BAB III PERWUJUDAN AVATAR DALAM AGAMA HINDU
A. Definisi dan Fungsi Avatar dalam Kitab Suci Purana
Pembahasan tentang Avatar mejadi salah satu bagian dari kitab suci Purana, cerita-cerita legendaris yang memberikan makna bagi umat Hindu
tersusun rapi di satu bab dalam kitab suci itu. Salah satu di antara kitab suci Purana yang menceritakan tentang Avatar adalah Vishnu Purana, didalamnya
menceritakan tentang inkarnasi dan perinkarnasian Dewa Vishnu. Didalam kitab suci Purana inilah kita dapat menemukan berbagai cerita tokoh-tokoh legendaries
yang belum tentu ditemukan didalam kitab suci lain di agama Hindu. Kitab suci Purana ini menjadi salah satu kitab yang sangat diperhatikan oleh umat Hindu
terutama para agamawan Hindu maupun para sarjanawan Hindu, karena disinilah terdapat ensiklopedi agama Hindu purbakala.
36
Sebelum penulis membahas Avatar dalam kitab suci Purana, penulis akan menjelaskan sedikit tentang kitab suci Purana. Kata Purana berasal dari kata Pura
dan ana menjadi kata Purana. Pura berarti kuno dan ana berarti mengatakan Jadi Purana adalah sejarah kuno, Karena itulah kitab suci Purana menceritakan cerita
Dewa-Dewa, raja-raja dan rsi-rsi kuno. Purana juga bisa diartikan sebagai cerita kuno, pencerita sejarah, koleksi cerita agama Hindu dan tentunya setiap cerita
mengandung makna unsur agama yang sangat penting bagi keimanan umat Hindu. Secara etimologi, istilah Purana juga dapat dijumpai dalam kitab Vayu Purana
26
1.203 yakni pada masa purba, terdahulu dan kata an bernafas atau hidup. Oleh Karena itu, Purana adalah merek ayang hidup dimasa purba Yasmatpura
hynatidam Puranam tena tastmrtam . Sedangkan Padma Purana V.2.53 sedikit
berbeda dalam menerangkan etimologi Purana, yang menyatakan: “hal tersebut dinamakan Purana karena merindukan dan menginginkan kehidupan masa
lampau, dari kata Pura dan akar kata vas yang berarti merindukan atau menginginkan pura param vasistha Puranam tena vai smrtam.
37
Purana yang disebut-sebut sebagai kitab suci yang menceritakan dan menjelaskan semua inkarnasi Tuhan yang disebut dengan Avatar ternyata
memiliki peran penting bagi keimanan umat Hindu. Karen akitab suci Purana memiliki tempat yang sangat strategis bagi tata urutan kitab suci Veda dan
susastraan agama Hindu. Seperti yang telah kita tahu bahwa Veda adalah kitab suci yang paling utama bagi umat Hindu, Karena diyakini berasal dari Sang
Hyang Vishnu Tuhan Yang Maha Maha Esa dan merupakan sumber utama ajaran agama Hindu. Didalam agamaHindu tidak hanya termasuk kitab-kitab Catur Veda
Sasmita, seperti Rgveda, Yajurveda, Samaveda dan Atharvaveda, tetapi selain itu masih terdapat lagi sumber ajaran agama Hindu yang lain, yaitu kitab-kitab
Itihasa, Purana, Dharmasastra dan Darsana. Kitab suci Purana digolongkan sebagai gudang pengetahuan agama yang
luas karena Purana disusun secara hati-hati oleh para Rsi yang dimaksudkan untuk menjelaskan dan menjabarkan kitab suci Veda tentang kesustraannya
Veda
38
. Maka hasil catatan dari uraian kitab suci Veda itu dinamakan Purana. Seperti yang dijelaskan dalam Sloka Vayu Purana 1.201
Itihasa Puranabhyam vedam samupbrhayet, Bibhetyalpasrutad vedo mamayam praharisyati
“Hendaklah Veda dijelaskan melalui sejarah Itihasa Veda dan sejarah Dewa-Dewa dan raja-raja Purana. Veda merasa takut
kalau seorang bodoh membacanya. Veda berfikir bahwa dia orang-orang bodoh akan memukul-Ku”.
