A. Latar Belakang Masalah
Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama didepan
pesawat televisi dibandinggakn dengan waktu yang digunakan untuk mengobrol dengan keluarga atau pasangan mereka. Bagi banyak orang TV adalah teman, TV
menjadi cermin prilaku masyarakat dan TV dapat menjadi candu. TV membujuk kita untuk mengonsumsi lebih banyak dan lebih banyak lagi. TV memperlihatkan
bagaimana kehidupan orang lain dan memberikan ide tentang bagaimana kita ingin menjalani hidup ini. Ringkasnya, TV mampu memasuki relung-relung
kehidupan kita lebih dari lain
1
Kata televisi terdiri kata tele yang berarti “jarak” dalam bahasa Yunani dan kata visi yang berarti “citra atau gambar” dalam bahasa latin. Televisi berarti
suatu system penyajian gambar berikut suaranya dari suatu tempat yang berjarak jauh
2
Dewasa ini, televisi merupakan media massa yang sangat popular ditengah masyarakat. Ia hampir ada disetiap tempat-tempat umum, kantor, rumah bahkan
kamar. Televisi kini telah menjadi kotak ajaib yang secara khusus berada diruang
1
Morisan, M.A, Jurnalistik televisi mutakhir, Jakarta : Kencana 2008, Penrbit Prenada Media Group, 2008, cet. ke. 1. h 1
2
P.C.S Sutiso. Pedoman Praktis Penulisan Scenario TV dan Vidio, Jakarta: PT.Grasindo. 1993.cet, ke-1.h. 1
rumah, yang merupakan produk tekhnologi yang paling banyak menerima “gelar kehormatan”, seperti “jendela dunia”, “kotak dungu”, atau institusi hybrid”.
3
Tak bisa dibantah, televisi punya banyak keunggulan ketimbang jenis media masa lainnya. Pertama, pesan televisi disajikan secara audio-visual.
Berbeda dengan radio misalnya, yang hanya audio dan surat kabar yang bersifat visual. Televisi unggul dalam membangun daya tarik, persepsi, perhatian dan
imajinasi dalam mengkonstruksi realitas. Kedua, dilihat dari sisi aktualitas peristiwa, televisi bisa lebih cepat memberi informasi paling dini kepada para
pemirsa dari pada surat kabar, radio dan majalah. Ketiga, dari segi khalayak, televisi menjangkau juataan pemirsa ketimbang surat kabar dan radio atau majalah
yang hanya menjangkau ratusan ribu pembanca. Keempat, efek cultural televisi lebih besar dari pada efek yang dihasilkan jenis-jenis media lainnya, khususnya
bagi pembentukan prilaku proposisi dan antisosial anak-anak
4
. Tidak mengherankan televisi memiliki daya tarik yang luar biasa apabila
sajian program dapat menyesuaikan dengan karakter televisi dan manusia yang sudah terpengaruh oleh televisi. Manusia yang sudah terbiasa dengan televisi
berarti manusia yang memiliki ekstensi dari mata dan telinganya. Keberadaan produk tekhnologi berupa televisi telah menjadi semacam
produsen kebudayaan. Dilayar “Kotak ajaib” tersebut, selain informasi dan
3
Aep Kusnawan, Komunikasi dan Penyiaran Islam Mengembangkan Tabligh Melalui Mimbar, Media Cetak, Radio, Televisi, Filem dan Media Digital. Bandung: Benang merah
Press,2004, cet. Ke-1, h. 7374
4
KH. Miftah Faridd, Dakwah Kontemporer Pola Alternatif Dakwah Melalui Televisi, Bandung: Pusat Press,2000, cet. Ke-1,h. 87
hiburan, serta pendidikan, televisi juga tempat pencitraan, dan pengemasa sesuatu
5
. Media televisi sebagai sarana tayang realitas social penting, artinya bagi
manusia untuk memantau dalam kehidupan sosialnya. Dapat diketahui juga siaran televisi dapat memberikan pesan yang bersifat informasi yang telah dikonsep atau
dikemas dengan sebaik mungkin, baik siaran langsung live, atau rekaman Relay. Sehingga siaran yang berisikan pesan-pesan yang bersifat informasi atau
yang berbentuk dakwah akan mendapat menfaat dan pelajaran bagi pemirsanya. Adapun alasan penulis mengambil judul ini karena proses komunikasi
yang berlangsung di acara ini bersifat mendidik dan memberikan informasi sangat baik, mengajarkan Al-quran bagi masyarakat yang mengikutinya secara langsung
maupun tidak langsung. Tak heran jika sekarang tidak sedikit masyarakat yang merasakan pentingnya meningkatkan iman dan taqwa serta lebih mendekatkan diri
kepada Sang Pencipta. Sebuah acara religi bertajuk „Indonesia Menghafal‟ yang dibimbing oleh
Ust. Yusuf Mansyur ini hadir di layar TPI. Dalam acara ini, Ustadz Yusuf Mansyur mengajak pemirsa di seluruh nusantara untuk belajar menghafal Al
Quran dengan pendekatan yang unik sehingga mudah untuk diikuti oleh segala lapisan masyarakat. ini mendorong TPI untuk selalu memperkaya wawasan
pemirsa mengenai keagamaan melalui berbagai program religi. Terutama dengan hadirnya program terbaru, „Indonesia Menghafal‟. Program „Indonesia
Menghafal‟, merupakan salah satu media bagi umat Islam dalam menghafal ayat-
5
Aep Kusnawan, Komunikasi dan Penyiaran Islam h. 74
ayat suci Al Quran melalui bimbingan atau pola hafalan yang diberikan oleh Ustadz Yusuf Mansyur. Ustadz yang sudah dikenal oleh masyarakat dan
merupakan pendiri pesantren tahfiz Al Quran yang sudah banyak menghasilkan anak-anak dan generasi muda menjadi seorang Hafiz penghafal Al Quran.
Dalam penyusunan strategi pada suatu program acara diperlukan konsep yang baik untuk melaksanakan dakwah secara propesional. Melalui konsep ini
diharapkan dapat mengerahkan potensi sumber daya kedalam rangkaian kegiatan mencapai tujuan yang ditetapkan.
6
Melihat latar belakang bahwa televisi merupakan sarana efektif dalam menyampaikan pesan Islami melalui program yang ditayangkan, hal inilah yang
membuat penulis tertarik untuk mengangkat judul skripsi : Analisis program Acara Indonesia Menghafal Di TPI.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah