeskripsikan kepribadian. Perbedaan ini masih diperdebatkan selama bertahun-tahun.
Namun sejak 1980, setahap demi setahap telah ada kemufakatan terutama dalam faktor analisis. Sekarang banyak peneliti yang setuju bahwa perbedaan individu dapat terorganisir dalam istilah lima perluasan yang terkenal dengan sebutan ”Big Five” dimensi sifat karena keluasan dan tingkat keabstrakan yang luar biasa.
2. Penggolongan Trait (sifat) dalam Big Five Model
Untuk membantu Big five Model dalam trait kepribadian, terdapat tiga cakupan utama yaitu: faktor analisis sejumlah istilah trait (sifat) dalam bahasa, penelitian dimensi trait secara universal antar budaya dan hubungan antara pertanyaan-pertanyaan mengenai trait dengan pertanyaan-pertanyaan-pertanyaan-pertanyaan yang lain dan penilaian (rating).
Big Five Model dibangun dengan beberapa pendekatan yang sederhana. Dalam
Big Five Factors, dibagi atas Big yang diartikan untuk menyatakan setiap faktor
menggolongkan sejumlah trait khusus, sedangkan Factors menyatakan luas dan abstrak dalam teori kepribadian Eysenck yaitu superfactors.
(39)
6. Neuroticsm (N), merupakan penyesuaian diri dengan ketidakstabilan emosi.
Faktor ini mengenal individu yang mudah tertekan secara psikologis, ide-ide yang tidak realistic, idaman atau dorongan yang berlebihan dan respon yang mal adaptif. Adapun ciri-ciri Neuroticsm adalah:
a. Nilai tinggi.
Individu dengan neuroticsm nilai tinggi adalah individu yang memiliki rasa takut yang berlebihan, khawatir, emosional, gelisah, in adekuat, dan rasa cemas yang berlebihan.
b. Nilai rendah.
Individu dengan neuroticsm nilai rendah adalah individu yang memiliki rasa tenang, santai, tidak emosional, tabah, merasa aman, puas terhadap diri sendiri.
7. Extraversion (E), merupakan taksiran kuantitas dan intensitas interaksi
interpersonal, tingkat aktivitas, kebutuhan untuk stimulasi dan kapasitas untuk kesenangan. Adapun ciri-ciri Extraversion adalah:
a. Nilai tinggi.
Individu yang memiliki sifat Extraversion dengan nilai tinggi adalah individu yang mudah bergaul, aktif, talkative, selalu semangat, memiliki emosi yang positif, antusias, optimis, dan fun loving, affectionate.
(40)
b. Nilai rendah.
Individu yang memiliki Extraversion dengan nilai rendah adalah individu yang memiliki sifat pendiam, tenang, tidak ceria, penyendiri, orientasi tugas, pemalu, dan kurang tergantung pada dunia luar.
8. Openness (O), mendeskripsikan luas, kedalaman, kerumitan mental individu
dan pengalaman hidup. Ciri-ciri sifat Openness adalah: a. Nilai tinggi.
Individu yang memiliki sifat Openness dengan nilai tinggi adalah individu yang mempunyai minat yang besar, menghargai seni, kreatif, orisinil, imajinatif, sensitif pada keindahan dan berpandangan luas.
b. Nilai rendah.
Individu yang memiliki sifat Openness dengan nilai rendah adalah individu yang konvensional, sederhana, memiliki minat yang sempit, tidak memiliki seni, dan tidak analitis.
9. Agreeableness (A), mendeskripsikan kualitas orientasi interpersonal seseorang
secara berkesinambungan dari perasaan terharu sampai perasaan menentang dalam pikiran, perasaan dan tindakan. Adapun ciri-ciri sifat Agreeableness adalah:
a. Nilai tinggi.
Individu yang digolongkan dalam sifat ini adalah individu yang mudah percaya pada orang lain, penolong, pemaaf, mudah tertipu, jujur dan apa
(41)
b. Nilai rendah.
Individu yang memiliki sifat Agreeableness dengan nilai rendah adalah individu yang sinis, kasar, suka curiga, tidak kooperatif, pendendam, kejam, pemarah, dan suka memanipulasi.
10. Conscientiousness (C), mendeskripsikan perilaku tugas dan arah tujuan, dan
secara sosial membutuhkan impulse kontrol. Conscientiousness memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Nilai tinggi.
Conscientiousness dengan nilai tinggi adalah individu yang teratur, dapat
dipercaya, pekerja keras, disiplin, tepat waktu, teliti, rapi, ambisious dan tekun.
b. Nilai rendah.
Individu dengan Conscientiousness nilai rendah adalah individu yang tidak teratur (tanpa tujuan), tidak dapat dipercaya, malas, ceroboh, suka lalai, sembrono, kemauan yang lemah.
3. Kuisioner Kepribadian dalam Teori Lima Besar
Kuisioner telah berkembang pada setiap konsep dan hubungannya dalam teori kepribadian. Dalam tiga tahap tes yaitu konstruksi (1985), revisi (1989) dan Costa & McCrae(1992), telah berkembang kuesioner NEO-Personality Inventory Revised (NEO-PI-R) untuk mengukur kelima besar faktor kepribadian. Awalnya, hanya berfokus pada tiga faktor yaitu: neuroticsm, extraversion dan openness dalam
NEO-Personality Inventory. Selanjutnya ditambahkan lagi faktor agreeableness dan
(42)
Big Five Factor dibedakan ke dalam 6 Facet yang lebih spesifik, facet adalah sifat
atau komponen yang lebih spesifik yang memberi warna pada Big Five Factors, seperti yang telah dikemukakan pada ciri-ciri masing-masing faktor Big Five Model dengan nilai tinggi.
C. Kinerja Pegawai 1. Pengertian Kinerja
Isitilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Prestasi kerja pada umumnya dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan, pengalaman dan kesungguhan kerja dari tenaga kerja yang bersangkutan.
Kinerja pada dasarnya adalah aktivitas yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan kontribusi kepada organisasi. Perbaikan kinerja baik untuk individu maupun kelompok menjadi pusat perhatian dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi (Mathis, 2002:78).
Pengertian kinerja atau prestasi kerja diberi batasan oleh Maier (As’ad, 2001:47) sebagai kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Lebih tegas lagi Lawler and Poter menyatakan bahwa kinerja adalah: “successful role
achievement” yang diperoleh seseorang dari perbuatan-perbuatannya (As’ad,
(43)
performance) maka kemungkinan besar juga akan meningkatkan kinerja perusahaan
(corporate performance) karena keduanya mempunyai hubungan yang erat (As’ad, 2001:46-47).
Menurut Tangkilisan (2003:109) ”kinerja adalah seperangkat keluaran (income) yang dihasilkan oleh pelaksanaan fungsi tertentu selama kurun waktu tertentu”. Menurut Siswanto (2002:235) kinerja adalah prestasi yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya.
2. Indikator Kinerja
Ukuran secara kualitatif dan kuantitatif yang menunjukkan tingkatan pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah di tetapkan adalah merupakan indikator dari suatu kinerja. Indikator kinerja haruslah merupakan sesuatu yang dapat dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat bahwa kinerja setiap hari dalam perusahaan dan perorangan terus mengalami peningkatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Menurut Mathis (2002:78), kinerja pegawai mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi yang antara lain termasuk:
a) Kuantitas kerja, merupakan volume kerja yang dihasilkan di atas kondisi normal.
b) Kualitas kerja, merupakan kerapian, ketelitian, dan keterkaitan hasil dengan tidak mengabaikan volume pekerjaan.
c) Pemanfaatan waktu, merupakan penggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan kebijaksanaan perusahaan.
(44)
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Para pimpinan organisasi sangat menyadari adanya perbedaan kinerja antara satu karyawan dengan karyawan lainnya yang berada dibawah pengawasannya. Secara garis besar, perbedaan kinerja ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor individu dan situasi kerja.
Menurut Gibson (1999:53), ada tiga perangkat variabel yang mempengaruhi kinerja atau prestasi kerja seseorang, yaitu:
1. Variabel Individua l, terdiri dari: a) Kemampuan dan Keterampilan
Kondisi mental dan fisik seseorang dalam menjalankan suatu aktivitas atau pekerjaan.
b) Latar belakang
Kondisi dimasa lalu yang mempengaruhi karakteristik dan sikap mental seseorang, biasanya dipengaruhi oleh faktor keturunan serta pengalaman dimasa lalu.
c) Demografis
kondisi kependudukan yang berlaku pada individu atau karyawan, dimana lingkungan sekitarnya akan membentuk pola tingkah laku individu tersebut berdasarkan adat atau norma sosial yang berlaku.
2. Variabel Organisasional, terdiri dari: a) Sumber Daya
(45)
b) Kepemimpinan
Suatu seni mengkoordinasi yang dilakukan oleh pimpinan dalam memotivasi pihak lain untuk meraih tujuan yang diinginkan oleh organisasi.
c) Imbalan
Balas jasa yang diterima oleh pegawai atau usaha yang telah dilakukan di dalam proses aktivitas organisasi dalam jangka waktu tertentu secara intrinsik maupun ekstrinsik.
d) Struktur
Hubungan wewenang dan tanggungjawab antar individu di dalam organisasi, dengan karakteristik tertentu dan kebutuhan organisasi.
e) Desain Pekerjaan
Job Description yang diberikan kepada pegawai, apakah pegawai dapat
melakukan pekerjaan sesuai dengan job description. 3. Variabel Psikologis, terdiri dari:
a) Persepsi
Suatu proses kognitif yang digunakan oleh seseorang untuk menafsirkan dan memahami dunia sekitarnya.
b) Sikap
Kesiapsiagaan mental yang dipelajari dan diorganisir melalui pengalaman dan mempunyai pengaruh tertentu atas cara tanggap seseorang terhadap orang lain.
(46)
c) Kepribadian
Pola perilaku dan proses mental yang unik, mencirikan seseorang. d) Belajar
Proses yang dijalani seseorang dari tahap tidak tahu menjadi tahu dan memahami akan sesuatu terutama yang berhubungan dengan organisasi dan pekerjaan.
4. Hubungan Teori Lima Besar (Big Five Model) dengan Kinerja Karyawan
Kinerja karyawan menunjukkan prestasi yang dicapainya selama bekerja sesuai dengan ketetapan perusahaan. Kinerja karyawan dapat dipengaruhi oleh karakteristik kepribadian yang dimiliki karyawan tersebut (Gibson : 1999). Perbedaan karakteristik kepribadian setiap karyawan mampu memperlihatkan kinerja karyawan yang berbeda pula.
Menurut ahli psikologi McCrae & Costa dalam Pervin (2005:257) menyatakan bahwa kepribadian adalah asosiasi dari berbagai latar belakang yang manusia pilih dan bagaimana mereka menggunakannya dalam pekerjaan. Teori Lima Besar (big five model) sangat berguna dalam menentukan performa yang akan mendukung kinerja karyawan.
(47)
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Berdirinya Perum Pegadaian
Lahirnya Perum Pegadaian di Indonesia ditandai dengan berdirinya Bank
Van Leening pada masa VOC pada tahun 1746. Lembaga ini mempunyai tugas
memberikan pinjaman uang kepada masyarakat dengan jaminan gadai. Sampai sekarang pegadaian telah mengalami 5 zaman pemerintahan yaitu:
1. Pegadaian pada masa VOC (1764 – 1811) 2. Pegadaian pada masa penjajahan Inggris (1811 – 1816) 3. Pegadaian pada masa penjajahan Belanda (1816 – 1942) 4. Pegadaian pada masa penjajahan Jepang (1942 – 1945) 5. Pegadaian pada masa Kemerdekaan (1945 – sekarang)
1. Pegadaian Pada Masa VOC (1746 – 1811)
Pegadaian ketika Indonesia di bawah kekuasaan Vereenidge Qest Indische
Compagnie (VOC), Bank Van Leening pun ikut dibawa ke Indonesia. Dengan surat
keputusan Gubernur Jenderal Van Imhoff tertangggal 20 Agustus 1746 dengan resma didirikan statu bank Van Leening yang pertama di Indonesia yaitu di Yakarta (Batavia). Bank ini didirikan dalam bentuk kerjasama antara VOC dengan swasta lainnya yaitu dengan ₤ 500.000 (2/3 dari VOC dan 1/3 dari swasta) di samping menjalankan usaha pemberian kredit berdasarkan gadai, juga memberikan jasa Bank Wesel.
(48)
2. Pegadaian Pada Masa Pemerintahan Inggris (1811 – 1816)
Pada masa penjajahan Inggris (1811) Bank Van Leening ini dihapuskan. Hal ini menurut keputusan Reffles yang berpendapat bahwa tidak wajar bagi suatu bank diusahakan oleh pemerintah. Sebagai gantinya diadakan suatu ketentuan bahwa setiap orang boleh mendirikan pegadaian swasta asal mendapat izin (Licentie) dari penguasa daerah setempat. Licentielsel ini diperkirakan akan menguntungkan pemerintah, namun yang terjadi sebaliknya dan pemegang licentie menggunakan kesempatan ini mengadakan praktik riba yang sangat merugikan rakyat, karena dari usahanya tersebut ingin memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Dengan kata lain licentielsel ini justru malah menghidupkan usaha-usaha lintah darat. Kemudian pada tahun 1814 Licentielsel tersebut diganti dengan Pachstelsel, yaitu hak mendirikan pegadaian diberikan kepada umum dengan penawaran yang paling tinggi (Openbaar
Verpacht) yaitu bahwa setiap orang boleh menerima gadai asal saja sanggup
membayar sejumlah uang tertentu kepada pemerintah.
3. Pegadaian Pada masa Penjajahan Belanda (1816 – 1942)
Kemudian Pachstelsel tersebut di atas (1843) telah dijalankan di seluruh Indonesia kecuali di daerah Priangan dan Verstenladen (Surakarta dan Yogyakarta). Pada tahun 1949 rente-terief (tarif bunga) ditetapkan oleh pemerintah dengan
Pachsetsel ditetapkan sebagai monopoli, yang berarti bahwa seorang pemegang
(49)
harganya tidak lebih dari seratus rupiah dengan menerima gadai atau dengan bentuk jual beli dengan hak membeli kembali atau dengan bentuk persetujuan komisi, dipidana dengan kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda sebanyak-banyaknya lima belas ribu rupiah”
Setelah mendapatkan suatu kesimpulan bahwa hasil uang pinjaman dari pegadaian menunjukkan hal-hal yang menguntungkan maka disarankan bahwa untuk membasmi lintah darat tersebut, harus dilakukan pemerintah. Dengan keputusan pemerintah (Staatblad No. 131 tanggal 12 Maret 1901) maka mulai tanggal 1 April 1901 dibukalah pegadaian negara yang pertama di Indonesia yaitu di Sukabumi.
Demikianlah sejarah timbulnya Pegadaian di Indonesia setelah di Sukabumi diikuti pada tahun 1902 dibuka pegadaian negara kedua di Cianjur, kemudian pada tahun 1903 dibuka pegadaian negara di Purworejo, Bogor, Tasikmalaya, Cikaka (Bandung) dan Cimahi. Dengan Staatsblad tahun 1930 No. 266 Jawatan Pegadaian dijadikan perusahaan negara dalam arti pasal 2 IBW (Indonesce Bedrijivenwet)
Staatsblad tahun 1927 No. 419, sehingga dengan demikian bahwa kekayaan negara
yang tertanam di dalam usaha jawatan pegadaian diadministrasikan terpisah dari bagian kekayaan lainnya.
