Latar Belakang Historis Dan Perkembangan Kota Medan Latar Belakang Historis Dan Perkembangan Kota Medan

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN

2.1 Latar Belakang Historis Dan Perkembangan Kota Medan

Dari hasil penelaahan yang dilakukan oleh tim sejarah rekonstruksi kota Medan, menghasilkan kesimpulan tentang latar belakang historis kota Medan yaitu, bahwa kota Medan didirikan oleh guru Patimpus Sembiring yang berasal dari etnis Karo. Setelah melakukan beberapa pertimbangan tentang berdirinya kota Medan, akhirnya disimpulkan bahwa kota Medan berdiri tanggal 1 Juli 1590, maka tanggal 1 Juli dijadikan sebagai hari ulang tahun kota Medan, 9 Keadaan Medan pertama kalinya adalah hanya sebuah perkampungan, yang berfungsi sebagai tempat pemukiman beberapa orang manusia, dan semakin lama jumlah penduduk yang menempati sekitar perkampungan dan pantai semakin besar, sehingga Medan menjadi sebuah perkampungan yang dihuni oleh beragam etnis. yang dirayakan setiap tahunnya. Keadaan keagamaan masyarakat pada awal-awal berdirinya Medan masih tergolong sebagai masyarakat yang sistem kepercayaannya masih menganut kepercayaan kepada penguasa alam atau roh nenek moyang. Agama sama sekali belum masuk kewilayah Medan. Hal ini membuktikan, bahwa agama yang ada di Medan hingga sampai saat ini telah mengalami banyak proses, dari awal masuk hingga berkembang seperti saat ini. Semakin beragam dan banyaknya suku pendatang yang datang ke Medan ternyata berakibat terhadap perkembangan kota. Medan segera menjadi sebuah 9 Pemerintah Kota Medan, Profil Kota, Medan: Pemko, 2004. hlm. 34. Universitas Sumatera Utara BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN

2.1 Latar Belakang Historis Dan Perkembangan Kota Medan

Dari hasil penelaahan yang dilakukan oleh tim sejarah rekonstruksi kota Medan, menghasilkan kesimpulan tentang latar belakang historis kota Medan yaitu, bahwa kota Medan didirikan oleh guru Patimpus Sembiring yang berasal dari etnis Karo. Setelah melakukan beberapa pertimbangan tentang berdirinya kota Medan, akhirnya disimpulkan bahwa kota Medan berdiri tanggal 1 Juli 1590, maka tanggal 1 Juli dijadikan sebagai hari ulang tahun kota Medan, 9 Keadaan Medan pertama kalinya adalah hanya sebuah perkampungan, yang berfungsi sebagai tempat pemukiman beberapa orang manusia, dan semakin lama jumlah penduduk yang menempati sekitar perkampungan dan pantai semakin besar, sehingga Medan menjadi sebuah perkampungan yang dihuni oleh beragam etnis. yang dirayakan setiap tahunnya. Keadaan keagamaan masyarakat pada awal-awal berdirinya Medan masih tergolong sebagai masyarakat yang sistem kepercayaannya masih menganut kepercayaan kepada penguasa alam atau roh nenek moyang. Agama sama sekali belum masuk kewilayah Medan. Hal ini membuktikan, bahwa agama yang ada di Medan hingga sampai saat ini telah mengalami banyak proses, dari awal masuk hingga berkembang seperti saat ini. 9 Pemerintah Kota Medan, Profil Kota, Medan: Pemko, 2004. hlm. 34. Universitas Sumatera Utara Semakin beragam dan banyaknya suku pendatang yang datang ke Medan ternyata berakibat terhadap perkembangan kota. Medan segera menjadi sebuah daerah perdagangan setelah banyak masyarakat dari luar daerah yang memperdagangkan barang-barang dagangannya ke Medan. Seperti keterangan yang diperoleh dari De Chineezen Ter Oostkust Van Sumatera menjelaskan bahwa tahun 1882, Cina telah mengirimkan sejumlah utusannya sebagai biro perdagangan yang bertugas di Sumatera Timur, berpusat di Medan. 10 Selain biro perdagangan, kelompok Tionghoa juga mengirimkan sejumlah perwira yang bertugas memberikan keamanan perdagangan anatara kelompok Tionghoa dengan kelompok masyarakat yang ada di Medan. Akibat dari hal ini, maka kelompok Tionghoa dan kelompok suku lainnya semakin bertambah di Medan. Medan sudah semakin penting bagi banyak orang. Kedatangan masyarakat luar ke Medan, secara lengkap membawa serta unsur budaya yang mereka miliki dari daeah asal. Status mereka sebagai pedagang ataupun sebagai yang lainnya tidak membatasi mereka dalam mempertahankan kebudayaan yang mereka miliki walaupun setelah mereka berada di Medan. Kepercayaan ataupun unsur budaya yang dipertahankam oleh kelompok etnis pendatang ini di Medan, dengan perlahan-lahan diserap oleh kelompok masyarakat yang sebagai penduduk asli Medan, tetapi hal ini terjadi setelah melalui proses waktu yang cukup lama. Pada awal tahun 1866, pengusaha dari Belanda membuka sistem perkebunan di Deli, dan mendirikan Deli Maatschappij, 11 10 Mahadi, Hari Djadi Dan Garis-garis Besar Perkembangan Sosiologi Kota Medan, Medan: Fakultas Hukum USU, 1967. hlm. 37 yang berpusat di 11 Luckman Sinar, Sejarah Medan Tempo Doeloe, Medan: Lembaga Penelitian Dan Pengembangan Seni Budaya Melayu,1991. hlm. 42. Universitas Sumatera Utara Medan. Penanaman tembakau di Medan juga memberikan perkembangan Medan, selain banyaknya masyarakat yang mencari pekerjaan ke Medan, kelompok masyarakat juga menjadikan Medan sebagai pusat perkumpulan pengusaha yang ada di Sumatera Timur, baik yang datang dari Eropa, maupun kelompok pedagang yang datang dari daerah Asia lainnya. Perkembangan kota yang semakin pesat, maka pada tahun 1887 Medan diresmikan menjadi pusat residen untuk wilayah Sumatera Timur. 12 Pembukaan Deli Maatschappij, mengakibatkan terjadinya pengiriman buruh secara besar-besaran untuk dipekerjakan di perkebunan milik Belanda tersebut. Kelompok buruh yang terbesar pada dasarnya didatangkan dari pulau Jawa. Perkembangan kota Medan inilah yang mempengaruhi Sultan Deli melakukan pemindahan pusat pemerintahannya dari Labuhan Deli ke Medan, seiring dengan perpindahan pemerintahan Kolonial, yaitu Asisten Residen dari tempat yang sama pada tahun 1887. Persetujuan ini dilakukan antara Sultan Deli dengan masyarakat dan kelompok pengusaha yang datang ke Medan. Sejak saat itu, maka Medan menjadi pusat segala aktifitas yang ada di Sumatera Timur, baik pusat pemerintahan, pusat perdagangan, maupun pusat pemukiman penduduk. Perkembangan Medan sejak saat itu sangat jauh meninggalkan kota-kota lainnya yang ada di Sumatera Timur. 13 Pokok peristiwa sebelumnyalah yang mendasari kota medan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Medan dihuni oleh beragam Suku, Etnis, Agama, dan juga tradisi yang berbeda, berdasarkan masyarakat yang datang membawanya ke kota Medan. Demikian halnya dengan perkembangan 12 Mahadi, op. cit., hlm. 39. 13 Ibid., hlm. 55. Universitas Sumatera Utara perekonomian, ini juga dilatar belakangi karena kedatangan pengusaha dan pembukaan perkebunan di Sumatera Timur, khususnya daerah Deli. Perkembangan Medan sangat cepat dibandingkan dengan daerah lainnya, yang akhirnya menjadi pusat dari propinsi Sumatera Utara, yang mana berfungsi sebagai pusat administrasi untuk wilayah Sumatera Utara. Ada beberapa hal yang ingin dicapai oleh pemerintah kota Medan sebagai ibu kota propinsi yaitu • Pusat kegiatan perekonomian, • Pusat kegiatan industri dan perhubungan, • Pusat kegiatan pendidikan, pariwisata, sosial dan budaya. Maka dengan demikian sesuai dengan kegunaannya diatas kota Medan akan terus mengalami perkembangan baik secara fisik maupun dari sudut aktivitas-aktivitas yang akan dilaksanakan di kota Medan akan terus meningkat, kecepatan urbanisasi akan terus meningkat, melihat perkembangan kota yang demikian pesatnya. Kedatangan kelompok masyarakat luar dari berbagai etnis ke Medan ternyata disertai dengan unsur kebudayaan yang mereka miliki secara turun temurun, setelah sampai mereka ditempat tujuan, kebudayaan itu tetap melekat pada diri mereka, seperti yang sudah terjadi di Medan dimana berbagai kelompok etnis datang dengan membawa budayanya masing-masing, sehingga memungkinkan Medan menjadi sebuah kota yang dihuni oleh berbagai etnis yang masing-masing dengan kepercayaan dan kebudayaan yang beraneka ragam.

2.2 Kondisi Geografis Kota Medan