39
Seperti yang dipaparkan dalam sloka Vayu Purana tersebut kita dapat menarik benang merah bahwa tanpa kitab suci Purana penjelasan kitab suci Veda
kurang dinilai baik, karena ditakutkan ada pemahaman-pemahaman yang sempit yang akan mengakibatkan kerusakan makna dari kitab suci Veda. Ciri khas dari
kitab suci Purana ini nampaknya telah baku dan tetap, yakni setiap kitab suci Purana selalu memberikan informasi tentang Istadevata, yakni devata yang
tertinggi dan dipuja atau yang menjadi fokus kebaktian didalam kitab suci Purana. Maka kitab suci Purana bisa dibagi menajadi empat bagian konsentrasi yaitu yang
pertama adalah Purana Brahma atau Bramhapaksa. Kedua adalah Vishnu Purana atau Vaisna vapaksa, kitab-kitab Siva Purana atau Saivapaksa, dan kitab-kitab
yang mengagungkan dewi-dewi sebagai Isadevata seperti Devibhagavatam dan lain-lain. Kelompok yang keempat ini sering disebut kelompok Sakti atau
Saktapaksa . Keempat Purana ini adalah merupakan rujukan yang sangat penting
bagi ajaran, hukum dan kesustraan agama Hindu.
40
+ ,
- ,
+ .
Tetapi kitab suci Purana secara keseluruhan menjelaskan topik-topik utama dalam hukum dan kesustraan Hindu yang meliputi Sarga Penciptaan alam
semesta beserta isinya, Pratisarga penciptaan kembali alam semesta bersama isinya, Manvantara masa dan perubahan Manu
41
, Vamsa sejarah raja-raja yang berkuasa dari masa kemasa dan Vamsanucaritam uraian lengkap cerita raja-raja
dimasa sila dan yang akan memerintah lagi. Tetapi selain dari itu ada beberapa lagi yang mejadi inti dari kitab suci Purana yang disebut dengan Pasalaksana
42
seperti yang terkutip dalam Bhagavata Purana XII.7.9-10 Sargo ‘syatha virgasca
Vrttiraksanatarani ca, Samstha hetur apasrayah 9
Dasabhir laksanair yaktam Puranam tadvido viduh
Kecit pancidham Brahman Mahadalpvyavasthaya” 10
“Mereka
yang menguasaiseluruh
isi kitab-kitab
Purana menyatakan bahwa kitab-kitab Purana dibedakan menjadi
meliputi 10 topik sebagai cirri utama, sebagai berikut: 1 Sarga pencipta dalam bentuk halus 2. Visarga penciptaan unsure-
unsur yang nyata 3. Vrtti makanan 4. Raksa perlindungan alam semesta 5. Manvantara priodisasi Manu 6 Vamsa
dinasti raja-raja 7 Vamsanucarita karyaTuhan Yang Maha Esa, devata dan dinasti raja-raja 8. Samstha kehancuran fisik
alam semesta 9. Hettu keinginan atau dorongan nafsu untuk melakukan karma 10. Apasraya dukungan terakhir dan tujuan
atau realitas tertinggi”.
43
Berdasarkan dari pemaparan di atas maka dapat di simpulkan bahwa, kitab suci Purana merupakan salah satu susastra Veda Hindu yang didalamnya penuh
+ 1
1 ,
2 3 4
,
dengan cerita keagamaan, member tuntunan bagi hidup dan kehidupan umat manusia. Kitab suci Purana bagaikan glosari, ensiklopedi dan kompedium dari
Veda dan susastra Hindu. Dengan membaca kitab suci Purana orang yang awam akan lebih mudah memahami, menghayati dan mengamalkan. Karena didalam
kitab suci Purana kita dapat menjumpai berbagai aspek ajarana agama Hindu, mulai dari teologi atau Sraddha keimanan, moralitas etika, berbagai aspek
acara ritual sampai cerita-serita yang menggambarkan tentang perjuangan tokoh- tokoh penting agama Hindu. Dengan kata lain kitab suci Purana adalah ringkasan
dari kitab suci Veda.
44
Salah satu penjelasan dari kitab suci Purana adalah tentang inkarnasi dan perinkarnasia Sang Hyang Vidhi Tuhan Yang Maha Esa yang menjadi dirinya
sendiri menjadi Avatar-Avatar. Diawali dengan Tuhan berinkarnasi sebagai alam semesta hingga Ia menjadikan diri-Nya sendiri menjadi orang-orang suci yang
sering disebut dengan Avatar. Juga termasuk didalam penjelasan kitab suci Purana diceritakan tentang kisah-kisah masa lampau atau cerita-cerita zaman para devata.