4. Pegadaian Pada Masa Penjajahan Jepang (1942 – 1945)
Setelah Jepang menduduki Indonesia pada tanggal 8 Maret 1942, maka pada pertengahan tahun 1942 kantor Pusat Jawatan Pegadaian dipindahkan dari JL. Kramat No. 162 ke Jl. Kramat No.132 dengan alasan akan dijadikan tempat tawanan perang. Barang-barang yang digadaikan pada saat itu adalah barang-barang emasa dan permata kepunyaan rakyat yang harus dijual kepada tentara atau Nippon. Sedangkan
(50)
lelang barang-barang emas dan permata dihapuskan dan pada tahun 1943 barang logam lainnya juga tidak dilelang. Akibatnya rakyat semakin melarat dan tidak mempunyai barang-barang berharga lagi, sehingga pegadaian pada masa itu praktis hampir tidak berfungsi lagi. Pada waktu itu pemerintah Jepang mengeluarkan uang sehingga uang yang beredar adalah uang Jepang.
5. Pegadaian Pada Masa Kemerdekaan (1945 – sekarang)
Pegadaian pada masa kemerdekaan dapat dibagi sebagai berikut:
a) Jawatan Pegadaian pada zaman Republik Indonesia (Perjuangan) tanggal 17 Agustus 1945 sampai dengan 27 Desember 1949 (Penyerahan Kedaulatan). b) Jawatan Pegadaian pada zaman RIS tanggal 27 Desember 1949 sampai
dengan 17 Agustus 1950.
c) Jawatan Pegadaian dalam Negara Kesatuan RI 17 Agustus 1950 sampai dengan sekarang.
Berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia tahun 1961 N o. 178 tanggal 3 Mei 1961 (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1961 No. 209), status sebagai Jawatan Pegadaian berubah menjadi Perusahaan Negara Pegadaian. Status sebagai Perusahaan Negara, Pegadaian ini hanya bertahan sampai tahun 1969. Pada tahun 1969 keluar Undang-undang Republik Indonesia tahun 1969 (Lembaran Negara tahun 1969 No. 40, Lembaran-lembaran Negara No. 2890), menjadi Undang-undang Lembaran tahun 1969 tambahan Lembaran Negara No. 2904. Undang-Undang-undang ini mengatur bentuk-bentuk usaha negara menjadi 3 bentuk yaitu : PERJAN,
(51)
Sejalan dengan ketentuan dalam Undang-undang tersebut maka ditetapkan status pegadaian melalui Peratuan Pemerintah No. 7 tahun 1969 menjadi Perusahaan jawatan (PERJAN) Pegadaian. Dengan penyesuaian bentuk usaha tersebut, maka kekayaan Perusahaan Negara Pegadaian beralih kepada Perjan Pegadaian. Pada tahun 1990 dikeluarkanlah Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1990 tanggal 10 April 1990 yang mengatur perubahan bentuk Perjan Pegadaian menjadi Perusahaan Umum (PERUM) Pegadaian (Lembaran Negara tahun 1990 No.14).
Untuk mengatur kembali peraturan tentang Perusahaan Umum Pegadaian dengan Peraturan Pemerintah, maka diterbitkanlah Peraturan Pemerintah No.103 tahun 2000 tanggal 10 November 2000 tentang Perusahaan Umum Pegadaian. Dan Perum Pegadaian Kantor wilayah I Medan ini berdiri pada tahun 1967 yang berlokasi di Jl. Pegadaian No. 112 medan dan telah beroperasi selama 39 tahun sampai dengan sekarang.
B. Fungsi, Kedudukan dan Status Hukum Perum Pegadaian 1. Fungsi Perum Pegadaian
Sebagai salah satu lembaga keuangan non bank yang ada di Indoneia Perum pegadaian berfungsi untuk mengelola dana yang ada kepada masyarakat dengan penyaluran atau pemberian kredit gadai dengan tingkat bunga (sewa modal) relatif rendah guna membantu masyarakat yang mengalamai kesulitan keuangan.
(52)
2. Kedudukan Perum Pegadaian
Perum Pegadaian merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berada di bawah Departemen Keuangan. Eprum Pegadaian dipimpin oleh Dewan Direksi dimana pembinaanya dilakukan oleh Menteri Negara BUMN dan pengawasannya dilakukan oleh Dewan Pengawas.
3. Status Hukum Perum Pegadaian
Pada tahun 1961 Perum Pegadaian berubah menjadi perusahaan negara yang semula berstatus Jawatan kemudian pada tahun 1969 berubah menjadi Perusahaan Jawatan (PERJAN) dan pada tahun 1990 berubah menjadi Perusahaan Umum (PERUM) Pegadaian sampai saat ini.
C. Visi dan Misi Perum Pegadaian 1. Visi Perum Pegadaian
Visi yang memiliki makna antara lain sasaran pokok yang ingin dicapai perusahaan, yang merupakan target keinginan para stockholder agar mendapatkan nilai tambah yang diberikan perusahaan, serta karakteristik pasar yang dilayani maupun bisnis yang dilakukan. Visi ini misi sejalan dengan tujuan perusahaan, seperti yang tertuang dalam peraturan pemerintah No. 103/2000 dengan rumusan yaitu: Pegadaian pada tahun 2010 menjadi perusahaan yang modern, dinamis dan inovatif dengan usaha utama jasa gadai”.
(53)
langkah awal, saat ini seluruh kantor-kantor pelayanan pegadaian sudah komputerisasi serta terpasang jeringan Internet.
