Tinjauan Pustaka Tinjauan Tentang Televisi

c. Dokumentasi, yaitu pengambilan data yang diperoleh dengan dokume- dokumen 10 . Pengumpulan data ini dilakukan berdasarkan dokumen, literatus buku, rundown, VCD , Catatan, serta fasilitas lain yang berhubungan dengan penelitian ini. 2. Subyek dan Obyek penelitian Subjek penelitian adalah sumber-sumber tempat memperoleh keterangan 11 . Yang menjadi subjek penelitian adalah stasiun TPI . Sedangkan yang menjadi objek penelitiannya adalah Porgram acara Indonesia Menghafal. Sumber data adalah mereka yang memberikan Informasi mengenai objek penelitian. 3. Tekhnik Analisa Data Dari data-data yang dikumpulkan, kemudian penulis analisis, dan hasil analisis kemudian hal-hal yang terasa kurang pas, peneliti kritisi. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis yaitu pelaporan data yang menerangkan, memberi gambaran dan mengklarifikasikan serta menginterpretasikan data yang tekumpul apa adanya, kemudian disimpulkan.

E. Tinjauan Pustaka

Ada beberapa skripsi yang telah meneliti di stasiun-stasiun TV seperti TVRI, Dan RCTI, INDOSIAR diantaranya : 1. Analisis Program Teletilawah di TVRI Pusat Jakarta yang diteliti oleh Nurul Mardhiyah Mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Dalam skripsi ini menganalisa pada program Teletilawah. 10 Husaini Usman, et al. Metodologi Penelitian Social, Jakarta: Bumi Aksara,2003,cet. 11 Tatang M Arifin, Menyusun Rencana Penelitian, Jakarta: Raja Wali Press,1968,h.92 2. Analisi Produksi Program Drama Komedi Situasi STIKOM “OB” Office Boy di RCTI yang diteliti oleh. Yofy Andres. Mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam tahun 2008. Dalam skripsi ini menganalisa program Drama Komedi Situasi STIKOM “OB” Office Boy. 3. Analisis Program Cahaya Hati di Stasiun TPI. Yang diteliti oleh. Iwan. Mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam tahun 2005. Dalam skripsi ini menganalisa Analisis Program Cahaya Hati di Stasiun TPI. 4. Efektivitas Sinetron Televisi Sebagai Media Dakwah “Studi Atas Sinetron Titipan Ilahi Indosiar” yang diteliti oleh. Sulhayasari. Mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam tahun 2005. Dalam skripsi ini menganalisa program sinetron Titipan Ilahi Indosiar. Sedangkan judul skripsi penulis ”Analisis Program Acara Indonesia Menghafal di TPI ” Pada skripsi ini penulis membahas tentang format program Indonesia Menghafal serta seperti apa proses pelaksanaannya terkait dengan perencanaan sebelumnya dan proses produksi pada program Indonesia Menghafal ditinjau dari pra produksi, Produksi dan pasca produksi.

F. Sistematika Penulisan

Agar pembahasan dalam penulisan sekripsi ini sistematis, untuk itu penulis membaginya menjadi lima Bab, yaitu tiap-tiap bab terdiri dari sub-sub sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Memuat tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, manfaat penelitian, metodelogi penelitian, tinjauan pustaka, sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Memuat tentang tinjauan tentang televisi, sejarah dan perkembangan televisi, Program televisi, Unsur-unsur dakwah.

BAB III GAMBARAN

UMUM STASIUN TELEVISI PENDIDIKAN INDONESIA TPI Memuat tentang sejarah perkembangan dan program agama Islam Televisi Pendidikan Indonesia TPI, Visi dan Misi Televisi Pendidikan Indonesia TPI, Struktur Organisasi Perusahaan Televisi Pendidikan Indonesia TPI, Profil Ustadz. Yusuf Mansur Sebagai Tokoh Sentral Acara Program Indonesia Menghafal, Gambaran umum Program Indonesia Menghafal

BAB IV HASIL PENELITIAN

Sejarah Lahirnya Program Indonesia Menghafal, Desain Produksi Program Indonesia Menghafal, Proses Produksi dan Penayangan Indonesia Menghafal, Faktor Pendukung dan Kendala, Respon Masyarakat Terhadap Tayangan Program Indonesia Menghafal di TPI

