perekonomian, ini juga dilatar belakangi karena kedatangan pengusaha dan pembukaan perkebunan di Sumatera Timur, khususnya daerah Deli.
Perkembangan Medan sangat cepat dibandingkan dengan daerah lainnya, yang akhirnya menjadi pusat dari propinsi Sumatera Utara, yang mana berfungsi
sebagai pusat administrasi untuk wilayah Sumatera Utara. Ada beberapa hal yang ingin dicapai oleh pemerintah kota Medan sebagai ibu kota propinsi yaitu
•
Pusat kegiatan perekonomian,
• Pusat kegiatan industri dan perhubungan,
• Pusat kegiatan pendidikan, pariwisata, sosial dan budaya.
Maka dengan demikian sesuai dengan kegunaannya diatas kota Medan akan terus mengalami perkembangan baik secara fisik maupun dari sudut
aktivitas-aktivitas yang akan dilaksanakan di kota Medan akan terus meningkat, kecepatan urbanisasi akan terus meningkat, melihat perkembangan kota yang
demikian pesatnya. Kedatangan kelompok masyarakat luar dari berbagai etnis ke Medan
ternyata disertai dengan unsur kebudayaan yang mereka miliki secara turun temurun, setelah sampai mereka ditempat tujuan, kebudayaan itu tetap melekat
pada diri mereka, seperti yang sudah terjadi di Medan dimana berbagai kelompok etnis datang dengan membawa budayanya masing-masing, sehingga
memungkinkan Medan menjadi sebuah kota yang dihuni oleh berbagai etnis yang masing-masing dengan kepercayaan dan kebudayaan yang beraneka ragam.
2.2 Kondisi Geografis Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
Secara geografis, kota Medan berada pada posisi 3, 30º - 3, 43º Lintang Utara dan 98,35 º - 98,44º Bujur Timur dengan topografi, kota Medan cenderung
miring kesebelah utara. Wilayah Medan jauh lebih rendah apabila dibandingkan dengan kabupaten yang ada disebelahnya. Ketinggian Medan berada pada 2,5 –
37, 5 di atas permukaan laut.
14
Sebagian wilayah Medan sangat dekat dengan wilayah laut yaitu pantai Barat Belawan, dan wilayah Medan tidak sedikitpun memiliki daerah dataran
tinggi. Dataran tinggi terdekat berada di wilayah kabupaten Karo, hal ini mengakibatkan daerah Medan memiliki suhu udara yang cukup panas, apalagi
ditambah dengan berkembangnya dunia industri dan semakin padatnya pemukiman penduduk.
Kota Medan berbatasan dengan daerah-daerah yang masih tergolong sebagai teritorial Sumatera Utara yaitu:
- Sebelah Timur Medan berbatasan dengan daerah Deli Serdang - Sebelah Utara Medan Berbatasan Langsung Dengan Selat Malaka
- Sebelah Barat Medan Berbatsan dengan daerah Deli Serdang dan - Sebelah Selatan Medan Berbatasan dengan kabupaten Langkat.
15
Dengan posisi seperti ini dan ditambah dengan faktor kemajuan Internal lainnya, maka kota Medan sangat mudah dijangkau oleh masyarakat Sumatera
Utara dan bahkan masyarakat Indonesia.
2.3 Struktur Sosial Budaya Masyarakat Kota Medan
14
Pemerintahan Kota Medan, op. cit., hlm. 36.