2. Misi Perum Pegadaian
Sebelum menentukan arah perusahaan, sasaran preusan dan strategi pokok maka perlu ditentukan dahulu misi Perum Pegadaian pada satu tapan Rencana Jangka Panjang (RJP) yang sudah ditentukan. Misi perusahaan menerangkan untuk apa tujuan perusahaan didirikan, dan berdasarkan sejarah Perusahaan serta prospek perusahaan dalam periode 2001 – 2010, maka dirumuskan misi perusahaan sesuai yang ditetapkan Pemerintah pada PP No. 103 tahun 2000, yaitu : “Ikut membangun program pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat golongan menengah ke bawah melalui kegiatan utama berupa penyaluran kredit gadai dan melakukan usaha lain yang menguntungkan”.
D. Sifat, Tujuan dan Usaha Perum Pegadaian
Di dalam PP No. 10/1990 diatur mengenai sifat, tujuan dan usaha Perum Pegadaian adalah:
1. Sifat Usaha Perum Pegadaian
Sifat usaha Perum Pegadaian adalah menyediakan pelayanan bagi pemanfaatan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan usaha.
(54)
2. Tujuan Perum Pegadaian
a) Turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan program pemerintah bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya melalui penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai. b) Mencegah praktik ijon, pegadaian gelap, rentenir dan pinjaman tidak
wajar lainnya.
3. Usaha Perum Pegadaian
Usaha yang dilakukan Pegadaian adalah sebagai berikut:
a) Menyalurkan uang pinjaman atas dasar hukum gadai dengan cara yang mudah, aman, Herat dan cepat.
b) Usaha-usaha yang lainnya yang berhubungan dengan tujuan perusahaan.
E. Makna Logo dan Motto Perum Pegadaian
Di dalam logo Perum Pegadaian yang bergambar pohon rindang dan timbangan terkandung sifat, usaha dan tujuan umum Perum Pegadaian serta sebutan “Pegadaian”.
(55)
Sumber: Perum Pegadaian Kantor Wilayah 1 Medan Gambar 3.1.Logo Perum Pegadaian
Adapun makna yang terkandung dalam LOGO tersebut adalah:
1. Logo Lambang terdiri dari:
a) Pohon rindang berwarna hijau, bermakna: - Melindungi dan membantu
- Senantiasa tumbuh dan berkembang - Warna hijau melambangkan keteduhan b) Timbangan berwarna hitam bermakna:
- Keseimbangan dan keterbukaan dalam memberikan pelayana - Kejujuran
2. Logo ”Pegadaian” berstruktur miring bermakna:
a) Sederhana : Kepastian dan kemudahan b) Dinamis : Terus bergerak maju
c) Huruf balok : Melambangkan keteduhan dan kekokohan
Motto yang ditampilkan ”Mengatasi Masalah Tanpa Masalah”, yang bermakna bahwa Perum Pegadaian sebagai salah satu perusahaan di bidang jasa
(56)
mampu mengatasi masalah keuangan dengan cara yang mudah dan waktu yang relatif singkat. Cara pelayanannya yang sederhana dan target operasionalnya yang melayani nasabah dari berbagai kalangan masyarakat, menjadikan Perum Pegadaian sebagai alternatif dalam mengatasi masalah keuangan tanpa mengalami masalah. Jadi dengan menyertakan kartu Tanda Pegnenal (KTP) maka setiap nasabah dapat memperoleh pinjaman dalam waktu yang relatif singkat. Maka atas dasar inilah Perum Pegadaian dapat menjadi suatu bagian yang penting dalam kehidupan perekonomian.
Sebagai rasa kerja yang kuat Perum Pegadaian juga mempunyai etos/budaya kerja yang menanggulangi setiap bentuk pelayanan kepada masyarakat sehingga sanggup mengatasi setiap permasalahan keuangan yang timbul.
Adapun etos kerja tersebut dikenal dengan sebutan ”Si INTAN” yang bila dijabarkan lebih luas akan memberikan makna yang dalam yaitu:
Inovatif : Penuh gagasan, kreatif, aktif dan menyukai tantangan. Nilai moral yang tinggi : Taqwa, jujur, berbudi luhur dan loyal.
Terampil : Sopan santun dan berkepribadian menawan. Adi layanan : Pelayanan yang adil agar nasabah merasa puas.
Nuansa Citra : BussinesOriented, costomer satisfaction dan selalu mengembangkan diri sendiri.
(57)
F. Struktur Organisasi Perum Pegadaian
Struktur menggambarkan susunan atau komposisi dengan meletakkan dasar hubungannya dengan bagian-bagian satu sama lain dalam bentuk (susunan) itu. Struktur dituangkan berbentuk organisasi sebagai wadahnya. Perum Pegadaian sebagai suatu perusahaan memiliki struktur organisasi dalam operasional.
Dengan adanya struktur organisasi, maka setiap bagian/seksi dapat menempatkan diri dengan baik sesuai spesialisasi pekerjaan, tanggungjawab dan wewenang setiap bagian/divisi.
1. Tugas, Wewenang dan Tanggungjawab Perum Pegadaian
Organisasi perusahaan disusun 3 tingkat yaitu: a) Kantor Pusat
1) Direksi
2) Direktur Keuangan
3) Direktur Operasional dan Keuangan 4) Direktur Umum
5) Balai Pendidikan dan Pelatihan 6) Status Pengawas Intern (SPI) b) Kantor Wilayah
Kantor wilayah dipimpin oleh seorang kepala yang diangkat dan bertanggung jawab melaksanakan pengelolaan kegiatan perusahaan di wilayah serta membantu tugas-tugas kantor pusat sesuai dengan wewenang yang dilimpahkan oleh Dewan Direksi.
