3.4 Definisi Operasional
No Variabel
Bebas Definisi Operasional
Alat Ukur Satuan
Ukur Skala
Ukur
1. Ekstrak
etanol lerak
100 Ekstrak
yang diperoleh
dengan melakukan
ekstraksi lerak
dengan pelarut etanol dalam perkolator dan
diuapkan sehingga diperoleh ekstrak kental lerak. 1mg ekstrak kental lerak
dilarutkan dalam 100 ml akuades.
Electronic balance
dan mikropipet
Gram dan
mililiter Nominal
2. Ekstrak
etanol lerak 25
25ml ekstrak
etanol lerak
100 dilarutkan dalam akuades 75ml dengan
menggunakan rumus C
1
V
1
= C
2
V
2
Mikropipet Mililiter
Nominal
3. Ekstrak
etanol lerak
12,5 12,5ml ekstrak etanol lerak 100
dilarutkan dalam akuades 87,5ml dengan menggunakan rumus C
1
V
1
= C
2
V
2
Mikropipet Mililiter
Nominal
4. Ekstrak
etanol lerak
6,25 6,25ml ekstrak etanol lerak 100
dilarutkan dalam akuades 93,75ml dengan menggunakan rumus
C
1
V
1
= C
2
V
2
Mikropipet Mililiter
Nominal
5. Waktu
kontak Lama perendaman jaringan pulpa dalam
ekstrak etanol lerak 6,25, 12,5, 25 selama 2 menit, 5 menit dan 10 menit
Stopwatch
Menit Nominal
No Variabel
Tergantung Definisi Operasional
Alat Ukur
Satuan Ukur
Skala Ukur
1. Kelarutan
jaringan pulpa
Jaringan pulpa sapi didapat dari gigi sapi. Berat pulpa sapi ditimbang
sebelum perlakukan B dan setelah
direndam dalam ekstrak etanol lerak 6,25,
12,5 dan
25 B
x
. Perbedaan berat dihitung dengan B
x
-B Neraca
analitik elektronik
Miligram Rasio
Universitas Sumatera Utara
3.5 Bahan dan Alat Penelitian 3.5.1 Bahan Penelitian
Bahan penelitian yang dipakai adalah: 1.
Buah lerak 940 gram Desa Maga, Kec. Panyabungan Tapanuli Selatan, Indonesia
2. Etanol 70 Kimia Farma, Indonesia
3. Akuades Kimia Farma, Indonesia
4. Larutan NaOCl 2,5
Chemists Sultana, USA
5.
Normal saline
6.
Phosphate buffer saline
3.5.2 Alat Penelitian
Alat penelitian yang dipakai adalah: 1.
Timbangan
Home Line, China
2. Kertas perkamen
3. Pisau
4. Lemari pengering
5. Blender
Waring, Japan
6. Wadah plastik tertutup
7. Perkolator
8. Spatula
9. Kapas Bio Panca, Indonesia
10. Kertas saring
Whatman no.42, England
11. Aluminium foil Total Wrap, Indonesia
12. Set infus
13.
Vaccum rotavapor Antriebs ATB, England
14. Botol kaca
15.
Disc bur
16.
Micromotor Marathon, China
17.
Handpiece straight-angle NSK, Japan
Universitas Sumatera Utara
18.
