c Pengajaran Al-qur’an
Pengajaran al-qur’an hendaknya diberikan kepada anak sejak dini, supaya anak terbiasa dan terlatih untuk melakukan baca tulis al-
qur’an. Pengajaran al-qur’an juga penting untuk diberikan bagi anak- anak tunagrahita. Tujuan dari pengajaran al-qur’an adalah untuk
memaksimalkan kemampuan anak tentang baca tulis al-qur’an, karena bagaimana pun anak tunagrahita harus belajar al-qur’an sesuai dengan
kemampuan mereka dalam memahami al-qur’an.
31
d Pengajaran Akhlak
Pengajaran akhlak adalah sebuah system yang lengkap yang terdiri dari karakteristik-karakteristik akal atau tingkah laku yang
membuat seseorang menjadi istimewa. karakteristik-karakteristik ini membentuk kerangka psikologi seseorang dan membuatnya berprilaku
sesuai dirinya dan nilai-nilai yang cocok dengan dirinya dalam kondisi yang berbeda-beda.
32
B. Anak Tunagrahita
1. Pengertian Anak Tunagrahita
31
Ibid, h. 27.
32
Ibid.
Tunagrahita sering juga disebut dengan keterbelakangan mental retardasi mental. Tunagrahita atau cacat mental adalah mereka yang
memiliki kemampuan intelektual IQ dan keterampilan di bawah rata-rata teman seusianya.
33
Menurut AAMR American Assosiotion on Mental Retardartion adalah keterbelakangan mental menunjukkan adanya keterbatasan dalam
fungsi intelektual yang di bawah rata-rata, dimana berkaitan dengan keterbatasan pada dua atau lebih dari keterampilan adaftif seperti
komunikasi, merawat diri sendiri, keterampilan social, kesehatan dan keamanan, fungsi akademis, waktu luang dan lain-lain. keadaan ini tampak
sebelum usia 18 tahun.
34
Menurut ICD WHO Geneve, retardasi mental adalah suatu keadaan perkembangan mental yang terhenti atau tidak lengkap yang ditandai oleh
adanya hendaya Impairtment, keterampilan skill selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada semua tingkat intelegensi,
yaitu kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial.
35
2. Faktor penyebab terjadinya Tunagrahita
33
Nur’aeni, Intervensi Dini bagi Anak Bermasalah, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997, cet. ke-1, h. 105.
34
Frieda Mangunsong et. al, Psikologi dan Pendidikan Luar Biasa, Jakarta: LPSP 3 UI, 1998, cet. ke-1, h. 102.
35
Lumbantobing, Anak Dengan Mental Terbelakang, Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran UI, 1997, h. 2.
S. A. Bratanata, penyebab tunagrahita disebabkan oleh bebarapa faktor baik dari dalam endogen maupun luar eksogen. Menurut waktu
terjadinya ketunaan dibagi atas tiga masa:
36
a. Masa Pranatal
Masa pranatal adalah masa sebelum anak dilahirkan. Jadi, selama dalam kandungan. ada dua kemungkinan yang dapat menyebabkan
kelainan pada masa ini, yaitu bersifat endogen dan eksogen. Adapun yang bersifat endogen ialah:
1 Bermacam-macam penyakit yang diderita ibu ketika mengandung.
Misalnya, penyakit syphilis penyakit kelamin. 2
Akibat berbagai obat yang diminum ibu ketika mengandung dan sesuatu hal yang dilakukan ibu untuk mengurangi rasa sakit atau
penderitaan ketika hamil muda. 3
Kelainan pada kelenjer gondok, yang dapat mengakibatkan pertumbuhan yang kurang wajar, retardasi mental dalam
perkembangan kecerdasan, rambut anak menjadi kasar dan kering, muka anak menjadi bengkak, dan lidahnya panjang-lebar sehingga
tampak keluar dari mulut si anak.
37
Sedangkan yang bersifat eksogen ialah penyinaran dari sinar roentgen dan radiasi atom yang mengakibatkan kelainan pada bayi
dalam rahim ibunya, seperti terlihat pada bayi-bayi dalam kandungan
36
S. A. Bratanata, Pengantar dan Pendidikan Anak Berkelainan, Bandung: Pelita, 1970, h. 9.
37
Ibid, h. 9.
ibu ketika kota Nagasaki Jepang mengalami ledakan bom atom di tahun 1945.
b. Masa Natal
Masa natal adalah masa ketika bayi dilahirkan, kelainan dapat timbul karena:
1 Kekurangan zat asam dapat mengakibatkan kerusakan pada sel-sel
otak. 2
Pendarahan otak yang terjadi pada proses kelahiran bayi yang dirasa sulit, antara lain dengan penggunaan tang untuk membantu
kelahiran si bayi. 3
Kelahiran si bayi belum cukup umur, yang disebut juga kelahiran premature, sebab tulang-tulang yang masih sangat mudah
mengalami perubahan bentuk.