BAB V PENUTUP

yang membahas kesimpulan dan saran-saran

BAB II LANDASAN TEORITIS

A. Tinjauan Tentang Televisi

1. Pengertian Televisi

Televisi berasal dari b ahasa yunani “tele yang berarti jarak jauh dan “Vision” yang berarti penglihatan. 12 Adapun pengertian televisi ini, dari segi jauhnya diusahakan oleh prinsip radio dan dari segi penglihatan oleh gambar. Maka dari sinilah televisi dapat dikatakan media massa yang bersifat audio visual. Televisi dalam Ensiklopedi Nasional mempunyai pengertian, televisi adalah pengubahan gambar serta suara menjadi sinyal listrik kemudian disalurkan dengan pelantara kabel atau gelombang elektromagnetik untuk diubah menjadi bentuk semula oleh pesawat penerima. Karena televisi merupakan peranti yang mengubah pantulan cahaya objek menjadi deretan pulsa-pulsa listrik, kabung kamera tersedia dari berbagai bentuk dan jenis, namun pada umumnya memiliki dua bagian penting yakni pemukaan muka cahaya, peka cahaya berpungsi untuk mengubah pantulan cahaya objek menjadi muatan listrik membentuk citra elektris. Berkas dibangkitkan oleh penambah electron kemudian dipindahkan keseluruh permukaan bermuatan listrik. 13 Kamus besar indonesia, televisi diberikan pengertian sebagai berikut: televisi adalah pesawat system penyiaran gambar objek yang bergerak yang disertai dengan bunyi suara melalui kabel atau melalui angkasa dengan 12 Lathief Royidi, Dasar-dasar Retorika komunikasi dan Informasi, Medan: Firma Rainbon,1989 13 Ensiklopedi Nasionl Indonesia, Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka, Jilid 16,cet. Ke-1, h 10 menggunakan alat yang mengubah cahaya gambar dan bunyi suara menjadi gelombang listrik dengan mengubahnya menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar, digunakan untuk penyiaran, pertunjukan, berita dan sebagainya. 14 Maurice Gorhan yang dikutip ton Kertapati mendefinisikan, televisi adalah penyampaian gambar-gambar dengan kawat atau radio dan penerimanya secara simultan ditempat tertentu yang jauh. 15 P.C.S. Sutisno dalam bukunya Pedoman Praktis Penulisan Skenario TV dan Vidio 1993, mendefinisikan pengertian televisi: “Televisi hendaknya merupakan sesuatu system komunikasi yang menggunakan suatu rangkaian gambar elektronik yang dipancarkan secara cepat, berurutan, dan diiringi unsur audio” 16 Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa televisi adalah televisi siaran yang dapat dilakukan melalui transmisi atau pancaran dan dapat juga disalurkan melalui kabel. Dalam system transmisi gambar dan suara yang dihasilkan oleh kamera elektronik diubah menjadi gelombang elektromagnetik dan selanjutnya ditransmisi melalui pemancar, gelombang elektromagnetik ini diterima oleh system antenna yang menyalurkan pesawat penerima. Dari beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa televisi adalah alat atau benda untuk menyirkan siaran-siaran yang mebawakan suara dan 14 Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,1998, h. 191. 15 Ton Kertapati, Dasar-dasar publisistik dalam perkembangan di Indonesia menjadi ilmu Komunikasi, Jakarta: Bina Aksara, 1986,cet. Ke-3, h. 59 16 P.C.C. Sutisno, Pedoman Praktis, Penulisan Scenario TV dan Vidio, Jakarta: PT. Grasindo, 1993, cet, ke-1,h,1 gambar sekaligus dan dari siaran televisi penonton dapat mendengar dan melihat gambar yang disajikan.

2. Sejarah dan Perkembangan Televisi

Televisi secara harfiah artinya “Melihat dari Jauh”. Dalam pengertian sederhana meliputi dua bagian utama, yaitu pemancar televisi yang berfungsi mengubah dan memancarkan sinyal-sinyal gambar View bersama dengan sinyal suara sehingga sinyal tersebut dapat diterima oleh pesawat televisi penerima pada jarak yang cukup jauh. Kedua televisi penerima yang menangkap sinyal-sinyal dan mengubahnya kembali sehingga apa yang dipancarkan oleh transmisi televisi tadi dapat dilihat dan di dengar seperti keadaan aslinya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pesawat televisi adalah alat yang digunakan untuk melihat dan mendengar dari tempat yang jauh. 17 Televisi muncul tahun 2953, dari sebuah bagian Departemen penerangan, didorong oleh perusahaan-perusahaan AS, Inggris, Jerman, Jepang, yang berlomba-lomba menjual hardware-nya. Menjelang Asian games ke-4 dijakarta pada 1962, Soekarno dan kabinet akhirnya yakin akan perlunya televisi, dengan alasan reputasi internasional Indonesia tergantung kepada pekan olah raga yang disiarkan, terutama kejepang Yang telah memiliki televisi sejak awal 1950-an. 18 Televisi sebagai media yang muncul setelah media cetak dan radio, ternyata memberikan nilai yang menakjubkan dalam sisi pergaulan hidup manusia saat sekarang baik terhadap pola prilaku, pola piker, budaya dan sebagainya. 17 Ciptono Setyobudi, Pengantar telhnik Broadcasting Televisi, Yogyakarta, Penerbit Graha Ilmu, 2005,h. 18 Muhammad Mufid, M.Si, Komunikasi dan regulasi Penyiaran, Jakarta: Kencana,2007,cet, ke-2,h. 47 Dewasa ini hampir setiap Negara memiliki stasiun pemancar televisi sendiri. Bahkan pemirsa dirumah dapat menikmati siaran dari berbagai penjuru dunia melalui parabola yang berfungsi sebagai sambungan satelit. Di Indonesia telivisi sebagai media penyiaran dimulai tanggal 24 Agustus 1963, yakni bertepatan dengan berlangsungnya pesta olah raga se Asia atau Asian Games ke-IV disenayan. Namun seiring berjalannya waktu, Industri pertelevisian di Indonesia berkembang pesat. Bermula dari satu stasiun televisi milik pemerintah, kini muncul belasan stasiun televisi swasta yang tidak hanya dijakarta tetapi juga didaerah. Bagi masyarakat Indonesia, sekarang televisi bukan barang baru lagi. Hal ini dibuktikan dengan jumlah kepemilikan televisi yang terus meningkat dari tahun ketahun apalagi dengan perbaikan tekhnologinya, seperti mulai hitam putih menjadi bewarna, mulai dengan pemancar microwave menjadi penggunaan satelit sehingga jangkauan areanya lebih luas, mulai dengan TVRI menjadi beragam seperti : RCTI, SCTV, TPI, ANTV, INDOSIAR, METRO TV, TRANS TV, GLOBAL TV, TRANS TV, TRANS 7, O CHANEL, TV ONE, DA‟I, TV SPACETONE, Jak Tv dan Lain-lain. Semua stasiun televisi telah hadir setiap hari ditengah masyarakat Indonesia dengan menyajikan program tayangan yang beraneka ragam, dari yang bersifat hiburan, pendidikan dan sebagainya.

B. Program Siaran Televisi