(58)
1) Menyusun rencana kerja kantor wilayah agar pelaksanaan dan kegiatan perusahaan berjalan lancar dan terpadu.
2) Mengkoordinasi kepengurusan, pengelolaan dan pengawasan kegiatan, operasional perusahaan berdasarkan peraturan yang berlaku dalam rangka meningkatkan dan mengamankan omset perusahaan.
3) Mengkoordinasikan kepengurusan keuangan dan pembukuan kegiatan operasional di daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka tertib administrasi keuangan daerah.
3. Bagian-bagian yang terdapat pada Organsiasi
a) Kantor Wilayah
1) Bagian Operasional dan pemasaran
Seksi operasional dan pemasaran mempunyai tugas mengawasi dan memantau kegiatan jasa operasional, jasa pegadaian dan usaha lain serta melakukan pemasaran
2) Bagian Keuangan
Seksi keuangan mempunyai tugas melaksanakan dan mengatur anggaran pembukuan dan pembendaharaan di kantor.
3) Bagian Sumber Daya Manusia
Mempunyai tugas mengurus administrasi pegawai, gaji dan kesejahteraan pegawai kantor wilayah dan kantor cabang.
(59)
4) Bagian Logistik
Seksi umum mempunyai tugas tata usaha dan rumah tangga, bangunan, sarana serta kehumasan di kantor wilayah dan di kantor cabang.
5) Inspektur wilayah
Inspektur wilayah membantu kanwil (kantor wilayah) dalam mengadakan penilaian atau sistem pengendalian yang telah ditetapkan oleh Direksi atau Kakanwil, pelaksanaannya serta memberikan saran-saran dan penindakan.
b) Kantor Cabang
Kantor cabang dipimpin oleh Manajer Cabang dan bertanggung jawab pada Direksi melalui pimpinan wilayah.
Kantor Cabang mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Menyalurkan uang pinjaman pada masyarakat atas dasar hukum gadai dan melaksanakan usaha lain.
2) Mengurus penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran modal kerja dalam bentuk kas atau bank.
3) Mengurus penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran barang jaminan. 4) Menyelengarakan pembukuan penyusunan anggaran, pembinaan
kepegawaian, tata usaha dan laporan kegiatan cabang.
5) Mengurus dan memelihara kekayaan perusahaan yang ada di kantor cabang.
(60)
6) Mewakili kepentingan perusahaan baik ke dalam maupun ke luar berdasarkan wewenang yang dilimpahkan kepada kantor wilayah. 7) Memelihara hubungan baik dengan nasabah dan pihak lain dalam
mengembangkan perusahaan.
G. Kegiatan Usaha Perum Pegadaian 1. Usaha Pokok Kredit Gadai
Kredit gadai hádala fasilitas pinjaman berdasarkan hukum gadai dengan prosedur pelayanan mudah, aman dan cepat. Dengan usaha kredit gadai ini, pegadaian melindungi masyarakat yang tidak mempunyai akses ke dalam industri perbankan sehingga terhindar dari praktek pemberian uang pinjaman yang tidak wajar. Pelayanan yang sederhana juga melindungi masyarakat dari prosedur dan persyaratan kredit yang berbelit dan menyusahkan dan tidak dapat dipenuhi oleh masyarakat kecil. Hampir semua barang bergerak dapat dijadikan jaminan kredit. Misalnya emas, barang elektronik, mobil, sepeda, sepeda motor, alat-alat rumah tangga (barang pecah belah, rantang, gerabah) dan kain. Fasilitas pinjaman ini umumnya diberikan kepada petani, nelayan, industri kecil, pedagang, mahasiswa dan ibu-ibu rumah tangga, pegawai negeri.
(61)
2. Usaha Jasa Titipan
Jasa titipan adalah fasilitas semacam safe deposit box yang ditawarkan oleh Pegadaian kepada masyarakat dengan maksud untuk melindungi surat-surat dan barang-barang berharga lainnya bila pemiliknya meninggalkan rumah atau menghendaki perlindungan yang lebih aman dibanding disimpan di rumah.
3. Usaha Persewaan Gedung
Usaha persewaan gedung adalah upaya pemanfaatan asset secara optimal. Gedung bersejarah bekas Kantor Pusat Pegadaian direhab sedemikian rupa sebagai Auditorium Kantor Pusat dengan nama Gedung Langen Palikrama.
4. Usaha Jasa Taksiran/ Sertifikasi
Jasa taksiran ditawarkan oleh Pegadaian kepada masyarakat dengan maksud untuk melindungi masyarakat dari kemungkinan pemalsuan para penjual barang-barang perhiasan emas permata.
(62)
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Deskriptif
Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini adalah kuesioner. Adapun jumlah pertanyaan seluruhnya adalah 37 pertanyaan yang terdiri dari 25 pertanyaan untuk variabel teori lima besar (big five model) sebagai variabel X dan 12 pertanyaan untuk variabel kinerja (variabel Y). sebagaimana tujuan dari penelitian ini, kuesioner disebarkan kepada responden berisikan pertanyaan – pertanyaan mengenai Analisis Pengaruh Teori Lima Besar (Big Five Model) Terhadap Kinerja Karyawan Pada Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan. Dari kuesioner tersebut juga dapat diperoleh gambaran umum responden pada penelitian ini. Berikut ini adalah gambaran umum responden penelitian ini.
