Mitologi Dalam Agama Hindu

Dari penjelasan poin di atas kita dapat mengetahui bahwa mitologi akan selalu ada di setiap sisi apapun, baik suatu perkumpulan, agama, Negara maupun budaya. Sehingga kita tidak akan pernah lepas dengan mitos. Begitu juga dalam agama, terdapat banyak sekali mitos-mitos yang harus dipercayai oleh setiap penganutnya. Dan secara pasti kita akan merasa mengimani, mempelajari dari kelima poin diatas dalam agama kita. Maka tanpa kita sadari kita telah belajar mitologi dari agama kita.

B. Mitologi Dalam Agama Hindu

Mitologi Hindu adalah suatu istilah yang digunakan oleh para sarjana modern kepada kesusastraan Hindu yang luas, yang menjabarkan dan menceritakan tentang kehidupan tokoh-tokoh legendaris, Dewa-Dewi , makhluk supernatural, dan inkarnasi Tuhan yang dijelaskan dengan panjang lebar dalam aliran filsafat dan ilmu akhlak. Mitologi Hindu juga menjabarkan kisah-kisah kepahlawanan yang diklaim sebagai sejarah India masa lampau, seperti Ramayana dan Mah bh rata . 22 Satya Yuga dalam ajaran agama Hindu, adalah suatu kurun zaman yang disebut sebagai “zaman keemasan”, ketika umat manusia sangat dekat dengan Tuhan dan para Dewa, ketika kebenaran ada dimana-mana, dan kejahatan adalah sesuatu yang tak biasa. Satya Yuga, merupakan tahap awal dari empat catur Yuga. Siklus Yuga merupakan siklus yang berputar seperti roda. Setelah Satya Yuga berakhir, untuk sekian lamanya kembali lagi kepada Satya Yuga. Satya 22 Putu Putra, Hindu dan Kisa Kuno Surabaya, Paramitha, 2006, h.44 Yuga berlangsung kurang lebih selama 1.700.000 tahun. Setelah masa Satya Yuga berakhir, disusul oleh masa Treta Yuga. Setelah itu masa Dwapara Yuga, lalu diakhiri dengan masa kegelapan, Kali Yuga. Setelah dunia kiamat pada akhir zaman Kali Yuga, Tuhan yang sudah membinasakan orang jahat dan menyelamatkan orang saleh memulai kembali masa kedamaian, zaman Satya Yuga. Zaman yang pertama adalah zaman Satya Yuga. Satya Yuga merupakan zaman keemasan, ketika orang-orang sangat dekat dengan Tuhan. Hampir tidak ada kejahatan. Pelajaran agama, penebusan dosa, dan meditasi mengheningkan pikiran merupakan sesuatu yang sangat penting pada zaman ini. Konon rata-rata umur umat manusia bisa mencapai 4.000 tahun ketika hidup di zaman ini. Menurut Natha Shastra, di masa Satya Yuga tidak ada Natyam karena pada masa itu semua orang berbahagia. Pada masa Satya Yuga, orang-orang tidak perlu menulis kitab, sebab orang-orang dapat berhubungan langsung dengan Yang Maha Kuasa. Pada masa tersebut, tempat memuja Tuhan tidak diperlukan, sebab orang-orang sudah dapat merasakan di mana-mana ada Tuhan, sehingga pemujaan dapat dilakukan kapanpun dan di manapun Zaman yang kedua adalah zaman Treta Yuga. Menurut ajaran agama Hindu , Treta Yuga adalah jenjang zaman yang kedua dalam siklus Yuga . Zaman ini merupakan lanjutan dari zaman Satya Yuga , zaman ketika moral manusia sempurna. Zaman Treta Yuga merupakan zaman sebelum Dwapara Yuga . Zaman ini berlangsung selama 1.296.000 tahun. Jika diibaratkan seperti Lembu Dharma simbol perkembangan moralitas, keempat siklus Yuga seperti lembu yang berdiri dengan empat kakinya, dimana setiap zaman berganti, kaki lembu juga ikut berkurang satu. Zaman Satya Yuga seperti lembu yang berdiri dengan empat kaki, mantap. Pada masa Treta Yuga, lembu Dharma berdiri dengan tiga kaki. Pada zaman ini, manusia mulai melakukan dosa-dosa. Penjahat mulai bermunculan. Namun semua masih berjalan seimbang. Aktivitas yang berhubungan dengan agama dan kerohanian terjadi dimana-mana dan sangat erat dengan kehidupan manusia . Pada zaman ini muncul berbagai peristiwa. Peristiwa yang paling terkenal adalah munculnya Awatara Wisnu yang kelima, keenam, dan kedelapan, yakni: Wamana Awatara, Parasurama Awatara, dan Rama Awatara. Zaman yang ketiga adalah zaman Swapara Yuga. Dwapara Yuga adalah jaman ketiga dalam siklus Yuga . Zaman ini merupakan lanjutan dari zaman Treta Yuga , zaman ketika moral manusia sempurna. Zaman Dwapara Yuga merupakan zaman sebelum Kali Yuga . Zaman ini berlangsung selama 864.000 tahun. Merujuk