Barbed broach FKG Dentaire, Swiss
19. Gelas ukur
P yrex®, USA
20. Labu ukur
P yrex®, USA
21. Beaker glass
Pyrex®, USA
22. Pinset
Franzy, Indonesia
23. Skalpel
Franzy, Indonesia
24. Spuit 5ml
York, USA
25. Neraca analitik elektronik
AD, Japan
26. Stop watch
3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.6.1 Lokasi Penelitian
1. Laboratorium Tanaman Obat Fakultas Farmasi USU 2. Departemen Ilmu Konservasi Gigi FKG USU
3. Laboratorium Kimia Dasar LIDA FMIPA USU 3.6.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah Januari 2015.
3.7 Prosedur Penelitian 3.7.1 Ekstraksi Buah Lerak
Ekstraksi dilakukan berdasarkan ekstraksi yang telah dilakukan penelitian terdahulu oleh Vivi Leontara 2014. Buah lerak dicuci bersih dengan air mengalir
Gambar 7 lalu ditimbang sebanyak 940 gram Gambar 8 kemudian diambil bijinya dan daging buah dipotong kecil selebar ± 3 mm Gambar 9 lalu dikeringkan dalam
lemari pengering Gambar 10 pada temperatur ± 40
o
C selama seminggu Gambar 11. Potongan daging buah yang telah kering ditimbang sebanyak 600 gram Gambar
12, kemudian dihaluskan dengan blender Gambar 13, diayak dan didapat serbuk seberat 520 gram Gambar 14 lalu disimpan dalam wadah plastik tertutup.
Tambahkan etanol 70 sebanyak 800 ml untuk maserasi Gambar 15 lalu disimpan
Universitas Sumatera Utara
dalam wadah tertutup dan didiamkan selama 3 jam. Massa dipindahkan sedikit demi sedikit ke dalam perkolator sambil sesekali ditekan, kemudian tuangkan etanol 70
sebanyak 200 ml dan disaring dengan selapis kertas saring. Biarkan sampai cairan mulai menetes, perkolator ditutup dan dibiarkan selama 24 jam. Cairan dibiarkan
menetes dengan kecepatan ± 20 tetesmenit, etanol ditambahkan berulang-ulang secukupnya hingga selalu terdapat selapis cairan penyair diatas simplisia Depkes RI,
2009. Perkolat diuapkan dengan
vacuum rotavapor
pada suhu tidak lebih dari 50°C Gambar 16 hingga diperoleh ekstrak kental dengan konsistensi seperti madu.
Ekstrak lerak dimasukkan ke dalam botol kaca lalu disimpan dalam kulkas.
Gambar 7. Pencucian buah Gambar 8. Penimbangan
lerak buah lerak
Gambar 9. Pemotongan daging Gambar 10. Lemari pengering
buah lerak
Gambar 11. Potongan lerak di Gambar 12. Potongan lerak yang
lemari pengering sudah kering
Universitas Sumatera Utara
Gambar 13. Potongan lerak Gambar 14. Simplisia lerak
diblender
Gambar 15. Simplisia di Gambar 16.
Vaccum rotavapor
dalam perkolator
3.7.2 Pengenceran Ekstrak Etanol Kental Lerak
Ekstrak etanol kental lerak 1 mg ditimbang menggunakan
electronic bala nce
. Kemudian dilarutkan dalam akuades 100 ml untuk mendapat konsentrasi 100.
3.7.3 Pengenceran Ekstrak Etanol Lerak 100
Larutan ekstrak etanol lerak 6,25 disediakan dengan mengencerkan larutan ekstrak etanol lerak 100. Pengenceran dilakukan dengan menggunakan rumus
seperti berikut:
Keterangan : C
1
= Konsentrasi larutan sebelum diencerkan C
1
V
1
= C
2
V
2
Universitas Sumatera Utara
C
2
= Konsentrasi larutan sesudah diencerkan V
1
= Volume larutan sebelum diencerkan V
2
= Volume larutan sesudah diencerkan Dengan diketahuinya C
1
, C
2
dan V
2
, yaitu 100, 6,25 dan 100ml, volume larutan sebelum diencerkan, V
1
dapat dihitung, yaitu 6,25 ml. Maka, 93,75 ml akuades yang harus ditambahkan ke 6,25 ml larutan ekstrak etanol lerak 100 untuk
diencerkan menjadi larutan ekstrak etanol lerak 6,25. Cara yang sama juga digunakan untuk mendapatkan konsentrasi 12,5 dan 25. Masing-masing diberikan
label sesuai konsentrasinya.
3.7.4 Persiapan Sampel
Rahang gigi sapi dipesan dari tukang daging di pasar daging Setia Budi, Medan. Rahang gigi diambil sebagai bahan terbuang dari sapi yang baru dipotong.
