Anggapan Dasar Tentang Mitologi

mitos, sehingga mitos memberi warna dalam setiap apapun yang terjadi 16 . Bukan hanya itu bagi Eliade fenomena-fenomena yang sekarang terjadi akan menjadi sebuah cerita beberapa abad yang akan datang sehingga fenomena-fenomena yang terjadi sekarang menjadi sebuah legenda mistis dimasa datang. Pengertian mitos dalam skripsi ini adalah mitos yang mempunyai makna yang positif makna yang memang benar terjadi dan diyakini oleh penganutnya, bukan makna yang negatif makna yang tidak benar dan tidak mungkin terjadi. Dengan makna demikian maka kita akan lebih mengerti dan memahami isi dari skripsi ini.

1. Anggapan Dasar Tentang Mitologi

Mitologi berasal dari kata Mitos dan Logos. Mitos adalah hikayat tentang Dewa-Dewa dan Logos artinya ilmu Jadi, mitologi adalah pengetahuan yang menyangkut dewa dewa atau tokoh-tokoh dalam cerita dongeng. Secara singkat mitologi adalah pengetahuan tentang mitos. P.S. Hary Susanto dalam bukunya Mitos Menurut Pemikiran Mircea Eliade menjelaskan secara utuh bagaimana munculnya tentang mitos. Mitos yang sering diartikan sebagai ungkapan kepada hal-hal yang berbau mistik, atau ungkapan yang dilontarkan ketika seseorang beranggapan itu tidak ada atau tahayul, maka kalimat mitos akan terucap 17 . Tapi Hary Susanto menjelaskan bahwa sebenarnya mitos itu benar-benar 16 Mircea Eliade, Mitos Gerak Kembali Yang Abadi. Kosmos dan Sejaran Yogyakarta, Ikon Teralitera, 2002, h.35 17 Hary Susanto, Mitos Menurut Pemikiran Mircea Eliade Yogyakarta, Kanisius, 1987, h.97 nyata dan ada pada masa lampau dan untuk masa sekarang ini menjadi sebuah sejarah yang sakral. Dalam perkembangan mitos sebagai ilmu, banyak tokoh-tokoh yang mengkaji tentang mitos, lalu mereka berpendapat bahwa mitos bukanlah dongeng akan tetapi hal yang benar terjadi dan memiliki makna tertulis dan ontologis. Sehingga tidak pantasnya kita beranggapan salah tentang mitos. Dalam hal ini anggapan dasar tentang mitos bisa kita kutip dari Nurcholis Madjid yang mengatakan “ Berfikir realistis bukan hanya terdapat dalam pemikiran yang rasional saja, atau bukan hanya pemikiran untuk hari ini dan akan datang. Tapi berfikir realistis adalah berfikir secara sistematis mulai dari asal-usul, sekarang dan akan datang” 18 . Dari sini dapat difahami bahwa Caknur mengingatkan kita untuk tidak menyampaikan sejarah asal usul Dari sini kita dapat memahami bahwa, Nurcholis Madjid ingin Dari mengungkapkan setidaknya jika kita berfikir jangan pernah lupa dengan mitos-mitos yang ada, sehingga cara berfikir kita tidak akan keluar dari jalur-jalur yang telah ditetapkan Agama. Selain itu Buddhadasa P. Kirtisinghe seorang cendikiawan Buddhis berpendapat bahwa “Teori peristiwa-peristiwa Theory of events menjadi tolah ukur kehidupan sekarang, seperti sabda-sabda orang-orang suci, dan perjalanan panjang tentang dewa-dewi yang menjelma menjadi manusia, dan teori-teori yang ada di Tripitaka 19 , peristiwa itu akan 18 Achmad Baihaqy, Ritual Rohani Manusia Jakarta, Ilmu Press, 2003, h.44 19 Kitab suci agama Buddha menunjukan peristiwa yang sama dengan teori lapangan masa kini” 20 . Buddhasa kembali menunjukkan pentingnya memahami asal usul peristiwa masa lampau yang memiliki kaitannya masa kini. Dari kisah-kisah diatas, bahwa mitos dalam pengertiannya yang positif menjadi dasar dalam keimanan untuk sekarang ini, dan mitos akan selalu dipelajari dan di imani oleh setiap penganut agama, dan mitologi akan selalu abadi disetiap saat.

2. Hakikat Mitologi dalam Agama