pada apa yang tertulis di dalam Purana , jaman Dwapara Yuga berakhir di kala Krishna kembali ke kediaman abadinya di Vaikuntha . Zaman Yang Terakhir adalah zaman Kali Yuga. Dalam ajaran agama Hindu, Kali Yuga disebut juga: “zaman kegelapan” adalah salah satu dari empat jenjang zaman yang merupakan siklus dari Yuga. Jenjang yang lain bernama Dwapara Yuga, Treta Yuga, dan Satya Yuga. Menurut Surya Siddhanta kitab ilmu astronomis yang menjadi dasar perhitungan kalender Hindu dan Buddha, Kali Yuga dimulai tengah malam pada pukul 00.00 atau 24.00, pada tanggal 18 Februari 3102 SM menurut perhitungan kalender Julian, atau tanggal 23 Januari 3102 SM menurut perhitungan kalender Gregorian, yang mana pada saat tersebut diyakini oleh umat Hindu sebagai saat ketika Kresna meninggal dunia. Kali Yuga berlangsung selama 432.000 tahun. Kebanyakan umat Hindu meyakini sekarang adalah masa Kali Yuga, meskipun ada yang mengatakan sekarang masa Dwapara Yuga. Menurut Sri Yukteswar, semenjak tahun 1699 Masehi, bumi telah memasuki kembali zaman Dwapara Yuga. Namun, dilihat dari situasi dan kondisi, bagi kebanyakan umat Hindu, zaman sekarang cenderung menunjukkan tanda-tanda zaman Kali Yuga. Semenjak tahun 3102 SM sampai sekarang, zaman Kali Yuga baru berjalan selama kurang lebih 5000 tahun. Kata “Kali” dalam Kali Yuga tidak sama dengan Dewi Kali. Dalam kata Kali Yuga, Kali berarti: perselisihan, permusuhan, persaingan, atau perkelahian. Sedangkan kata “Kali” pada Dewi Kali berarti “waktu”. Dalam kitab Wisnu Purana dituturkan: “ Pada masa Kali Yuga, ada banyak aturan yang saling bersaing satu sama lain. Mereka tidak akan punya tabiat. Kekerasan, kepalsuan, dan tindak kejahatan akan menjadi santapan sehari-hari. Kesucian dan tabiat baik perlahan-lahan akan merosot..... Gairah dan nafsu menjadi pemuas hati di antara pria dan wanita. Wanita akan menjadi objek yang memikat nafsu birahi. Kebohongan akan digunakan untuk mencari nafkah. Orang- orang terpelajar kelihatan lucu dan aneh. Hanya orang-orang kaya yang akan berkuasa .” Pada zaman Kali Yuga, banyak perubahan tak diinginkan yang akan terjadi. Tangan kiri akan menjadi tangan kanan, dan tangan kanan menjadi tangan kiri. Orang yang kurang terpelajar akan mengajari kebenaran. Yang tua kurang sensitif terhadap yang muda, dan yang muda akan berani melawan yang tua. Pada zaman Kali Yuga, orang-orang yang berbuat dosa akan bertambah berlipat-lipat, kebajikan akan meredup dan berhenti berkembang. Pada zaman Kali Yuga, kehamilan di usia remaja bukanlah hal yang asing lagi. Penyebab utamanya kebanyakan karena dampak sosial dari pergaulan yang dijadikan salah satu kebutuhan utama dalam hidup. Pada zaman tersebut, umat manusia menjadi semakin pendek, raganya melemah secara mental dan rohaniah. Pada zaman Kali Yuga, para guru akan dilawan oleh para muridnya. Mereka perlahan-lahan kehilangan rasa hormat. Pelajarannya akan dicela dan Kama nafsu akan mengontrol semua keinginan manusia. Semakin bertambahnya orang-orang berdosa, keadilan menjadi ternoda, dan kemarahan Tuhan akan mendera. Orang-orang berdosa akan dihukum melalui kejadian yang disebabkan oleh kuasa Tuhan, tetapi orang-orang yang masih hidup dan sempat menyaksikannya masih punya kesempatan untuk bertobat, atau tidak bertobat dan ikut dihukum bersama orang-orang berdosa yang lain. Ketika pohon-pohon berhenti berbunga, dan pohon-pohon buah berhenti berbuah, maka pada saat itulah masa-masa menjelang akhirnya Kali Tuga. Hujan akan turun bukan pada musimnya ketika akhir zaman Kali Yuga sudah mendekat. Cerita-cerita dalam mitologi Hindu terjalin dalam empat jenjang zaman yang disebut Catur Yuga . Masing-masing Yuga memiliki karakter yang berbeda. Berbagai legenda, kisah tentang Dewa-Dewi dan Avatar diyakini terjadi pada zaman yang berbeda-beda pula. Cerita itu dapak disimak dalam kesusastraan Hindu . Kesusastraan mitologi Hindu terjalin oleh etos agama Veda kuno dan kebudayaan Veda, dan cerita-cerita tersebut didasari oleh sistem filsafat Hindu. 