Gigi insisivus sapi diekstraksi dengan bein dan tang ekstraksi Gambar 17. Gigi yang telah dicabut disimpan di wadah yang berisi
phosphate buffer saline
. Gigi diberi tanda dengan spidol pada 8 mm atas garis servikal dan dipasang pada bais Gambar
18. Gigi sapi dipotong pada garis yang telah ditanda pada mahkota dengan menggunakan
disc bur
Gambar 19. Jaringan pulpa dikeluarkan dari saluran akar dengan menggunakan
barbed broach
Gambar 20. Kemudian jaringan pulpa dipotong dan ditimbang. Sampel jaringan pulpa sebanyak 75 diperlukan. Setiap
sampel jaringan pulpa ditimbang seberat ±20mg.
Gambar 17. Gigi sapi diekstraksi Gambar 18. Gigi sapi dipasang
dengan tang ekstraksi pada bais
Universitas Sumatera Utara
Gambar 19. Memotong Gambar 20. Keluarkan
mahkota gigi pulpa dengan
sapi
barbed broach
3.7.5 Perlakuan Sampel Penelitian
Berat sampel jaringan pulpa yang sudah dipotong ditimbang terlebih dahulu dengan alat timbangan neraca analitik elektronik
AD, Japan
Gambar 21 dan dicatat sebagai berat nol B
. Kemudian diletak ke dalam beaker. Beaker diisi dengan 10 ml
26
larutan ekstrak etanol lerak 6,25 Gambar 22.
Stopwatch
diaktifkan. Masing-masing sampel pulpa direndam dengan masa 2 menit, 5 menit dan 10 menit. Cara yang sama dilakukan dengan mengganti larutan ekstrak etanol lerak
6,25 menjadi larutan ekstrak etanol lerak 12,5 dan 25, larutan NaOCl 2,5 dan
larutan salin.
Gambar 21. Memotong pulpa Gambar 22. Mengisi beaker
sebelum ditimbang dengan larutan
irigasi
3.7.6 Pengukuran Berat Sampel Setelah Perendaman
Setiap sampel dikeluarkan dari larutan dengan menggunakan pinset dan diletakkan di atas kertas tisu selama 30 detik untuk mengeringkan larutan yang
Universitas Sumatera Utara
berlebihan Gambar 23. Setelah itu sampel pulpa ditimbang untuk mendapat berat
x
B
x
dengan alat timbangan neraca analitik elektronik
AD, Japan
26
Gambar 24. Kelarutan jaringan pulpa diperoleh dengan mengurangkan berat
x
B
x
dengan berat nol B
.
Keterangan : B
x
= berat sampel jaringan pulpa setelah perlakuan B
= berat sampel jaringan pulpa sebelum perlakuan
Gambar 23. Mengeringkan Gambar 24. Menimbang
pulpa sebelum pulpa pada alat
ditimbang timbangan
3.8 Analisis Data
Data dari setiap pemeriksaan dianalisis dengan memakai uji statistik sebagai berikut:
1. Uji
one way
ANOVA dengan derajat kemaknaan α = 0,05 untuk melihat
pengaruh konsentrasi larutan ekstrak etanol lerak 6,25, 12,5 dan 25 dan waktu kontak 2 menit, 5 menit dan 10 menit terhadap kelarutan jaringan pulpa.
2. Uji
Least Significant Difference
LSD untuk melihat perbedaan antara kelompok konsentrasi larutan ekstrak etanol lerak 6,25, 12,5 dan 25 dan waktu
kontak 2 menit, 5 menit dan 10 menit terhadap kelarutan jaringan pulpa. Kelarutan jaringan pulpa = B
x
– B
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Ekstrak Kental Lerak
Ekstrak kental lerak yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari peneliti sebelumnya, Vivi Leontara 2014. Sebanyak 940 gram buah lerak dicuci bersih
kemudian dipotong-potong dan dibuang bijinya. Kemudian, buah lerak dikeringkan di lemari pengering selama seminggu. Buah lerak yang telah kering dihaluskan
dengan
blender
dan diekstraksi dengan perkolator. Hasil perkolat diuapkan dengan alat
vacuum rotary evaporator
sehingga diperoleh ekstrak kental lerak yang bewarna coklat kehitaman sebanyak 204,851 gram. Ekstrak kental ini kemudian disimpan
dalam wadah tertutup Gambar 25 dan disimpan dalam kulkas sebelum dilakukan uji daya melarutkan jaringan pulpa.
Gambar 25. Ekstrak Lerak
Universitas Sumatera Utara