2.2.4
Mixture of Tetracyclin, Acid and Detergent
MTAD
MTAD merupakan larutan irigasi yang dimodifikasi dengan menggabungkan obat tetrasiklin doksisiklin 3, asam organik asam sitrik 4,25 dan detergen
untuk meningkatkan efek pembersihan dan efek antimikrobial. Konsentrasi MTAD sebagai larutan irigasi yang digunakan adalah 1,3.
4
Selain itu, MTAD mempunyai sifat biokompabilitas yang tinggi sehingga tidak mengiritasi jaringan periapikal. Akan tetapi, MTAD tidak memiliki kemampuan
untuk melarutkan sisa jaringan pulpa sehingga larutan ini masih tidak dapat menggantikan larutan NaOCl sebagai larutan irigasi utama.
29
2.3 Teknik Irigasi
Irigasi saluran akar dapat dilakukan dengan berbagai teknik yang dibagi berdasarkan 2 prinsip, yakni prinsip
positive pressure
dan prinsip
negative pressure
.
29
Teknik irigasi saluran akar yang menggunakan prinsip
positive pressure
yaitu teknik secara manual yakni menggunakan
syringe pla stic
dan jarum. Dalam teknik ini, larutan irigasi dimasukkan ke saluran akar dengan tekanan positif melalui jarum.
30
Jarum yang digunakan dalam teknik ini terbagi dua jenis, yaitu jarum ujung terbuka
open-ended
dan jarum ujung tertutup
close-ended
.
30,31
Jarum ujung terbuka dapat memasukkan larutan irigasi lebih dalam dan jauh dari ujung jarum
sehingga penggantian larutan irigasi dalam saluran akar lebih efisien namun dapat meningkatkan tekanan apikal sehingga menyebabkan penetrasi larutan irigasi
melewati apikal ke jaringan periapikal. Jarum ujung tertutup dapat menghindari penetrasi larutan irigasi ke jaringan periapikal karena lubang jarum berada di lateral.
31
Teknik irigasi saluran akar yang menggunakan prinsip
negative pressure
adalah Endovac. Endovac memiliki tiga komponen, yaitu
master delivery tip
,
macrocannula
dan
microcannula
. Dalam sistem
negative pressure
ini larutan irigasi dialirkan ke dalam kamar pulpa secara terus-menerus oleh
Master delivery tip
yang diletakkan pada bagian koronal dan kemudian larutan irigasi akan mengalir ke bawah
menuju apeks dan kemudian disedot kembali dengan bantuan
Macrocannula
dan
Microcannula.
29
Universitas Sumatera Utara
Selain itu, keamanan teknik ini juga terjamin karena kemungkinan terjadinya ekstrusi larutan irigasi ke jaringan periapikal sangat kecil.
25
Hal ini disebabkan larutan irigasi dalam saluran akar akan diaspirasi keluar melalui mikrokanula sebelum
ekstrusi ke jaringan periapikal.
29,30
2.4 Buah Lerak
Sapindus rarak DC
Sapindus rarak
merupakan jenis tumbuhan yang berasal dari Asia Tenggara
7
yang paling sesuai tumbuh pada iklim tropik dengan kelembaban tinggi.
6
Sapindus rarak
diklasifikasikan dalam:
7
Divisi :
Spermatophyta
Subdivisi :
Angiospermae
Kelas :
Dycotyledonae
Bangsa :
Sapindales
Suku :
Sapindaceae
Marga :
Sapindus
Spesies :
Sapindus rarak
Tanaman ini lebih dikenal dengan nama lerak. Namun di daerah lain lerak memiliki nama yang berbeda-beda,yaitu Rerek Jawa Barat, WerakLerak Jawa,
Kalikea Jambi, Kanikia Minang, Lamuran Palembang dan nama buah sabun Tapanuli Selatan.
6
Sapindus rarak
merupakan tanaman liar di hutan yang memiliki tinggi 15-42 m dengan diameter batangnya 1 m. Tanaman ini tumbuh pada ketinggian antara 450
sampai 1500 m diatas permukaan laut. Daun tanaman lerak majemuk dan anak daun berbentuk lanset. Bunga lerak berbentuk tandan
racemes
, melekat di pangkal, warna kuning keputihan, dan mahkotanya empat. Tanaman ini berakar tunggang dengan
perakaran kompak. Tanaman lerak ini mempunyai buah yang keras, berbentuk bulat kelereng dengan diameter ± 2 cm dan berwarna kuning kecoklatan Gambar 4.
Permukaan buah licin atau mengkilat, bijinya bulat, keras dan bewarna hitam.
6,7
Buah lerak sering digunakan sebagai pencuci kain batik di Jawa, biasa juga digunakan
Universitas Sumatera Utara
untuk mencuci emas, sebagai pembersih muka guna menghilangkan jerawat dan sebagai obat penyakit kulit.