Maksud dari penjelasan kitab suci tentang perinkarnasian Tuhan menjadi sosok Avatar tentunya mempunyai makna agamis yang ditonjolkan dalam cerita-cerita
tersebut guna menjadi sebuah pelajaran bagi umat Hindu dalam mengamalkan ajaran agamanya.
45
Sebenarnya dalam kitab suci Purana tidak di jelaskan secara khusus dan langsung tentang etimologi kata Avatar, tetapi dalam Ensiklopedi of Religion
5 6
7 8 0
,
dijelaskan bahwa kata Avatar menurut bahasa adalah “penurunan” maksud dari penurunan disini adalah penurunan Dewa dari langit ke bumi, dan arti Dewa disini
para teolog mengartikan sebagai Avatar, dan Avatar juga bisa diartikan sebagai “manifestasi” Tuhan menjadi sosok orang suci atau menjadi sosok Dewa dewi
yang sudah turun kealam raya ini.
46
Istilah Avatar banyak disingguilihatng oleh kitab-kitab suci dalam agama Hindu termasuk kitab suci Purana. Seperti dalam Bhagavata Purana 10.1.22
disebutkan “Dewa Brahma memberitahukan para Dewa
“sebelum kami menyampaikan kepada Ia Ia telah ssadar terhadap kesengsaraan dimuka bumi. Untuk dari itu selama
beliaa turun kemuka bumi dan menuntaskan kewajiban dengan memakai kebuatannya sendiri sebagai sang waktu, wahai kalian
para Dewa”
47
Dalam Bhagavata Purana ini kita dapat mengerti bahwa Tuhan akan menjelma atau berinkarnasi menjadi Avatar jika terdapat kerusakan dan ketidak
stabilan dimuka bumi dan perlunya pembenahan terhadap umat manusia karna mereka tidak lagi berkelakuan sesuai apa yang diajarkan Tuhan, juga tidak lagi
menghiraukan ajaran-ajaran agama yang pada hakikatnya menjadi sebuah pedoman bagi umat manusia. Maka Tuhan perlu menjelma menjadi Avatar-Avatar
sesuai dengan tingkat dan masa kerusakannya. Seperti yang telah terkutip dalam bhagavad gita 4.7-8
“ Manakala kebenaran merosot dan kejahatan merajalela . Pada saat itulah aku menjelama kemuka bumi,
Wahai keturuanan Bharata Arjuna
5 ,
7 2
Untuk menyelamatkan orang saleh dan membinasahkan orang jahat
Dan menegakkan kembali kebenaran. Aku sendiri menjelma dari zaman ke zaman
48
Dari keterangan di atas, jelas bahwa Avatar dalam Bhagavad Gita merupakan penjelmaan yang bertujuan untuk menyelamatkan orang saleh,
membinasakan orang jahat, menunjukkan kebenaran dan menghapuskan kezaliman di muka bumi dan juga membenahi alam dari kerusakannya akibat dari
ulah manusia yang tidak mengamalkan ajaran agama. Kata Avatar sering dimaksudkan sebagai inkarnasi Deva Vishnu yang
sering kita kenal dengan Dasa Avatar 10 Avatar Deva Vishnu. Tapi sebenarnya kata Avatar dipakai kepada semua inkarnasi Sang Hyang Vidhi Tuhan Yang Maha
Esa. Seperti, Purusha Avatar yang menjadikan alam semesta ini adalah hasil dari inkarnasi Sang Hyang Vidhi Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian juga tiga deva
yang mengatur tiga aspek kehidupan manusia Brahma, Vishnu dan Siva yang sering di sebut dengan Triguna Avatar adalah hasil inkarnasian Tuhan Sang
Pencipta Alam Semesta. Jadi, kata Avatar sebenarnya adalah kata sebutan kepada semua inkarnasi Tuhan YME atau semua manufestasi Sang Hyang Vidhi Tuhan
Semesta Alam dengan tujuan memperbaiki alam ini.
B. Macam dan Bentuk Perwujudan Avatar