38
c. Masa Post Natal
Masa post natal ini adalah masa dimana anak yang dilahirkan normal kemudian berubah menjadi seorang penderita cacat mental. Hal
ini, akibat kerusakan pada otak sehingga mengalami kemunduran kecerdasan si anak. Peristiwa itu mungkin terjadi karena kecelakaan
yang mengakibatkan kerusakan pada tulang tengkorak, dan penyakit yang dapat menyerang otak, seperti radang otak. Kelainan yang dapat
terjadi pada anak yang disebut di atas. Sifat dan kualitasnya tergantung pada besar atau kecilnya kerusakan sel otak atau bagian otak yang
terkena.
38
Ibid, h. 10.
Menurut Dr. A. Supratiknya dalam bukunya yang berjudul “Mengenal Perilaku Abnormal” dijelaskan bahwa faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya tunagrahita adalah disebabkan oleh kondisi biologis tertentu yang menimbulkan disfungsi organik pada otak dan
berakibat menghambat seluruh pertumbuhan. Beberapa kondisinya yaitu:
1 Faktor Genetik Kromosom
Kelainan kromosom tertentu dapat mengakibatkan kelainan metabolik yang selanjutnya mempengaruhi pertumbuhan otak
secara negative dan melahirkan tunagrahita. Contohnya, Sindrom Down dan Mongolism.
Disebut mongolism, karena penderitanya sering bermata sipit, mirip orang mongol.
Simptom-simptom lainnya kelopak mata tebal, wajah lebar dan hidung pesek-lebar, belakang lebar, lidah besar disertai garis-
garis lubang yang dalam, leher pendek dan lebar, tangan pendek dan lebar, jari-jari pendek dan tebal. Penyebabnya adalah kelainan
pada kromosom, karena usia ayah maupun ibu yang sudah lanjut, yakni diatas 40 atau bahkan 50 tahun waktu bayi dikandung atau
dilahirkan. 2
Infeksi dan Keracunan Pada wanita hamil yang terkena Syphilis, bayi yang
dikandungannya dapat mengalami kerusakan otak. Kerusakan ini juga dapat terjadi akibat infeksi sesudah bayi dilahirkan. Obat-
obatan tertentu, yang dikonsumsi ibu selama hamil atau yang dikonsumsi bayi secara berlebihan, dapat menimbulkan keracunan
yang berakibat kerusakan pada otak. 3
Prematuritas dan Trauma Fisik Banyak anak lhir premature dengan berat badan kurang dari
dua setengah kilogram. Ternyata, kemudian memiliki gangguan saraf dan tunagrahita. Cedera fisik waktu lahir atau tak lama
sesudah lahir juga dapat mengakibatkan kerusakan pada otak yang berakibat lebih lanjut pada tunagrahita. Salah satunya adalah
anoksia, yaitu kekurangan oksigen pada otak karena bayi terlambat bernafas sesudah dilahirkan atau karena sebab lain.
4 Malnutrisi dan sebab-sebab lain
Kekurangan protein bayi masih berada dalam kandungan maupun sesudah dilahirkan dapat mengakibatkan tunagrahita.
Radiasi dan tumor otak juga dapat menjadi penyebab kerusakan otak dan tunagrahita. Kondisi-kondisi sosio-kultural tertentu yang
tidak menguntungkan, juga dapat menimbulkan tunagrahita. Ada dua jenis tunagrahita : tunagrahita akibat deprivasi
sensorik dan social yang berlangsung selama bertahun-tahun pembentukan, misalnya seorang bayi yang diasuh dalam keadaan
terisolasi dari dunia luar oleh seorang ibu yang mengalami gangguan mental dapat tumbuh menjadi anak tunagrahita.
Tunagrahita kultur-familial
akibat kualitas
interaksi dan
lingkungan cultural yang tidak memadai.
39
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa factor penyebab tunagrahita pada dasarnya disebabkan oleh dua factor yaitu
factor internal biologis dan eksternal lingkungan luar.
3. Ciri-ciri Anak Tunagrahita