6
Gambar 4. Buah lerak
6
Kandungan senyawa aktif yang terdapat dalam buah lerak adalah saponin 28, senyawa alkaloid, polifenol, senyawa antioksidan dan golongan flavonoid, dan
tanin.
6,7
Gambar 5. Gambaran salah satu bagian struktur kimia dari sponin triterpen
18
Struktur kimia senyawa saponin buah lerak terdiri atas
glycoside
senyawa polar dan
pentacyclic triterpenoid
senyawa non polar Gambar 5, menunjukkan bahwa saponin termasuk golongan surfaktan senyawa permukaan aktif yang dapat
melarutkan senyawa polar dan non polar.
8
Saponin mempunyai beberapa sifat, yaitu hemolisis sel darah merah dan membentuk senyawa kompleks dengan sterol.
Mekanisme tersebut terjadi melalui pengikatan senyawa saponin dengan sel membran sehingga mengakibatkan pembentukan pori pada membran yang akan mengganggu
permeabilitas membran dan terjadi
influx
dan
efflux
ion. Gugus hidrofobik saponin
Universitas Sumatera Utara
akan berintegrasi dengan sterol dan membentuk kompleks dengan sterol yang akan mengakibatkan pembentukan plak melalui proses vesikulasi.
32
Sterol merupakan salah satu senyawa dalam membran yang berfungsi untuk meningkatkan elastisitas
membran dan mempertahankan keadaan
fluidity
sehingga aktivitas difusi ion dan partikel masuk dan keluar dari membran dapat terjadi. Dengan tidak adanya sterol
pada membran, elastisitas membran akan menurun, aktivitas difusi ion dan partikel juga akan berkurang sehingga terjadi gangguan permeabilitas membran yang akan
mengakibatkan terjadinya gangguan fungsi sel, diikuti dengan pemecahan sel dan diakhiri dengan kematian sel.
33
Selain itu, akumulasi saponin pada membran sel akan menyebabkan perubahan struktur dan komposisi akibat proses vesikulasi sehingga
memungkinkan terjadinya dekonstruktif membran pada sel Gambar 6.
32
Gambar 6. Interaksi saponin dengan sterol dalam sel eritrosit.
32
Selain itu, flavonoid yang terdapat pada buah lerak diduga dapat merusak membran sel karena sifatnya yang lipofilik dan kemampuannya membentuk
kompleks dengan protein ekstraseluler. Senyawa fenol dapat menghambat enzim penting mikroorganisme. Manakala alkaloid sudah digunakan berabad-abad dalam
bidang medis karena dapat membunuh sel asing melalui ikatan dengan DNA sel sehingga mengganggu fungsi sel.
34
Universitas Sumatera Utara
Dalam pengembangan ekstrak lerak sebagai bahan irigasi saluran akar, diketahui bahwa ekstrak lerak 0,01 memiliki efek antibakteri terhadap
S
treptococcus mutans
dan efek antifungal terhadap
Candida albicans
yang lebih baik dari NaOCl 5.
9,10
Ekstrak lerak juga mempunyai efek antibakteri terhadap
Fusobacterium nucleatum
dengan nilai Kadar Hambat Minimum KHM dan nilai Kadar Bunuh Minimum KBM 0,25 dan 0,01 untuk saponin buah lerak
11
serta terhadap
Porphyromonas gingivalis
dan
Enterococcus faecalis
dengan nilai KBM 25.
12,13
Penelitian juga membuktikan bahwa ekstrak lerak 2,5, 5, 7,5 mempunyai efek analgetik
14
serta ada efek antiinflamasi pada konsentrasi 0,01.
15
Ekstrak lerak juga memiliki tegangan permukaan yang rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tegangan permukaan ekstrak lerak 17,5 dan 20
sama dengan CHX 2, sedangkan tegangan permukaan pada konsentrasi 25 lebih rendah dibanding dengan CHX 2.
16
Selain itu, tegangan permukaan ekstrak lerak 5- 25 lebih rendah dibandingkan dengan NaOCl 2,5.
17
Penelitian sebelumnya mengenai sitotoksisitas dari ekstrak lerak telah dilakukan dan diperoleh hasilnya
dengan nilai LC50 ekstrak lerak berada pada konsentrasi 1,25.
18
Pada penelitian mengenai pengaruh ekstrak lerak terhadap pembentukan celah mikro pada apikal saluran akar menunjukkan bahwa ekstrak lerak 0,01 dan
saponin buah lerak 0,008 dapat mencegah kebocoran mikro karena dapat mengangkat
smear layer
sama efektifnya dengan menggunakan kombinasi NaOCl 5 dan EDTA 18.
19
Selain itu, dari penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa irigasi dengan ekstrak lerak 0,001 dapat mengurangi kekuatan perlekatan
sama efektifnya dengan menggunakan kombinasi NaOCl 5 dan EDTA 18 karena dapat menyingkirkan
smear layer
dan merusak kolagen.
20
Universitas Sumatera Utara
2.5 Kerangka Teori