1. Karakteristik Responden
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.1 Distribusi Usia Responden Penelitian Karyawan Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan
USIA JUMLAH PERSENTASI (%)
21-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun 51-60 tahun
13 orang 18 orang 6 orang 4 orang
31,71 43,90 14,63 9,76
(1)
Lingkarilah angka yang menurut Bapak/I paling tepat untuk setiap pernyataan dibawah ini.
I. Pernyataan Teori Lima Besar (Big Five Model)
Extraversion
1 Saudara aktif dalam kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2
Bila atasan tidak ada di tempat Saudara mampu melakukan pekerjaan dengan baik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 3
Saudara berani mengambil keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan, bila atasan tidak ada di tempat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 4 Saudara selalu berani menyatakan ide-ide kreatif pada atasan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Agreeableness
5
Saudara selalu mendahulukan kepentingan perusahaan daripada kepentingan pribadi.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 6
Saudara mau bekerjasama dengan rekan sekerja dalam menyelesaikan pekerjaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 7
Saudara tidak pernah memberitahu informasi rahasia perusahaan kepada orang yang bukan rekan sekerja
1 2 3 4 5 6 7 8 9 8 Saudara tidak memaksakan kehendak dalam bekerja
1 2 3 4 5 6 7 8 9 9
Saudara suka membagikan informasi-informasi yang berhubungan dengan pekerjaan pada rekan sekerja dalam satu divisi
(2)
Conscientiousness
10
Saudara mampu menyelesaikan pekerjaan lebih baik dari ketetapan perusahaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 Saudara dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 12
Saudara selalu berusaha untuk memberikan hasil pekerjaan yang terbaik bagi perusahaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 13
Saudara selalu melakukan pekerjaan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Neuroticism
14 Saudara tidak terburu-buru dalam melakukan suatu pekerjaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 15 Saudara merasa puas dengan pekerjaan yang dilakukan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 16 Saudara selalu merasa nyaman dengan kondisi lingkungan pekerjaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Openness
17 Saudara suka mencari informasi-informasi tentang perkembangan teknologi 1 2 3 4 5 6 7 8 9
18
Saudara mempergunakan waktu istirahat untuk menambah pengetahuan tentang pekerjaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 19 Saudara mengetahui perkembangan teknologi dengan baik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 20 Saudara selalu mempergunakan waktu bekerja dengan maksimal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 21 Saudara mau menerima pendapat dari atasan
(3)
II. Pertanyaan Kinerja Karyawan Kuantitas Kerja
1 Saudara mempunyai target kinerja yang harus dicapai
1 2 3 4 5 6 7 8 9
2 Saudara selalu mencapai standar kinerja yang ditetapkan oleh perusahaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
3
Target kinerja yang Saudara tetapkan sesuai dengan standar kinerja perusahaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kualitas Kerja
4 Saudara mempunyai target kinerja yang harus dicapai dalam suatu periode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 5 Saudara selalu mencapai standar kinerja yang ditetapkan perusahaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 6 Saudara selalu bekerja sesuai dengan prosedur perusahaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pemanfaatan Waktu
8 Dalam bekerja Saudara selalu berusaha memanfaatkan waktu dengan baik 1 2 3 4 5 6 7 8 9
9 Saudara selalu bekerja sesuai target yang ditetapkan perusahaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kerjasama