15
Ibid., hlm. 38.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil perhitungan yang dilakukan oleh pemerintah, setiap tahunnya, penduduk yang menempati kota Medan semakin bertambah, yang mana
masyarakat tersebut dominan berusia antara 15-65 tahun. Pertambahan jumlah pada usia ini ditafsir sebagai masyarakat pendatang atau masyarakat karena proses
urbanisasi, dengan tujuan adalah untuk bekerja. Hal ini terjadi sebagai akibat dari berkembangnya berbagai usaha industri yang menyerap banyak tenaga kerja di
Medan. Banyak etnis yang ada di Nusantara, maupun yang datang dari luar negeri
datang ke Medan untuk mencari pekerjaan seperti buruh kebon di perkebunan yang dibuka oleh pengusaha asing di Indonesia. Banyak dari kelompok buruh ini
menjadi menetap di wilayah Medan atau sekitarnya. Kelompok etnis yang menetap ini akan mejadi dasar-dasar dari pembentukan sistem sosial dan budaya
di Medan, sebab mereka datang lengkap dengan budaya yang mereka miliki. Sebelum merdeka, segala sistem yang berlaku di sekitar daerah kesultanan
Medan pada umumnya, terbentuk dari kebijakan kesultanan dan pemerintahan kolonial. Pada bagian atministrasi masyarakat, kebijakan datang dari
pemerintahan kolonial, sedangkan kebijakan yang berhubungan dengan sistem sosial, dan kemasyarakatan pada dasarnya dibentuk oleh kesultanan. Hal ini
berlangsung sampai Indonesia memperoleh kemerdekaannya. Kemerdekaan Indonesia Memberikan dampak terhadap perubahan sistem
sosial, dan struktur masyarakat Medan. Hal ini berpengaruh terhadap sistem budaya Melayu yang sudah diingkari sebagai budaya kesultanan
16
16
Mahadi, op . cit., hlm. 57.
kepada sistem sosial yaitu budaya nasional. Sebelum Indonesia memperoleh kemerdekaan
Universitas Sumatera Utara
dominasi dari budaya melayu sangat besar sebagai tradisi yang disahkan di kesultanan Deli.
Setelah kemerdekaan terdapat budaya baru di kota Medan yang merupakan budaya percampuran pluralis dari berbagai suku yang menempati kota Medan.
Seperti suku Jawa, Melayu, Batak Toba, Karo, Simalungun, Nias, Aceh, Tionghoa dan suku-suku yang lainnya masing-masing melaksanakan tradisi yang mereka
miliki, tanpa ada unsus budaya dari suatu suku yang sistem budayanya yang diutamakan.
Dalam bidang agama, masing-masing suku yang tinggal di Medan mayoritas dengan agama yang mereka anut sejak mereka berada di daerah asal,
seperti etnis Melayu, Jawa, mandailing telah beragama Islam, demikian halnya dengan etnis Batak Toba, Simalungun, Karo pada umumnya menganut agama
Kristen Protestan dan Katolik. Sistem sosial yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari masyarakat
merupakan sistem sosial yang diatur berdasarkan sistem sosial yang berlaku di Indonesia. Peraturan pemerintah dan sistem norma masyarakat menjadi dasar dari
kehidupan sosial yang berlaku dalam masyarakat Medan. Unsur budaya masyarakat Medan berasal dari inti sari budaya-budaya etnis
yang ada di Indonesia, khususnya budaya etnis yang ada di kota Medan. Unsur budaya tersebut merupakan penyesuaian dengan kaidah-kaidah peraturan dan
undang-undang yang berlaku dalam negara republik Indonesia, sehingga tidak ada unsur budaya yang dominan dari kelompok masyarakat, ataupun etnis tertentu,
walaupun secara kuantitas ada suatu etnis yang lebih dominan di kota Medan.
17
17
Pemerintahan kota Medan, loc. cit., hlm. 38.
Universitas Sumatera Utara
Nilai-nilai kegamaan yang ada di kota Medan sangat banyak memberikan terselenggaranya kekerabatan dengan sesama masyarakat. Unsur-unsur budaya
dan unsur keagamaan masyarakat yang saling menghormati menjadi salah satu ciri karakter masyarakat yang tinggal di sekitar kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III SEJARAH RINGKAS ALIRAN METHODIST
3.1 Latar Belakang Terbentuknya Aliran Methodist