23 Akar dari segala mitologi Hindu dan cerita-cerita keagamaannya berasal dari kebudayaan Veda 24 , dan merupakan agama kuno yang berkembang pada saat Veda muncul. Veda berjumlah empat, yaitu: Rg Weda , Sama Weda , Yajur Weda , dan Atharwa Weda . Di samping itu, terdapat bagian-bagian dalam tubuh Veda yang luas, dan merupakan kitab-kitab tersendiri, seperti Jyotisha , Purana , Itih sa , Niti Sastra, Sulwa Sutra, Tantra, Darsana, dan lain-lain. Ajaran yang terkandung dalam bagian tubuh Weda tersebut adalah: filsafat , teologi , astronomi , ilmu tata negara, cerita keagamaan, dan biografi tokoh-tokoh masa lampau. Ajaran tersebut menjadi dasar kepercayaan dan peradaban agama Hindu dan memberikannya beragam mitologi. Mitologi Hindu umurnya ribuan tahun, setua umur agama Hindu . Tahun kemunculan mitologi ini tidak pasti dan sukar diperkirakan secara tepat. Mitologi ini diyakini muncul bersamaan ketika Veda mulai berkembang di anak benua India. Pada saat itu lagu-lagu pujian pada Rig Veda Veda pertama mulai dinyanyikan. Lagu tersebut memuji-muji alam dan unsur-unsurnya, seperti: udara , air , petir , matahari , api , dan sebagainya. Hal tersebut diwujudkan dalam bentuk Dewa-Dewa yang memiliki gelar masing-masing sesuai dengan unsur alam, 23 Nadi Putu, “Hindu Kini dan Hindu Masa Lampau,” Majalah Hindu Indonesia, 10 September 2007, h.33 24 Sebuah ungkapan kepada masa dimana Vedha dipimpin seperti Bayu , Waruna , Indra , Surya , Agni , dan sebagainya. Dewa-Dewi inilah yang akan menjadi bagian dari mitologi Hindu. 25 Menurut para sarjana modern, pada zaman Veda, Dewa-Dewi dalam mitologi Hindu masih dalam konsep. Pada zaman ini, pemujaan dan mitologi mengenai Dewa-Dewa merupakan bagian dari pengetahuan ilmu ketuhanan. Setelah zaman Veda, lalu oleh kebudayaan zaman Br hmana. Pada zaman ini, ilmu Veda dikembangkan dengan pengetahuan tentang upacara keagamaan. Zaman ini ditandai dengan kecendrungan terhadap pelaksanaan upacara daripada pengajaran filsafat. Pada zaman ini pula mulai disusun kitab-kitab yang menceritakan tentang mitologi, legenda, kosmologi, dan sebagainya. Pada zaman Veda umat Hindu memohon anugerah dari para Dewa, sedangkan pada zaman Br hmana para Dewa memiliki kedudukan yang penting terutama dalam sistem upacara. 26 Zaman Purana merupakan perkembangan dari kebudayaan zaman Brahmana. Zaman ini merupakan masa-masa ketika mitologi Hindu dihimpun. Pada zaman tersebut, Dewa-Dewi tersebut memiliki karakter khusus dan dilukiskan secara detail. Pada zaman ini pula, terjadi kisah epos Ramayana dan Mah bh rata , yang dipercaya sebagai kejadian bersejarah. Pada epos Ramayana, dikisahkan bahwa Sri Rama dan bala tentaranya membangun sebuah jembatan dari India menuju Alengka kini Sri Lanka . Reruntuhan jembatan kuno yang menghubungkan antara India dan Sri Lanka yang kini terpendam di dasar laut dianggap dan diyakini sebagai bukti sejarah. Bukti arkeologi sangat dibutuhkan 25 Astawa Bumi, Pemikiran Manusia Hindu Jakarta, Gramedia Press, 2005, h.27 26 Eko Pasijar, Tuhan Hindu Telah Menggambarkan Fenomena Alam Surabaya, Paramitha Press, 2005, h.54 untuk meyakinkan apakah cerita tersebut merupakan bagian dari sejarah atau mitologi belaka. 27 Mitologi Hindu mengenal adanya empat belas dunia bukan planet selain bumi; tujuh dunia berada di atas, tujuh dunia lagi berada di bawah. Dunia-dunia tersebut merupakan wilayah khusus yang menjadi tempat persinggahan sementara bagi jiwa yang sudah meninggalkan raganya. Setelah mencapai dunia yang sesuai dengan “karma” perbuatan semasa hidup, jiwa dilahirkan kembali reinkarnasi . Di antara empat belas dunia tersebut, tujuan yang tertinggi adalah Moksha , yakni filsafat Hindu yang mengatakan bahwa jiwa berada dalam keadaan bahagia; lepas dari siklus reinkarnasi, tidak terikat pada sesuatu dan tidak dipenuhi oleh berbagai nafsu, atau menyatu dengan Tuhan . 28 Mitologi Hindu tak lepas dari cerita para makhluk supranatural, seperti: Dewa , Asura , Rakshasa , Detya, Gandharwa, Yaksa , dan lain-lain. Makhluk supernatural yang paling terkenal adalah Dewa, Asura, dan Rakshasa. 29

C. Hakikat Juru Selamat Dalam Agama-Agama