10 Dalam melakukan pekerjaan, Saudara membutuhkan rekan sekerja
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 Saudara dapat bekerjasama dengan orang lain
1 2 3 4 5 6 7 8 9 12 Saudara memiliki hubungan yang baik dalam lingkungan pekerjaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
(4)
1 6 8 8 8 6 8 8 7 7 7 6 8 5 7 7 6 5 8 3 4 7 7 8 7 6 8 8 7 7 8 6 8
2 6 9 8 8 9 8 7 6 9 7 7 9 9 2 9 8 3 2 8 4 2 5 9 8 2 8 7 8 8 8 8 8
3 9 7 8 8 6 8 8 8 9 8 5 8 3 3 3 7 6 8 3 8 9 7 8 8 7 9 7 7 8 8 6 5
4 5 3 1 3 3 5 5 3 5 5 8 9 8 9 8 9 9 8 8 8 8 8 5 8 5 6 6 7 6 7 6 8
5 8 4 8 8 8 9 9 5 9 8 6 8 9 6 6 5 5 5 5 8 8 8 8 7 8 7 6 7 6 7 6 9
6 3 8 5 9 3 8 6 5 7 8 4 8 6 4 4 3 2 4 6 2 2 3 7 8 9 6 5 8 9 6 7 7
7 8 6 5 9 4 8 6 5 7 5 5 7 6 7 6 3 3 4 3 5 7 7 8 8 7 7 7 6 6 7 7 7
8 3 8 7 7 4 8 9 8 9 8 9 9 9 8 9 4 4 8 8 2 8 4 9 9 8 9 8 8 9 8 8 9
9 7 8 7 7 7 7 7 6 8 7 7 8 8 7 8 7 4 4 7 7 7 6 8 7 6 7 8 8 8 7 7 7
10 8 6 6 9 8 8 8 4 9 8 2 8 9 6 6 2 5 5 7 7 9 9 9 8 9 7 7 5 8 6 6 6
11 8 8 8 3 8 8 7 4 8 7 7 8 7 7 4 4 7 7 4 7 4 4 7 7 7 7 6 5 7 6 6 6
12 7 8 8 9 8 8 8 4 8 8 8 9 8 8 8 8 8 7 8 9 9 8 8 8 8 8 7 7 8 7 8 7
13 2 1 9 1 1 1 5 5 6 5 1 9 1 6 5 2 2 9 9 9 5 1 5 1 5 9 7 5 6 7 7 7
14 9 3 3 3 3 8 8 3 3 3 9 9 8 8 8 1 1 1 8 9 9 9 2 2 2 9 7 7 8 7 8 7
15 8 8 7 7 7 8 7 6 7 7 7 7 8 7 6 3 3 3 4 4 8 8 9 8 8 8 8 8 7 8 7 7
16 7 3 3 8 6 9 8 7 8 6 8 5 8 8 5 6 6 8 8 9 8 9 9 9 9 8 8 8 8 8 8 8
17 8 3 9 4 5 3 4 6 3 5 3 8 5 3 6 3 9 6 3 5 6 3 8 6 4 8 8 8 8 8 8 8
18 7 8 9 9 9 8 8 8 8 8 6 8 3 5 9 8 2 3 6 7 8 8 9 8 8 9 9 8 8 8 8 8
19 9 8 9 9 9 9 9 9 9 9 8 8 8 8 8 4 4 4 8 7 7 7 7 9 8 8 7 7 8 7 8 7
20 4 8 8 8 8 4 7 2 2 9 8 8 9 4 9 2 2 2 2 2 2 8 8 2 2 8 8 8 8 8 8 8
21 4 8 8 9 8 8 7 9 8 8 7 8 7 8 8 7 8 8 8 3 7 7 8 8 7 9 8 8 8 8 8 8
22 9 8 7 9 9 8 8 7 8 8 7 8 7 8 9 4 7 6 9 8 9 9 9 8 8 9 8 8 9 8 8 6
23 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 8 9 4 4 9 9 9 9 9 9 1 9 9 8 9 9 9 9 8
24 4 8 8 8 8 8 7 8 8 8 7 7 7 7 9 3 3 3 4 7 8 8 7 8 8 9 8 8 8 8 8 8
25 9 9 7 9 9 8 8 7 8 8 7 8 7 8 8 4 7 7 8 9 9 9 9 8 7 9 8 8 9 8 9 8
26 4 8 7 7 7 9 7 3 9 7 7 8 8 9 8 3 7 3 2 8 8 8 9 6 6 7 8 7 7 8 8 6
27 7 8 8 6 8 6 7 6 6 7 8 7 6 7 7 6 5 6 6 7 8 8 8 8 9 8 8 8 8 7 9 7
28 7 8 6 8 7 8 8 7 6 8 8 7 7 7 8 6 7 6 8 8 7 7 7 7 8 6 5 7 7 7 7 7
(5)
ANALISIS FAKTOR
KMO a nd Bartlett's Te st
.519 24.160 10 .007 Kaiser-Mey er-Olkin Measure of Sampling
Adequacy.
Approx . Chi-Square df
Sig. Bartlet t's Test of
Sphericity
Anti-image Matrices
.654 -.074 -.357 .062 -.052
-.074 .872 -.073 -.215 -.221
-.357 -.073 .657 .095 .041
.062 -.215 .095 .857 .234
-.052 -.221 .041 .234 .874
.559a -.098 -.545 .082 -.069
-.098 .453a -.096 -.249 -.253
-.545 -.096 .544a .126 .054
.082 -.249 .126 .472a .270
-.069 -.253 .054 .270 .465a
Extraversion Agreeableness Conscientiousness Neuroticism Openness Extraversion Agreeableness Conscientiousness Neuroticism Openness Anti-image Covariance
Anti-image Correlation
Extraversion
Agreeabl eness
Conscienti
ousnes s Neuroticism Openness
Measures of Sampling Adequacy(MSA) a.
Comm una litie s
1.000 .767
1.000 .817
1.000 .789
1.000 .802
1.000 .841
Ex traversion Agreeableness Consc ientiousness Neurot icism Openness
Initial Ex trac tion
(6)
Component Matrixa
.817 .040 -.314
.361 .771 .304
.794 .012 -.398
-.418 .745 -.269
.433 -.021 .808
Extraversion Agreeableness Conscientiousness Neuroticism Openness
1 2 3
Component
Extraction Method: Principal Component Analys is. 3 components extracted.
a.
KMO a nd Bartlett's Te st
.500 15.350 1 .000 Kaiser-Mey er-Olkin Measure of Sampling
Adequacy.
Approx . Chi-Square df
Sig. Bartlet t's Test of
Sphericity
Anti-im age Matrices
.671 -.385
-.385 .671
.500a -.573
-.573 .500a
Ex traversion Consc ientiousness Ex traversion Consc ientiousness Anti-image Covariance
Anti-image Correlation
Ex traversion
Consc ienti ousnes s
Measures of S ampling Adequac y(MSA) a.
Communalities
1.000 .787
1.000 .787
Extraversion Conscientiousness
Initial Extraction